DAMPAK BISING DAN KUALITAS UDARA PADA LINGKUNGAN KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 153 TAHUN 2002

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

GREEN TRANSPORT: TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

STUDI TINGKAT KUALITAS UDARA PADA KAWASAN RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin bertambahnya aktivitas manusia di perkotaan membawa

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

PEDOMAN TEKNIS PENETAPAN BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Turunnya Harga Premium, Tingkatkan Kadar Timbal

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

OP-030 Uji Validasi Program Caline4 terhadap Dispersi Gas NO2 dari Sektor Transportasi di Kota Padang

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

PENGARUH PROGRAM CAR FREE DAY TERHADAP PENURUNAN BEBAN PENCEMAR CO DAN NO 2

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

APA ITU GLOBAL WARMING???

DAMPAK PEMANFAATAN BRIKET BATUBARA TERHADAP KUALITAS UDARA AMBIEN

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI SPASIAL KADAR CO DAN SO2 DI TERMINAL BARUGA DI KOTA KENDARI TAHUN 2015

Transkripsi:

DAMPAK BISING DAN KUALITAS UDARA PADA LINGKUNGAN KOTA DENPASAR Anak Agung Gede Sugiarta Jurusan Agro Sains Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana Abstract This study was aimed to investigate impacts of noise and air quality composition on the environmental quality of Denpasar City. Tests were carried out on 4 stations in the city where considered to be having high transportation load and critical quality parameters of air including Pb and CO. Results of this study indicated that the highest noise level was observed at Gunung Agung Street (72.5 db), but a higher composition of Pb (0.843 μg/m 3 ) and CO (1280 μg/m 3 ) were observed in the front of Ngurah Rai Sport Center, Denpasar. For the dust, its was found to be over the threshold. Key words : noise, air quality, Pb, CO 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kota Denpasar merupakan salah satu pusat kota yang teramai di Bali. Sebagai salah satu tujuan wisata Kota dan Puri, Denpasar sangat mengandalkan keindahan dan keunikan lingkungan alam dan budaya, yang didukung oleh program Desa Lestari. Terkait dengan keunikan tadi, pariwisata Kota Denpasar sangat rentan oleh isu-isu lingkungan seperti sanitasi lingkungan, pencemaran lingkungan, serta kerusakan lingkungan yang mengganggu keindahan dan kelestarian alam lingkungan Kota Denpasar yang berpengaruh pada budayanya. Karena itu sangat penting dilakukan tindakan-tindakan pencegahan, pengendalian dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta pemulihan kerusakan kualitas lingkungan baik darat, perairan, dan udara. 1.2. Tujuan Penelitian ini pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui peningkatkan kualitas udara Kota Denpasar pasca pemberlakuan bensin tanpa timbal (Pb) untuk kehidupan meliputi upaya pengukuran dan pemantauan kualitas udara, identifikasi tempat pencemaran yang diperkirakan tinggi, dan analisis pengendalian pada sumber pencemar termasuk usaha-usaha pencegahan, penanggulangan, pemulihan, dan pelestarian lingkungan untuk Kebisingan dan kualitas udara. 1.3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi data untuk : Pengaruh pemakaian bensin tanpa timbal terhadap kualitas udara di Kota Denpasar, sebagai tindak lanjut dari Rekomendasi dari SLHD Kota Denpasar pada 2005, dan memberikan gambaran yang pasti kepada Pemerintah Kota Denpasar mengenai penurunan pencemaran udara oleh timbal (Pb) dan peningkatan kebisingan serta analisis pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kebisingan dan kualitas udara serta usaha-usaha pelestarian lingkungan di Kota Denpasar. 2. Metode Penelitian 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Mei 2006 di beberapa tempat. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan seperti berikut.di SMA N 2 Denpasar (Jln. Sudirman Denpasar) 1) Di depan Kantor Camat Denpasar Barat (Jln. Gunung Agung); 2) Di depan Kantor Walikota Denpasar (Jln. Gadjah Mada); 3) Di depan GOR Ngurah Rai, Denpasar (Jln. Melati Jl. Mawar) 2.2. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang dipegunakan untuk pengambilan sampel udara (data primer) pada masing-masing lokasi adalah IMPINGEL yang dimiliki oleh UPTD Balai Hiperkes Propinsi Bali, Sound Level Meter (SLM) yang dimiliki oleh PPLH-Unud, 162

