BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sangatlah besar dan mencakup berbagai aspek. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas EPU 1 SMK Negeri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Afifudin, 2013

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intan Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mei Indah Sari, 2013

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berbasis Proyek (project-based learning) dan Zain (2006:83) metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan evaluasi diharapkan

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya. pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UNESCO terdapat empat pilar pendidikan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

Fitri Mulyani SMP Negeri 1 Bunguran Tengah

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan ilmiah atau scientific approach. Dalam implementasi kurikulum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. baik itu sosial, ekonomi, budaya, bisnis, bahkan pendidikan. Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan antara lain: (1) membangun kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Jika dahulu pendidikan

I. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

konstribusi yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan manusia semakin meningkat (Burns dan Bottino, 1989). Namun sangat disayangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh peningkatan kompleksitas peralatan teknologi pada kehidupan manusia sangatlah besar dan mencakup berbagai aspek. Hal ini tentunya menyebabkan permintaan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi dan komunikasi juga meningkat karena pada akhirnya kombinasi kualitas teknologi dan kualitas manusia haruslah berjalan searah. Berkaitan dengan hal tersebut, membangun sumber daya manusia yang berkualitas sudah menjadi sebuah tuntutan dan keharusan. Peningkatan sumber daya manusia tak lepas kaitannya dengan masalah pendidikan. Menurut Gaffar (Hernowo, 2008: 9) peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dibina dan dikembangkan melalui proses pendidikan. Pendidikan mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungan baik secara formal, non formal maupun informal. Salah satu masalah pokok pembelajaran pada pendidikan formal saat ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih memprihatinkan. Hasil belajar ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bloom (1982: 11) 1

2 mengemukakan adanya tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Model pembelajaran merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa (Suryabrata, 1982: 27). Pada Kurikulum Tahun 2004, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ditetapkan menjadi mata pelajaran baru dalam daftar mata pelajaran wajib yang harus dipelajari siswa di sekolah. Mata pelajaran ini digunakan untuk membangun kompetensi siswa di bidang TIK agar mampu mengimbangi perkembangan teknologi yang begitu pesat. Dalam membangun kompetensi siswa pada mata pelajaran TIK harusnya lebih menekankan pada apa yang siswa kerjakan, bukan pada apa yang siswa tahu. Latihan dan praktik siswa akan lebih diperlukan dibanding dengan memberikan teori. Oleh karena itu idealnya pembelajaran dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer dan media lainnya yang menunjang pembelajaran. Namun pada kenyataannya, masih banyak juga guru yang lebih banyak memberikan teori daripada praktik. Mengkonstruksi pengetahuan siswa dengan tugas mengisi LKS dan melakukan evaluasi hasil belajar hanya dengan soal-soal pilihan ganda yang lebih menekankan pada daya ingat siswa. Walaupun pembelajaran dengan praktik dilaksanakan,

3 biasanya siswa dihadapkan pada kondisi yang tidak nyaman untuk belajar karena di sejumlah sekolah tak jarang perangkat komputer yang dijadikan sarana belajar, jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan siswa yang ada. Selain itu pelaksanaan praktik juga masih dengan suasana kelas yang teacher oriented dimana siswa hanya mengikuti apa yang dicontohkan guru sehingga kebanyakan siswa menjadi pasif dan kreatifitasnya pun terhambat. Adanya fenomena di atas bukan tidak mungkin dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga untuk mengatasinya diperlukan suatu perubahan yang signifikan terutama dari sisi kualitas pembelajaran. Guru adalah salah satu komponen utama sistem pendidikan dan bagaimanapun juga guru merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Seperti yang dikatakan Darsono (2002) bahwa dalam suatu proses belajar mengajar peran guru di sekolah sangat dibutuhkan dalam membantu siswanya untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Guru dengan kompetensi yang dimilikinya diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang tepat untuk peserta didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum, juga untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut penelitian De Porter (Palupi, 2009) manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari

4 apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya saja hanya 30%, dari apa yang didengar sebesar 20% dan sisanya dari yang dibacanya. Berdasarkan penelitian ini terbukti bahwa memfokuskan kegiatan pembelajaran pada apa yang dilakukan siswa memang sangatlah penting untuk dilakukan. Pembelajaran diharapkan tidak lagi bersifat tekstual namun beralih menjadi kontekstual. Begitupun dengan prinsip belajar yang selama ini hanya learning to know saja, harus diperluas menjadi learning to know, learning to do, learning to life together dan learning to be yang berarti bahwa pembelajaran tidak hanya belajar untuk mengetahui namun juga belajar untuk dapat melakukan, belajar bekerjasama untuk mendapatkan sesuatu dan belajar menjadi sesuatu yang mereka pelajari. Perubahan paradigma pembelajaran tadi tentunya menuntut lingkungan belajar yang kaya dan nyata (rich and natural environment) agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Para konstruktivis berargumentasi tentang lingkungan belajar dalam konteks yang kaya ini. Pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna-guna (meaningful-use) dapat dikonstruksi melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik (CORD, 2001, Hung & Wong, 2000; Myers & Botti, 2000; Marzano, 1992; Waras Kamdi, 2001). Mengenai hal tersebut, Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) dipandang tepat sebagai sebuah model pembelajaran alternatif untuk mata pelajaran teknologi informasi dan

