A. Perkembangan Pembelajaran Bahasa Arab di Dunia Islam

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Mengenal Bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. agama, yaitu bahasa Arab. Oleh karena itu Bahasa Arab sangat penting bagi umat Islam,

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari pendidikan di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Implementasinya berkait erat dengan lembaga, pendidik,

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman

Definisi Khutbah Jumat

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roswilda Hadianti, 2013

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB VI PANDANGAN PIMPINAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DI KALIMANTAN SELATAN TENTANG MODERNISASI EVALUASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi setiap manusia dalam aktivitas komunikasi antara sesama mereka. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini telah banyak beredar teks terjemahan Alquran dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PENDALAMAN MATERI PAI ASPEK: TARIKH DAN PERADABAN ISLAM. Oleh Aprianto Widyaiswara Pertama

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

S I L A B U S. Pengalaman Belajar. Jenis Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

(Studi Kasus : SMA Muhammadiyah 8 )

BAB I PENDAHULUAN. sebagai umat akhir zaman ialah mereka terlahir membawa dua modal besar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 PROGAM KEAGAMAAN SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin jauhnya dari ajaran-ajaran suci agama.

2. BAB II TINJAUAN UMUM

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, harus menguasai huruf Hijaiyyah beserta perubahannya. Kedua,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, isyarat). Fungsi bahasa dalam

INOVASI METODE PEMBELAJARAN AGAMA Oleh: H. M. Hamdar Arraiyyah

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

QIRA AT AL-QUR AN (Makna dan Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qira at)

BAB I PENDAHULUAN. muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Di hari berikutnya Nyai Maisarah bercerita tentang Sayyidah Aisyah ra. Semua santri memperhatikan Aisyah sehingga membuatnya malu.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi

dan Ketegasannya Terhadap Syiah

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

Membahas Kitab Tafsir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method)

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 40 TA 2007/2008

KELUARGA BASIS PENDIDIKAN ANAK SHALEH. Dedeng Rosyidin

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PEMECAHANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. yang membahas tentang problematika penerapan Muhadatsah bahasa Arab.

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemilihan umum melibatkan

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Transkripsi:

A. Perkembangan Pembelajaran Bahasa Arab di Dunia Islam Bahasa Arab adalah salah satu bahasa tertua di dunia. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang awal mula munculnya bahasa Arab. Teori pertama menyebutkan bahwa manusia pertama yang melafalkan bahasa Arab adalah Nabi Adam'alaihissalâm-. Analisa yang digunakan Nabi Adam 'Alaihissalam (sebelum turun ke bumi) adalah penduduk surga, dan dalam suatu riwayat dikatakan bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab, maka secara otomatis bahasa yang digunakan oleh Nabi Adam 'Alaihissalam adalah bahasa Arab dan tentunya anak-anak keturunan Nabi Adam 'Alaihissalam pun menggunakan bahasa Arab. Setelah jumlah keturunan Nabi Adam 'Aalaihissalam bertambah banyak dan tersebar ke berbagai tempat, bahasa Arab yang digunakan saat itu- berkembang menjadi jutaan bahasa yang berbeda. Berbicara tentang bahasa Arab dalam konteks sejarah tidak bisa lepas dari perjalanan penyebaran agama Islam. Begitu pula sebaliknya, mengkaji tentang Islam berarti pula mempelajari bahasa Arab sebagai syarat wajib untuk menguasai isi kandungan Al-Qur'an dan Al-Hadis sebagai sumber utama agama Islam. Menurut pendapat ahli bahasa, bahasa Arab adalah merupakan salah satu rumpun bahasa Semit selatan. sedangkan bahasa Semit adalah bahasa yang dipakai oleh keturunan Nabi Nuh. Sebelum kita sampai pada pengertian bahasa Semit, penulis akan mengutip sebuah perkataan Ibnu Katsir yang mengatakan bahwa seluruh bani adam di bumi berasal dari 3 anak Nabi Nuh AS yang tersisa yakni Yafits, Sam dan Ham (adapun Kan an meninggal dalam bahtera banjir). Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang Habsyi, dan Yafits adalah bapak orang Romawi. Sejarah mencatat bahwa bahasa Arab mulai menyebar ke luar jazirah Arabia sejak abad ke-1 H 1 / 6

