PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
Peran Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi Administrasi Perkantoran Menuju Perpustakaan Bertaraf Internasional. (Addin Sihotang) PENERAPAN IPTEKS

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

04/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MENJADI PUSTAKAWAN PROFESIONAL BERSAMA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA (IPI)

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

KONSEP PERPUSTAKAAN MODERN DITINJAU DARI MUTU PELAYANAN

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA RAPAT KERJA PUSAT XVII DAN SEMINAR ILMIAH PUSTAKAWAN INDONESIA

Entrepreneurship Pustakawan Sebuah Passion Mewujudkan Prestasi

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

TUGAS MAKALAH STRATEGI PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN ERA TEKNOLOGI INFORMASI MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN DAN JASA DOSEN : IBU.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkat limpahan rahmat serta karunia-nya kita semua dapat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang pendidikan. Perpustakaan merupakan tempat untuk

04/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

RENCANA STRATEGIS BIDANG PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN NGAWI TAHUN

Tugas seorang pustakawan menjalankan roda perpustakaan berjalan dengan. berbagai image, perpustakaan adalah jantungnya perguruan tinggi, perpustakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,

Standar Pengabdian Masyarakat STIKES HARAPAN IBU

RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Direktur Karier dan Kompetensi SDM. Bunyamin Maftuh NIP

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

02/PP/DITDIKTENDIK/2014 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN KETUA PROGRAM STUDI BERPRESTASI

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

PEDOMAN UMUM PEMILIHAN KETUA PROGRAM STUDI BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUSTAKAWAN MASA KINI. Ade Uswatun. Abstract

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tidak diadakan untuk melayani diri nya sendiri. masyarakatnya tidak buta akan informasi yang ada pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

Neni Uciati ( ) E-CBS: Collaboration of E-learning and Curriculum Based on Society

I PENDAHULUAN. harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial. bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

05/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PNGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

PERPUSTAKAAN IDEAL: Di Tinjau Dari Berbagai Aspek pendukungnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

05/PP/DITDIKTENDIK/2013 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

memiliki daya saing. Rendahnya kualitas SDM juga merupakan batu sandungan dalam era globalisasi, karena era ini merupakan era persaingan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007: Peluang dan Tantangan Bagi Pustakawan 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

05/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS JASA LAYANAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan

PEDOMAN UMUM. KA PRODI IT IDOL APTIKOMFest KE-1 JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

MEMBANGUN CITRA PUSTAKAWAN IAIN-SU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

Menara Peninsula Hotel Jl. Letjend S. Parman Kav 79, Slipi Jakarta Tanggal November 2006

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari manusia purba hingga sekarang. Perpustakaan juga merupakan

MAKALAH MENINGKATKAN KINERJA GURU

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

Perpustakaan Digital sebagai Wujud Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan banyak anak atau orang tua agar bisa bersekolah disana.

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

04/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jakarta, 10 November 2011

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

PIDATO REKTOR PADA SIDANG TERBUKA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 10 MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan sektor jasa semakin

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

PIDATO KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PERPUSTAKAAN NASIONAL KE-31

KODE ETIK DOSEN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang di atur dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN OLEH: HOEROESTIJATI NPM. 09540016 PROGAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2010

KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan karunia-nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Perpustakaan dengan membuat makalah yang berjudul Peran Pustakawan Dalam Pembentukan Citra Perpustakaan. Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya motivasi dari dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Perpustakaan, karena itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Umi Rodliyah. Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Terima kasih Penulis i

DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Abstrak... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 4 C. Rumusan Masalah... 5 BAB II PEMBAHASAN A. Membangun citra perpustakaan... 6 B. Meningkatkan citra perpustakaan... 8 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 10 B. Saran... 10 BAB IV PENUTUP... 11 DAFTAR PUSTAKA... 12 ii

