Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang

dokumen-dokumen yang mirip
Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)

KKNI sebagai TRANSLATION DEVICE

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S3/Sp. Sp -U S1/D4 SMA/ MA/SMK SMP

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE A1 DAN A2

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2017

DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015

Proses Evaluasi. Keterbatasan mampuan Negara. imo Masyarakat PRUDEN

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN I. PENDAHULUAN

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Panduan Penyelenggaraan Program Kerja Sama Pendidikan Tinggi

Pedoman Penyelenggaraan. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Rekognisi Pembelajaran Lampau

REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU. Dokumen 007

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM

PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS. nama perguruan tinggi. logo perguruan tinggi. nama kota, bulan dan tahun

Penomoran Ijazah Nasional (PIN) Sistem Verifikasi Ijazah secara Elektronik (SIVIL) Perubahan Data Mahasiswa (PDM) Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

1 DESEMBER Tim P

PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI nama program studi. nama perguruan tinggi. logo perguruan tinggi. nama kota, bulan dan tahun

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI

PRODI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PEMINATAN PERAWATAN DIABETES MELITUS POLTEKKES DENPASAR

PANDUAN PROGRAM HIBAH PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL MATA KULIAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN DAN BERORIENTASI KKNI TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

Program Subdit Pengakuan Kualifikasi Direktorat Pembelajaran

Pengakuan Capaian Pembelajaran

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL. Dokumen 003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

PROGRAM HIBAH PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN PENGEMBANGAN PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

PANDUAN ONLINE PENGAJUAN PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JARAK JAUH BAGI PROGRAM DIPLOMA DAN SARJANA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/529/2010 TENTANG

LAMPIRAN SURAT EDARAN HK.01.01/1/ OO!OZ.8 /2017 TENT ANG KETENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2017

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

LANDASAN HUKUM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA. Dokumen 002

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAHRUMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Manual Pemohon/Pengusul Rekognisi Pembelajaran Lampau Pada Perguruan Tinggi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PAKET C KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang: Mengingat:

AKREDITASI PROGRAM STUDI BARU

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

AKREDITASI PROGRAM STUDI BARU

PROGRAM HIBAH PENINGKATAN TATAKELOLA PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

2 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

Transkripsi:

Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014

Kata Pengantar Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan prinsip satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Dengan prinsip sistem terbuka ini maka kesempatan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi lebih terbuka Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi telah memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). RPL adalah proses pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang dicapai sebelumnya baik melalui pendidikan formal, non-formal, informal atau pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaannya maupun dilakukan secara otodidak melalui pengalaman hidupnya. Pengakuan atas capaian pembelajaran ini dimaksudkan untuk menempatkan seseorang pada jenjang kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI. Dalam rangka melaksanakan kebijakan pemerintah pada bidang pendidikan untuk mencapai tujuan keterjangkauan, kesetaraan, dan keterjaminan akses memperoleh pendidikan tinggi, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi yang memenuhi syarat untuk mengajukan izin menyelenggarakan program penyetaraan capaian pembelajaran seseorang yang dicapai sebelumnya baik melalui pendidikan formal, non-formal, informal atau pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaannya maupun dilakukan secara otodidak melalui pengalaman hidupnyamelalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk kepada perguruan tinggi yang berminat untuk mengajukan izin penyelenggaraan program RPL kepada Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi c.q. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan sesuai dengan persyaratan yang diperlukan. Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Panduan RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat- Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Ditjen DIKTI i