Pompa hisap dengan kecepatan tertentu, Filter holder dengan model tertentu, Filter dengan spesifikasi tertentu, Timbangan analitik, Exsikator dan lain-lain. untuk data sekunder seperti jumlah kendaraan operasional, jumlah pemakaian BBM dan lain-lain diperoleh dari pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kota Denpasar. Bahan yang dipergunakan antara lain :, Larutan HNO 3 pekat, Larutan NHO 3 1%, Larutan Hydroxylamine Hidrocloride 20%, Larutan KCN 10%, Larutan Ditizone dalam cloroform, Kertas indicator, Larutan standar lead nitrate dan lain-lain. 2.3. Metode Analisis Sampel Metode analisa sampel yang dipergunakan untuk masing-masing parameter adalah sebagai berikut : Debu dengan menggunakan metode Gravimetri, Timbal (Pb) dengan menggunakan metode Dithizon, Karbon Monoksida (CO) dengan menggunakan metode Titrimetri dengan Iodium pentoksida, Belerang Dioksida (SO 2 ) dengan menggunakan metode West Gueka, dan Nitrogen Dioksida (NO 2 ) dengan menggunakan metode Saltzman 2.4. Teknik Penyajian dan Analisis Data Sampel yang telah diambil (data Primer) di tiap-tiap lokasi akan dianalisis di laboratorium Hiperkes dan hasil analisis dibandingkan dengan Keputusan Gubenur Bali No. 515 Tahun 2000 tentang Standar Baku Mutu Lingkungan pada Lampiran VIII : Baku Mutu Udara Ambien. Untuk sampel kebisingan langsung diambil di lapangan dengan SLM yakni dengan mengambil 15 kali uji kebisingan dalam 1 menit lalu dirata-ratakan untuk memperoleh 1 nilai sampel Kebisingan. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Data Primer Kualitas Udara Hasil Pengukuran Berdasarkan analisis 4 (empat) sampel yang telah dilaksanakan di Lapangan dan di laboratorium, diperoleh hasil yang disajikan seperti di bawah ini. (1) Parameter Bising Untuk parameter bising dapat disajikan dalam Tabel 1 berikut : (2) Parameter Kualitas Udara Untuk parameter kualitas udara, yang berupa Debu, Timbal (Pb), Carbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO 2 ), Nitrogen Dioksida (NO 2 ) dan Ozon (O 3 ) dapat disajikan dalam Tabel 2 berikut. 3.2 Pembahasan 1) Parameter Kebisingan Untuk parameter Kebisingan, dari hasil analisis pengujian kualitas udara, terlihat bahwa konsentrasinya pada empat lokasi pengambilan sampel yaitu di lokasi depan Kantor Camat Denpasar Barat (Jln. Gunung Agung), di depan Kantor Walikota Denpasar (Jln. Gadjah Mada), di depan GOR Ngurah Rai dan di SMA N 2 Denpasar (Jln. Sudirman Denpasar), ternyata konsentrasi parameter kebisingan semua berada dibawah standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan (Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000, untuk debu total adalah sebesar 75 db), pada periode pengukuran tanggal 31 Mei 2006. Kebisingan yang tertinggi sebesar 72,5 db terjadi di Depan Kantor Camat Denpasar Barat (Jl. Gunung Agung) dan yang terendah sebesar 68,3 db terjadi di Depan GOR Ngurah Rai (Jl. Melati Jl. Mawar). Adanya peningkatan dan perbedaan kebisingan di lokasi masingmasing dalam atmosfer/udara ambien sebagian besar disebabkan karena konstribusi ramainya kendaraan bermotor, mengingat semua lokasi pengambilan sampel yang berada ditepi jalan utama pusat kota yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor terutama kendaraan besar (seperti mobil penumpang, bus, truk dan kendaraan berat lainnya). Sebagian besar kebisingan ini diakibatkan karena kepadatan arus lalu lintas di masing-masing lokasi dan jam serta hari sibuk untuk kerja (melakukan aktifitas kantor). 2) Parameter Kualitas Udara a. Debu Untuk parameter Kualitas udara yaitu debu total, dari hasil analisis pengujian kualitas udara, terlihat bahwa 163

