PENENTUAN DAYA SERAP ARANG AKTIF TEKNIS TERHADAP IODIUM SECARA POTENSIOMETRI

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

Metodologi Penelitian

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

ANALISIS KALSIUM DEN CAN METODA POTENSIOMETRI

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Metodologi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

SNI Standar Nasional Indonesia

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Abstrak. Kata Kunci: Flotasi; Limbah; Logam Berat; Ozon

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Transkripsi:

PENENTUAN DAYA SERAP ARANG AKTIF TEKNIS TERHADAP IODIUM SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi. (*) ABSTRAK-PENENTUAN DAYA SERAP ARANG AKTIF TEKNIS TERHADAP IODIUM SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penentuan daya serap arang aktif teknis terhadap iodium dengan metoda iodometri dengan alat potensiometer. Metode iodometri cukup teliti dan mudah untuk menentukan iodium yang terserap didalam arang aktif. Arang aktif terbuat dari arang batok kelapa yang telah diaktifkan dan dihaluskan dengan diameter 200 mesh. Arang aktif ditimbang, dimasukkan ke dalam beker 100 ml tambahkan larutan iodium diaduk selama 15 menit. Campuran kemudian dipusingkan didalam alat sentrifugal sampai arang aktif terpisah dari cairannya. Filtratnya dianalisis kandungan iodiumnya dengan menggunakan natrium thiosulfat dan diukur dengan alat potensiometer. Daya serap yang diperoleh dalam satuan mg iodium / g arang aktif, mg/g. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa analisis daya serap iodium dengan metoda iodometri dapat dilakukan menggunakan alat potensiometer. Hasil daya serap arang aktif teknis sebesar 565,30 mg/g dengan derajat linieritas analisis sebesar 0.9993. KATA KUNCI : Analisis, iodium terserap (mg/g), potensiometri PENDAHULUAN Kemajuan teknologi industri dalam bidang filter, obat-obatan, katalis, kimia dan pengendalian polusi menyebabkan kebutuhan arang aktif teknis yang memenuhi standar industri makin besar. Arang aktif teknis adalah arang yang telah diaktifkan sehingga mempunyai daya serap yang tinggi terhadap warna, bau, zat-zat beracun dan zat-zat kimia lainnya yang tidak diinginkan dalam suatu bahan baku. Arang aktif teknis mempunyai sifat penyerapan secara adsorpsi yang tinggi terhadap suatu bahan. Dalam proses penyerapan ini terjadi penimbunan zat-zat pada permukaan. Struktur atom, struktur kimia permukaan, susunan pori pori dan luas permukaan sangat berperan dalam proses aktivasi arang aktif teknis dan sangat berpengaruh dalam proses penyerapan pada arang aktif teknis. Selain itu perbedaan komposisi kimia permukaan, terbentuknya oksida selama aktivasi dan adanya unsur unsur aluminium, belerang, besi, silikon dan kalium juga berpengaruh dalam proses penyerapan pada arang aktif. (1) Dalam percobaan ini arang aktif yang digunakan terbuat dari arang batok kelapa yang diaktifkan dan di buat di laboratorium kendali kualitas-b3n. Arang aktif dihaluskan sampai diameter 200 mesh. Selama percobaan berlangsung variabel variabel yang digunakan, seperti banyaknya arang, waktu pengadukan, pemusingan dan konsentrasi zat zat kimia yang digunakan mengacu pada Standar Nasional Indonesia. Analisis daya serap arang aktif secara iodometri ini didasarkan atas reaksi oksidasi reduksi dimana suatu oksidator direaksikan dengan 1