I. PENDAHULUAN Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan prinsip satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Sistem terbuka adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi yang memiliki fleksibilitas dalam cara penyampaian, pilihan dan waktu penyelesaian program, lintas satuan, jalur dan jenis pendidikan ( multi entry multi exit system). Dengan prinsip sistem terbuka ini maka kesempatan pembelajar untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi lebih terbuka. Peningkatan keterjangkauan dan keterjaminan akses memperoleh pendidikan tinggi tersebut diamanatkan dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, sementara kesetaraan pengakuan antara hasil pendidikan formal, nonformal, dan informal, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi. Secara khusus, upaya peningkatan keterjangkauan, kesetaraan, dan keterjaminan akses yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi, salah satunya diturunkan dalam kebijakan Rekognisi Pembelajaran Lampau-disingkat RPL-pada Pasal 4 Ayat 2 huruf a. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terkait pembelajaran sepanjang hayat, maka mekanisme RPL pada jalur pendidikan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi setiap individu untuk menempuh pendidikan formal, dan juga memberikan kesempatan bagi akademisi, tenaga pendidik dan kependidikan untuk mendapatkan pengakuan dari capaian pembelajaran yang telah dilakukannya sehingga dapat dipergunakan dalam meningkatkan karir akademiknya. RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat (disingkat RPL-PSH), sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013, hanya memberikan pengakuan atau penyetaraan pengalaman kerja dengan kemampuan dan/atau keahlian yang dimiliki seseorang pada jenjang pendidikan tinggi dimulai dari jenjang kualifikasi level 3 (tiga) KKNI atau program D1 sampai dengan jenjang kualifikasi level 9 (sembilan) KKNI sebagai jenjang paling tinggi. Seseorang dapat menggunakan RPL-PSH sebagai pengakuan untuk mengikuti pendidikan formal pada jenjang tertentu di perguruan tinggi jika yang bersangkutan telah memiliki ijazah SMA/SMK/MA/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan. Pengakuan kesetaraan yang diperoleh melalui proses RPL-PSH tidak sama dengan pengakuan terhadap perolehan gelar ( degree), namun lebih bersifat sebagai pertimbangan memasuki sebuah program pendidikan (entry requirement) ke jenjang yang lebih tinggi. Seseorang yang berkehendak untuk memperoleh RPL-PSH harus mengajukan permintaan tertulis kepada perguruan tinggi pendidikan yang memperoleh ijin sebagai penyelenggara RPL-PSH. Permintaan tersebut harus dilengkapi dengan portofolio yang disusun sesuai dengan pengalaman kerja atau hasilhasil pembelajaran lampau yang dimiliki, berserta bukti-bukti yang sahih.. Pengkajian yang transparan, akuntabel, dan komprehensif atas capaian pembelajaran yang diperoleh sebelumnya merupakan dasar dari pengurangan sejumlah sks mata kuliah tertentu ( exemption) pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Panduan RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat- Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Ditjen DIKTI 1

II. PENYELENGGARAAN RPL untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT Suatu perguruan tinggi, yang memiliki kapasitas dan memperoleh ijin ( mandate) melakukan RPL-PSH berhak melakukan proses asesmen terhadap pengalaman kerja atau capaian pembelajaran lampau dari calon mahasiswa atau peserta didik sesuai dengan aturan yang disusun oleh perguruan tinggi pendidikan tersebut serta panduan yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Penyelenggaraan RPL-PSH terkait erat dengan penjaminan mutu dari hasil pendidikan tinggi sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Hal ini bermakna bahwa penyelenggaraan RPL-PSH oleh perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan dan parameter mutu yang ditetapkan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI, dengan pertimbangan utama sebagai berikut : a. Legalitas perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi; b. Adanya kebutuhan RPL-PSH yang dibuktikan melalui studi pelacakan yang sahih dan handal; c. Kemampuan untuk menyelenggarakan RPL-PSH mencakup kemampuan melakukan asesmen bersama tim independen, ketersediaan dan kesiapan SDM, sarana prasarana dan pendanaan; d. Sistem penjaminan mutu; e. Keberlanjutan program; dan f. Keselarasan penyelenggaraan program RPL-PSH di dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan. Dengan demikian, perguruan tinggi (PT) yang akan mengajukan ijin penyelenggaraan RPL-PSH diharuskan membuat evaluasi diri dan sekaligus menimbang kemampuan pemenuhan persyaratan minimal yang dimiliki perguruan tinggi tersebut sebagai penyelenggara RPL-PSH. III. PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN RPL untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT Pengajuan ijin penyelenggaraan RPL-PSH ditujukan ke Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - Ditjen DIKTI dengan membuat studi kelayakan dan melengkapi berkas yang telah ditentukan. Dalam proses pengajuan ijin penyelenggaraan RPL-PSH, pihak yang berkepentingan memiliki tugas dan tanggung jawab yang saling melengkapi. Perguruan Tinggi: 1. Membentuk tim internal yang bertanggung jawab dalam penyusunan proposal untuk pengajuan ijin penyelenggaraan RPL-PSH; 2. Melakukan studi kelayakan atas kebutuhan masyarakat terkait dengan program RPL-PSH; 3. Melakukan evaluasi diri kesiapan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan RPL-PSH; 4. Menyusun proposal penyelenggaraan RPL-PSH secara komprehensif dan dilengkapi data pendukung yang sahih dan handal, minimal data 3 (tiga) tahun terakhir; 5. Mengajukan permohonan ijin penyelenggaraan RPL-PSH ke Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI disertai proposal penyelenggaraan RPL-PSH; 6. Melakukan revisi, apabila usulan proposal yang pertama tidak lolos maksimum satu kali dan mengajukan kembali proposal yang telah direvisi kepada Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI.. Panduan RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat- Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Ditjen DIKTI 2