atau abad ke-7 M, kemanapun mengikuti gerak penyebaran Islam. Hingga pada masa khilafah Islamiyah, bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang dipergunakan untuk sosialisasi agama, budaya, dan ilmu pengetahuan. Posisi strategis yang dimiliki bahasa Arab ini mengungguli semua bahasa yang pernah ada sebelumnya, seperti bahasa Yunani, Persia, dan lain sebagainya. Selanjutnya bahasa Arab mengalami perkembangan yang terdiri dari beberapa periode, antara lain : - Periode Jahiliyah, munculnya standarisari nilai-nilai pembentukan bahasa Arab fusha, dengan adanya beberapa kegiatan yang telah menjadi tradisi masyarakat Makah, berupa seringnya melagukan syair-syair Arab sehingga mendorong tersiar dan meluasnya bahasa Arab, yang pada akhirnya kegiatan tersebut dapat membentuk standarisasi bahasa Arab fusha dan kesusasteraannya. - Periode Permulaan Islam, turunnya Al-Quran dengan membawa kosa-kata baru dengan jumlah luar biasa banyaknya menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang sempurna baik dalam kosa-kata, makna, gramatikal dan ilmu lainnya. Hingga perluasan wilayah-wilayah kekuasaan Islam sampai berdirinya Daulah Umayah. Setelah berkembang kekuasaan Islam, orang-orang Islam Arab pindah ke negeri baru, sampai masa Khulafaur Rasyidin. - Periode Bani Umayah, terjadinya percampuran orang-orang Arab dengan penduduk asli. Adanya upaya-upaya orang Arab untuk menyebarkan bahasa Arab ke wilayah wilayah. Melakukan Arabisasi dalam berbagai kehidupan, sehingga penduduk asli mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa agama dan pergaulan. - Periode Bani Abasiyah, pemerintahan Abasiyah berprinsip bahwa kejayaan pemerintahannya sangat tergantung kepada kemajuan agama Islam dan bahasa Arab, kemajuan agama Islam dipertahankan dengan melakukan pembedahan Al-Quran terhadap cabang-cabang disiplin ilmu pengetahuan baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya. Pada abad ke-4 H bahasa Arab fusha menjadi bahasa tulisan untuk keperluan administrasi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan bahas Arab mulai dipelajari melalui buku-buku, sehingga bahasa fusha berkembang dan meluas. - Periode Sesudah Abad ke-5 H, bahasa Arab tidak lagi menjadi bahasa politik dan 2 / 6

