BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia sebagai makluk sosial tidak luput dari permasalahan ataupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hukum guna menjamin adanya penegakan hukum. Bantuan hukum itu bersifat

PELAKSANAAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep Negara

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

I. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak.

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah Pendekatan

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

I. PENDAHULUAN. perundang-undangan yang berlaku. Kemandirian dan kemerdekaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mediasi sebagai salah satu mekanisme penyelesaian sengketa alternatif

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian perkara pidana, keterangan yang diberikan oleh seorang saksi. pidana atau tidak yang dilakukan terdakwa.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tengker, cet. I, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2001), hal (Jakarta: Djambatan, 2002), hal. 37.

METODE PENELITIAN. pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan daya tawar. Oleh karena itu sangatlah dibutuhkan adanya undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang berlaku. Salah satu upaya untuk menjamin. dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ).

BAB I PENDAHULUAN. iklan. Saat ini iklan telah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut senada dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 1.

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI PERDAMAIAN MEDIASI

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. kepada Hakim menjatuhkan putusan tanpa hadirnya Tergugat. Putusan verstek

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

PERANAN HAKIM DAN PARA PIHAK DALAM USAHA UNTUK MEMPERCEPAT PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pelaksanaan dan penerapan ketentuan hukum pidana materiil,

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Soerjono Soekanto bahwa : 103. asas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan adanya penekanan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam tesis ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. melidungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat) seperti

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

BAB I PENDAHULUAN. mahluk sosial dan sebagai mahluk individu. Dalam kehidupan sehari-harinya

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat perekonomian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Penelitian Hukum Normatif (Legal Reasearch). Metode penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif dan empiris,

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan hukum pidana merupakan sebagian dari penegakan hukum di

BAB I PENDAHULUAN. dimenangkan dan pihak yang dikalahkan. Terdapat dua pilihan bagi pihak yang. putusan serta-merta(uitvoerbaar Bij Voorraad).

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai extra ordinary crime karena merupakan tindak pidana yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makluk sosial tidak luput dari permasalahan ataupun sengketa yang dihadapi dalam bermasyarakat, setiap sengketa yang dihadapi tentunya mengharapkan suatu solusi agar masalah tersebut tidak berlarut-larut dan cepat selesai. Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan cara beracara di Pengadilan Negeri. Hal ini dilakukan agar para pihak dapat mengetahui siapa yang salah dan siapa yang benar atau siapa yang menang dan siapa yang kalah dengan bantuan hakim yang dianggap netral dan tidak memihak melalui putusan yang di putus oleh hakim tersebut.peraturan yang mengatur hubungan antar orang perorang disebut hukum perdata. Adapun pengertian hukum Perdata menurut Sudikno Mertokusumo adalah hukum antarperorangan yang mengatur hak dan kewajiban orang perorangan yang satu terhadap yang lain di dalam hubungan kekeluargaan dan didalam pergaulan masyarakat. 1 hukum acara perdata menurut Wirjono Projodikoro (Mantan Ketua Mahkama Agung) adalah rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana orang harus bertindak terhadap dan dimuka pengadilan dan cara bagaimana pengadilan itu harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan hukum perdata. 2 Yang dimaksud dengan hukum acara pidana adalah salah satu bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara sebagai dasar dan aturan yang menentukan dengan cara apa dan 1 Salim HS,2001,Pengantar Hukum Perdata,Sinar Grafika,Jakarta.Hal 6 2 Moh.Taufik Makarao,Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata,Rineka Cipta.Jakarta.Hal 5 11

prosedur seperti apa sehingga ancaman pidana pada suatu perbuatan pidana dapat dilaksanakan ketika seseorang telah disangkakan melakukan perbuatan pidana. 3 Penyelesaian perkara perdata di Pengadilan Negeri dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan, tentunya harapan seluruh masyarakat khususnya masyarakat yang ingin menyelesaikan perkaranya lewat pengadilan.menurut terminologi bahasa, yang dimaksud dengan istilah asas ada dua pengertian.arti asas yang pertama adalah dasar, alas, fundamen.sedangkan arti asas yang kedua adalah suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir atau berpendapat dan sebagainya. 4 Asas dapat berarti dasar, landasan, fundamen, prinsip, dan jiwa atau cita-cita. Asas adalah suatu dalil umum yang dinyatakan dalam istilah umum dengan tidak menyebutkan secara khusus cara pelaksanaannya. Asas dapat juga disebut pengertian-pengertian dan nilai-nilai yang menjadi titik tolak berpikir tentang sesuatu. Pengertian dari asas hukum yang dikemukakan para ahli, diantaranya: 1) Bellefroid menyatakan bahwa asas hukum umum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum umum itu merupakan pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat. 5 2) Van Eikema Hommes menyatakan asas hukum adalah dasar-dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif. Asas hukum tidak boleh dianggap sebagai norma-norma hukum yang konkrit, tetapi dipandang sebagai dasar-dasar umum atau petunjuk-petunjuk bagi hukum yang 3 http://statushukum.com/hukum-acara-pidana.html diakses pada 18 februari 2014 pukul 08.15 WIB 4 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (2005), hal. 60-61. 5 Bambang Sutiyoso, Metode Penemuan Hukum, Cet 2, (UII Press, 2007) 12

