1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI EVALUASI PROGRAM KEMISKINAN 2006 INTEGRASI SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) PANEL 2006

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2006

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2009

Penentuan Peringkat Kesejahteraan Rumah Tangga (P2K), 2008


Instrumen Monitoring Rumah Tangga Tahap 1

SURVEI PERLINDUNGAN SOSIAL 2013

Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu solusi meminimalkan dampak kenaikan harga BBM dengan memberikan subsidi langsung bagi

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016

Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS 2008

BAB PENDAHULUAN Umum

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHAP - 1 (JANUARI-JUNI 2014) TAHUN ANGGARAN 2014

INSTRUMEN PEMANTAUAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA MADRASAH TAHUN ANGGARAN 2016 RESPONDEN. Nama Responden :... Jabatan :... :...

LAMPIRAN I.A : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

1 Universitas Indonesia

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul)

I. PENDAHULUAN. A. Umum

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

I. PENDAHULUAN. A. Umum

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI MASYARAKAT BUPATI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHAP - 1 (JANUARI-JUNI 2014) TAHUN ANGGARAN 2014

Survei Wisatawan Nusantara, 2002

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2009

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DINAS KESEHATAN

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

2011, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Ne

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

G U B E R N U R L A M P U N G

BERITA DAERAH KOTA CILEGON

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Dr. Sihar Lumbantobing NIP

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel)

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG,

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

PERATURAN BUPATI KARAWANG

: Sekretaris Daerah Kota Medan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA MADRASAH TAHAP 2 TAHUN ANGGARAN 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2018 TENTANG

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2015

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2006

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL BAGI PENUNGGU PASIEN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

KOP... (Nomer telepon / Handphone)

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan keluarga miskin. Pendataan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai rumahtangga miskin lengkap dengan alamat dan karakteristiknya. Informasi tersebut sangat dibutuhkan oleh pemerintah untuk program penangulangan kemiskinan dan untuk membantu meringankan beban hidup penduduk miskin dengan jalan memberikan uang tunai kepada rakyat miskin secara langsung, karena kenaikan harga BBM sebanyak 2 kali yaitu pada April 2005 (naik rata-rata 33%) dan pada Oktober 2005 (naik rata-rata 87,5%). Data hasil PSE 05 telah digunakan oleh pemerintah dalam penyaluran dana kompensasi BBM atau yang disebut dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dikemudian hari diperbaharui lagi sebutannya menjadi Subsidi Langsung Tunai (SLT) Tahap I pada bulan Oktober 2005 dan Tahap II pada bulan Januari 2006. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PSE 05 di lapangan serta pemantauan pelaksanaan pencairan SLT Tahap I dan II merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan. Untuk tujuan tersebut Bank Dunia sebagai penyandang dana bekerjasama dengan BPS akan melaksanakan kegiatan Survei Evaluasi Program Kemiskinan (SEPK) 2006 yang diintegrasikan dengan pelaksanaan SUSENAS Modul Konsumsi Panel 2006. 1.2. Tujuan SEPK 2006 dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan pendataan PSE 05 di rumahtangga serta peristiwa yang terjadi di masyarakat yang diakibatkan dari pelaksanaan pencairan SLT Tahap I dan Tahap II. Selain itu, SEPK 2006 juga dilaksanakan untuk memperoleh informasi lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pencairan SLT Tahap I dan Tahap II. 1.3. Ruang Lingkup Pelaksanaan Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 mencakup 10.640 rumahtangga sampel yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indonesia. Rumahtangga tersebut juga merupakan rumahtangga terpilih sampel Susenas Modul Konsumsi Panel 2006. Data yang dihasilkan representatif untuk disajikan pada tingkat nasional. 2. METODOLOGI 2.1. Alokasi Sampel Blok Sensus dan Rumahtangga Banyaknya sampel blok sensus dan rumahtangga Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 untuk setiap provinsi dicantumkan pada Lampiran 1. Sampel tersebut juga merupakan sampel Susenas Modul Panel 2006. Sampel Susenas Modul Panel dimulai pada tahun 2005, sehingga rumahtangga terpilih sampel sudah ditentukan berdasarkan data hasil Susenas Panel 2005. 1