konsentrasinya pada empat lokasi pengambilan sampel yaitu di lokasi depan Kantor Camat Denpasar Barat (Jln. Gunung Agung), di depan Kantor Walikota Denpasar (Jln. Gadjah Mada), di depan GOR Ngurah Rai Denpasar (Jln. Melati) dan di SMA N 2 Denpasar (Jln. Sudirman Denpasar), ternyata konsentrasi parameter debunya semua berada diatas standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan (Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000, untuk debu total adalah sebesar 230 μg/m 3. Adanya kandungan debu dalam atmosfer/udara ambien sebagian besar disebabkan karena konstribusi zat pencemar partikulat yang bersumber dari kendaraan bermotor, mengingat semua lokasi pengambilan sampel yang berada ditepi jalan utama pusat kota yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor terutama kendaraan besar (seperti mobil penumpang, bus, truk dan kendaraan berat lainnya). Sebagian besar partikel halus ini berasal dari senyawa Sulfur dan senyawa Nitrogen yang dalam selang waktu beberapa jam atau beberapa hari berubah dari gas menjadi padat. Berdasarlkan hasil analisis pengujian kualitas udara untuk semua parameter debu pada 4 lokasi sampling menunjukkan nilai sudah di atas standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan yaitu Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000. b. Timbal (Pb) Untuk parameter Timbal (Pb), dari 4 (empat) lokasi pengambilan sampel konsentrasi Timbalnya menunjukkan nilai dibawah standar baku mutu lingkungan yang diijinkan (Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000 konsentrasi Timbal/Pb yang diperbolehkan sebesar 2 μg/m 3 ). Konsentrasi timbal yang tertinggi sebesar 0,843 μg/m 3 di Depan GOR Ngurah Rai (Jl. Melati Jl. Mawar) dan yang terendah sebesar 0,555 μg/m 3 di Depan Kantor Walikota Denpasar (Jl. Gajah Mada). Adanya konsentrasi dari Timbal di udara merupakan konstribusi dari gas buang kendaraan bermotor yang dalam bahan bakarnya terutama bensin masih mengandung timbal walaupun kecil sekali kandungannya dalam bahan bakar (0.014 μg/m 3 ), karena sifat dari gas Timbal adalah bersifat akumulatif (Kurniawan, 2001). Logam berat yang berwarna kelabu keperakan dan sangat beracun yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Peningkatan kandungan Pb dalam darah akan dapat menyebabkan orang merasa pusing-pusing, mual bahkan muntah, dan pada ibu hamil akan dapat mengakibatkan keguguran. c. Carbon Monoksida (CO) Konsentrasi gas Karbon Monoksida (CO) pada ke-4 lokasi sampling semuanya masih berada di bawah standar baku mutu yang diperbolehkan ( SK Gubernur Bali No 515 Tahun 2000, konsentrasi gas CO yang diperbolehkan 30.000 μg/m 3 ). Konsentrasi CO yang tertinggi sebesar 1280 μg/m 3 di Depan GOR Ngurah Rai (Jl. Melati Jl. Mawar) dan yang terendah sebesar 1013,33 μg/m 3 di Depan Kantor Walikota Denpasar (Jl. Gajah Mada). Adanya konsentrasi gas Karbon Monoksida di udara ambien lebih banyak disebabkan dari konstribusi asap kendaraan bermotor yang banyak melintas di lokasi sampling. Menurut Kurniawan (2001), sebagian besar gas CO yang ada di udara perkotaan berasal dari kendaraan bermotor (80%) dan ini menunjukkan korelasi yang positif dengan kepadatan lalu lintas dan kegiatan lain yang ikut sebagai penyumbang gas CO di Atmosfer. Pada bahan bakar yang banyak mengandung karbon (seperti bensin dan solar) terbakar dengan tidak sempurna maka akan menghasilkan suatu senyawa berupa gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sering kita kenal dengan sebutnya gas CO (karbon Monoksida). Selain dari asap kendaraan bermotor sumber pencemar lain terhadap gas CO ini adalah hasil pembakaran pada pembakaran sampah pertanian dan pembakaran limbah padat lainnya. Dampak dari peningkatan kadar CO dalam darah akan dapat mengikat kadar oksigen dalam darah dan dapat mengurangi pasokan oksigen keseluruh tubuh, yang pada akhirnya akan dapat menyebabkan rasa pusing bahkan pingsan. 164

