PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PEGAWAI PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Restu Yuliani Wibowo NIM 7351308028 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING Tugas akhir ini berjudul Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kedisiplinan Pegawai pada Badan Penanaman Modal Daerah di Jawa Tengah ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian tugas akhir pada : Hari : Tanggal : Dosen Pembimbing Endah Prapti Lestari, SE, MM NIP. 196903082000122001 Mengetahui, An. Ketua Jurusan Manajemen Sekretaris Dra. Palupiningdyah, M.Si NIP. 195208041980032001 ii
PENGESAHAN KELULUSAN Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan sidang ujian Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Tanggal : Penguji Tugas Akhir Penguji I Penguji II Dra. Suhermini, M.Si Endah Prapti Lestasi, SE, MM NIP. 194807121976032001 NIP. 19690308200122001 Dekan Fakultas Ekonomi Dr. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001 iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah, apabila dikemudian hari terbukti Tugas Akhir ini adalah jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semarang, Februari 2013 Restu Yuliani Wibowo NIM. 7351308028 iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga, namun juga lebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun (George Bernat Shaw) PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini dipersembahkan kepada : 1. Ayah dan Ibuku tercinta, kasih sayang serta do a yang tak terbatas selalu mengiringi kesuksesan yang aku capai. 2. Almamaterku v
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kedisiplinan Pegawai pada Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah. Maksud dan tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III Manajemen Perkantoran untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Terselesaikannya Tugas Akhir ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk mencari ilmu di Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah mengesahkan Tugas Akhir ini. 3. Dra. Palupiningdyah, M. Si, Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 4. Ibu Endah Prapti Lestari, SE, MM, Dosen Pembimbing Tugas Akhir, yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketekunan serta memberikan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. vi
5. Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti. 6. Pegawai Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah yang telah membantu dalam penelitian. 7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah membekali ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat selama penulis menuntut ilmu. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Februari 2013 Penulis vii
SARI Restu Yuliani Wibowo. 2013. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kedisiplinan Pegawai Pada Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah. Tugas Akhir. Jurusan Manajemen Perkantoran. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Endah Prapti Lestari, SE, MM. Kata Kunci : Kepemimpinan, Disiplin Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan, semangat, dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi paham dengan keinginan pemimpin. Tingkah laku kelompok atau organisasi menjadi aspirasi pemimpin oleh pegaruh interpersonal pemimpin terhadap anak buahnya. Masalah dalam penelitian inni adalah Bagaimana peran kepemimpinan dalam menegakkan kedisiplinan dan faktor-faktor yang menyebabkan karyawan terbentuk sikap kedisiplinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam menegakkan kedisiplinan pegawai dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dialami pelaksanaan meningkatkan kedisiplinan pegawai. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode analisis Deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kepemimpinan dalam Menegakkan Kedisiplinan pada Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah dan faktorfaktor yang menyebabkan karyawan terbentuk sikap kedisiplinan pada Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan gaya kepemimpinan pada Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah sistem kepemimpinan menganut gaya transformasional, gaya pemimpin yang mendorong pegawai untuk melakukan perubahan sistem kerja semula dari segala aspek dengan sistem kerja yang baru guna mencapai tujuan perusahaan yang diharapkan.. Meskipun masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi diantaranya adanya fasilitas-fasilitas kantor yang kurang memadai, hal ini dapat menghambat pekerjaan pegawai. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan Peran Pemimpin sangat berpengaruh dalam peningkatan kedisiplinan kerja pegawai Pada Penanaman Modal Daerah guna mencapai keberhasilan kerja sebagaimana dengan tujuan awal instansi. Saran yang dapat diberikan adalah Pemimpin harus lebih intensif dalam mengajukan surat permohonan penambahan fasilitas pada pemerintah agar para pegawai lebih termotivasi dalam meningkatkan kedisiplinan kerja yang sebelumnya masih merasa belum difasilitasi dengan baik. viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi SARI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelitian... 7 1.4. Manfaat Penelitian... 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemimpin... 9 2.2. Pengertian Disiplin... 11 2.3. Jenis-jenis Disiplin Kerja... 13 2.4. Pendekatan Dalam Disiplin Kerja... 15 2.5. Indikator-indikator Kedisiplinan... 16 2.6. Pelaksanaan Dan Penetapan Disiplin... 21 2.7. Upaya Peningkatan Disiplin... 23 2.8. Tingkat Dan Jenis Sanksi Disiplin... 23 2.9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian... 26 3.2. Objek Kajian... 26 ix
3.3. Jenis Data... 26 3.4. Metode Pengumpulan Data... 27 3.5. Metode Analisis Data... 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 29 4.1.1. Gambaran Umum... 29 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 48 4.2.1. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Pegawai Pada Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah 48 4.2.2. Faktor Yang Menyebabkan Karyawan Terbentuk Sikap Kedisiplinan Pada Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah 50 4.3. Pembahasan... 56 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan... 57 5.2. Saran... 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
DAFTAR LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi Kantor Badan Penanaman Modal Daerah 2. Surat ijin Penelitian (dari UNNES) 3. Lembar disposisi xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan zaman yang semakin maju dan memasuki era globalisasi. Kedudukan sumber daya manusia yang sangat penting tersebut untuk mencapai tujuan dunia kerja yang semakin profesional dalam suatu organisasi. Tujuan dalam suatu organisasi dapat tercapai dengan baik tergantung dari faktor manusia yang berperan dalam merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah manusia yang mempunyai keterampilan, kemampuan, dan etos kerja yang tinggi. Setiap lembaga atau instansi memerlukan pegawai yang memiliki kepribadian tinggi dan memiliki kemampuan serta kecakapan dalam mengambil keputusan. Penerapkan disiplin bertujuan agar kedisiplinan dapat ditingkatkan oleh para pegawai dilembaga atau instansi tersebut memiliki produktivitas yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran SDM tidak mungkin dipisahkan dari tujuan perusahaan atau intansi, baik pemerintah maupun swasta. Salah satu bentuk optimalisasi pengelolaan SDM adalah peran kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan, semangat, dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi paham dengan keinginan pemimpin. Tingkah laku kelompok atau organisasi menjadi aspirasi pemimpin 1
2 oleh pengaruh interpersonal pemimpin terhadap anak buahnya. Dalam kondisi sedemikian terdapat kesukarelaan atau induksi pemenuhan-kerelaan (complience induction) bawahan terhadap pimpinan. Khususnya dalam usaha mencapai tujuan bersama, sehingga diperlukan proses pemecahan masalahmasalah yang harus dihadapi secara kolektif. Kepemimpinan mempunyai fungsi sebagai penggerak dan koordinator dari sumber daya manusia, sumber daya alam, semua dana, dan sarana yang disiapkan oleh sekumpulan manusia yang melakukan kerja sama guna bertingkah laku dalam mencapai tujuan Pencapaian tujuan dimulai dari menciptakan produktivitas yang tinggi. Faktor pentingnya kedisiplinan merupakan pelaksanaannya dimulai dari para pegawai itu sendiri. Disiplin disini adalah mengenai disiplin kerja, waktu kerja dan disiplin dalam mentaati peraturan yang sudah ditetapkan. Kesadaran tinggi diperlukan dalam melaksanakan aturan yang dapat diwujudkan dalam disiplin kerja yang tinggi, untuk mencapai tingkat produktivitas. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugasnya yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu seorang pemimpin selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik. ( Hasibuan,2002: 193). Seorang pegawai yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja dirinya. Kedisiplinan sangat penting