2.2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara langsung antara pencacah dengan responden. Semua rumahtangga sampel diwawancarai baik mereka sebagai penerima SLT maupun bukan penerima SLT. 2.3. Jenis Daftar yang Digunakan dan Petugas Pencacah Daftar yang digunakan pada Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 adalah Daftar SEPK2006. Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) bertugas sebagai pencacah Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 di kecamatan yang menjadi wilayah kerjanya. Untuk kecamatan yang tidak ada KSK-nya pencacahan bisa dilakukan oleh staf kabupaten/kota yang bersangkutan atau oleh KSK dari kecamatan lain yang tidak terkena sampel atau mitra BPS. 2.4. Tahapan Pengumpulan Data Pengumpulan data Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data Susenas Panel 2006. Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Petugas Pencacah mewawancarai rumahtangga dengan menggunakan Daftar VSEN2006.K (Kuesioner Kor Panel). 2. Petugas Pencacah mewawancarai rumahtangga dengan menggunakan Daftar VSEN2006.M (Kuesioner Modul Konsumsi Panel). 3. Petugas Pencacah mewawancarai rumahtangga dengan menggunakan Daftar SEPK2006 (Kuesioner Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006). 3.1. BPS 3. ORGANISASI LAPANGAN BPS bertindak sebagai penanggung jawab atas pelaksanaan Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 di seluruh wilayah Indonesia. Penanggung jawab teknis kegiatan adalah Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat. 3.2. BPS Provinsi BPS Provinsi bertanggung jawab atas pelaksanaan Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 di provinsi. Penanggung jawab teknis kegiatan adalah Kepala Bidang Statistik Sosial. Kepala Seksi Kesra BPS Provinsi diharapkan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di Ibukota Provinsi sebagai peserta. 3.3. BPS Kabupaten/Kota BPS Kabupaten/Kota terpilih sampel bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 di wilayah Kabupaten/Kota. Penanggung jawab teknis kegiatan adalah Kepala Seksi Sosial. Kepala Seksi Sosial BPS Kabupaten/Kota bertugas sebagai pemeriksa di tingkat Kab/Kota. 3.4. Petugas Pencacah Petugas pencacah Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 adalah KSK, apabila kecamatan tidak ada KSK-nya maka petugas pencacah bisa staf BPS Kab/Kota atau KSK dari kecamatan lain yang tidak terpilih sampel atau mitra BPS. 2

4. PELATIHAN PETUGAS 4.1. Jumlah dan Alokasi Petugas Setiap petugas pencacah dibebani untuk mencacah satu blok sensus. Sehingga banyaknya petugas per provinsi/kab/kota adalah sebanyak blok sensus terpilih sampel. Pemeriksa kab/kota adalah Kasie Sosial BPS Kab/kota. Sehingga jumlah pemeriksa adalah sebanyak Kab/Kota terpilih sampel. 4.2. Pelatihan Petugas Lapangan Pelatihan Survei Evaluasi Program Kemiskinan 2006 dilakukan secara berjenjang, yaitu pelatihan Instruktur Nasional (Innas) yang diselenggarakan di Jakarta, dilanjutkan dengan pelatihan petugas lapangan di ibukota provinsi. Pelatihan Petugas Lapangan dilakukan selama 1 (satu) hari efektif. BPS Propinsi diminta menyiapkan tempat pelatihan petugas lapangan yang cukup representatif. Pelatihan Petugas agar dilaksanakan secara profesional dan dengan konsumsi pelatihan yang layak dan sesuai dengan anggaran yang telah disediakan. 5. PENGOLAHAN DATA Segera setelah petugas menyelesaikan pencacahan, dokumen diserahkan ke BPS Kab/Kota untuk diperiksa. Setelah selesai diperiksa, dokumen dikirim ke BPS Provinsi untuk dikumpulkan dengan dokumen dari kab/kota lainnya, baru kemudian dari BPS Provinsi dikirim ke BPS Pusat (Up. Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat). Pengolahan dilakukan di BPS Pusat. 6. JAWAL PELAKSANAAN Kegiatan Penyiapan Instrumen Pencetakan Dokumen Pengiriman Dokumen Pelatihan Innas Pelatihan Petugas Pelaksanaan Lapangan Pemeriksaan Dokumen Pengiriman Dokumen ke Pusat Pengolahan Dokumen ke Pusat Waktu pelaksanaan Januari 2006 Minggu ke-2 Februari 2006 Minggu ke-2 Februari 2006 Minggu ke-2 Februari 2006 Minggu ke-4 Februari 2006 Minggu ke-1 s.d Minggu ke-2 Maret2006 Minggu ke- 2 s.d Minggu ke-3 Maret 2006 Minggu ke-3 Maret 2006 Minggu ke-3 Maret s.d Minggu ke-3 April 2006 3

