Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

dokumen-dokumen yang mirip
Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

PETUNJUK PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

KUESIONER. Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Pada Dana Pensiun. Isilah kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai dengan kondisi Dana Pensiun Anda.

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : Kep- 2833/LK/2003 TENTANG

PERATURAN NOMOR V.D.10 : PRINSIP MENGENAL NASABAH. a. Bank Kustodian adalah Bank Umum yang mendapat persetujuan dari Bapepam sebagai Kustodian.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 /KMK.06/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 143 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA

PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 23 /PBI/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES)

No. 3/29/DPNP Jakarta, 13 Desember 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

P e d o m a n. Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)

KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

UMUM. Untuk...

GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N

GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

Daftar Isi Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22/ POJK.04 / 2014 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

LATAR BELAKANG PERUBAHAN

Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Daftar Isi Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA. Nomor : 3/10/PBI/2001 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/27/PBI/2012 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG (ANTI MONEY LAUNDERING / "AML") FXPRIMUS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI PENGGUNAAN UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

I. PENDAHULUAN. dapat berasal dari modal milik perusahaan sendiri atau modal pihak ketiga, yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-28/PM/2000 TENTANG

I. PENDAHULUAN. dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai


PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PIALANG BERJANGKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENERAPAN PROGRAM APU DAN PPT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT. Kunjungi Website Kami:

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Huruf a Cukup jelas.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

BAB II PRINSIP MENGENAL NASABAH DI PASAR MODAL. uang dengan cara mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 113/PMK.05/2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengenal dan Menaksir Resiko

BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2...

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III ATURAN PELAKSANA UNDANG-UNDANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

M E M U T U S K A N :

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

No. 7/58/DPBPR Jakarta, 23 Desember 2005 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

Transkripsi:

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah PENDAHULUAN Pada tanggal 30 Januari 2003 Menteri Keuangan menetapkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 45/KMK.06/2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) bagi Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB). Kebijakan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menciptakan industri jasa keuangan nonbank yang sehat dan berstandar internasional serta terlindungi dari kemungkinan disalahgunakan untuk kejahatan keuangan, termasuk pencucian uang. Dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut, Dana Pensiun Pemberi Kerja diwajibkan untuk menerapkan PMN yang terdiri dari: - kebijakan dan prosedur penerimaan dan identifikasi nasabah, - kebijakan dan pemantauan rekening nasabah dan transaksi nasabah, serta - kebijakan dan prosedur manajemen risiko. Penerapan berbagai kebijakan dan prosedur tersebut di atas bertujuan agar setiap Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat mengenali profil nasabahnya dan dapat mengidentifikasi transaksi yang mencurigakan (suspicious transactions). Agar penerapan PMN di masing-masing Dana Pensiun Pemberi Kerja seragam dan konsisten, maka tiap-tiap Dana Pensiun Pemberi Kerja perlu menyusun Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN). Petunjuk penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah ini dimaksudkan sebagai pedoman atau petunjuk bagi Dana Pensiun Pemberi Kerja untuk menyusun P4MN yang baik. KEBIJAKAN P4MN harus memuat seluruh kebijakan yang ditetapkan oleh pendiri, pengurus atau dewan pengawas, yang menyangkut penerapan PMN pada Dana Pensiun Pemberi Kerja yang bersangkutan. Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup kebijakan pengorganisasian penerapan PMN, kebijakan penerimaan dan identifikasi peserta, kebijakan pemantauan dan pelaporan transaksi pemberi kerja dan peserta, serta kebijakan manajemen risiko. A. Kebijakan pengorganisasian penerapan PMN Di dalam P4MN harus diungkapkan penunjukan seorang pengurus atau karyawan Dana Pensiun Pemberi Kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan P4MN sebagaimana ditetapkan oleh pendiri. Pengurus atau karyawan yang ditunjuk ini dinamakan Petugas PMN. Apabila perlu, Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat menunjuk Petugas PMN di kantor-kantor cabang Dana Pensiun (apabila ada). Halaman 1 dari 5