3 untuk meningkatkan kinerja dan mengembangkan potensi pegawai, maka Badan Penanaman Modal Daerah Jateng dalam menegakkan dan melaksankan kedisiplinan bagi para pegawainya menetapkan standar peraturan kedisiplinan. Standar kedisiplinan menentukan keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun kelompok dalam suatu organisasi tertentu. Hal tersebut sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi tersebut. Dalam organisasi pemimpin harus dapat melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, hingga berdampak pada aspirasi pegawai. Pemimpin juga harus memberikan dukungan dan dorongan kepada pegawai, serta memudahkan pegawai berinteraksi dan melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan. Pembuatan keputusan atau wewenang, pemimpin juga mempunyai tugas memberikan pengarahan kepada pegawai agar tugas yang akan diberikan kepada pegawai dapat dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu berjalan memberikan contoh bagaimana harusnya bekerja, bagaimana harusnya disiplin dan bagaimana harusnya mengabdi kepada kepentingan umum dan kepentingan segenap anggota organisasi. Selain itu gaya kepemimpinan juga dibagi beberapa gaya diantaranya: 1. Gaya kepemimpinan otoriter/authoritarian adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. segala pembagian tugas yang
4 tanggung jawab di pegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah di berikan. 2. Gaya kepimimpinan demokratis/ Democratic adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Gaya kepimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. 3. Gaya kepimpinan bebas / Laissez faire adalah pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil dimana para bawahanya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang di hadapi. ( Kartono,2003:105) Badan Penanaman Modal Daerah Jateng. Adalah sebuah instansi pemerintah yang dipimpin oleh kepala dinas yang membawai pegawai dari beberapa bagian, yang masing-masing kepala bagian bertanggung jawab kepada kepala dinas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada Badan Penanaman Modal Daerah Jateng, diperoleh informasi bahwa dalam setiap pengambilan keputusan, para pegawai diberi hak untuk menyampaikan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, sehingga pimpinan mempunyai masukan tentang keputusan yang akan diambil. Namun yang mengambil keputusan tetaplah pemimpin ( kepala dinas).
5 Disiplin merupakan tindakan untuk mendorong anggota organisasi untuk memenuhi tuntutan sebagai ketentuan yang telah ditetapkan organisasi dan diharapkan dapat dipatuhi oleh pegawainya. Pendisiplinan pegawai diartikan sebagai suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan prilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara suka rela berusaha kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi kerja (Siagian,2002:305). Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber daya Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal (Hani Handoko, 2001:209). Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhi.
6 Pengamatan pada Badan Penanaman Modal Daerah di Jateng masih terdapat beberapa karyawan yang kurang disiplin dalam melaksanakan tanggungjawab pekerjaannya, diantaranya datang kekantor tidak tepat waktu, sering tidak mengikuti apel pagi yang dilakukan setiap hari, dalam melaksanakan tugasnya pada saat jam kerja sering menyalahgunakan fasilitasfasilitas kantor. Misalnya, penyalahgunaan internet untuk facebook, twitter, ngegame dan download, penyalahgunaan mobil atau kendaraan kantor untuk bepergian diluar keperluan kantor. Seringnya meninggalkan pekerjaan pada saat jam kerja hanya untuk sekedar makan dan ngobrol dikantin, seringnya tidak tepat waktu dalam kembali kekantor pada saat jam istirahat telah habis. Berdasarkan pengamatan diatas maka dilihat terjadinya inefisiensi kepemimpinan sehingga terjadi kekurang disiplinan di kalangan karyawan. Kepemimpinan penting dalam menegakkan disiplin karyawan maka diambil judul PERAN KEPEMIMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PEGAWAI PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH DI JAWA TENGAH
7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Peran kepemimpinan dalam menegakkan kedisiplinan pada Badan Penanaman Modal Daerah di Jawa Tengah? 2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan karyawan terbentuk sikap kedisiplinan pada Badan Penanaman Modal Daerah di Jawa Tengah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang akan dibahas, tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui Peran kepemimpinan dalam menegakkan kedisiplinan pegawai Badan penanaman Modal Daerah di Jawa Tengah. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dialami pelaksanaan meningkatkan kedisiplinan pegawai pada Badan Penanaman Modal Daerah di Jawa Tengah 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dalam dunia kerja untuk memperluas wawasan tentang disiplin kerja pegawai.