ABSTRAKSI Pustakawan seharusnya menjalankan tugasnya sebagai pelayan informasi dan sebagai pembimbing terhadap pengguna yang membutuhkan informasi. Tindakan pustakawan tersebut terbagi dalam tiga elemen yakni: nilai, sikap, dan perilaku yang masing-masing berhubungan satu dengan yang lain. Kinerja organisasi perpustakaan dipengaruhi oleh tiga hal tersebut. Sikap yang ditempilkan oleh pustakawan bisa berupa sikap yang buruk atau sikap yang baik. Sikap yang menyenangankan maupun sikap yang tidak menyenangankan. Apabila sikap dan perilaku pustakawan buruk maka pelayanan yang diberikan perpustakaan ikut buruk. Sedangan di perpustakaan, yang merupakan pusat segala kegiatan adalah pelayanan. Untuk itu pustakawan perlu memberikan palayanan yang terbaik. iii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa silam, kegiatan perpustakaan diartikan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan, mengatur, meminjamkan dan menerima kembali pinjaman buku. Karena itu, banyak orang dengan mudah mengatakan telah memiliki perpustakaan, walaupun koleksi bahan pustakanya tidak seberapa. Demikian pula, karena sifat pekerjaannya yang dianggap ringan atau tidak berbobot, maka siapa sha dapat ditugaskan jadi pustakawan. Tidak jarang terjadi pustakawan dipilih dari tenaga yang agaknya tidak dapat berprestasi lagi dalam kegiatan lain. Akhirnya, tidaklah aneh kalau fungsi sebenarnya dari perpustakaan tidak dapat dijalankan dengan baik. Waktu dan sejarah telah menunjukkan bahwa perpustakaan yang dikelola dengan baik oleh tenaga pustakawan yang memiliki keahlian, keterampilan dan pengetahuan yang luas meupakan sumber informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak ternilai. Perkembangan dunia yang mensyaratkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi telah ikut menuntut pengelolaan perpustakaan sebaik-baiknya, oleh tenaga yang benar-benar memiliki kemampuan di bidang perpustakaan. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan jabatan pustakawan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menetri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 18/MENPAN/1988 dan telah diperbaharui dengan SK Menpan Nomor 132 tahun 2002. 1

Pertimbangan tersebut lengkapnya menyebutkan bahwa dalam rangka usaha meningkatkan mutu dan manfaat perpustakaan dan dokumentasi sangat diperlukan adanya pustakawan yang ditugaskan secara penuh pada perpustakaan dan dokumentasi Surat keputusan tersebut merubah status pustakawan yang semula dapat dijabat siapa saja, menjadi suatu jabatan yang mensyarakatkan kemampuan di bidang perpustakaan, Kegiatan perpustakaan harus dilakukan seseorang yang secara profesional melakukan kegiatan perpustakaan. Di Indonesia, profesi pustakawan masih sering dilihat sebelah mata oleh sebagian masyarakat kita, bahkan oleh kalangan terpelajar sekalipun. Masyarakat belum banyak memerlukan jasa layanan perpustakaan yang ditawarkan pustakawan. Bahkan ada yang belum mengetahui eksistensi profesi pustakawan. Tampaknya profesi ini masih sering dianggap lebih rendah dari profesiprofesi lain. Selain masyarakat yang belum mengetahui eksistensi pustakawan, kadang kitapun masih menemukan pustakawan yang enggan atau malu mengakui dirinya sebagai pustakawan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para pustakawan, diantaranya adalah merumuskan kode etik pustakawan, menyelenggarakan seminar-seminar, lokakarya-lokakarya dll di dalam upaya menyempurnakan prosedur penyelenggaraan perpustakaan dan meningkatkan teknik-teknik pelayanan informasi. Namun mengapa keprofesionalan dan profesi pustakawan masih kurang mendapat pengakuan yang wajar di masyarakat. 2

Pada tahun 80 puluhan orang yang bekerja diperpustakaan dan profesi sebagai pustakawan selalu dianggapkan sebagai orang buangan alias orang tidak memiliki keahlian. Mungkin dulu seperti itu tapi sekarang jangan pernah beranggapan bahwa pustakawan jargon adalah tentang buku-buku. Sungguh salah dan batal, malah sekarang pustakawan adalah profesi yang begitu memiliki competity (berkompetensi) ingin menduduk jabatan sebagai pustakawan. Berbangga menjadi pustakawan jangan pernah merasa minder, dan ditanya kerja apa jawab saja sejujurnya bahwa Saya adalah pustakawan biarlah orang beranggap remeh karena mereka tidak tahu bahwa pekerjaan pustakawan sebenarnya hari-hari bergelut dengan informasi, bagaimana meliterasi masyarakat luas, selalu bekerja berdampingan teknologi, software, psikologi, public relations, dan masih banyak lagi kegiataan seorang pustakawan. Pustakawan bukan pekerja sebagai pelayan atau membersih buku yang hitam dan tidak dipinjam. Profesi pustakawan merupakan jenis pekerjaan tetap dan penuh. Artinya profesi merupakan pekerjaan yang layanannya diperlukan oleh masyarakat atau menyelesaikan masalah yang mereka hadapi atau memenuhi kebutuhan mereka secara terus menerus. Tanpa layanan tersebut anggota masyarakat akan terganggu kehidupannya. Dalam kode etik pustakawan disebutkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. 3