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI: 1. Menerima surat resmi permohonan penyelenggaraan RPL-PSH beserta proposal dari perguruan tinggi terkait; 2. Secara administratif memeriksa kelengkapan berkas usulan proposal. Jika berkas tidak lengkap, maka berkas usulan dikembalikan ke pengusul untuk dilengkapi lebih lanjut; 3. Jika berkas usulan lengkap, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI menunjuk tim untuk melakukan evaluasi terhadap usulan proposal; 4. Tim melakukan evaluasi proposal dan menyampaikan rekomendasi diterima, direvisi atau ditolak; 5. Menetapkan hasil evaluasi dan mengirimkan surat pemberitahuan kepada pengusul. 6. Menerbitkan ijin penyelenggaraan RPL-PSH ke PT pengusul jika usulannya diterima. Tim Evaluasi Kelayakan Penyelenggaraan RPL: a. Menerima penugasan untuk melakukan evaluasi usulan proposal; b. Memberikan rekomendasi hasil evaluasi ke Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI. Prosedur pengajuan ijin penyelengaraan RPL-PSH mengikuti alur sebagaimana dinyatakan pada Gambar 1 berikut: Gambar 1: Diagram Alur Pengajuan Izin Penyelenggaraan RPL Panduan RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat- Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Ditjen DIKTI 3

IV. KELENGKAPAN DOKUMEN Ijin penyelenggaraan RPL-PSH hanya dapat diusulkan oleh PT yang memenuhi kriteria. Penyelenggaraan RPL dilakukan pada tingkat program studi dengan persyaratan utama: a. program studi telah 2 (dua) kali secara berturutan berstatus minimal terakreditasi B dari badan akreditasi nasional yang berwenang atau badan akreditasi internasional yang setara, dan masih berlaku pada saat pengusulan ; b. penyelenggara dapat membuktikan bahwa capaian pembelajaran lulusannya sesuai kualifikasi pada jenjang KKNI bidang pendidikan tingi tertentu berdasarkan uji kompetensi kerja dan evaluasi kinerja lulusan; c. lulusan program studi terserap di dunia kerja atau berwirausaha berdasarkan studi pelacakan selama 3 (tiga) tahun terakhir dengan prosentase yang layak; d. memperoleh surat dukungan dari asosiasi profesi atau asosiasi industri yang memiliki badan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan telah beroperasi paling sedikit 5 (lima) tahun untuk bidang keahlian yang sesuai dengan program studi; dan e. lolos uji kelayakan proposal perencanaan penyelenggaraan RPL-PSH yang dilakukan oleh tim evalusi yang ditugaskan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Kelengkapan dokumen yang perlu disertakan dalam mengajukan ijin antara lain meliputi: a. Surat permohonan dari Pimpinan PT; b. Surat pernyataan tidak sedang dalam masalah hukum dan kesediaan untuk bertanggung jawab (Formulir F-1 terlampir); c. Surat keputusan ijin program studi; d. Surat keputusan akreditasi program studi; e. Proposal yang formatnya sesuai dengan format terlampir (Formulir F-2); f. Dokumen pendukung, khususnya hasil studi pelacakan lulusan dan surat dukungan dari asosiasi profesi atau asosiasi industri yang memiliki badan hukum sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan telah beroperasi paling sedikit 5 (lima) tahun untuk bidang keahlian yang sesuai dengan program studi. Panduan RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat- Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Ditjen DIKTI 4

Formulir F-1: Format Surat Pernyataan Tidak Sedang Dalam Masalah Hukum [KOP SURAT PERGURUAN TINGGI] SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : NIP. : Pangkat, golongan ruang : Jabatan : Rektor/Direktur/Ketua... Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: Nama Perguruan Tinggi : Alamat : Ijin Kemendikbud : Tanggal dan tahun : tidak sedang dalam perkara hukum, dan tidak sedang dalam pengawasan pengadilan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya....,...,... ( ) Rektor/Direktur/Ketua... 1 Coret sesuai dengan kualifikasi yang diusulkan Panduan RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat- Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Ditjen DIKTI 5