administrasi pemerintahan, tetapi hanya menjadi bahasa agama. Hal ini terjadi setelah dunia Arab terpecah dan diperintah oleh penguasa politik non Arab (Bani Saljuk), yang mendeklarasikan bahasa Persia sebagai bahasa resmi negara Islam dibagian timur, sementara Turki Usmani (Khilafah Ustmani) yang menguasai dunia Arab yang lainnya, malah mendeklarasikan bahwa bahasa Turki sebagai bahasa administrasi pemerintahan. Diturunkannya al-qur'an dengan bahasa Arab menandai terjadinya revolusi fungsi pembelajaran bahasa Arab. Paska diturunkannya al-qur'an, dorongan untuk mempelajari bahasa Arab lebih dikarenakan faktor agama daripada faktor-faktor lainnya (ekonomi, politik dan sastra). Bahkan bisa dikatakan bahwa perkembangan bahasa Arab berbanding lurus dengan penyebaran agama Islam. Adapun penulisan huruf Arab telah dimulai jauh lebih dulu dari pada turunnya al-qur`an. Namun saat itu huruf Arab belum mengenal titik dan harakat, sehingga paska meninggalnya Rasulullah dan beberapa sahabat, mulai muncul kesalahan dalam membaca beberapa kata dalam al-qur'an. Untuk menghilangakan kesalahan tersebut maka dibuatlah titik dan harakat. Orang pertama yang menuliskan titik dan harakat pada bahasa Arab adalah Abu al-aswad Ad-Duali. Selain memprakarsai penulisan titik dan harakat, Abu al-aswad ad-duali juga menjadi pioner dalam penyusunan ilmu Nahwu. Tetapi, Teori ilmu Nahwu baru dikembangkan secara komprehensif oleh Khalil bin Ahmad al-farahidi (100-175 H) yang juga merupakan perintis ilmu yang mempelajari tentang wazan dan qofiyah. Khalil bin Ahmad al-farahidi dikenal sangat menguasai logika Aristoteles, dengan demikian, teori-teorinya sangat dipengaruhi oleh filsafat. Ia berusaha menguraikan fenomena-fenomena kebahasaan dengan perspektif filsafat, salah satunya adalah pemikiran kausalitas (sababiyyah). Dalam pandangan ini, segala sesuatu yang ada di muka bumi ini mengharuskan pengada. Begitu pula dengan fenomena perubahan akhir kata atau i râb, mengharuskan ada sesuatu yang menyebabkan hal itu terjadi. Maka Khalil menamakan penyebab itu dengan âmil (yang berbuat) ( Alamah, 1993:37-38). Upaya yang dilakukan al-farahidi diteruskan oleh muridnya yang bernama Sibawaih. Dia telah berhasil menyerap semua pemikiran Khalil dan mengembangkannya secara lebih luas dan mendalam dan menuangkannya dalam sebuat buku yang diberi judul al-kitab (الكتاب) yang sangat dikagumi oleh masyarakat pemerhati nahwu pada masa itu, sehingga mereka menyebut buku al-kitab sebagai: Qur`annya nahwu. Buku ini benar-benar mencakup semua persoalan nahwu secara menyeluruh, sehingga tidak ada satu masalah pun dalam nahwu yang tidak dibahas. B. Perkembangan Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia 3 / 6

1. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Agama Verbal Sebagai simbol ekspresi linguistik ajaran Islam, pembelajaran bahasa Arab yang pertama di Indonesia adalah untuk memenuhi kebutuhan seorang muslim dalam menunaikan ibadah ritual, khususnya ibadah shalat. Sesuai dengan kebutuhan tersebut, materi yang diajarkan hanya terbatas pada doa-doa shalat dan surat-surat pendek al-qur'an yang lazim dikenal dengan juz 'amma. Metode yang lazim digunakan ialah metode abjadiyah (alphabetical method) yang terkenal dengan nama metode baghdadiyah. Metode ini menekankan pada kemampuan membaca huruf-huruf al-qur'an (al-huruf al-hija'iyah) yang dimulai dari: (a) penyebutan huruf dengan namanya satu persatu dari alif samapai ya' secara abjad sampai murid hafal nama-nama huruf tersebut secara terpisah atau satu persatu, kemudian (b) diajarkan kata-kata yang terdiri dari dua huruf, lalu tiga huruf, dan begitu seterusnya yang diberikan secara bertahap, kemudian meningkat pada (c) pengajaran harakat, dimulai dengan menyebutkan huruf yang disertai dengan nama harakatnya. 2. Bahasa Arab Sebagai Media Memahami Agama Seiring dengan berkembangnya waktu, metode dan pola pembelajaran yang pertama di atas mulai mengalami pergeseran dan perkembangan ke arah yang lebih bermakna. Pembelajaran bahasa Arab verbalistik sebagai mana di atas tidak cukup, karena al-qur'an tidak hanya untuk dibaca sebagai sarana ibadah, melainkan juga sebagai pedoman hidup yang harus dipahami maknanya dan diamalkan ajaran-ajarannya. Oleh karena itu, muncullah pembelajaran bahasa Arab dalam bentuk kedua dengan tujuan mendalami ajaran agama Islam. 4 / 6

