Menimbang: a. bahwa Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BENGKULU TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN.

- 1 - GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

UPATI TANJUNG JABUNG BARAT, NIP PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 21 TAHUN 2015

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTRA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN. dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan. KabupatenlKota yang menyatakan Pengelolaan pelayanan

TENTANG GUBERNUR BENGKULU,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

7. Peraturan Pemerintah...

WALIKOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Solok

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

PERATURAN BUPATI BERAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. HB.

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

panduan praktis Sistem Rujukan Berjenjang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN AKREDITASI PUSKESMAS

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 69 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN SAYANG IBU KELAS B

GUBERNUR SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi, Kemkes RI. dr. Jane Soepardi NIP

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR TENTANG BUPATI PAMEKASAN,

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

GUBERITUR ST'MATERA BARAT PERATIIRAII GI'BIRNI'R SI'MATERA BARAT NoMoR! ramnv 2ors TENTANG PERT'BAHAIY ATAS PERATI'RAN GT'BERNI'R ITOMOR 29 TAIIT'N 2OI4 TET{TAITG PEDOMAIT PEUU<SANAAIT SISTEM RUJI'I{AII PTLITYANAN KESTIIATAIT DEITGAN RAII}IAT TT'HAN YANG MAITA ESA GI'BERNTIR ST'UATTRA BARAT, Menimbang: a. bahwa Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan telah diatur dengan Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2OL4; b. bahwa dengan ditetapkannya Rumah Sakit Umum Pusat dr. M. Djamil Padang sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.O2.O2lMenkes/39O/2OL4, maka ditetapkan Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman sebagai pengganti Rumah Sakit Rujukan Regional; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2Ol4 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun L957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor LL2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor L6a6l:.

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor LO4, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor a42ll; 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2OO4 tentang Pralrtik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa3\; 4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2OO4 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44561; 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2OO9 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5O72].; 7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 20ll tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OlL Nomor 116, Tambahan Lembaran 8. Negara Republik Indonesia Nomor 5256); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 567e\; 9. 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.O2.O2 Menkes l 48l I I?OLO tentang Inn dan Penyelenggaraan Praktik Perawat; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464 / Menkes I Per / X /2OLO tentang Izrn dart Penyelenggaraarl Praktik Bidan;

11. 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20521 Menkes/ per / X /2OLL tentang lnn Praktik dan pelaksanaan praktik Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor OO1 Tahun 2OL2 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan; 13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2OL3 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional; L4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2Ol4 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional; 15. 16. L7. 18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2OL4 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas; Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 14 Tahun 2013 tentang Kepesertaan Jaminan Kesehatan Sumatera Barat; Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 29 Tahun 2OL4 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2OL4 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PEI,AYANAN KESEHATAN. Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2OL4 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan diubah sebagai berikut?a-get T- 1. Ketentuan Pasal 1 angka L6, L7, 18 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal J 1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat. 4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 6. Rumah Sakit Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sumatera Barat dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten/ Kota.

7. Regionalisasi Rujukan adalah pengaturan sistem rujukan dengan penetapan batas wilayah administrasi daerah berdasarkan kemampuan pelayanan medis, penunjang dan fasilitas pelayanan kesehatan serta ketersediaan sumber daya manusia. 8. sistem Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tanggung jawab, timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal atau horisontal, dalam arti dari unit yang kemampuannya kurang ke unit yang lebih mampu. 9. Rujukan Kesehatan Perorangan adalah rujukan kasus yang berkaitan dengan diagnosis, terapi, tindakan medik berupa pengiriman pasien, rujukan bahan pemeriksaan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium dan rujukan ilmu pengetahuan tentang penyakit. 10. Rujukan Balik adalah rujukan atas kasus yang dirujuk, fasilitas penerima rujukan akan merujuk balik pasien setelah memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga rujukan berjalan menurut alur yang ditetapkan. 11. Rujukan Spesimen atau penunjang diagnostik lainnya adalah rujukan pemeriksaan bahan yang berasal dari tubuh manusia untuk tduan diagnostik, penelitian, pengembangan pendidikan, dan atau analisis lainnya. 12. Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera, guna menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. 13. Rrskesmas mampu PONED adatah Puskesmas dengan tempat perawatan yang mampu menangani pelayanan kegawatdaruratan medis dasar pada persalinan dan bayi baru lahir. 14. Rumah Sakit mampu PONEK adalah Rumah Sakit yang mampu menangani pelayanan kegawatdaruratan persalinan dan bayi barulahir 24 jam secara paripurna. 15. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Masyarakat. 16. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh praktik bidan, praktik dokter umum, praktik dokter gigi, klinik bersalin, klinik pratama, Puskesmas beserta jaringannya (Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Polindes) dan Puskesmas mampu PONED.