Tabel 1. Hasil Analisis Parameter Fisika Hari Baku Hasil Pengujian No. Parameter Metode Satuan Pengukuran mutu I II III IV 1 31 Mei 06 Bising SLM db 75 72,3 72,5 71,5 68,3 2 31 Mei 06 Debu Gravimetri μg/m 3 230 398,551* 320,221* 326,087* 289,885* Sumber : Data Primer PPLH UNUD, 2006 Tabel 2. Hasil Analisis Parameter Kimia No. Hari Pengukuran mutu I II III IV Baku Hasil Pengujian Parameter Metode Satuan 1 31 Mei 06 Timbal (Pb) Dithizon Ektraktion μg/m 3 2 0,697 0,615 0,555 0,843 2 31 Mei 06 Carbon Monoksida (CO) Iodium Pentoksida μg/m 3 30.000 1173,34 1088,63 1013,33 1280,00 3 31 Mei 06 Sulfur Dioksida (SO 2 ) West Gueka μg/m 3 900 27,19 22,90 22,93 18,73 4 31 Mei 06 Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Saltzman μg/m 3 400 56,227 38,110 37,370 67,036 Jam Pengukuran 08.15 09.35 10.45 12.05 Sumber : Data Primer PPLH UNUD, 2006 Keterangan Lokasi sampling : I. Di SMA N 2 Denpasar (Jln. Sudirman Denpasar) II. Di depan Kantor Camat Denpasar Barat (Jln. Gunung Agung) III. Di depan Kantor Walikota Denpasar (Jln. Gadjah Mada) IV. Di depan GOR Ngurah Rai, Denpasar (Jln.Melati Jl.Mawar) 165

d. Sulfur Dioksida (SO 2 ) Parameter kimia lainnya adalah Sulfur Dioksida, dari hasil analisis sampel udara terlihat bawah konsentrasi gas SO 2 di keempat lokasi sampling masih di bawah standar baku mutu lingkungan yaitu 900 μg/m 3 (Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000). Gas Sulfur Dioksida ini terbentuk ketika sulfur bubuk berwarna kuning keemasan yang terdapat dalam batu bara dan Bahan bakar terbakar. Sumber lain dari gas Sulfur Diokasida ini selain asap kendaraan bermotor adalah dari pemanasan dalam rumah tangga dan pembakaran sampah/arang kayu. Setelah berjam-jam atau berhari-hari tercampur di udara, sulfur dioksida ini membentuk partikel yang amat halus yang disebut sulfat dan dapat menembus bagian terdalam paru-paru dan bercampur dengan air didalam paru-paru membentuk asam belerang, tetapi bila diudara sulfat ini akan bereaksi dengan air di atmosfer dan akan mengakibatkan terjadinya hujan asam. Selain pengaruhnya terhadap kesehatan manusia, Sulfur Dioksida juga berpengaruh terhadap tanaman dan hewan. Pengaruh SO 2 terhadap hewan hampir menyerupai pengaruh SO 2 pada manusia. Pada tumbuhtumbuhan, Sulfur Dioksida berpengaruh terjadinya perubahan warna daun dari hijau dapat berubah menjadi kuning atau terjadinya bercak-bercak putih pada daun tanaman. e. Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Dari hasil analisis kualitas udara konsentrasi gas Nitrogen Dioksida (NO 2 ) di keempat lokasi pengambilan sampel masih berada dibawah standar baku mutu lingkungan (Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000 yaitu sebesar 400 μg/m 3 ). Adanya konsentrasi gas Nitrogen Dioksida di udara selain disebabkan dari asap kendaraan bermotor/transportasi (sebesar 39,3 %) juga dari proses pembakaran sampah, arang kayu dan pembakaran gas alam. Konsentrasi NO 2 di udara dalam suatu tempat bervariasi sepanjang hari tergantung dari sinar matahari dan mobilitas kendaraan dan aktivitas penduduknya. Dari perhitungan kecepatan emisi NO x diketahui bahwa waktu tinggal rata-rata NO 2 diatmosfer kira-kira adalah 3 hari, sedangkan waktu tinggal NO adalah 4 hari, dan gas ini bersifat akumulasi di udara yang bila bercampur dengan air akan menyebabkan terjadinya hujan asam. Untuk dampak kebisingan dapat memberikan efek : 1) efek fisikal yaitu kerusakan yang terjadi pada alat pendengaran (auditary effect), 2) efek psikologis yaitu kerusakan pada bagian fungsi-fungsi tubuh seperti ; tekanan darah meningkat, insomania, pencernaan menjadi mual-mual, dan selalu gelisah, 3) efek emosi yaitu perubahan emosional sebagai ekpresi akan kebisingan berupa rasa jengkel atau rasa terganggu, bahkan dapat menimbulkan cacat mental, dan 4) efek operasional yaitu kebisingan dapat mengurangi daya kerja baik fisik maupun mental berupa gangguan komunikasi maupun penurunan ketajaman pikiran. Terkait akan hasil penelitian di atas terhadap kebisingan dan kualitas udara, secara keseluruhan dapat dilakukan beberapa cara/langkah untuk pencegahan dan penanggulangan peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas udara yaitu : (1) Melakukan pengaturan arus lalu lintas agar tidak terlalu padat atau menumpuk pada satu jalur padat; (2) Membuat Pedestarian pada jalur lalu lintas yang padat seperti ; di Jalan Gajah Mada, Jalan P.B. Sudirman, Jalan Kamboja, dan lain-lain; (3) Melakukan pengaturan jam kerja yang berbeda-beda untuk masing-masing instansi sehingga tidak terjadi kepadatan lalu lintas pada jam-jam tertentu saja; (4) Turut membantu pemerintah Kota Denpasar dan dukungan berbagai kalangan dan sekolah untuk turut melaksanakan hari tanpa kendaraan bermotor; (5) Untuk Dinas Perhubungan, perlu dilakukan pengujian asap yang ketat terhadap semua kendaraan umum dan pribadi serta pembatasan umur kendaraan yang laik operasi di Kota Denpasar (misalkan Kendaraan umum maksimal 10 tahun dari tahun produksi pertama kalinya); 166