Pembelajaran bahasa Arab bentuk kedua ini tumbuh dan berkembang di berbagai pondok pesantren salaf. Materi yang diajarkan mencakup fikih, aqidah, akhlaq, hadits, tafsir, dan ilmu-ilmu bahasa rab seperti nahwu, sharaf, dan balaghah dengan buku teks berbahasa Arab yang ditulis oleh para ulama dari berbagai abad di masa lalu. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode gramatika-tarjamah (thariqah al-qawa'id wa al-tarjamah) dengan teknik penyajian yang masih relatif tradisional, di mana guru (Kiai) dan para murid (santri) masing-masing memegang buku (kitab). Guru membaca dan mengartikan kata demi kata atau kalimat demi kalimat ke dalam bahasa daerah khas pesantren yang telah didekatkan kepada sensivitas bahasa Arab. Sedangkan tata bahasa (qawa'id) bahasa Arab diselipkan ke dalam kata-kata tertentu sebagai simbol yang menunjukkan fungsi suatu kata dalam kalimat. Santri hanya mencatat arti setiap kata atau kalimat Arab yang diucapkan artinya oleh guru, tanpa adanya interaksi verbal yang aktif dan produktif antara kiai dan santrinya. 3. Bahasa Arab Sebagai Media Komunikasi Meski pola pembelajaran bahasa Arab dalam bentuk kedua di atas sangat dominan berlaku di berbagai pondok pesantren salaf hingga kini, dan diakui kontribusinya dalam memberikan pemahaman umat Islam Indonesia terhadap ajaran agamanya, namun tuntutan dunia komunikasi pada gilirannya menggiring perubahan baru pola peembelajaran bahasa Arab. Interaksi antar bangsa menuntut umat Islam untuk tidak sekedar memiliki kemampuan berbahasa Arab reseptif (pasif), tetapi kemampuan berbahasa yang lebih aktif dan produktif. Semangat pembaruan ini diperkuat dengan munculnya para cendikiawan dan intelektual muda muslim dengan nuansa pemikiran yang segar, sekembali mereka dari menuntut ilmu di negeri pusat-pusat pendidikan di Timur Tengah, terutama Mesir. Pada masa inilah metode langsung (Al-Thariqah Al-Mubasyirah) mulai diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab di Indonesia. Pengajaran bahasa Arab bentuk ketiga ini terdapat di berbagai pondok pesantren atau lembaga pendidikan Islam modern sejak awal abad ke-19.seperti yang ada di pondok gontor. Dalam sistem pengajaran bentuk ketiga ini, pelajaran agama pada tahun pertama diberikan sebagai dasar saja dengan menggunakan bahasa Indonesia. Sementara itu, sebagaian besar perhatian siswa dicurahkan kepada pelajaran bahasa Arab dengan metode langsung. Pada tahun kedua, ilmu tata bahasa Arab 5 / 6

(nahwu-sharaf) mulai diberikan dalam bahasa Arab dengan metode induktif (Al-Thariqah Al-Istiqra'iyah), ditambah dengan latihan intensif qira'ah (reading), insya' (writing), dan muhadatsah (speaking/conversation). Pelajaran agama juga disajikan dalam bahasa Arab. Dalam masa belajar enam tahun (pasca sekolah dasar), seorang lulusan perguruan Islam modern ini telah mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab secara lisan dan tulis, serta mampu membaca buku berbahasa Arab dalam berbagai subyek pengetahuan. Dalam perkembangannya, pembelajaran bahasa Arab di perguruan Islam modern ini tidak hanya menggunakan metode langsung tapi mengikuti pembaruan-pembaruan yang terjadi di dunia pembelajaran bahasa, misalnya metode listening dan speaking (al-thariqah al-sam'iyah al-syafawiyah) dan pendekatan komunikatif (al-thariqah al-itthishaliyah). 6 / 6