Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

dokumen-dokumen yang mirip
1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT DHL Supply Chain Indonesia adalah salah satu perusahaan layanan jasa

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN & AKSES TALI [DTG1B2] K3 & Hukum Tenaga Kerja

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

K3 KERJA DIKETINGGIAN Oleh: Ramadin Wahono Subekti

JOB SAFETY ANALYSIS. Who is responsible? Risk control measures

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

BAB III METODE PEMBUATAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Kata Pengantar. Daftar Isi

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR BAJA WEEK 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version:

BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

JENIS PERANCAH JENIS PERANCAH MODUL 5 MODUL 5

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun

JOB SAFETY ANALYSIS JOB DESCRIPTION Menggunakan (Memasang Melepas) Scaffolding (Perancah)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

BEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA SEHARUSNYA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

KESELAMATAN PESAWAT ANGKAT (CRANE & LIFTING SAFETY)

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.


Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam


LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PLY 130 Pemisah Lembaran PLY 130 WB PLY 130 SA Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

BAB III LANDASAN TEORI. diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing

No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik

USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Implementasi Pemeriksaan Rutin

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

Height Safety Lifting Load Control

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

MODUL III BAJA RINGAN

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

Kumpulan gambar pemeriksaan dan perbaikan dari hal yang mudah terlenakan Bab Perindustrian

DAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2

I. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

DAFTAR PUSTAKA. Fisk, E.R (1997). Contruction Project Administration Fifth Edition. Prentice Hall. New

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PETUNJUK TERTIB PEMANFAATAN JALAN NO. 004/T/BNKT/1990

TOUCAN SERIES Aerial work platforms

MODUL 9 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Tangga dan Beban) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

A. Pendahuluan Seseorang yang bekerja di ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih termasuk aktivitas Bekerja di Ketinggian. Bekerja di Ketinggian merupakan aktivitas non rutin sehingga memerlukan dokumen IZIN KERJA!!! Semua aktivitas ini memerlukan tindakan pencegahan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan tersebut dilakukan dengan aman. Maka dari itu, saat mengajukan Izin Kerja, anda harus mengerti akan : Tipe peralatan yang biasa digunakan untuk mencapai tempat kerja yang tinggi, dan Metode dan kelengkapan keselamatan dalam menggunakan peralatan tersebut.

Apakah anda sudah melengkapi diri dengan peralatan keselamatan??? Saya sudah siap!! APD Wajib : 1. Sabuk / tali keselamatan 2. Helm Keselematan,tali helm harus diikatkan ke dagu 3. Sepatu keselamatan APD Tambahan (tergantung dari pekerjaan & kondisi dilapangan : 1.Kacamata keselamatan 2.Sarung tangan (glove) 3.Masker

B. Peralatan Tipe peralatan yang digunakan untuk bekerja di ketinggian antara lain : 1. Tangga 2. Scaffolding / perancah jembatan 3. Alat angkat mekanik (working platforms). 4. Bolt dan clamp scaffolding. 5. Peralatan akses yang saling terhubung. 6. Tali dan jaring keselamatan

B1. Tangga Tangga umumnya digunakan sebagai akses untuk mencapai area yang sulit dijangkau dan hanya digunakan sebagai alat bantu kerja dan digunakan dibawah pengawasan yang ketat. Metode dan tindakan pencegahan dalam penggunaan tangga adalah : 1. Jangan menggunakan tangga yang rusak atau tangga berbahan metal untuk pekerjaan listrik. 2. Tambahkan paling tidak 1 meter di atas tempat yang dituju. 3. Jangan menambahkan tangga tambahan sehingga tangga tumpang tindih.

4. Amankan puncak tangga, agar tidak bergeser dari tempatnya. CATATAN Jika tidak mungkin, tangga harus diamankan di bagian bawah. Ini harus dilakukan untuk mencegah pergeseran. 5. Gunakan papan untuk melindungi bagian tangga yang rusak, jika diperlukan. 6. Sudut yang terbentuk paling tidak 75 dari posisi vertikal. Bagian dasar tangga di set pada rasio 1:4 dari titik kontak vertikal. Contoh, tangga yang menghubungkan titik vertikal pada ketinggian 4 meter akan di set 1 meter di dasarnya. 7. Jangan melebihi jangkauan tangga. Posisi kerja yang aman dari tangga adalah posisi kedua paha dan pinggul berada di jalur tumpuan.

B2. Perancah Jembatan (Trestle Scaffolds) Perancah Jembatan adalah perancah yang terdiri dari tiang dan papan-papan jembatan. 1. Perancah jembatan hanya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan ringan. 2. Tempatkan pada tempat yang seharusnya dan harus selalu dalam kondisi terbuka penuh, contoh kaki-kaki harus diposisikan sejauh tali penahan tersebut berfungsi. 3. Keempat kakinya harus menancap ke dasar. Jembatan yang tidak berada pada ketinggian yang sama harus diatur agar berada pada permukaan dasar yang keras. Tempat kerja harus pada posisi horisontal.

