Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

dokumen-dokumen yang mirip
S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum.


FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/27/PBI/2012 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

LATAR BELAKANG PERUBAHAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,


PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Dalam penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi tentang Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENERAPAN PROGRAM APU DAN PPT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT. Kunjungi Website Kami:

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM (DKBU) Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No.13/14 /DKBU Tanggal 12 Mei 2011

PEDOMAN STANDAR PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2...

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum BAB I PENDAHULUAN

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Ketiga, Identifikasi, Verifikasi Dan Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PIALANG BERJANGKA

No. 3/29/DPNP Jakarta, 13 Desember 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN V.D.10

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Huruf a Cukup jelas.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22/ POJK.04 / 2014 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

P e d o m a n. Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)

PETUNJUK PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

- 2 - di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA

VI PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

IDENTIFIKASI TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN (TKM) DAN TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI (TKT)

2017, No Tahun 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5164); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan

S U R A T E D A R A N

Kebijakan dan Pengelolaan Mitigasi Risiko Pada Sektor Perbankan terhadap Pengguna Jasa yang Diduga Terkait dengan Pendanaan Proliferasi Senjata

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

No. 13/ 29 /DPNP Jakarta, 9 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Daftar Isi Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

KEPUTUSAN TENTANG PEDOMAN IDENTIFIKASI PRODUK, NASABAH, USAHA DAN NEGARA YANG BERISIKO TINGGI BAGI PENYEDIA JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA

PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR 13/29/DPNP TAHUN 2011 PERIHAL PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negar

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

-2- c. Pengaturan Customer Due Dilligence (CDD) sederhana khusus untuk Nasabah yang tergolong berisiko rendah; dan

2 tersebut perlu disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang serta Undang-Un

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 143 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

-2- Standar minimal dimaksud antara lain didasarkan pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko, dan mempe

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)

Daftar Isi Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

- 1 - PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME DI SEKTOR PASAR MODAL

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 23 /PBI/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES)

Prosedur Prinsip Prinsip Mengenal Nasabah

1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek;

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1/15/2016. Mitigasi Risiko dan Tata Kelola Konglomerasi Keuangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

RBA SDM Pengkinian Data Pengendalian Internal UKK 2

1. RBA Risk Based Approach 3

Bank wajib menerapkan Program APU dan PPT (Ps. 2) Dalam menerapkan Program APU dan PPT, Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis yang tertutang dalam Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT ( Ps. 8) Dalam melakukan penerimaan Nasabah, Bank wajib menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dengan mengelompokkan Nasabah berdasarkan tingkat risiko terjadinya pencucian uang atau pendanaan terorisme (ps. 10). Peraturan pengelompokkan risiko nasabah akan diatur dalam SE BI. 4

Diperlukan untuk mendukung terlaksananya kebijakan dan pengawasan CDD yang efektif, dimana persyaratan dan ketentuan terhadap setiap nasabah disesuaikan dengan tingkat risiko yang dimiliki Dilakukan terhadap nasabah yang telah menjalani hubungan usaha dalam jangka waktu tertentu, dengan cara memperhitungkan informasi serta profil nasabah serta kebutuhan nasabah terhadap produk dan jasa yang ditawarkan Bank. 5

Parameter utk meneruskan atau memutuskan hubungan usaha Pemantauan Pengelompokkan Nasabah Kebijakan Penerimaan Pengkinian Data 6

TINGKAT RISIKO Rendah Menengah / Normal Tinggi diberikan pengecualian beberapa persyaratan diberlakukan persyaratan sebagaimana ketentuan yang berlaku diterapkan prosedur Enhanced Due Dilligence 7

Pengelompokkan nasabah harus didokumentasikan dan dipantau secara berkesinambungan Pemantauan dilakukan untuk memastikan kesesuaian tingkat risiko yang telah ditetapkan. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara transaksi/profil nasabah dengan tingkat risiko yang telah ditetapkan, maka bank harus melakukan paling kurang: o menyesuaian tingkat risiko o menerapkan prosedur CDD bagi nasabah yang tergolong berisiko rendah atau menengah yang sesuai dengan penetapan tingkat risiko yang baru. o Menerapkan prosedur EDD bagi nasabah yang tergolong berisiko tinggi atau PEP. 8

Bank wajib memiliki prosedur pendekatan berbasis risiko yang disesuaikan dengan tingkat kompleksitas Bank dan dikelola secara memadai. Tingkat kompleksitas bank disesuaikan dengan sifat, ukuran, kompleksitas dan faktor-faktor dari masing-masing Bank. Profil risiko merupakan nilai akhir dari seluruh komponen penilaian yang ditetapkan berdasarkan rating tertinggi dari item dalam suatu komponen, yang ditetapkan klasifikasinya menjadi risiko rendah, menengah, atau tinggi. 9

Profil Risiko Identitas Profil Nasabah Lokasi Usaha Lainnya Jmlh Transaksi Kegiatan Usaha Struktur Kepemilikan 10