5 komunikasi karena dirasa cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran yang bermakna guna. Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Tidak semua kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek dapat disebut Pembelajaran Berbasis Proyek. Terdapat lima kriteria yang menjadi ciri dari PjBL yaitu keterpusatan (centrality), berfokus pada pertanyaan atau masalah, investigasi konstruktif atau desain, otonomi pebelajar, dan realisme. Berdasarkan pengamatan terdahulu (Intel, 2003) guru mendapatkan tantangan-tantangan khusus yang dihadapi ketika menerapkan model pembelajaran ini diantaranya mengenali situasi yang membuat proyek menjadi baik dan menyusun penilaian nyata (Authentic Assessment). GRASPS merupakan sebuah metode penilaian otentik yang disediakan sebagai sebuah anjuran untuk guru dalam mengkonstruksi skenario pelaksanaan tugas yang berkualitas. Menurut Grant Wiggins and Jay McTighe (David Lee Carlson dan Pamela A. Marshall, 2009) sebuah bagian penting dari GRASPS adalah menempatkan siswa kedalam skenario dunia nyata dimana mereka menghasilkan artefak yang menggambarkan isi pembelajaran dan apa yang mungkin mereka butuhkan untuk menghasilkan itu dalam kondisi yang sebenarnya. Dari pernyataan

6 tersebut, metode penilaian ini dirasakan terdapat banyak kesamaan dengan PjBL. Pemilihan GRASPS sebagai dasar pelaksanaan PjBL pada penelitian ini diharapkan bisa mempermudah perancangan proyek, memperlancar kegiatan pembelajaran serta penilaian yang biasanya menjadi tantangan yang dihadapi guru. B. Rumusan dan Batasan Masalah Dari apa yang disampaikan pada latar belakang masalah di atas, dibuatlah rumusan masalah untuk penelitian ini. Adapun rumusan masalah tersebut adalah: 1. Bagaimana kemampuan awal siswa sebelum diterapkannya Project Based Learning Berbasis GRASPS pada mata pelajaran TIK? 2. Apakah rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS lebih baik dibandingkan dengan rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional? 3. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional?? Agar penelitian tidak melebar maka masalah dalam penelitian ini pun dibatasi. Adapun batasan masalah untuk penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dilakukan pada materi dengan kompetensi dasar membuat dokumen pengolah kata sederhana.

7 2. Penelitian ini membandingkan hasil belajar menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS (Goal, Role, Audience, Situation, Product and Standards) dengan hasil belajar menggunakan model pembelajaran konvensional. 3. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif. 4. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Rajapolah pada tahun pelajaran 2010/2011. C. Definisi Operasional 1. Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Dalam pelaksanaannya PjBL menempatkan siswa kedalam kelompok kecil berjumlah tiga sampai lima orang. Proyek yang dikerjakan siswa dimulai dengan menempatkan siswa pada situasi yang nyata dan dihadapkan pada sebuah masalah yang juga nyata. Dalam menyelesaikan proyeknnya setiap kelompok akan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk proyeknya, merumuskan job, merencanakan, mendesain, melakukan self-evaluation dan mempresentasikan produk sebagai hasil akhir proyek tersebut. 2. GRASPS merupakan singkatan dari Goal, Role, Audience, Situation, Product and Standards. Sebuah penilaian otentik yang diambil dari gagasan Wiggins and McTighe bernama backward planning atau

8 backward design. Bagian yang penting dari GRASPS adalah menempatkan siswa kedalam skenario dunia nyata dimana mereka menghasilkan artefak yang menggambarkan isi pembelajaran dan apa yang mungkin mereka butuhkan untuk menghasilkan itu dalam keadaan yang sebenarnya. 3. Kata Konvensional berarti menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan; tradisional (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2002:522). Sedangkan pembelajaran Konvensional adalah pembelajaran yang berorientasi pada guru. Dimana guru menjelaskan, memberikan contoh dan mendemonstrasikan sehingga peserta didik hanya memperhatikan dan mengikuti langkah yang dikerjakan oleh gurunya. 4. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1999:3). Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar, sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan (Sunarto, 1999:11). D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kemampuan awal siswa sebelum diterapkannya pembelajaran dengan Project Based Learning berbasis GRASP 2. Rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannnya menggunakan Project Based Learning berbasis GRASP dan rerata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

9 3. Peningkatan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannnya menggunakan Project Based Learning berbasis GRASP dan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru a) Memperoleh pengalaman dalam penerapan model pembelajaran yang kreatif, efektif dan menarik dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. b) Sebagai motivasi untuk berinovasi dalam menciptakan strategi pembelajaran lain agar lebih bervariasi dalam memberikan layanan bagi peserta didiknya. c) Termotivasi untuk mengadakan penelitian yang bermanfaat bagi perbaikan proses belajar mengajar. 2. Bagi Peserta Didik a) Menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan bekerjasama dan kemampuan berkomunikasi yang dapat melatih serta merangsang siswa untuk mengembangkan daya nalar secara kritis yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

10 b) Mendapatkan pengalaman berada pada situasi masalah yang nyata dan mampu menjalankan tugas sesuai dengan peran mereka dalam kelompok. 3. Bagi Peneliti Manfaat yang diperoleh peneliti yaitu mendapatkan pengalaman menggunkanan model pembelajaran Project Based Learning dan mengetahui kekurangan dan kelebihan model pembelajaran tersebut sehingga dapat dijadikan acuan dalam perbaikan pengajaran dan penelitian berikutnya. F. Hipotesis Hipotesis ialah suatu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : 1. Rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS (Goal, Role, Audience, Situation, Product and Standards) lebih baik dibandingkan dengan rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. 2. Peningkatan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS (Goal, Role, Audience, Situation, Product and Standards) lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.