berlaku.pembentukan hukum praktis perlu berorientasi pada asas-asas hukum tersebut. 6 3) Paul Scholten berpendapat bahwa asas hukum adalah kecenderungankecenderungan yang disyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita pada hukum, merupakan sifat-sifat umum dengan segala keterbatasannya sebagai pembawaan yang umum itu, tetapi yang tidak boleh tidak harus ada. 7 4) Sudikno Mertokusumo, mengemukakan asas hukum merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan latar belakang dari peraturan konkrit, yang terdapat dalam dan dibelakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif. Asas hukum dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang umum dalam peraturan konkrit tersebut.fungsi ilmu hukum adalah mencari asas hukum ini dalam hukum positif. 8 5) Satjipto Rahardjo, berpendapat bahwa asas hukum adalah jantungnya peraturan hukum, karena asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum, bahwa peraturan-peraturan hukum itu pada akhirnya dapat dikembalikan kepada asas-asas tersebut. Disamping itu asas hukum layak disebut sebagai alasan lahirnya peraturan hukum, atau merupakan ratio legis dari peraturan hukum. Dengan adanya asas hukum, 6 Notohamidjojo, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum, BPK, (Jakarta: Gumung Mulia,1975), hal. 49. Yang akses dari http://www.bphn.go.id/data/documents/naskah_akademik_ruu_tentang_hukum_acara_perdata.pdf pada 5 Maret 2014 pukul 09.18 WIB 7 Ibid. 8 Ibid 13

maka hukum bukanlah sekedar kumpulan peraturan-peraturan, karena itu mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis. 9 6) Sri Soemantri Martosuwignjo, mengemukakan bahwa asas mempunyai padanan dengan beginsel atau principle sebagai suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir. Asas hukum adalah dasar normatif untuk membedakan antara daya ikat normatif dan niscayaan yang memaksa. 10 7) Moh. Koesnoe, mengemukakan bahwa asas hukum sebagai suatu pokok ketentuan atau ajaran yang berdaya cakup menyeluruh terhadap segala persoalan hukum di dalam masyarakat yang bersangkutan dan berlaku sebagai dasar dan sumber materiil ketentuan hukum yang diperlukan. 11 8) Huijbers berpendapat bahwa asas hukum adalah prinsip-prinsip yang berikit: dianggap dasar atau fundamen hukum atau pengertian dan nilai-nilai yang menjadi titik tolak berpikir tentang hukum atau titik tolak bagi pembentukan undang-undang dan interpretasi undang-undang atau prinsip-prinsip yang kedudukannya lebih tinggi daripada hukum yang ditentukan manusia. 12 Asas-asas yang terdapat dalam hukum acara perdata antara lain sebagai a) Asas hakim bersifat menunggu b) Asas hakim pasif c) Asas bersifat terbuka 9 Ibid 10 Khudzaifah Dimyati, Teorisasi Hukum, Cet. 2, (Muhammadiyah University Press, 2004), hal. 194. lihat juga T. Mohammada Radhie, Pembangunan Hukum Nasional dalam Perspektif Kebijakan, Makalah, (Jogyakarta: FHUII) yang diakses dari http://www.bphn.go.id/data/documents/naskah_akademik_ruu_tentang_hukum_acara_perdata.pdf pada 5 maret 2014 pukul 10.00 WIB. 11 Ibid 12 Ibid 14

