KORELASI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 03 PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

KORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG ABSTRACT

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Tri Sunaryati Selly Rahmawati, M.Pd Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

HUBUNGAN NILAI UN MATEMATIKA SD DENGAN KEMAMPUAN HITUNG NUMERIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

KORELASI ANTARA MOTIVASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR

JURNAL PENELITIAN. Oleh: MUHAMMAD ARIF NIM.87735/2007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER

KORELASI NILAI ULANGAN HARIAN DENGAN NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB V PEMBAHASAN. 1. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII di MTs.

Huriah, Made Widnya, dan Yayan Heryana Teknologi Pendidikan, FIP IKIP Mataram

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MINAT DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA FISIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA ASLI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 32 PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

Oleh : ABSTRACT. Keywords : the level of parent s education, learning outcomes, student interest to college to continue their study ABSTRAK

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Prayudi Ariesky *, M. Husni **, Zulfa Eff Uli Ras ***

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MENURUT PERSEPSI SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK TAKRAW. Jurnal. Oleh HANDOYO

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEKANBARU

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Oleh : Sri Handayani NIM K

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGUTER SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Oleh : Hesti Karmila Wulandari NIM :

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS (JURNAL) Oleh. Shinta Devi yulina Ningrum

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN EKONOMI DI SMAK ABDI WACANA

ANALISIS DESKRIPTIF SOAL MATEMATIKA PADA SELEKSI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA/SMK TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN 2013/2014 KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

ANALISIS BIMBINGAN BELAJAR OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs. NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

Oleh : Reny Antasi A

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Sri Amnah (1), Tengku Idris (2) (1) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

THE INTERESTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN THE DISTRICT OF NORTH PADANG IN CHOOSING VOCATIONAL EDUCATION HIGH SCHOOL (SMK)

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI SEJARAH SEMESTER 3 IKIP PGRI PONTIANAK TA 2014/2015

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu utuk terus

Oleh: HESTI NUFRIDA A

PENGARUH PRAKTEK PENJUALAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X KEAHLIAN PEMASARAN SMK NEGERI 3 PONTIANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

Transkripsi:

KORELASI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 03 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUPINA NIM. F33210007 PROGRAM STUDI S 1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

KORELASI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 03 PONTIANAK Supina, Syamsiati, Tahmid Sabri. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN Email: Supinapgsd_2010@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujan untuk mengetahui, apakah terdapat korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik kelas Vc tahun ajaran 2012/2013 Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Adapun sampel penelitian berjumlah 31 siswa. Hasil analisis data menunjukan bahwa rata-rata tingkat pendidikan orang tua baik. Hal ini menyebabkan hasil belajar peserta didik rata-rata cukup sehingga terdapat korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan peserta didik kelas v c tahun ajaran 2012/2013 Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan, nilai r hitungnya 0,659 dengan tingkat hubungan kuat. Kata kunci: korelasi, Tingkat Pendidikan, Hasil Belajar. Abstract: This research aims to find out whether there is a correlation between parent s level of education and studens learning outcomes of class Vc 2012/2013 academic year publicprimary school as south Pontianak.This research used descriptive method. Total of sampel was 31 studens. Data analysing showed that the average of parent s level of education was well. It caused the average of studen s learning outcomes enough so that there was correlation between parent s level of education and studens learning outcomes of class Vc 2012/2013 academic year of public primary school 03 south Pontianak number of r tes was 0,659 with level of relation was strong. Keyword: correlation, parent s level of education, studens learning outcomes B erdasarkan pernyataan kepala Sekolah Negeri 03 Pontianak Selatan, bahwa tingkat pendidikan orang tua di sekolah tersebut cukup beragam, ada yang lulusan SD, SLTP, SLTA, diploma, bahkan S 1, namun ada juga yang tidak tamat SD. Dan hasil belajar peserta didikpun rata-rata lebih optimal. Tingkat pendidikan orang tua tersebut merupakan pendidikan formal. Ishak Abdulhak dan Ugi Suprayogi menyatakan bahwa Pendidikan sekolah (pendidikan formal) didefinisikan oleh Coombs sebagai sistem pendidikan yang berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai universitas dan yang setaraf, termasuk kegiatan belajar yang berorientasi akademik dan umum, bermacam-macam spesialisasi dan latihan teknik serta latihan profesional. Dari pendapat diatas jelas bahwa SD, SLTP, SLTA, Diploma, dan S 1 merupakan pendidikan sekolah (pendidikan formal). Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka diharapkan melalui tingkat pendidikan orang tua dapat mendukung