(6) Melakukan penghijauan masal dimasing-masing ruas jalan protokol sehingga tercipta udara yang bersih dan nyaman bagi pejalan kaki 4. Simpulan dan Saran 4.1. Simpulan Dari hasil pengukuran terhadap kualitas lingkungan untuk komponen udara dan kebisingan, hasil analisis laboratorium secara menyeluruh untuk semua parameter - parameter di wilayah pemerintah Kota Denpasar dapat disimpulkan bahwa : 1) Kualitas Udara di Kota Denpasar untuk parameter Kualitas udara yaitu debu total, konsentrasinya di udara ambient sudah melebihi standar Baku Mutu Lingkungan untuk semua lokasi sampling di Kota Denpasar, sedangkan untuk parameter lainnya yaitu : Timbal (Pb), Carbon Monoksida (CO), Sulfur Diokasida (SO 2 ), dan Nitrogen Dioksida (NO 2 ), Konsentrasi gas-gas tersebut masih dibawah standar Baku Mutu Lingkungan. 2) Konsentrasi gas-gas polutan pada Harihari tertentu, terjadi perbedaan yang signifikan, hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan roda empat (4) yang beroperasional dan kendaran bermotor lainnya yang ada di Kota Denpasar (0,1%). 3) Perlu dilakukan kegiatan-kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara menyeluruh oleh Pemerintah Kota Denpasar dan masyarakat untuk mengurangi peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas udara di Kota Denpasar. 4.2. Saran Untuk menjaga kualitas udara yang dicanangkan dalam program langit biru dan mengurangi kebisingan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan serta penetapan kebijakan yang medukung program tersebut, yang antara lain adalah sebagi berikut. 1) Perlu dilakukan koordinasi dengan dinas perhubungan Kota Denpasar umur membatasi umur kendaraan yang beroperasi di jalan umum sehingga dapat mengurangi emisi gas buang; 2) Melibatkan pihak swasta, Sekolahsekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta untuk ikut melaksanakan hari tanpa mobil. Daftar Pustaka Indah, P. 2000. Metode dan Teknik Analisa Komponen Udara. Materi kursus : AMDAL B, BPG Yangbatu, Denpasar Bali. Kurniawan, B. 2001. Pengendalian Pencemaran Udara. Lokakarya : Monitoring Kualitas Udara Ambien, 30-31 Oktober 2001, Wisma Shanti Graha, Sudirman- Denpasar. SLHD. 2004. Status Lingkungan Hidup Daerah, Kota Denpasar. Sugiarta, A.A.G. 2002. Dampak Koalitas Udara. Materi kursus: AMDAL A, BPG Yangbatu, Denpasar-Bali Sugiarta, A.A.G. 2004. Dampak Bensin Tanpa Timbal (Pb) terhadap Kualitas Udara Kota Denpasar. Journal Lingkungan Hidup : Bumi Lestari. Volume 4 Nomor 2, Periode Agustus 2004 Srikandi, F. 1992. Polusi Udara dan Air. Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, bekerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizo, Institut Pertanian Bogor. Gambar 1. Pengukuran Kualitas Udara di Depan Kantor Walikota Denpasar (Jln. Gadjah Mada) 167