B. TUJUAN Sebagaimana kita ketahui bahwa topik pelayanan menjadi ujung tombak keberhasilan dari suatu lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat (public services). Oleh sebab itu peningkatan fungsi perpustakaan sebagai penyelenggara jasa informasi diperlukan pada era persaingan bebas sekarang ini. Perpustakaan dapat meningkatkan fungsinya sebagai penyelenggara jasa informasi dengan cara memberikan pelayanan secara optimal dari berbagai informasi yang dikoleksi perpustakaan. Harapannya, kemudahan yang diperoleh para pengguna perpustakaan akan memberikan citra yang lebih baik bagi perpustakaan dan tentu hal ini sebagai wujud dari peningkatan pelayanan kepada masyarakat pengguna. Perpustakaan diharapkan mampu memberikan citra yang positif agar selalu sukses dalam berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya. Citra negatif dapat memperlemah serta merusak strategi yang telah dibangun secara efektif. Sedangkan citra yang positif bisa didapatkan dengan mengkomunikasikan keunikan dan kualitas terbaik yang dimiliki perpustakaan itu kepada pemakainya. Seperti ilmu lainnya, ilmu perpustakaan berkembang dari suatu seni menjadi sains. Objek ilmu perpustakaan adalah mengenai bahan pustaka dalam pengertian fisik dan isinya, metode pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyajiannya kepada para pemakai jasa perpustakaan untuk keperluan kehidupannya. Objek ilmu perpustakaan kemudian dikembangkan sehingga juga 4

meliputi identifikasi dan penyajian informasi, perilaku pustakawan dan para pemakai jasa perpustakaan. C. RUMUSAN MASALAH Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tidak ada satu pasalpun yang menuliskan kata perpustakaan. Padahal menurut UNESCO, pendidikan untuk semua (education for all), dapat lebih berhasil jika dilengkapi dengan keberadaan perpustakaan. Di perpustakaan ada strategi yang ditawarkan untuk membangun citra perpustakaan itu sendiri. Strategi yang ditawarkan yaitu membangun citra perpustakaan, meningkatkaan citra perpustakaan dan mengembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi. Sesuai dengan perkembangan jaman, maka perpustakaan kemudian melahirkan sistem baru di bidang informasi. Walaupun namanya berbeda-beda (pusat dokumenatsi, data bank, pusat data, dsb), namun pada intinya lembagalembaga ini melakukan pekerjaan yang sama, yaitu pengadaan, pengolahan, pelayanan, administrasi. 5

BAB II PEMBAHASAN Dalam makalah ini akan dibahas 3 hal yang mendasari citra perpustakaan, terutama peran pustakawan dalam pembentukan citra perpustakaan di Indonesia menuju perpustakaan berstandar atau bertaraf internasional. A. Membangun Citra Perpustakaan. Perpustakaan sekarang ini masih menjadi tempat yang menjemukan dan ditempatkan pada posisi yang semakin terasing di lingkungannya sendiri. Oleh karena itu banyak perpustakaan di sekolah menengah mulai berbenah untuk meningkatkan citra diri baik dari hal yang kecil sampai pembenahan yang berskala besar. Peningkatan citra yang berskala kecil dapat dilihat dari pemberian nama perpustakaan mulai berubah atau diganti dengan istilah yang menarik. Dengan perubahan nama mau tidak mau perpustakaan ingin meningkatkan citra dimata pengguna baik dilingkungannya sendiri maupun di masyarakat. Peningkatan citra yang berskala menengah, dapat kita lihat perpustakaan mulai membangun website perpustakaan sampai dengan membenahi koleksi dan ruangan. Pembenahan website dapat kita kenali dengan beberapa homepage yang diakses melalui internet. Peningkatan citra berskala besar, dapat kita lihat beberapa perpustakaan mulai berbenah dengan membangun gedung perpustakaan sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh perpustakaan. Bangunan gedung perpustakaan yang 6

dirumuskan berdasarkan konsep yang sistematik, yaitu sebagai kesatuan sistem keandalan bangunan gedung dengan lingkungannya. Tujuannya adalah guna terwujudnya pemanfaatan ruang perpustakaan yang bepihak kepada kepentingan pemakai terutama sivitas akademik (mahasiswa, staf pengajar, peneliti) yang berlandaskan asas kemanfaatan yang menampung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, asas keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya. Adapun rumusan sistem keandalan bangunan gedung perpustakaan, yang terdiri aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung telah diarahkan untuk dapat memandu harmonisasi standar, yang berpedoaman pada pengembangan standar-standar teknis nasional yang harmonis dengan standar teknis negara lain, sebagaimana dituntut dalam rangka persiapan mengahadpi era globalisasi. Dengan adanya suatu jaringan kita dapat menemukan puluhan ribu pustaka, sehingga koleksi dapat di-sharing atau diakses oleh banyak pengguna melalui katalog gabungan yang mudah dicari, lengkap, dan interaktif. Dari satu katalog online, setiap orang menemukan bukunya ke berbagai perpustakaan, dan membaca komentar serta ulasan pembaca lain. Karena kita tahu bahwa kondisi di lapangan menunjukkan tidak ada satupun perpustakaan dan pusat informasi, perpustakaan dan atau dokumentasi yang mampu melayani pemakainya dengan hanya mengandalkan kemampuannya sendiri. Tentu saja kerjasama itu perlu disusun berdasarkan prinsip saling menolong, saling membutuhkan dan saling memanfaatkan dalam mekanisme kerja yang jelas, transparan, dan sinergis 7