8 b. Bagi Lembaga Akademik Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan untuk dapat menambah pengetahuan tentang disiplin kerja pegawai. c. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan dan bahan pertimbangan dalam menemukan dan mengembangkan kebijakan perusahaan terutama yang berhubungan dengan peningkatan disiplin kerja pegawai dimasa yang akan datang. 2. Manfaat Teoritis a. Sebagai Bahan pemahaman teori yang diperoleh penulis selama duduk dibangku kuliah ke dalam dunia kerja nyata. b. Mengkaji tentang peningkatan disiplin.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemimpin Dalam suatu organisasi, pemimpin memiliki peran yang sangat penting demi kamajuan organisasi dimana pemimpin memegang kekuasaan penting dalam setiap pengambilan keputusan, membuat rencana dasar dan dalam menentukan tujuan organisasi. Keberhasilan dari suatu organisasi sangatlah ditentukan oleh pemimpin dalam menerapkan teori kepemimpinan dalam menerapkan teori kepemimpinan dalam organisasi. Pemimpin itu adalah pemandu, penunjuk, penuntun, komandan Leader...a guide, a conduktor, a comander. John Gage Alle (2005:39). Hasibuan (2004:43), pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Pemimpin dan kepemimpinan memiliki pengertian yang berbeda seperti yang dikutip dalam Wiryana dan Supardo ( 2005:4), bahwa B.H Raven mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang yang menduduki suatu posisi di kelompok, mempengaruhi orang-orang dalam kelompok itu sesuai dengan ekspektasi peran dari posisi tersebut dan mengkoordinasi serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta mencapai tujuan kelompok, organisasi dan masyarakat. Pengertian tersebut mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: 9
10 1) Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, yaitu pengikut atau bawahan karena kesediaan mereka utuk menerima pengarahan dari pemimpin. 2) Kepemimpinan merupakan suatu faktor pada diri seseorang yang dapat ditumbuhkan, dipupuk dan dikembangkan. 3) Pemimpin dapat mempegaruhi pengikut atau bawahannya dan juga dapat memberikan pengarahan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan tujuan perusahaan. Hasibuan (2007:172). Gaya kepemimpinan dibagi menjadi 4, yaitu: 1. Gaya Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikut sertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Gaya Kepemimpinan Partisipatif Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.
11 Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan, dengan demikian, pemimpin akan selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar. 3. Gaya Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap, dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melakukan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dn mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahannya. 4. Gaya Kepemimpinan Situasional Kepemimpinan situasional, tidak ada satu pun cara yang terbaik untuk mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan mana yang harus digunakan terhadap individu atau kelompok tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi. 2.2. Pengertian Disiplin Disiplin berasal dari kata disciple, yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat seseorang menuju kearah yang lebih baik. Dalam hal ini menemukan pada bantuan dari pegawai untuk mengembangakan sikap yang layak terhadap pekerjaannya. Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan perusahaan dimana pegawai bekerja (Mathis, 2000: 314). Disiplin kerja
12 menurut Sastrohadiwiryo (2002: 297) adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila dia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Disiplin memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja pegawai, peningkatan disiplin kerja akan diikuti dengan peningkatan produktivitas kerja. Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan produktivitas kerja pegawai, dengan demikian disiplin akan mempercepat tujuan perusahaan atau organisasi. Disiplin kerja merupakan kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional (Hani Handoko 2001: 208). Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada pegawai atau karyawan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan (Edy Sutrisno 2009: 89). Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana dia bekerja, sedangkan tindakan disiplin itu sendiri adalah pengurangan yang dipaksakan oleh pimpinan terhadap imbalan yang diberikan oleh organisasi karena adanya suatu kasus tertentu. Tindakan disiplin ini tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh pengurangan anggaran atau produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran aturan instansi. Disiplin mengacu pada pola tingkah laku, dengan ciri-ciri yaitu: adanya hasrat yang kuat untuk melakukan