7. CARA PENGISIAN DAFTAR SEPK2006 Blok I. Pengenalan Tempat Pertanyaan 1 s.d. 7: Tuliskan nama dan kode propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok sensus, dan nomor kode sampel (NKS) Isian pada pertanyaan ini sesuai dengan isian pada Daftar VSEN2006.DSRT. Pertanyaan 8: yaitu nomor urut rumah tangga sampel (nomor urut 1 s.d 16) Daftar VSEN2006.DSRT. Pertanyaan 9: Isilah selengkap-lengkapnya nama jalan/gang/lorong dan nomor rt termasuk SLS. Blok II. Keterangan Rumahtangga Beberapa keterangan yang perlu diisi pada Blok II meliputi nama kepala rumahtangga (krt), jumlah keluarga, jumlah art, jumlah anak usia 0-59 bulan (balita), jumlah anak usia sekolah 7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun, dan jumlah art usia 65 tahun keatas (lansia). Keluarga yang dimaksudkan dalam survei ini adalah keluarga batih yang terdiri dari suami, istri, dan/atau anak-anaknya. Blok III. Keterangan Petugas Blok ini mencakup keterangan petugas yang bertanggung jawab melakukan pencacahan dan pemeriksaan Daftar SEPK06. Pertanyaan 1-3: Keterangan Pencacah Isikan Nama, NIP/NMS pencacah, jabatan pencacah, tanggal saat pernyataan pencacah ditandatangani, tanda tangan dan nama jelas pencacah. Pertanyaan 4-6: Keterangan Pengawas/Pemeriksa Isikan Nama, NIP/NMS pengawas/pemeriksa, jabatan pengawas/pemeriksa, tanggal saat pernyataan pengawas/pemeriksa ditandatangani, tanda tangan dan nama jelas pengawas/pemeriksa. Blok IV. Keterangan Penerima KKB Responden diupayakan adalah penerima KKB Blok ini mencatat keterangan tentang rumahtangga penerima KKB. Sebelum memulai wawancara, tanyakan terlebih dahulu nama responden yang diwawancarai dan hubungannya dengan kepala rumahtangga, kemudian tuliskan dengan menggunakan huruf balok. Hubungan dengan kepala rumahtangga ditulis sesuai isian pada Blok IV.A Kolom 3, Daftar VSEN2006.K. Pertanyaan 1: Apakah rumahtangga ini penerima Kartu Kompensasi BBM (KKB)? Kartu Kompensasi BBM (KKB) adalah kartu yang diberikan kepada keluarga yang dikategorikan sangat miskin, miskin, dan mendekati miskin. Kartu ini terdiri dari dua bagian yaitu identitas penerima KKB dan 4 kupon yang dapat ditukarkan dengan uang sebesar Rp300.000,- per kupon. 4

