HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kegiatan manusia untuk memperoleh hiburan setelah lelah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan saat ini mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pelatihan dan pengajaran,kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

Contoh Makalah Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

STANDAR SUASANA AKADEMIK. Visi : Kementerian Kesehatan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

Transkripsi:

1

HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH 2

Peran Perpustakaan Dalam Rangka Meningkatkan Pendidikan Moral Bangsa Pendidikan merupakan sarana dalam membangun watak dan karakter seseorang melalui proses pembelajaran yang terarah. Perpustakaan mempunyai peran dalam mensukseskan program pendidikan. Kesadaran mahasiswa memanfaatkan perpustakaan untuk belajar masih rendah terbukti dengan lebih banyaknya mahasiswa nongkrong di dilobi, teras, maupun kantin. Sambil bercengkrama dan makan maupun minum. Dalam rangka meningkatkan minat mahasiswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar maupun diskusi maka Perpustakaan FMIPA berinisiatif untuk membuat sebuah kantin. Kantin tersebut kami konsep sebagai kantin kejujuran sebagai bentuk peran serta perpustakaan dalam rangka pendidikan moral anak bangsa. Maksud dan tujuan adanya kantin kejujuran adalah berperan serta dalam mewujudkan moral anak bangsa, menarik minat mahasiswa untuk belajar dan diskusi di ruang perpustakaan, melatih mahasiswa untuk berwira usaha, menyediakan jajanan sehat untuk mahasiswa. Kata Kunci : pendidikan, moral, perpustakaan, rekreasi, kantin. 3

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 HALAMAN PENGESAHAN... 2 ABSTRAK. 3 DAFTAR ISI 4 LATAR BELAKANG.. 5 PRESTASI KREATIF/ UNGGULAN.... 6 PEMBAHASAN/ IMPLEMENTASI...... 7 KESIMPULAN.. 9 DAFTAR BACAAN...... 10 4

I. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan manusia, tingkah laku atau kepribadian merupakan hal yang sangat penting. Sebab aspek ini akan menentukan sikap identitas diri seseorang. Baik dan buruknya seseorang itu akan terlihat dari tingkah laku atau kepribadian yang dimilikinya. Pendidikan merupakan sarana dalam membangun watak dan karakter seseorang melalui proses pembelajaran yang terarah. Untuk membentuk moral yang baik pendidikan dimodifikasi sedemikian rupa melalui berbagai kegiatan, Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 pasal 3 menyebutkan perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Dengan demikian selain sebagai tempat belajar perpustakaan juga sebagai tempat rekreasi. Untuk menciptakan perpustakaan sebagai tempat rekreasi terlebih dahulu perlu dipahami tentang makna rekreasi. Rekreasi adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia. Zuastika (2010). Tipe-tipe tempat rekreasi menurut Recreation Development Hand Book dalam Zuastika (2010) salah satunya Resort/residential community. Resort merupakan tempat yang menyediakan aktivitas rekreasi dengan waktu singkat 5