ion iodida yang kemudian melepaskan iodium. Iodium yang dilepaskan tersebut dititrasi oleh larutan standar natrium thiosulfat. Iodium yang terserap merupakan hasil pengurangan dari larutan iodium awal dengan larutan iodium setelah dicampur dengan arang aktif teknis. Iodium yang terserap didalam arang aktif teknis diharapkan mencapai 750 mg/g. (1) Tujuan dari percobaan ini adalah dapat melakukan preparasi larutan kimia yang digunakan dan dapat melakukan analisis iodium yang terserap didalam arang aktif teknis. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui besarnya daya serap arang aktif teknis terhadap iodium. CARA KERJA Dibuat larutan standar, larutan iodium 0,1 N dan larutan standar primer K 2 Cr 2 O 7 0,1 N. Dibuat juga larutan KJ 10%, dan larutan HCl 4 N masing-masing 1 liter. Standardisasi larutan dengan larutan standar primer K 2 Cr 2 O 7 0,1 N, dipipet 10 ml larutan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N, tambahkan 5 ml KI 10%, 4 ml HCl 4 N dan 40 ml air suling. Iodium yang terbentuk dititrasi dengan larutan standar, lakukan titrasi sebanyak 3 kali. Dari hasil percobaan ini dapat diperoleh normalitas dari larutan Na 2 S 2 O 3. Penentuan linieritas larutan standar iodium dengan larutan standar, dipipet larutan iodium sebanyak 10, 5, 4, 3, dan 2 ml dan dititrasi dengan larutan standar, lakukan titrasi masing masing sebanyak 7 kali. Dari hasil percobaan ini dapat diperoleh ketidak pastian baku untuk tiap-tiap titik pengukuran dan kurva linieritas. Penentuan daya serap arang aktif teknis, arang panaskan pada suhu 115 o C selama 1 jam, ditimbang 0,5 g tambahkan 50 ml larutan iodium 0,1 N dan diaduk selama 15 menit (larutan 1). Pindahkan larutan 1 kedalam tabung sentrifugal, masukkan kedalam alat sentrifugal dan pusingkan selama 5 menit sampai filtrat terpisah dari endapannya. Dipipet 10 ml filtrat, tambahkan 30 ml air suling dan titrasi dengan larutan dengan menggunakan alat potensiometer, lakukan titrasi sebanyak 3 kali. Hitung hasil yang diperoleh dengan rumus 1 : Daya serap arang aktif teknis : (V1-V2) x N x 126,9 x 5, mg/g (2) W V1 = Volume larutan natrium tiosulfal 0,1 N awal, ml V2 = Volume larutan natrium tiosulfat 0,1 N ahir, ml N = Normalitas larutan natrium tiosulfat 0,1 N W = Berat contoh (arang), g 126,9 = Berat atom dari iodium 5 = Faktor pengenceran HASIL DAN BAHASAN : Hasil percobaan penentuan daya serap arang aktif teknis dapat dilihat pada Tabel-1, Tabel-2, Gambar-2 dan Tabel-3. Standarisasi larutan dengan larutan standar primer K 2 Cr 2 O 7 0,1 N dapat dilihat pada Tabel-1. 2

Tabel-1. Standarisasi larutan dengan larutan standar primer K 2 Cr 2 O 7 0,1 N No. K 2 Cr 2 O 7 0,1 N Normalita, N Na 2 S 2 O 3 Normalita rerata, N Na 2 S 2 O 3 1. 10 9,761 0,102 2. 10 10,011 0,099 0,1003 3. 10 9,954 0.100 Dari Tabel-1.Terbaca bahwa data dalam Tabel-1.merupakan standarisasi larutan dengan larutan standar primer K 2 Cr 2 O 7 0,1 N, yang dilakukan titrasi sebanyak 3 kali. Dari hasil titrasi memberikan hasil normalitas Na 2 S 2 O 3 sebesar 0,1003 N. Hasil percobaan linieritas dari larutan iodium 0,1 N dengan larutan standar natrium tiosulfat 0,1 N dapat dilihat pada Tabel 2. dan Gambar- 2. Tabel-2. Data hasil percobaan linieritas, hubungan antara larutan iodium 0,1 N dengan 0,1003 N No I 2 0,1 N No I 2 0,1 N 1 10 9,32 1 4 4,02 2 10 9,79 2 4 3,97 3 10 9,93 3 4 4,06 4 10 9,79 4 4 3,98 5 10 9,58 5 4 4,03 6 10 9,60 6 4 3,97 7 10 9,76 7 4 3,95 Volume rerata 9,68 Volume rerata 4,00 Stand.Deviasi 0,185 Stand.Deviasi 0,037 Tian = 0,370 Tian = 0,074 1 5 4,69 1 3 3,01 2 5 4,75 2 3 2,96 3 5 4,77 3 3 2,93 4 5 4,81 4 3 2,96 5 5 4,72 5 3 2,89 6 5 4,73 6 3 3,00 7 5 4,79 7 3 2,94 Volume rerata 4,75 Volume rerata 2,96 Stand. Deviasi 0.039 Stand. Deviasi 0,038 Tian = 0,078 Tian = 0,076 1 2 1,95 2 2 1,90 3