Profil risiko nasabah dapat dikembangkan sendiri oleh masing-masing Bank sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko dari masing-masing Bank. Penetapan klasifikasi tingkat risiko calon nasabah atau nasabah adalah berdasarkan rating risiko tertinggi dari suatu item yang diperoleh calon nasabah atau nasabah tersebut. Penetapan klasifikasi tingkat risiko tidak berlaku bagi calon nasabah atau nasabah yang tergolong sebagai PEP. Dengan demikian apabila terdapat calon nasabah atau Nasabah yang karena pekerjaannya atau jabatannya tergolong sebagai PEP, maka yang bersangkutan secara otomatis diklasifikasikan sebagai risiko tinggi. 11

Identitas Nasabah Identitas Nasabah Rendah Sedang Tinggi Memiliki kartu identitas yang masih berlaku dan nasabah bertempat tinggal sesuai dng informasi dalam kartu identitas Data/informasi identitas calon nasabah kadaluarsa, namun nasabah tetap kooperatif melakukan updating. - Data/informasi identitas calon nasabah palsu atau asli tapi palsu, misalnya kartu ID tidak dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, data tidak benar, dll. - nasabah yang pada saat pembukaan rekening menggunakan alamat yang wilayahnya berada di luar wilayah Indonesia. 12

Lokasi Usaha dan Profil Nasabah Lokasi Usaha Profil Nasabah Rendah Sedang Tinggi Lokasi usaha dekat dengan bank atau diketahui oleh bank. Lokasi usaha berjauhan dengan lokasi bank Lokasi usaha nasabah berada di zona perdagangan bebas Petani Pegawai Perusahaan - Tergolong sebagai Politically Exposed Persons/ PEP. - Memenuhi kriteria PPATK (high risk selain PEPs). - Pegawai dari perusahaan yang tergolong berisiko tinggi, misal shell company. 13

Jumlah Transaksi dasn Struktur Kepemilikan Jumlah transaksi Struktur Kepemili kan Rendah Sedang Tinggi Nilai transaksi rendah, misal dibawah Rp5 juta Tidak memiliki pengendali dan komposisi pemegang saham tersedia dalam data publik. Peningkatan jumlah transaksi tidak significant atau significant namun didukung dengan dokumen yang memadai atau masih tergolong wajar. Informasi mengenai pemegang saham tidak tersedia dalam data publik. Transaksi tunai dalam jumlah besar - Perusahaan dengan pemegang saham berbentuk nomenee 14

Kegiatan Usaha dan Lainnya Kegiatan Usaha Lainnya Rendah Sedang Tinggi Pedagang sayur di pasar tradisional Tidak terdapat informasi negatif lain.. Pedagang Valuta Asing atau pengiriman Uang. Memiliki usaha lainnya disamping sebagai karyawan perusahaan. Kegiatan usaha yang berbasis uang tunai seperti mini market, jasa pengelolaan parkir, rumah makan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), pedagang isi pu - Mempunyai nama dan kewarganegaraan mirip dengan anggota teroris 15

Contoh Pengelompokkan Identitas Nasabah Lokasi Usaha Profil Nasabah Jumlah Transaksi Kegiatan Usaha Struktur Kepemilikan Informasi Lainnya Rendah Sedang Tinggi Hasil Akhir X X X X X X X Tinggi 16

2. Pengkinian Data Pengkinian Data 17

Kewajiban Pelaporan Laporan Rencana Kegiatan Pengkinian Data disampaikan dalam laporan pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan bulan Desember 2010 disetujui oleh 2 (dua) anggota direksi yaitu Direktur Utama dan Direktur Kepatuhan Laporan Realisasi Kegiatan Pengkinian Data disampaikan dalam Laporan Direktur Kepatuhan bulan Desember 2011 wajib mendapatkan persetujuan dari Direktur Kepatuhan. 18

Laporan Rencana Kegiatan Pengkinian Data 19

Laporan Realisasi Kegiatan Pengkinian Data NO. 1. JENIS NASABAH PROGRES Target Realisasi Deviasi (%) Kendala Upaya yang akan dilakukan 2. 3. 4. 5. 20

3. Organisasi UKK Organisasi UKK 21

Unit Kerja Khusus (Ps. 6) Bank wajib membentuk Unit Kerja Khusus (UKK) atau yang sebelumnya dikenal dengan Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (UKPN) dalam rangka melaksanakan Program APU dan PPT. Apabila berdasarkan pertimbangan beban tugas operasional dan kompleksitas usahanya Bank memandang belum membutuhkan UKK, maka Bank dapat menunjuk sekurangkurangnya seorang pejabat Bank yang bertanggung jawab atas penerapan Program APU dan PPT. Dalam menjalankan tugasnya, UKK melapor dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan Bank wajib menetapkan UKK sebagai unit kerja struktural dalam struktur organisasi Bank 22