d) Asas mendengar kedua belah pihak e) Asas putusan harus disertai alasan-alasan f) Asas beracara dikenakan biaya g) Asas tidak ada keharusan mewakilkan h) Asas peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan i) Asas peradilan dilakukan Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dinyatakan bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan. Kemudian dalam penjelasan pasal 2 ayat (4) dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan sederhana adalah pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan dengan cara efesien dan efektif. Yang dimaksud dengan biaya ringan adalah biaya perkara yang dapat dijangkau oleh masyarakat.namun demikian, asas sederhana, cepat, dan biaya ringan dalam pemeriksaan dan penyelesaian perkara di pengadilan tidak mengesampingkan ketelitian dan kecermatan dalam mencari kebenaran dan keadilan. Dengan menerapkan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan dalam penyelesaian perkara perdata diharapkan proses penyelesaian perkara tersebut tidak ditunda-tunda dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh para pihak tidak terlalu tinggi. Dalam hubungannya dengan tugas pengadilan, Mahkamah Agung membuat Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan.Pada Bagian Kedua mengenai Bidang Tehnis Pengadilan untuk Peradilan Umum Perkara Perdata juga ditegaskan bahwa perkara perdata harus selesai diperiksa dan diputus dalam 15

waktu 6 (enam) bulan, baik di Pengadilan Negeri maupun oleh Pengadilan Tinggi.Apabila karena sesuatu hal waktu tersebut dianggap tidak cukup, maka majelis tersebut harus dapat mengemukakan alasan-alasannya. 13 sesuai perkembangannya biaya administrasi dalam berperkara perdata di pengadilan negeri dikenakan sebesar Rp 50.000,- yang sebelumnya sebesar Rp 30.000,-. 14 Pada penulisan skripsi ini penulis menitikberatkan pada Asas Sederhana, cepat dan biaya tingan, karena dengan adanya asas ini dapat membantu masyarakat yang merupakan pencari keadilan dapat beracara dengan mudah. Dalam prakteknya pada pengadilan negeri kelas 1A Padang kasus perdata yang masuk 1 (satu) tahun terakhir yaitu pada tahun 2013, perkara perdata yang masuk sebanyak 197 perkara dan sebanyak 67 perkara diputus dengan waktu lebih dari 6 (enam) bulan. Keadaan demikian menarik perhatian penulis untuk Melakukan penelitian dengan judul Penerapan Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan dalam Beracara di Pengadilan Negeri Kelas 1A Padang B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang akan menjadi topik pembicaraan dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam beracara di pengadilan Negeri Kelas 1A Padang? 2. Apa saja faktor penghambat yang dialami dalam melaksanakan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam beracara di pengadilan Negeri Kelas 1A Padang dan bagaimana upaya penyelesaiannya? 13 Surat Edaran Mahkama Agung,No 3 Tahun 1998 tentang Penyelesaian Perkara 14 Surat Edaran Mahkama Agung,No 2 Tahun 2000 tentang Perubahan Surat Edaran Mahkama Agung No 4 Tahun 1998 tentang Biaya Administrasi 16

C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam beracara di pengadilan Negeri Kelas 1A Padang. 2. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat yang dialami dalam melaksanakan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam beracara di pengadilan Negeri Kelas 1A Padang dan bagaimana upaya penyelesaiannya. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan suatu sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu hukum, Penelitian ini juga diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan informasi dan keilmuan hukum pada umumnya dan beracara perdata di pengadilan khususnya 2. Manfaat secara praktis Hasil penelitian yang dilakukan penulis juga mampu memberikan sumbangan praktis yaitu: a. Bagi masyarakat Untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat mengenai hal beracara perdata di pengadilan negeri b. Bagi penegak hukum Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menangani kasus dalam hal penerapan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam beracara di pengadilan 17

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Masalah Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis yaitu menekankan pada praktek di lapangan dikaitkan dengan aspek hukum atau perundangan-undangan yang berlaku bekenaan dengan objek penelitian yang dibahas dan melihat norma-norma hukum yang berlaku kemudian dihubungkan dengan kenyataan atau fakta-fakta yang terdapat dalam masyarakat. 2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif artinya penelitian yang memberikan data tentang suatu keadaan atau gejala-gejala sosial yang berkembang di tengah-tengah masyarakat yang sesuai dengan fakta dan tanpa adanya rekayasa, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memeperoleh gambaran yang menyeluruh, lengkap dan sistematis tentang objek yang akan diteliti. 3. Jenis dan Sumber Data Di dalam melakukan penelitian ini jenis data yang diperlukan adalah 15 : 1) Data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari objek penelitian lapangan (field research) yaitu di Pengadilan Negeri Kelas 1A Padang. 2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research) untuk memperoleh data sekunder yang tidak dapat dipisahkan darti objek atau permasalahan yang akan dipecahkan atau perumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan bantuan dari literatur yang diperlukan dapat memecahkan permasahannya secara teoritisnya. Data sekunder tersebut berbentuk bahan-bahan hukum yang terdiri dari bahan 15 Bambang Sunggono, 2010,Metodologi Penelitian Hukum,Rajawali Pers : Jakarta, hlm. 113-114. 18

hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang akan dijelaskan sebagai berikut : a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum ini pada dasarnya berkaitan dengan bahan-bahan pokok penelitian dan biasanya berbentuk himpunan peraturan yang berkaitan dengan judul dan perumusan masalah yang dipecahkan, terutama tentang ketentuanketentuan yang erat kaitannya dengan asas-asas hukum acara perdata. asas hukum acara itu sendiri adalah asas sederhana, cepat dan biaya ringan. adapun peraturan yang berkaitan dengan itu seperti: 1. HIR/RBg 2. SEMA No.3 Tahun 1998 tentang Penyelesaian Perkara 3. SEMA No.2 Tahun 2000 tentang Biaya Perkara 4. Undang-undang No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum ini erat kaitannya dengan bahan hukum primer dan pada dasarnya memberikan penjelasan secara teoritis terhadap rumusan-rumusan peraturan yang dijadikan dasar hukumnya dan atau menjelaskan secara teoritis bahan hukum primer, seperti pendapat para ahli yang terdapat dalam literatur yang digunakan serta dokumen yang diperlukan misalnya hukum acara perdata.yang dapat diperoleh dari: 1. Perpustakaan pusat Universitas Andalas 2. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas 3. Buku hukum dari koleksi pribadi 4. Situs-situs hukum dari internet 19

c. Bahan Hukum Tertier Bahan hukum ini pada dasarnya memberikan penjelasan atas berbagai istilah yang digunakan, baik yang terdapat dalam peraturan-peraturan sebagaimana dikemukakan, maupun istilah asing yang digunakan oleh para ahli. Bahan hukum tertier ini dapat berupa kamus umum baik kamus bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Belanda maupun kamus bahasa hukum. 4.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Studi dokumen Studi dokumen dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan artikel yang dapat mendukung permasalahan yang akan dibahas. 2) Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi. Wawancara dilakukan dengan semi terstruktur dimana selain menanyakan pertanyaan yang telah disusun, juga menanyakan pertanyaan lain yang merupakan pengembangan pertanyaan sebelumnya. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan satu hakim, tiga orang Advokat dan satu orang staf administrasi bagian perdata yang ada di Pengadilan Negeri Kelas 1A Padang. 5.Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan data Pengolahan data adalah kegiatan merapikan hasil pengumpulan data di lapangan sehingga siap untuk dianalisis. 16 Data yang diperoleh setelah penelitian diolah melalui proses editing yaitu meneliti dan mengkaji 16 Bambang Waluyo, 1999, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 72. 20

kembali terhadap catatan-catatan, berkas-berkas, serta informasi yang dikumpulkan oleh peneliti untuk meningkatkan mutu data yang hendak dianalisis. b. Analisis data Data-data yang telah diolah sebelumnya dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari permasalahan yang ada. Dalam hal ini akan dianalisis secara kualitatif yaitu didasarkan pada peraturan perundang-undangan, teoriahli termasuk pengetahuan yang didapatkan kemudian diuraikan dengan kalimat-kalimat. G. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan ini sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini pada dasarnya memberikan pemahaman tentang judul dan perumusan masalah secara teori, pendapat ahli ataupun menurut kajian pustakanya. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan tentang hukum acara perdata. Selanjutnya diuraikan mengenai tinjauan tentang asas Sederhana, Cepat dan Biaya ringan. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Merupakan bab yang berisikan hasil penelitian dan pembahasan meliputi penerapan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam beracara di pengadilan Negeri Kelas 1A Padang, faktor 21

penghambat dalam melaksanakan penerapan asa Sederhana, Cepat dan Biaya ringan di pengadilan Negeri Kelas 1A Padang dan upaya penyelesaiannya. BAB IV PENUTUP Berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan dan disertai pula saran-saran sebagai rekomendasi berdasarkan temuantemuan yang diperoleh dari penelitian. 22