17. Pelayarran Kesehatan Tingkat Kedua merupakan pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, klinik utama, laboratorium klinis kesehatan Kabupatenf Kota, laboratorium klinis kesehatan swasta, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kelas D, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas C, Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN), Rumah Sakit Paru Sumatera Barat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat (BKIM) dan Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 18. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga merupakan pelayanan kesehatan spesialistik dan sub spesialistik yang dilalmkan oleh Rumah Sakit Vertikal/Rumah Sakit Rujukan Tertinggi/Top Reveral yaitu Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M.Djamil Padang, Rumah Sakit Provinsi (Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Mochtar Bukittinggi, Rumah Sakit Umum Daerah Solok, Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman, Rumah Sakit Jiwa HB Saanin Padang), Dokter Sub Spesialis atau Dolrter Gigi Sub Spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh rumah sakit kelas B dan rumah sakit kelas A. 2. Ketentuan Pasal 26 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 26 Regionalisasi Rujukan Tenaga Medis Spesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3) huruf a dapat dilaksanakan oleh Rumah Sakit Pusat Rujukan apabila jumlah tenaga medis spesialisnya telah melebihi dari standar klasifikasi Kelas Rumah Sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2Al4 dan mengacu kepada pembagian wilayah rujukan regional yaitu : a. Regionalisasi wilayah rujukan untuk wilayah I berpusat pada RSUD Pariaman membantu referal tenaga medis spesialis ke RSUD Kabupaten Pasaman Barat, RSUD Lubuk Basung, RSUD Padang Pariaman, Rumah Sakit Paru Sumatera Barat dan Rumah Sakit Swasta yang berada di regional 1; b. Regionalisasi wilayah rujukan untuk wilayah II berpusat pada Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukittinggi membantu referal tenaga medis spesialis ke RSUD Adnan WD Payakumbuh, RSUD Achmad Darwis Kabupaten 50 Kota, RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, RSUD M. Ali Hanafiah Kabupaten Tanah Datar, RSUD Padang Panjang, RST Bukittings dan Rumah Sakit Swasta yang berada di regional II; c. Regionalisasi wilayah rujukan untuk wilayah III berpusat pada RSUD Solok membantu referal tenaga medis spesialis ke RSUD Sawahlunto, RSUD Sijunjung, RSUD Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya, RSUD Arosuka Kabupaten Solok, RSUD Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan, RST Solok dan Rumah Sakit Swasta yang berada di regional III;

d. Rumah Sakit Rujukan Nasional berpusat pada RSUP Dr.M.Djamil Padang membantu referal tenaga medis spesialis ke Rumatr Sakit Rujukan Regional L,2 dart 3 serta membantu referal ke RSUD dr.rasyidin Kota Padang, RSUD M. Zein Kabupaten Pesisir Selatan, RSUD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM), RSU TNI AD Reksodiwiryo Padang, RSU Bhayangkara Padang, dan Rumah Sakit Swasta Kelas C yang berada di Kota Padang. 3. Ketentuan Pasal 27 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut ; PasaT 27 Regionalisasi rujukan pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3) huruf b dilaksanakan berdasarkan sistim rujukan pasien berbasis regional yang meliputi : a. Regionalisasi Rujukan Wilayah I adalah Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman menerima rujukan dari RSUD Kabupaten Pasaman Barat, RSUD Lubuk Basung untuk pasien yang berasal dari Kabupaten Agam Bagran Barat, RSUD Kabupaten Padang Pariaman, RS Paru Sumatera Barat, dan rumah sakit swasta yang berada pada regional I; b. Regionalisasi Rujukan Wilayah II adalah RSUD Achmad Muchtar Bukittinggi menerima rujukan dari RSUD Adnan WD Kota Payakumbuh, RSUD Dr.Achmad Darwis Kabupaten 5O Kota, RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, RSUD M. Ali Hanafiah Kabupaten Tanah Datar, RSUD Kota Padang Panjang, RSUD Lubuk Basung untuk pasien yang berasal dari Kabupaten Agam Bagran Timur, RST Bukittingg dan Rumah Sakit Swasta yang berada pada regional II; c. Regionalisasi Rujukan Wilayah III adalah RSUD Solok menerima rujukan dari RSUD Sawahlunto, RSUD Sijunjung, RSUD Sungai Dareh Kabupaten Dhamasraya, RSUD Arosuka Kabupaten Solok, RSUD Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan, RST Solok dan Rumah Sakit swasta yang berada di regional III. d. Rumah Sakit Rujukan Nasional berpusat pada RSUP Dr.M.Djamil Padang menerima rujukan pasien dari Rumah Sakit Regional L, 2 dan 3 di Sumatera Barat, juga membantu menerima rujukan pasien dari RSUD dr. Rasyidin Kota Padang, RSUD M. Tnin Kabupaten Pesisir Selatan, RSUD Kabupaten Kepulauan Mentawai, RSU TNI AD Reksodiwiryo Padang, RSU Bhayangkara Padang, dan rumah sakit swasta Kelas C yang berada di Kota Padang e. Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM), Rumah Sakit Swasta kelas D, dan RS yang belum penetapan Kelas yang berada di Kota Padang rujukan pasien ke RSUD dr. Rasyidin.

f. Rumah Sakit Swasta yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan rujukan pasien ke RSUD M.7-ein Painan. 4. Ketentuan Pasal 28 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut ; (1) (2t Pasal 28 Bagi Kabupaten/Kota yang di wilayahnya tidak terdapat RSUD Kelas C maka rujukan dapat dilaksanakan ke RSUD Kelas B di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan membuat nota kesepakatan (MoU) antara Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan Rumah Sakit Rujukan. Pasal II Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat. 1 Ditetapkan di Padang pada tanggal i r; ii'. :i 2015 GT'BERNI'R SI'MATERA BARAT, fir'9) \Trq* PRAFTNo Diundangkan di Padang pada tanggal 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 NOMOR : -;,'