misalnya penginapan, makan/ minum dengan latar belakang susunan yang tradisional sampai dengan modern. Selain tugas perpustakaan untuk dapat menciptakan suasana rekreasi bagi pengunjungnya, perpustakaan juga berperan dalam mensukseskan program membangun watak dan karakter yang berbudi luhur, jujur dan bertanggung jawab. Kantin kejujuran merupakan suatu wahana pendidikan yang sering dilakukan untuk menanamkan kejujuran dan tangggung jawab. Selama ini kantin kejujuran banyak ditemui di sekolah-sekolah, baik dari tingkat sekolah dasar, tingkat pertama maupun tingkat atas. Sedangkan ditingkat perguruan tinggi jarang bahkan sudah tidak ada lagi. Dalam memenuhi kebutuhan pengunjungnya maka pustakawan harus bisa membaca keinginan penggunanya. Pengunjung yang sedang belajar di perpustakaan selain membutuhkan bahan bacaan, juga membutuhkan penyegaran. Penyegaran ini dapat berupa sarana maupun fasilitas yang disediakan. Misalnya makanan atau minuman, koneksi internet dan bacaabacaan ringan. Setelah letih mengikuti berbagai aktifitas perkuliahan pemustaka memerlukan area bebas dan santai untuk menyelesaikan tugas maupun menambah referensinya. Dengan latar belakang tersebut maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perpustakaan untuk menciptakan ruang rekreasi bagi pemustaka sekaligus sebagai upaya membentuk karakter mahasiswa yang yang jujur dan bertanggung jawab maka disediakan kantin kejujuran. II. PRESTASI KREATIF/ UNGGULAN Tempat belajar mahasiswa salah satunya adalah perpustakaan. Kesadaran mahasiswa untuk memanfaatkan perpustakaan untuk belajar masih rendah terbukti dengan lebih banyaknya mahasiswa nongkrong di dilobi, teras, maupun kantin. Sambil bercengkrama dan makan maupun minum. Dibeberapa tempat baik di dalam maupun di luar negeri telah tersedia perpustakaan dengan disertai fasilitas makan/ minum, koneksi internet dan 6

ruang baca yang ditata dengan sangat mempesona. Tempat tersebut biasa disebut (café library). Gambar café library Dengan mengadopsi konsep café library maka perpustakaan perguruan tinggi dapat menyediakan ruangnya dengan dilengkapi berbagai fasilitas makan/ minuman, snak ringan dan sebisa mungkin dibuat konsep ruang yang indah dan bersih. Hal tersebut dapat diawali dengan membentuk kantin kejujuran di Perpustakaan. Kantin kejujuran mempunyai konsep pembeli mengambil, menghitung Gambar café library jajanan dan membayarkannya pada kotak yang telah disediakan secara mandiri. Dengan adanya kantin tersebut diharapkan mahasiswa senang dan betah memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar maupun diskusi meningkat. Mahasiswa tidak perlu menahan rasa lapar dan haus tatkala sedang berada di perpustakaan, selain itu mahasiswa terlatih untuk berlaku jujur dan bertanggung jawab. Bagi mahasiswa yang gemar berdagang atau berwirausaha dapat menyalurkan bakatnya. III. PEMBAHASAN/ IMPLEMENTASI Kantin kejujuran di perpustakaan merupakan langkah awal menciptakan suasana perpustakaan layaknya café (tempat nongkrong yang banyak digemari oleh jiwa pemuda/ mahasiswa). Sehingga mahasiswa akan gemar 7

memanfaatkan ruang perpustakaan, daripada nongkrong di halaman maupun di jalan. A. Tujuan Tujuan dibangunnya kantin kejujuran di perpustakaan adalah : 1. Menarik minat mahasiswa untuk belajar dan diskusi di ruang perpustakaan ( mahasiswa betah nongkrong/ belajar di perpustakaan) 2. Berperan serta dalam mewujudkan moral anak bangsa. Berperilaku jujur dan bertanggung jawab. 3. Melatih mahasiswa untuk berwirausaha. 4. Menyediakan jajanan sehat untuk mahasiswa. B. Manfaat 1. Mahasiswa senang dan betah belajar di perpustakaan, rasa dahaga dan lapar dapat diatasi dengan segera, tanpa harus ke luar dari perpustakaan. 2. Mahasiswa terbiasa bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam perilakunya setiap hari. 3. Menyalurkan bakat mahasiswa yang gemar berwirausaha. C. Deskripsi Kantin Kejujuran Gambaran umum kantin kejujuran di Pepustakaan FMIPA adalah sebagai Foto kantin kejujuran FMIPA UNS berikut : Berdiri : Awal tahun 2013. Modal awal Lokasi : kulkas (1 Buah) : berdampingan di Ruang loker Tas Dengan keberadaan kantin di perpustakaan minat mahasiswa berkunjung ke perpustakaan meningkat diharapkan dengan meningkatnya minat kunjungan mahasiswa ke perpustakaan akan meningkatkan prestasi mahasiswa FMIPA. Kejujuran mahasiswa dapat dinilai dari proses transaksi terbukti dengan berjalannya kantin tersebut selama kurang lebih 1 (satu) tahun dapat mengembalikan pinjaman kulkas Foto kantin kejujuran FMIPA UNS 8