proses pembelajaran serta memberi dampak positif pada hasil belajar peserta didik. Hal ini tidak lepas dari kerjasama antara guru, orang tua dan peserta didik itu sendiri. Tidak jauh berbeda dengan pendapat R.I. Sarumpaet (2008:29) yang mengatakan bahwa Orang tua dan guru sekolah harus kompak. Mereka mesti saling membantu. Ibu bapak patut mendapat informasi dari guru tentang kelemahan-kelemahan anak disekolah. Namun demikian, tingkat pendidikan orang tua bukanlah faktor utama keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran, karena ada orang tua tidak lulus SD, atau hanya lulusan SD, hasil belajar anaknya juga bagus hal ini bisa terjadi karena ada kepedulian orang tua terhadap anak serta mau mengikuti perkembangan pendidikan, sehingga hasil belajar anak pun tetap optimal, begitu pernyataan kepala sekolah dasar negeri 03 Pontianak selatan. Beliau juga mengatakan, bahwa yang penting bagi orang tua ialah kepedulian terhadap perkembangan belajar sianak, pendidikan formal memang mendukung dengan hasil belajar, karena paling tidak melalui pendidikan formal ini, orang tua mengerti tentang pendidikan ini berarti bahwa orang tua dapat merencanakan pendidikan yang baik pula bagi anak-anaknya kelak, tetapi didorong rasa tanggung jawab yang mendalam serta kepedulian terhadap anak, maka perhatian terhadap anak ini tetap menjadi fokus utama bagi orang tua walaupun ditengah-tengah kesibukkannya bekerja. Sehubungan dengan pendidikan formal, dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 14 dikatakan bahwa Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. ; Pasal 17 ayat (2) dikatakan bahwa Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. ; Pasal 18 ayat (3) tertulis bahwa Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. ; sementara itu pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, majister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. pasal 19 ayat 1. (2004:9). Tidak jauh berbeda dengan pendapat Arif Rohman (2009:223) berikut ini Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik yang akan dikembangkan. Tingkat pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan tingkat atau jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang berbentuk sekolah dasar (SD), serta sekolah menengah pertama (SMP), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan kejuruan yang membentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Pendidikan tinggi merupakan jenjang atau tingkat setelah pendidikan menengah, yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan dokter yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi

Di Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan, rata-rata tingkat pendidikan orang tua mendapat kategori baik, sedangkan hasil belajar peserta didik mendapat kategori cukup. dengan mengetahui tingkat pendidikan orang tua dan hasil belajar peserta didik, maka dilakukanlah penelitian, yang mana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik kelas Vc tahun ajaran 2012/2013 Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan? Adapun yang dimaksud dengan Hasil Belajar Menurut Patta Bundu (2006:17) Hasil belajar adalah: (1) Tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. (2) Tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. (3) Perubahan tingkah laku yang dapat diamati sesudah mengikuti kegiatan belajar dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang tersimpan dalam pikiran, sedangkan keterampilan menunjuk pada aksi atau reaksi yang dilakukan seseorang dalam mencapai suatu tujuan. (4) Memungkinkan dapat diukur dengan angka-angka, tetapi mungkin juga hanya dapat diamati melalui perubahan tingkah laku. Oleh sebab itu hasil belajar perlu dirumuskan dengan jelas sehingga dapat dievaluasi apakah tujuan yang diharapkan sudah tercapai atau belum Tingkat keberhasilan/prestasi belajar (Muhibbin Syah,2003:217) mencakup tiga aspek yakni ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif) dan ranah karsa (psikomotor). Sementara menurut Sudaryono (2012:102) Prestasi belajar hanya mengukur dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek psikomotor ada perbedaan antara prestasi belajar dan hasil belajar pada kedua pendapat itu, namun pada intinya sama yakni mengukur tiga aspek kognitf, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar atau prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor, yang terjadi secara menetap, dengan demikian juga hasil belajar atau prestasi belajar memiliki makna yang sama. Berdasarkan dengan pendapat Patta Bundu di atas yang memungkinkan dapat diukur dengan angka, dengan demikian hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berupa jumlah nilai raport yakni jumlah nilai dari semua mata pelajaran atau prestasi pada semester genap peserta didik kelas V c tahun ajaran 2012/2013 Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yakni dengan menggunakan teknik dokumentasi, dimana melalui dokumentasi ini diperoleh data hasil belajar peserta didik. Adapun populasi penelitian ini yakni seluruh peserta didik kelas v yang berjumlah 127, sementara untuk sampel yaitu berjumlah 31 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan sistem random, setelah dilakukan undi maka kelas vc menjadi sampel penelitian. Teknik analisis data, data yeng diperoleh diberi skor. Adapun pengskoran untuk data tingkat pendidikan orang tua peserta didik yaitu seperti pada tabel berikut:

Tingkat Pendidikan Terakhir Skor Kategori Tidak sekolah/tidak tamat SD 20 E = sangat kurang Tamat SD 40 D = kurang Tamat SMP 60 C = cukup Tamat SMA 80 B = baik Tamat Perguruan Tinggi 100 A = sangat baik hasil belajar peserta didik akan diberi skor tolak ukur berdasarkan raport peserta didik sebagai berikut: 900 1000 = A (sangat baik) 800 899 = B (baik) 700 799 = C (cukup) 600 699 = D (kurang) < 400 = E (sangat kurang) Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik adalah dihitung dengan menggunakan rumus pearson product moment (PPM) yang diungkapkan oleh Dedy Kuswanto (2010:90) yang mana rumus ini juga digunakan untuk mengetahui korelasi tingkat pendidikan orang tua. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat dibandingkan antara nilai r hitung dengan nilai r tabel dengan taraf signifikan 5 %. Derajat kebebasan adalah jumlah subyek dikurangi dua. Jumlah subyek dalam penelitian ini ialah 31, maka Db dalam penelitian ini ialah 31-2 = 29. Dengan derajat kebebasan 29 pada taraf signifikansi 5 %, nilai korelasi dalam tabel statistik sebesar 0,367. Nilai korelasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan korelasi pearson product moment antara lain (1) tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik nilai r hitung ialah 0,659 lebih besar dari r tabel 0,367 dengan taraf signifikan 5 %, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal tersebut berarti bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar belajar peserta didik. Pembahasan Setelah dilakukan pengeolmpokan data, ternyata ada beberapa peserta didik yang tingkat pendidikan orang tua dengan (1) bobot nilai 100 kategori A (sangat baik) tapi hasil belajar anaknya masuk dalam kategori B (baik) dengan nilai, 816; 822; 836, dan kategori C (cukup) dengan nilai, 799 776; 775; 773; 798; 751; 744; 796; 712. (2) Tingkat pendidikan orang tua dengan bobot nilai 80 kategori B (baik) dengan hasil belajar anak masuk dalam kategori C (cukup) dengan nilai, 759; 768; 707; 713; 716; 716; 712; 709; 738; 715; 705; 751; 739,

dan kategori d (kurang) dengan nilai hasil belajar, 681; 698; 674; 675. Dan (3) bobot nilai 60 kategori C (cukup) hasil belajar anak masuk dalam kategori D (kurang) dengan nilai, 675. Berdasarkan uraian diatas bahwa ada tingkat pendidikan orang tua dengan bobot nilai 100 kategori A (sangat baik) hasil belajar anaknya masuk dalam kategori C (cukup). Dan bobot nilai 80 kategori B (baik) hasil belajar anaknya masuk dalam kategori C (cukup). selain itu juga tingkat pendidikan orang tua denga bobot nilai 60 kategori C (cukup) dan memag hasil belajar anaknya masuk dalam kategori D (kurang). Jadi dengan tingkat pendidikan orang tua rata-rata baik memang hasil belajar anaknyapun rata-rata cukup. Berdasarkan penjelasan diatas dan dari hasil penelitian serta setelah dilakukan analisis data maupun pengujian hipotesis, ditemukan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik kelas V c tahun ajaran 2012/2013 Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data sesuai dengan langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis sub-sub masalah, peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik kelas Vc tahun ajaran 2012/2013 Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan dengan taraf signifikan 5 % sebagai berikut: 1. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik kelas Vc tahun ajaran 2012/2013 Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan dengan r hitung 0,659 lebih besar dari r tabel yaitu 0,367 dengan tingkat hubungan kuat. 2. Sumbangan dari variabel tingkat pendidikan orang tua yaitu sebesar 43,42%. Saran Saran yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan penelitian ini ialah sebagai berikut: 1. Bagi para orang tua peserta didik. Mengingat penelitian ini menemukan terdapatnya korelasi yang positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik, maka sebaiknya orang tua terus mengembangkan ilmu dan pengetahuannya, sebagai wujud pemahaman akan pentingnya pendidikan, sehingga berkat bimbingan orang tua peserta didik mendapat hasil belajar yang memuaskan, tidak hanya secara kognitif dan afektif saja, melainkan juga secara psikomotot. 2. Bagi para peserta didik. Peserta didik sebaiknya terus belajar dan berlatih, dengan bantuan dan dorongan dari orang tua, turutilah nasihat dan pituah dari orang tua yang selalu menggema ditelinga anak-anak, agar apa yang menjadi harapan bersama dapat dirasakan dan dihayati dalam hidup sehari-hari. 3. Bagi para guru. Guru yang baik adalah yang bisa menjadi teladan bagi para muridnya, guru dituntut lebih peduli dan memperhatikan anak didiknya, peduli dan memperhatikan ini dapat berbentuk seperti mau mencari kelemahan

peserta didik guna mencari solusinya, kelebihan agar dapat mengembangkan bakat dan talentanya, serta terus meningkatkan komunikasi dengan orang tua peserta didik agar terdapat kekompakan saling membantu antara guru dengan orang tua/wali. DAFTAR RUJUKAN Arif Rohman (2009). Memahami Pendidikan dan Imu Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama. Dedy Kuswanto. (2010). Statistik Untuk Pemula dan Orang Awam. Jakarta: Laskar Aksara. FKIP Untan Pontianak. (2007). Pedoma Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak:Edukasi Press FKIP Untan.Ishak Abdulhak dan Ugi Suprayogi. (2012). Penelitian Tindakan dalam Pendidikan Non Formal. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada. Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. R. I. Sarumpaet. (2008). Rahasia Mendidik Anak. Bandung: INDONESIA PUBLISHING HOUSE.