4. Tempat kerja tidak boleh lebih dari 2 meter diatas permukaan yang dituju. Perancah jembatan tidak boleh didirikan dimana orang atau benda bisa terjatuh dari perancah pada jarak lebih dari 2 meter. 5. Ukuran maksimum untuk pijakan perancah harus terpenuhi dengan maksimal panjang 2 meter dan tebal 50 mm.

B3. Alat Angkat Mekanik Platform portabel ini dapat bersifat statik atau portabel dan umumnya terdiri dari beberapa tipe : 1. Scissor lifts. 2. Telescopic booms 3. Articulated telescopic booms 4. Work cages on forklifts Ketika bekerja dengan menggunakan platform statik atau portabel, sangatlah penting untuk mengecek kesesuaian dan kestabilan dari peralatan yang akan digunakan. Operator telah mengikuti pelatihan. Pengawasan yang kompeten. Apakah anda memenuhi kriteria di atas????

Gunakan dan Kaitkan Sabuk Pengaman Anda Ke Satu Bagian Yang Aman Ketika Anda Bekerja Dengan Platform Statik atau Portable Wear & Secure your Safety Harness to an Anchorage Point when you work on static platform or portable platform

Jika tangga tidak memungkinkan untuk digunakan, maka harus menggunakan alat bantu mekanik yang lebih aman dalam pengoperasiannya.

B3-1. Scissor Lifts Peringatan utama pada alat ini adalah : 1. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya. Terutama pada kabel listrik. 2. Jika ada bagian dari peralatan yang dapat mencapai ketinggian 8 meter/ mengenai kabel tegangan tinggi, harus memperoleh izin dari petugas kelistrikan. 3. Jika tegangan listrik lebih besar dari 415v, jarak aman akan ditentukan oleh petugas kelistrikan yang berwenang. 4. Jika kabel tersebut adalah kabel transmisi tegangan tinggi, normalnya ini membutuhkan isolasi dan grounding. 5. Pastikan muatan kerja aman/ safe work load (SWL) dan jumlah orang tidak ditambah.

6. Pastikan tanah pijakan tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung pemuatan, khususnya jika dilengkapi dengan outriggers. 7. Pastikan tidak ada penghalang di atas sebelum mengangkat platform. 8. Sabuk keselamatan harus digunakan dan diikat ke platform oleh orang yang bekerja dengan alat tersebut. 9. Jika alat tersebut merupakan platform statik tetapi kemungkinan dapat tertabrak oleh kendaraan lain, maka sabuk harus digunakan.

Scissors Lift

B3-2. Telescopic Booms (termasuk articulated booms) Peringatan utama alat ini sama seperti pada scissor lifts, harus termasuk tambahan peringatan berikut. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya. Pastikan tanah tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung pemuatan, khususnya jika dilengkapi dengan outriggers.

Articulated Telescopic Boom & Platform

B3-3. Articulated Telescopic Booms) Peringatan utama alat ini sama seperti pada scissor lifts, dan termasuk tambahan peringatan berikut. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya bersamaan dengan the boom s total working envelope. Pastikan tanah tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung pemuatan, khususnya jika dilengkapi dengan outriggers.

Telescopic Boom & Platform atau lebih dikenal dengan Man Lift

B3-4. Kerangka Kerja untuk Truk Forklift 1. Truk forklift hanya digunakan untuk pekerjaan perawatan/ perbaikan yang tidak terencana. 2. Kerangka harus disetujui untuk pekerjaan jenis ini. 3. Sabuk keselamatan harus digunakan dan diikat ke kerangka. 4. Operator tidak boleh meninggalkan kerangka kecuali jika berada di dasar. 5. Pengemudi forklift dan orang bagian pemeliharaan menyadari semua bahaya yang ada. 6. Forklift tidak boleh melintas saat kerangka diangkat. 7. Pengemudi harus memposisikan diri dimana dia dapat mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan bekerja di ketinggian. 8. Ini tidak boleh digunakan untuk pekerjaan rutin.

Pastikan kerangka kerja ini tidak bergeser posisinya.

B4. Bolt & Clamp Scaffolding Platform kerja tipe ini normalnya digunakan untuk pekerjaan skala besar dan dimana pekerjaan ini tersebar pada tingkat yang berbeda. Kondisi, metode kerja dan tindakan pencegahan yang harus disadari dan dilakukan adalah : 1. Scaffolding hanya boleh didirikan, dibongkar atau dimodifikasi oleh orang yang berkompeten. 2. Scaffold harus stabil. 3. Pegangan dan papan harus dipasang dimana orang bisa terjatuh dari ketinggian 1.8 meter atau lebih. 4. Pegangan harus dipasang antara 910mm dan 1150mm di atas platform.