yang nantinya akan segera dihibahkan ke Fakultas sebagai barang milik Negara. D. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF Keberadaan kantin di perpustakaan memiliki dampak yang positif dan negatif, baik untuk mahasiswa maupun untuk perpustakaan. 1. DAMPAK POSITIF Keberadaan kantin memiliki dampak positif sebagai berikut : a. Mahasiswa senang berkunjung ke perpustakaan terbukti semakin ramainya kunjungan ke perpustakaan. b. Mahasiswa tidak akan merasa haus dan lapar lagi jika sedang belajar di perpustakaan. c. Memperoleh kemitraan bisnis d. Mahasiswa yang suka berwira usaha dapat menyalurkan bakatnya di kantin perpustakaan yaitu dengan menitipkan barang dagangannya di kantin perpustakaan. 2. DAMPAK NEGATIF a. Tempat untuk meletakkan tas menjadi berkurang karena lokasi kantin berdampingan dengan loker tas. b. Memerlukan perhatian khusus dari petugas perpustakaan untuk mengelola kantin. c. Dengan ramainya kunjungan ke perpustakaan maka suasana menjadi gaduh. IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. KESIMPULAN Prestasi mahasiswa ditunjang dengan minat belajar yang tinggi. Minat belajar yang tinggi didukung dengan tingginya minat baca mahasiswa. Tingginya tingkat kunjungan ke perpustakaan diharapkan menjadikan minat baca mahasiswa juga meningkat. Untuk meningkatkan kunjungan ke perpustakaan maka di sediakan kantin di perpustakaan. Kantin ini menggunakan konsep kantin kejujuran. Dengan adanya kantin di perpustakaan diharapkan dapat meningkatkan minat mahasiswa 9

berkunjung ke perpustakaan, konsep kejujuran yang diterapkan secara tidak langsung menjadikan perpustakaan turut berperan dalam mewujudkan pendidikan moral bangsa. b. SARAN Agar keberadaan kantin di perpustakaan tidak menggangu perpustakaan maka perlu dipterimbangkan adanya ruang khusus untuk kantin tersebut, misalnya di luar ruang perpustakaan dan dibuat konsep seperti café-café pada umumnya. Sehingga mahasiswa yang belajar di luar ruang dapat belajar dengan nyaman dan di tempat yang bersih. V. DAFTAR BACAAN Leo, Sutanto. 2010. Kiat jitu menulis & Menerbitkan Buku. Jakarta: Erlangga. Mahardhika, Mohammad Genta. 2014. Kantin Kejujuran Untuk Pembangunan Moral, Profesional Manajemen Dan Entrepreneurship Bangsa Indonesia Yang Berkelanjutan. Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Gadjah Mada Diakses dari http://mm.feb.ugm.ac.id/index.php/2012-02-16-08-39-43/laporanpembangunan-berkelanjutan/2953-kantin-kejujuran-untuk-pembangunanmoral-profesional-manajemen-dan-entrepreneurship-bangsa-indonesia-yangberkelanjutan Republik Indonesia. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Tentang sistem Pendidikan Nasional. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/dasar_pendidikan Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129. Jakarta. Riwayati, Hidayah. 2010. Pengembangan kantin kejujuran dalam rangka pendidkan antikorupsi Di Sekolah Dasar Negeri bertaraf Internasional (SDN BI) Tlogowaru Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Skrispsi. Jurusan pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Malang. Zuastika, Irma. 2010. FAMILY ADVENTURE WORLD (Dunia Petualangan Keluarga). Skripsi. Departemen Arsitektur Fakultas teknik. Universitas Sumatera Utara. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19556/2/chapter%20ii.pdf 10

11