Pertanyaan 6: Dari mana rt ini menerima KKB? Aparat desa/kelurahan adalah aparat pemerintah yang bertugas memberikan layanan umum kepada penduduknya. Terdiri dari Lurah/Kades, wakil lurah/desa, sekretaris lurah/desa, Kaur, dan pegawai lain di lingkungan kantor kelurahan/desa. Kepala dusun/rw/rt adalah mereka yang atas kesepakatan warga diminta untuk menjadi penghubung penduduk dengan desa/kelurahan. Petugas Statistik/BPS adalah orang yang ditugasi melakukan pengumpulan data sensus/survei. Petugas bisa merupakan staf organik BPS atau mitra statistik. Tim gabungan antara lain terdiri dari petugas BPS, Aparat Desa/Kelurahan/Dusun/RW/RT, dll. Blok V. Pelaksanaan Pendataan Rumahtangga Miskin Pertanyaan 1: Apakah rumahtangga ini pernah didatangi petugas pendata dalam rangka memperoleh SLT/BLT? Tanyakan kepada responden apakah rumahtangga ini didatangi petugas untuk didata dalam rangka memperoleh SLT/BLT. Subsidi Langsung Tunai (SLT)/Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah subsidi/bantuan berupa uang yang diperuntukkan untuk rumahtangga sangat miskin, miskin dan mendekati miskin untuk mempertahankan tingkat hidup mereka karena kenaikan harga BBM. Pertanyaan 3: Apakah menggunakan daftar seperti ini? [Tunjukkan daftar PSE05.RT] Pencacah harus dibekali satu (1) buah Daftar PSE05.RT yang harus diperlihatkan kepada responden. Untuk lebih meyakinkan, pencacah juga harus membacakan beberapa pertanyaan pokok yang ditanyakan dalam Daftar PSE05.RT seperti berapa kali makan dalam sehari dan apabila sakit apakah mampu berobat ke Puskesmas. Pertanyaan 4: Apakah ada rt miskin yang tidak menerima KKB di SLS ini? SLS (Satuan Lingkungan Setempat) adalah wilayah pemukiman yang merupakan bagian suatu desa/kelurahan yang secara sah diakui oleh pemerintahan desa/kelurahan. Sebagai bagian wilayah dibawah desa/kelurahan SLS dapat diidentifikasi secara berjenjang maupun secara otonomi dan mempunyai struktur organisasi untuk mengakomodasi kebutuhan warganya. SLS dapat berbentuk RT, RW/RK, Kampung, Dusun, Lorong, Jorong atau lainnya sesuai dengan nama di masing-masing daerah. Pertanyaan 7: Apakah Saudara mengetahui adanya posko (tempat pendaftaran susulan) untuk rumahtangga yang merasa belum didaftar untuk memperoleh SLT/BLT? Posko adalah tempat pengaduan dan pendaftaran susulan yang dibuka oleh pemerintah untuk menampung rumahtangga-rumahtangga yang merasa berhak menerima SLT/BLT namun pada pendataan tahap pertama tidak terdata atau terlewat. Posko dibentuk di tingkat desa/kelurahan, di tingkat kecamatan, di Kantor BPS Kabupaten/Kota, dan di Kantor BPS Provinsi. 5

Pertanyaan 8: Dari mana Saudara pertama kali mengetahui adanya posko? Media elektronik, sarana penyebar berita baik yang dapat dilihat dan didengar (TV dan internet) maupun hanya yang dapat didengar saja (radio). Media cetak, adalah sarana penyebar berita yang dapat dibaca baik itu berupa koran, majalah, maupun tabloid. Papan pengumuman, adalah sarana penyebar berita yang dapat dibaca berbentuk papan. Brosur, adalah sarana penyebar berita yang dapat dibaca berbentuk selebaran. Pertanyaan 9.a: Kapan pendataan melalui posko dimulai? (bln/thn) Bila jawabannya berkode 2, isikan bulan, dan tahun (dua digit terakhir) saat posko mulai dibuka pada kotak yang tersedia. Posko dibuka pada awal Oktober 2005. Pertanyaan 9.b: Kapan pendataan melalui posko berakhir? (bln/thn) Bila jawabannya berkode 2, isikan bulan, dan tahun (dua digit terakhir) saat posko ditutup pada kotak yang tersedia. Posko ditutup pada akhir Oktober 2005. Blok VI. Sosialisasi Pertanyaan 4: Sebutkan isi informasi tentang: Alternatif jawaban tidak boleh dibacakan. Petugas pendata hanya mendengarkan jawaban responden terhadap sub-sub pertanyaan. Jawaban responden untuk masing-masing sub pertanyaan diidentifikasikan sesuai kode jawaban yang paling tepat. Jawaban apapun yang tidak sesuai dengan isi jawaban kode 1 dikategorikan menjawab kode 2. Blok VII. Keluhan dan Pengaduan Pertanyaan pada blok ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya keluhan/ permasalahan yang terjadi di masyarakat sehubungan dengan adanya program SLT/BLT Pertanyaan 2. Apa saja keluhan tersebut? Alternatif keluhan tidak boleh dibacakan. Petugas pendata hanya mendengarkan jawaban responden. Bila alternatif keluhan tidak disebut, maka lingkari kode 2. Pertanyaan 8. Penyebab utama protes warga Jadwal pengambilan SLT/BLT yang sudah berjalan sebanyak dua tahap, yaitu tahap pertama dari 1 Oktober s.d. 31 Desember 2005, tahap kedua dari 1 Januari s.d. 31 Maret 2006. Tempat pengambilan SLT/BLT di kantor pos dimana rumahtangga miskin berdomisili. 6