dalam kesejajaran peran. Kerjasama itu akan menghasilkan apa yang disebut dengan jaringan informasi dan komunikasi antar perpustakaan. Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan diharapkan perpustakaan tidak lagi menjemukan dan terasing di lingkungannya sendiri. B. Meningkatakan Citra Pustakawan Tenaga pustakawan merupakan jabatan karir dan jabatan fungsional yang telah diakui keberadaannya oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) nomor 18 Tahun 1988 dan telah diperbarui dengan SK Menpan nomor 132 Tahun 2002. Melihat permasalahan tersebut mau tidak mau perpustakaan mulai berbenah dengan membekali tenaga pengelolanya baik tenaga administratif maupun fungsional pustakawannya bersikap profesional dalam memberikan pelayanannya. Untuk dapat bersikap profesional banyak perpustakaan mulai melakukan pengembangan sumber daya manuisa (SDM) khususnya melatih tenaga pengelola perpustakaan atau pustakawan dalam bidang layanan komputer, bahasa inggris, studi banding ke berbagai perpustakaan yang lebih maju, mengikutsertakan dalam seminar maupun magang di bidang ilmu perpustakaan, serta teknologi informasi dan komunikasi, mengikutsertakan pendidikan S2 bidang ilmu perpustakaan dan informasi, serta peningkatan kualitas /mutu layanannya dengan pembekalan prima bagi tenaga pengelola perpustakaan / pustakawan. 8

Untuk menjadi tenaga profesional yang perlu diperhatikan adalah kepribadian, kompetensi dan kecakapan. Selain itu tenaga pengelola perpustakaan dituntut bersikap SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik dalam memberikan pelayanan. Ramah dan menghargai pemakai perpustakaan, serta tabah ditengah kesulitan yang dihadapi. Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan baik melalui peningkatan kualitas diri maupun peningkatan mutu layanan yang berbasis pada standar mutu nasional maka berbagai persoalan perpustakaan bisa ditangani. Sebab hanya dengan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan tenaga fungsional pustakawan yang berkualitas kita bisa membangun perpustakaan yang bertaraf nasional. 9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Untuk meningkatkan mutu dan manfaat perpustakaan diperlukan pustakawan yang profesional yang lebih menekankan pada keahlian, tanggung jawab, pengabdian dan pengembangan keahlian serta kemampuannya. Untuk menjamin pengembangan profesi pustakawan telah disediakan jenjang jabatan pustakawan yang disusun sesuai dengan tingkat profesionalisme pustakawan. B. Saran Agar pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan berjalan dengan normal, maka sebagai pustakawan, harus memotivasi dan merangsang pengguna perpustakaan (masyarakat, mahasiswa, staf pengajar, peneliti) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai buku supaya keingintahuan tentang dunia dan memberantas kebodohan. Supaya generasi yang akan datang lebih optimal dalam berbagai bidang sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam berbagai bidang. 10

BAB IV PENUTUP Sudah bukan jamannya perpustakaan di klaim sebagai tempat gudang buku yang berdebu dan tempat buangan bagi orang-orang yang terkena punishment. Perpustakaan mempunyai peran yang sangat berarti, yang bila dikelola dan dikembangkan dengan baik akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan kehidupan bangsa. Ketersediaan berbagai macam pengetahuan di perpustakaan dengan bentuk yang lebih modern (digital), memberikan kesempatan pada pemakai untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Dengan menerapkan dua citra utama yaitu membangun citra perpustakaan, dan meningkatkan citra pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan, kita berharap perpustakaan di Indonesia dapat disejajarkan dengan perpustakaan yang ada di Negara-negara maju. Akhirnya segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan sebelum kita mengalami sendiri, demikian juga kreasi dan inovasi akan menjadi coretan tidak bermakna diatas kertas sebelum direalisasikan di dunia nyata. 11

DAFTAR PUSTAKA Soekotjo, I.1999. Pengembangan Kepribadian Pustakawan Memasuki Millennium III disampaikan dalam Rapat Kerja ke 10 dan Seminar Ilmiah IPI-Bandar Lampung, 30 Novemper. Rahayuningsih, F.2006. Profesionalisme Pustakawan Menghadapi Tuntutan Kemajuan Teknologi. Yogyakarta. http://www.sinarharapan.co.id, Manajemen diri: menang dengn palayanaan sepenuh hati http://www.republica.co.id. Pendidik serta senantiasa mencintai dunia pendidikan. 12