Sebagai bagian dari kebijakan pengorganisasian penerapan PMN, harus diungkap pula tugas pokok Petugas PMN, pengurus, dewan pengawas dan pendiri dalam rangka penerapan PMN, yaitu: Tugas pokok Petugas PMN a. Menyusun dan memelihara P4MN; b. Memantau kegiatan pengkinian data dan profil nasabah; c. Melakukan koordinasi dan pemantauan pelaksanaan penerapan P4MN; d. Menerima dan melakukan analisis atas laporan transaksi yang mencurigakan yang disampaikan oleh unit-unit kerja terkait; e. Menyusun laporan transaksi yang mencurigakan yang akan disampaikan kepada Menteri Keuangan atau Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Tugas pokok pengurus a. Menetapkan P4MN; b. Memantau pelaksanaan tugas Petugas PMN; c. Memastikan bahwa P4MN telah diterapkan dan dilaksanakan secara konsisten; d. Melaporkan transaksi yang mencurigakan yang telah disusun oleh Petugas PMN kepada Menteri Keuangan atau PPATK. Tugas pokok dewan pengawas : a. Menyetujui atau menolak penetapan P4MN oleh pengurus; b. Mengawasi pelaksanaan P4MN oleh pengurus dan Petugas PMN. Tugas pokok pendiri : Menyetujui atau menolak penetapan P4MN oleh pengurus. B. Kebijakan penerimaan dan identifikasi nasabah Di dalam P4MN dimuat identitas pendiri dan mitra pendiri, serta nama karyawan atau karyawan-karyawan dari pendiri dan mitra pendiri yang berwenang menangani penyetoran iuran ke Dana Pensiun. P4MN juga memuat penegasan bahwa Dana Pensiun Pemberi Kerja menerima peserta hanya dari karyawan/pegawai/buruh pendiri atau mitra pendiri yang memenuhi syarat kepesertaan di dalam peraturan Dana Pensiun. C. Kebijakan pemantauan dan pelaporan transaksi P4MN harus memuat kebijakan bahwa Dana Pensiun akan memelihara catatan mengenai penyetoran iuran oleh tiap-tiap pemberi kerja beserta seluruh dokumen pendukungnya, baik selama pemberi kerja tersebut menjadi pendiri atau mitra pendiri maupun setelah yang bersangkutan berhenti menjadi pendiri atau mitra pendiri, sekurang-kurangnya sampai dengan 5 (lima) tahun sejak tanggal berhenti. Dalam hal Halaman 2 dari 5

Dana Pensiun Pemberi Kerja diharuskan oleh peraturan perundang-undangan untuk memelihara rekening individual untuk tiap-tiap peserta, maka catatan dan dokumen pendukung untuk rekening individual tiap-tiap peserta juga akan dipertahankan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sejak tanggal kepesertaan yang bersangkutan berakhir (karena kematian, pembayaran manfaat pensiun secara sekaligus, atau pengalihan ke Dana Pensiun lain). D. Kebijakan manajemen risiko Di dalam P4MN ditegaskan bahwa Dana Pensiun Pemberi Kerja akan melakukan internal audit untuk memastikan kepatuhan terhadap P4MN. PROSEDUR P4MN harus memuat prosedur-prosedur untuk penerimaan dan identifikasi peserta, pemantauan dan pelaporan transaksi pemberi kerja dan peserta, serta ketentuan mengenai pelatihan PMN. A. Prosedur penerimaan dan identifikasi peserta Dalam hal kepesertaan pada Dana Pensiun Pemberi Kerja bersifat aktif, di dalam P4MN ditegaskan bahwa setiap peserta baru harus mengisi formulir kepesertaan standar yang berlaku. Formulir kepesertaan standar tersebut dilampirkan pada P4MN. Dalam hal kepesertaan tidak bersifat aktif, P4MN memuat ketentuan bahwa pemberi kerja harus memberikan identitas tiap-tiap peserta kepada Dana Pensiun, atau sekurangkurangnya memberikan akses kepada Dana Pensiun untuk mengetahui identitas peserta dari catatan atau dokumen yang dimiliki pemberi kerja tersebut. B. Prosedur dokumentasi profil pemberi kerja dan peserta Di dalam P4MN ditegaskan kewajiban pengurus atau karyawan tertentu dari Dana Pensiun untuk membuat dan memelihara catatan dan dokumen pendukung penyetoran iuran yang dilakukan oleh setiap pemberi kerja, serta pendistribusian sebagian atau seluruh iuran ke rekening individual tiap-tiap peserta (apabila ada kebutuhan untuk melakukan distribusi ini). Selain itu, di dalam P4MN ditegaskan pula kewajiban Petugas PMN untuk melakukan pengujian secara berkala guna memastikan bahwa catatan dan dokumen tersebut mutakhir dan akurat. C. Prosedur identifikasi transaksi yang mencurigakan Contoh-contoh transaksi yang dapat dinilai mencurigakan (suspicious transaction) harus dimuat dalam P4MN dan sekurang-kurangnya mencakup : - Transaksi pelunasan defisit oleh pemberi kerja dalam jumlah besar secara sekaligus di luar kebiasaannya membayar secara bulanan dan berdasarkan laporan keuangan Halaman 3 dari 5

tahun buku terakhir diketahui oleh Pengurus bahwa Pemberi Kerja bersangkutan mengalami kerugian atau defisit; Apabila suatu transaksi yang mencurigakan teridentifikasi, Petugas PMN memberitahukan hal tersebut kepada pengurus Dana Pensiun yang kemudian akan melaporkannya kepada Menteri Keuangan atau PPATK. PELATIHAN Di dalam P4MN harus ditegaskan kewajiban pengurus, Petugas PMN, atau karyawan lain dari Dana Pensiun Pemberi Kerja untuk mengikuti pelatihan yang sesuai agar memiliki pemahaman yang cukup baik untuk dapat menerapkan PMN. Halaman 4 dari 5

CONTOH-CONTOH TRANSAKSI YANG MENCURIGAKAN Dana Pensiun Pemberi Kerja Pemberi Kerja melunasi defisit dalam jumlah besar secara sekaligus di luar kebiasaannya membayar secara bulanan dan berdasarkan laporan keuangan tahun buku terakhir diketahui oleh Pengurus bahwa Pemberi Kerja bersangkutan mengalami kerugian atau defisit Halaman 5 dari 5