5. Jarak antara papan dan pegangan tidak boleh lebih dari 765mm. 6. Scaffolding harus dicek oleh orang yang kompeten setiap 7 (tujuh) hari atau setelah terekspos cuaca buruk. 7. Terpal tidak boleh dipasang di struktur scaffold kecuali scaffold khusus didesain untuk itu. 8. Modifikasi atau perubahan yang tidak sesuai tidak boleh dilakukan. 9. Jika pegangan dihilangkan untuk mempermudah akses material, pegangan tersebut harus dipasang kembali segera. 10.Material tidak boleh disimpan di scaffolds kecuali jika sedang digunakan dalam waktu yang wajar.

B5. Peralatan Akses yang Menggantung Platform kerja tipe ini menggantung dari struktur atap dengan pulley blocks. Sebagai contoh yaitu peralatan yang digunakan oleh petugas pembersih jendela di gedung-gedung tinggi. Kelengkapan dan tindakan pencegahan dari peralatan ini antara lain : 1. Platform harus digunakan dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman dan terlatih.scaffold harus stabil. 2. Pegangan dan papan harus dipasang dimana orang bisa terjatuh dari ketinggian 1.8 meter atau lebih. 3. Pegangan harus dipasang antara 910mm dan 1150mm di atas platform.

B5. Peralatan Akses yang Menggantung (Lanjutan) 4. Cradle harus memiliki papan pada ketinggian minimum 250mm. 5. Pegangan di pasang pada ketinggian 910 1150mm dari platform

B6. Struktur Atap & Ketinggian Bekerja di atap atau di ketinggian yang berpotensi bahaya seperti rak pipa, merupakan aktivitas yang berbahaya. Hanya boleh dilakukan oleh kontraktor yang berpengalaman dengan sumber daya dan peralatan yang sesuai. Ketika pekerja dapat terjatuh pada ketinggian lebih dari 1.8 meter dari atap, perlindungan dari kemungkinan terjatuh harus tersedia. Ada beberapa alat perlindungan yang dapat digunakan untuk mencegah pekerja dari bahaya terjatuh. Perlindungan ini bisa berupa suatu alat atau kombinasi dari pengukuran keselamatan untuk menyiapkan perlindungan keselamatan yang dibutuhkan. Perlindungan yang paling sesuai lah yang akan dipilih

B6. Struktur Atap & Ketinggian (Lanjutan) Platform Kerja, Scaffolding, Papan pijakan dan pegangan, Crawling boards digunakan jika : Jika bekerja di atap yang rata (<10 kemiringan) dan pekerjaan tersebut tidak berada 2 meter dari tepi maka pagar pembatas sederhana 2 meter dari tepi pada semua sisi yang terbuka sudah cukup. Jika bekerja di atap yang rata (<10 kemiringan) dan pekerjaan tersebut berada 2 meter dari tepi, maka perlindungan seperti platform perancah atau pegangan atap dan papan pijakan sangat dibutuhkan, pegangan harus berada pada ketinggian antara 0.91m dan 1.15m, papan pijakan tingginya paling tidak harus 150mm, jarak antara pegangan dan papan pijakan tidak boleh lebih dari 765mm

B6. Struktur Atap & Ketinggian (Lanjutan) Jika kemiringan atap >30 atau 10-30 dan licin, disamping scaffold platform atau pegangan atap, tangga atau papan harus digunakan untuk mencegah licin Jika atap yang rata atau miring tersebut rapuh, sebaiknya menggunakan papan Sabuk / tali pengaman tidak boleh diikat ke sembarang tempat. Sabuk / tali pengaman hanya boleh diikat ke satu titik yang bersifat kokoh, permanen dan berada dalam area kerja (fleksibel)

B6. Struktur Atap & Ketinggian (Lanjutan) Platform perancah atau pegangan tidak dapat digunakan, jaring, dan atau sabuk dan tali keselamatan harus digunakan. Yang harus diperhatikan : Diameter jaring Area yang harus dipasang jaring Sabuk keselamatan tidak boleh dilepas

Kejadian seperti ini tidak akan terjadi jika anda mengikuti semua prosedur kerja yang aman. Taati segala peraturan keselamatan!! Ingat.. Keluarga anda menunggu anda di rumah

Ini adalah akhir dari materi pelatihan Bekerja di Ketinggian Terima kasih ----- UTAMAKAN KESELAMATAN ----- 33