Biaya Pemotongan SLT/BLT adalah pemungutan biaya-biaya setelah penerimaan uang dari kantor pos, misalnya pemotongan untuk biaya administrasi pembuatan KTP, biaya transportasi pengantar, biaya pembangunan fasum oleh ketua RT/RT/desa/kelurahan, dan biaya pengamanan. Blok VIII. Pencairan Dana SLT dan Pemanfaatannya (Khusus RT penerima SLT) Blok VIII hanya ditanyakan kepada rumahtangga penerima SLT. Pertanyaan pada blok ini untuk mendapatkan informasi sekitar proses pencairan SLT serta pemanfaatannya oleh rumahtangga. Pertanyaan meliputi program SLT tahap I yang dicairkan pada bulan Oktober 2005 dan tahap II yang dicairkan pada bulan Januari 2006. Pertanyaan 4. Jumlah SLT yang diterima bersih? Diterima bersih adalah jumlah uang yang sepenuhnya dapat dibelanjakan sendiri oleh rumahtangga. Contoh kalau setelah diterima dari kantor pos rumahtangga harus memberikan/ menyisihkan sebagian untuk pihak lain bukan atas inisiatif sendiri, maka diterima bersih adalah Rp 300.000,- dikurangi bagian yang diberikan kepada pihak lain tersebut. Bab IX. Bantuan Lainnya Penyaluran dana kompensasi BBM oleh pemerintah dilakukan melalui beberapa program. Selain Program Subsidi Langsung Tunai (SLT) kepada penduduk miskin, penyaluran dana kompensasi BBM juga disalurkan ke beberapa program bidang lainnya, yaitu bidang pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan bidang kesehatan melalui program Asuransi Kesehatan untuk Rakyat Miskin (Askeskin). Dalam bab ini ingin di gali informasi mengenai pelaksanaan penyaluaran dana kompensasi BBM bidang pendidikan dan kesehatan. A. Bidang Pendidikan Pertanyaan 2. Apakah sekolah mereka menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)? Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah bantuan berupa uang yang diberikan pemerintah kepada sekolah untuk pembiayaan operasional penyelenggaraan belajar mengajar seperti ATK dengan tujuan untuk mengurangi iuran sekolah. Salah satu bentuk penerapan dari program Bantuan Operasional Sekolah adalah dengan membagi besarnya BOS yang diterima sekolah tersebut dengan banyaknya murid dan hasilnya adalah sejumlah rupiah yang dapat digunakan untuk mengurangi pungutan SPP bahkan ada di beberapa sekolah sama sekali tidak dikenakan SPP (gratis). Pertanyaan 10. Apakah menerima Bantuan Khusus Murid (BKM)? Bantuan Khusus Murid (BKM) adalah bantuan berupa uang yang diberikan oleh pemerintah kepada murid SLTA yang miskin untuk meringankan beban biaya pendidikan, antara lain untuk bayar iuran sekolah, seragam, buku pelajaran, alat tulis, transport sekolah, dan uang saku. 7

B. Bidang Kesehatan Pertanyaan 14. Apakah ada anggota rumahtangga yang menerima Kartu Askes Miskin (Askeskin)? Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) adalah program pembiayaan perawatan kesehatan untuk keluarga miskin. Pemegang Kartu Akseskin dibebaskan dari biaya pengobatan dan rawat inap di Puskesmas atau di rumah sakit pemerintah atau rumah sakit swasta yang ditunjuk. Blok X. Catatan Tuliskan segala informasi penting yang berhubungan dengan tujuan Evaluasi Program Kemiskinan yang diperoleh dari responden ke dalam Blok ini. Selain itu keterangan-keterangan lainnya menyangkut isian dalam daftar yang sekiranya perlu diketahui pada proses pengolahan juga sebaiknya dituliskan ke dalam Blok ini. 8