Unit Kerja Khusus Pengawasan aktif Direksi antara lain mencakup (Ps.4): memastikan bahwa satuan kerja yang melaksanakan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT terpisah dari satuan kerja yang mengawasi penerapannya. memastikan bahwa kantor cabang dan kantor cabang pembantu Bank memiliki pegawai yang menjalankan fungsi unit kerja khusus atau pejabat yang melaksanakan program APU dan PPT. 23

Unit Kerja Khusus Jabatan pelaksana fungsi UKK dapat dirangkap oleh pejabat Bank yang mempunyai tugas lain, sepanjang tugas lain tersebut tidak merupakan bagian dari tugas operasional seperti unit kerja manajemen risiko. Agar arahan dan ketentuan dari UKK dapat dilaksanakan dengan baik oleh Kantor Fungsional, Kantor Cabang Bank dan Kantor di Bawah Kantor Cabang, Bank harus memiliki mekanisme komunikasi yang baik dari setiap unit kerja terkait kepada Pejabat UKK atau pejabat yang bertanggungjawab terhadap penerapan program APU dan PPT dan terdokumentasi. Mekanisme komunikasi tersebut juga dengan memperhatikan anti tipping off dan menjaga kerahasiaan informasi. 24

Unit Kerja Khusus UKK bertanggungjawab atas pelaksanaan Program APU dan PPT dan berperan sebagai contact person bagi otoritas yang berwenang terkait dengan penerapan AML dan PPT (al BI, PPATK, Penegak Hukum). Pejabat Bank yang bertanggung jawab dalam menerapkan Program APU dan PPT wajib memenuhi ketentuan: Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai APU dan PPT dan peraturan lainnya yang terkait dengan pendanaan dan produk perbankan memiliki kewenangan untuk mengakses seluruh data Nasabah dan informasi lainnya yang terkait dalam rangka pelaksanaan tugas memiliki pengalaman minimal 3 tahun di bidang perbankan 25

4. Pengendalian Internal Pengendalian Internal 26

Internal Audit Bank harus mempunyai sistem pengendalian intern, yang dapat memastikan bahwa penerapan Program APU dan PPT oleh unit-unit kerja terkait telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Sistem Pengendalian Intern harus mampu secara tepat waktu mendeteksi kelemahan dan penyimpangan yang terjadi dalam penerapan Program APU dan PPT dengan tujuan untuk meminimalkan potensi risiko yang dihadapi Bank. 27

Internal Audit SKAI sebagai satuan kerja yang melaksanakan pengendalian intern harus memiliki kewenangan dan sarana yang memadai mencakup hal-hal sbb: Memiliki program dan prosedur audit berbasis risiko yang mencakup uji kepatuhan dengan fokus pada CDD, operasional, produk dan jasa yang berisiko tinggi; Menilai kecukupan proses yang berlaku di bank dalam mengidentifikasi dan melaporkan transaksi yang mencurigakan; Mengkomunikasikan temuan pemeriksaan kepada Direksi dan/atau manajemen dengan tepat waktu; Merekomendasikan upaya-upaya perbaikan terhadap kekurangan yang ada. 28

5. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia 29

SDM kewajiban screening Bank wajib melakukan prosedur penyaringan (screening) dalam rangka penerimaan pegawai baru sebagai bagian dari penerapan Know Your Employee (KYE), misal dengan mensyaratkan calon pegawai untuk menyampaikan Surat Keterangan Kelakuan Baik yang dikeluarkan oleh Otoritas yang berwenang. Metode screening disesuaikan dengan kebutuhan, kompleksitas kegiatan Bank, dan profil risiko Bank. Metode screening paling kurang memastikan profil calon pegawai termasuk catatan kejahatan. Melakukan pemantauan terhadap profil karyawan. 30

SDM - pelatihan Seluruh karyawan harus mendapatkan pengetahuan mengenai penerapan Program APU dan PPT. Pengadaan pelatihan berdasarkan prioritas. Pelatihan dapat dilakukan secara elekronik (online base) maupun melalui pertemuan. Bank harus melakukan evaluasi (sec. langsung melalui wawancara atau tidak sec. langsung melalui penyediaan soal) terhadap setiap pelatihan yang telah diselenggarakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta pelatihan dan kesesuaian materi yang diberikan. Bank harus melakukan upaya tindak lanjut dari hasil evaluasi pelatihan melalui penyempurnaan materi dan metode pelatihan 31

Prioritas Pelatihan Utama (terkait langsung) Berhadapan langsung dng nasabah pelaksanaan tugas sehari-hari terkait dengan pengawasan pelaksanaan penerapan Program APU dan PPT pelaksanaan tugas sehari-hari terkait dengan pelaporan kepada PPATK dan BI Bkn utama (tdk terkait langsung) pelatihan paling kurang 1 (satu) kali dalam masa kerjanya mendapatkan pelatihan sebelum yang bersangkutan melaksanakan pekerjaannya dan secara berkala. 32

33