Formulir F-2: FORMAT PROPOSAL RPL untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT Proposal penyelenggaraan RPL-PSH pada dasarnya memuat portofolio perguruan tinggi pengusul pengusul, yang mencerminkan kapasitas dan komitmen perguruan tinggi dalam melaksanakan RPL-PSH untuk suatu program studi. Penulisan proposal mengikuti struktur dan format berikut: Halaman judul/cover Memuat informasi tentang nama perguruan tinggi dan program studi yang akan melaksanakan RPL-PSH. Halaman identifikasi Halaman ini berisi informasi tentang nama dan alamat lengkap perguruan tinggi pengusul, Daftar Isi Ringkasan eksekutif maksimum 2 halaman Memuat intisari proposal, khususnya menyangkut potensi perguruan tinggi dan rencana pengembangan program RPL dan kebijakan perguruan tinggi tentang penyelenggaraan RPL-PSH tersebut. Bab 1: Komitmen Perguruan tinggi dan Kebijakan Pengembangan RPL maksimum 5 halaman Bagian ini memuat berbagai informasi terutama yang terkait kapasitas dan kinerja perguruan tinggi untuk mampu menjalankan RPL-PSH, antara lain: a. Kebijakan pengembangan RPL-PSH terkait dengan peningkatan APK (Angka Partisipasi Kasar) maupun dalam memastikan penyelenggaraan RPL-PSH tidak menimbulkan pengangguran lebih banyak. b. Rencana Strategi Pengembangan Perguruan tinggi secara umum c. SPMI (SIstem Penjaminan Mutu Internal) dari perguruan tinggi yang telah ada maupun rencana pengembangan untuk mengakomodasi penyelenggaraan RPL-PSH. Bab 2: Dokumen evaluasi diri perguruan tinggi dan program studi maksimum 15 halaman Bagian ini memuat hasil evaluasi kinerja pada tingkat perguruan tinggi dan penyelenggara program studi calon pelaksana RPL-PSH yang didasarkan atas data dan informasi yang sahih selama tiga tahun terakhir serta didukung dengan analisis yang komprehensif dan dalam.. Cakupan evaluasi diri antara lain terdiri atas: a. Pengelolaan dan kinerja perguruan tinggi b. Pengelolaan dan kinerja penyelenggara program studi 1. Profil dan kinerja penyelenggara program studi (yang diusulkan melaksanakan RPL-PSH); 2. Profil mahasiswa dan lulusan dari program studi; 3. Ketelusuran lulusan program studi selama 3 (tiga) tahun terakhir c. Uraian tentang kurikulum program studi beserta capaian pembelajaran yang diharapkan 1. Struktur kurikulum dan tujuan pendidikan/capaian pembelajaran (umum) 2. Rencana pemberlajaran setiap mata kuliah pokok serta kemampuan yang diharapkan 3. Proses pembelajaran yang dilakukan saat ini d. Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana untuk menunjang RPL-PSH 1. Sarana pembelajaran 2. Laboratorium, bengkel, studio, dsb. e. Program kerjasama dengan industri, pemerintah daerah, asosiasi profesi, dan atau lembaga sertifikasi profesi, termasuk berbagai hibah yang diterima oleh penyelenggara program studi. Panduan RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat- Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Ditjen DIKTI 6

Bab 3: Dokumen analisis kebutuhan (need assesment) perlunya diselenggarakan RPL-PSH - maksimum 5 halaman Bagian ini memuat informasi yang terkait dengan analisis kebutuhan penyelenggaraan RPL-PSH, antara lain mencakup: a. Jenjang kualifikasi dari lulusan program studi yang dibutuhkan oleh masyarakat b. Studi pelacakan terkait dengan ketersediaan peserta RPL-PSH dan keterserapan hasil RPL-PSH oleh masyarakat dilengkapi dengan data survei yang sahih dan handal. Bab 4: Pengembangan mekanisme RPL-PSH pada program studi - maksimum 15 halaman Bagian ini memuat berbagai informasi yang terkait dengan rencana pengembangan RPL-PSH, antara lain: a. Capaian pembelajaran (CP) program studi sesuai dengan level kualifikasi pada KKNI yang akan dituju; b. Strategi pembelajaran untuk mencapai capaian pembelajaran yang dimaksud; c. Mekanisme dan proses asesmen dari masing-masing capaian pembelajaran program dan capaian pembelajaran per mata kuliah atau kelompok mata kuliah yang akuntabel, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis; d. Deskripsi rinci tentang rencana penyelenggaraan RPL-PSH, mulai dari penerimaan atau seleksi, proses asesmen untuk memperoleh pengakuan ( metoda asesmen dan tim pengujinya), pelaksanaan, target program, dan penjaminan mutu input, proses, dan output RPL-PSH; e. Manajemen sumber daya yang dapat mendukung RPL-PSH, yang mencakup pendanaan dan SPP untuk penyelenggaraan RPL-PSH, ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran; a. Program kerjasama dengan industri, pemerintah daerah, asosiasi profesi, dan atau lembaga sertifikasi profesi, termasuk berbagai hibah yang diterima oleh penyelengara program studi yang akan menerapkan mekanisme RPL-PSH; b. Sistem penjaminan mutu penyelenggaraan RPL-PSH di program studi. Lampiran, berisi data dan informasi pendukung yang relevan dengan proposal. Proposal ditulis dalam Bahasa Indonesia, menggunakan font calibri standar 11 point, dan spasi tunggal. Tidak ada batasan jumlah halaman untuk berkas lampiran, namun sangat dianjurkan hanya melampirkan informasi penting dan terkait erat dengan proposal. Panduan RPL untuk Pembelajaran Sepanjang Hayat- Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Ditjen DIKTI 7