3 2 1,97 4 2 1,97 5 2 1,98 6 2 1,94 7 2 1,90 Volume rerata 1,94 Stand.Deviasi 0,031 Tian = 0,062 Dari percobaan, Volume iodium 0,1 N yang digunakan dari 2, 3, 4, 5 dan 10 ml dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat standar 0,1003 N dibutuhkan 1,94, 2,96, 4,00, 4,75 dan 9,49 ml dengan ketidak pastian baku berkisar dari 0,062 s/d 0,370.Dari hasil ketidak pastian baku yang diperoleh, semua titik-titik pengamatan dalam setiap parameter volume masih didalam jangkauan kitidak pastian bakunya. Hal ini dapat dikatakan bahwa analisis masih berlangsung baik, karena masih sesuai dengan perhitungan statistik. Dari data dalam Tabel 2. Terlihat hubungan antara volume larutan iodium 0,1 N dengan volume 0,1003 N. Dari hubungan tersebut dapat dibuat kurva linieritas seperti terlihat pada Gambar-2. Gambar-2. Kurva hubungan antara volume larutan iodium 0,1 N dengan 0,1003 N Gambar-2. menunjukkan hasil percobaan hubungan anatara volume larutan iodium 0,1 N dengan 0,1003 N. Dari hasil percobaan tersebut diperoleh kurva linier dengan persamaan Y = 0,962 X + 1,010 dengan derajat linieritas sebesar 0,9993. Dari hasil yang diperoleh ini, derajat linieritasnya kurang bagus, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : Kesalahan terdapat pada saat preparasi Zat kimia yang digunakan maupun preparasi sampelnya. Kesalahan tetap yang terdapat pada setiap parameter volume pada setiap pipet eppendorfnya. Vol.Na tiosulfat 0,1 N 12 10 8 6 4 2 0 y = 0.962x + 1.0104 R 2 = 0.9993 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Vol. iodium 0,1 N, ml Dari percobaan ini, selain dilakukan standarisasi terhadap larutan iodium juga dilakukan penentuan daya serap arang aktip teknis terhadap yodium. Daya serap dihitung menggunakan rumus 1 yang terdapat pada cara kerja, dan dititer dengan larutan standar natrium tiosulfat 0,1003 N. Dari penentuan daya serap ini diperoleh 4

data pengamatan dan perhitungan yang terangkum dalam Tabel-3. Tabel-3. Data dan perhitungan daya serap arang aktip teknis terhadap Iodium No. Berat sampel, g V 2, ml V 2 rerata, ml V 1, ml Daya serap, mg/g 1. 6,49 2. 0,358 6,47 6,50 9,68 565,30 3. 6,55 Dari Tabel-3. diperoleh daya serap arang aktif teknis sebesar 565,30. Hasil daya serap yang diperoleh belum sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yaitu sebesar 750 mg/g, hal ini disebabkan : Proses pembuatan arang dan pengaktifan yang kurang sempurna. Arang aktif yang digunakan dalam percobaan berdiameter 200 mesh, hal ini tidak sesuai SNI yaitu sebesar 325 mesh. Keterbatasan alat yang tersedia yaitu ayakan dan penggerus sehingga arang tidak bisa diayak lebih halus dari 200 mesh. KESIMPULAN Dari hasil bahasan dapat disimpulkan bahwa : Kinerja alat potensiometer yang digunakan cukup baik dengan derajat linieritasnya sebesar 0,9993 dan ketidak pastian baku berkisar 0,062 s/d 0,370. Arang aktif yang digunakan untuk percobaan diameternya sebesar 200 mesh tidak sesui dengan Standar Nasional Indonesia yaitu sebesar 325 mesh. Daya serap arang dari hasil percobaan sebesar 565,30 mg/g lebih kecil dari yang dipersaratkan yaitu 750 mg/g. DAFTAR PUSTAKA Standar Nasional Indonesia 06-370- 1995, Arang Aktif Teknis, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta, (1995), p 5-8. Vogel.A.I, A Text Book of Quantitative Inorganic Analisis, London, (1951), p 328-336. 5