13 sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma, etika kaidah yang berlaku, adanya perilaku yang terkendali dan adanya ketaatan. Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan tersebut diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para pegawai, bekerja sesuai dengan prosedur, sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu bila karyawan tidak menggunakan aturan-aturan yang ditetapkan dalam perusahaan, maka tindakan disiplin merupakan langkah terakhir yang bisa diambil terhadap seorang pegawai yang performa kerjanya dibawah standar. Disiplin kerja dapat dilihat dari, kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang berlaku termasuk tata waktu dan tanggung jawab pada pekerjaannya, bekerja sesuai dengan prosedur yang ada, memelihara pekerjaan dengan baik. Tidakan disiplin ini dapat berupa teguran-teguran, penskoran, penurunan pangkat atau gaji dan pemecatan. Tindakan-tindakan ini disebabkan oleh kejadian-kejadian perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran instansi (Gomes, 2002:232). 2.3. Jenis-Jenis Disiplin Kerja Handoko (2001: 208), disiplin dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Disiplin Preventif Yaitu disiplin yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-
14 penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan, dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa. 2. Disiplin Preventif Disiplin yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut, dapat berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Sebagai contoh, tindakan kedisiplinan bisa berupa peringatan atau skorsing. Bentuk-bentuk disiplin Simamora (2004:749) adalah sebagai berikut: a. Disiplin Manajerial Dimana segala sesuatu tergantung pada pemimpin dari permukaan hingga akhir. Ada sekelompok orang yang akan mengarahkan apa yang harus mereka lakukan. Hanya melalui arahan individu kelompok itu menumbuhkan kinerja yang berharga, segala sesuatu tergantung pemimpin. b. Disiplin Tim Dimana kesempurnaan kinerja bermuara dari ketergantungan satu dengan yang lain. Ketergantungan ini bertambah dari suatu komitmen setiap anggota terhadap seluruh organisasi akan menjadi kejatuhan semua orang. Hal ini biasanya dijumpai pada kelompok kerja yang relatif kecil. c. Disiplin Dini Dimana pelaksanaan tunggal sepenuhnya tergantung pada pelatihan, ketegasan dan kendala diri.
15 2.4. Pendekatan Dalam disiplin kerja Sistem displin karyawan dapat dipandang sebagai suatu penerapan modifikasi perilaku untuk karyawan yang bermasalah atau karyawan yag tidak produktif. Disiplin yang terbaik adalah jelas disiplin diri, karena sebagian besar orang memahami apa yang diharapkan dari dirinya di pekerjaan dan biasanya karyawan diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif. Adapun pendekatan-pendekatan dalam disiplin kerja karyawan (Mathis dkk, 2002: 314) adalah: a. Pendekatan disiplin positif Pendekatan disiplin positif dibangun berdasarkan filosofi bahwa pelanggaran merupakan tindakan yang biasanya dapat dikoreksi secara konstruksi tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini fokusnya adalah pada penemuan fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan, dan bukannya menggunakan hukuman (penalti) untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan. Kekuatan pendekatan positif ini dalam displin adalah fokusnya pada pemecahan masalah. Juga, karena karyawan merupakan partisipan aktif selama proses tersebut, maka perusahaan yang menggunakan pendekatan ini cenderung memenangkan tuntutan hukum jika karyawan mengajukan tuntutan. Kesulitan utama dengan pendekatan positif terhadap disiplin adalah jumlah waktu yang sangat lama untuk melatih para supervisor dan manajer yang diperlukan.
16 b. Pendekatan Disiplin Progresif Disiplin progresif melembagakan sejumlah langkah dalam membentuk prilaku karyawan. Kebanyakan prosedur disiplin progresif menggunakan peringatan lisan dan tulisan sebelum berlanjut ke PHK, dengan demikian, disiplin progresif menekankan bahwa tindakan-tindakan dalam memodifikasi prilaku akan bertambah berat secara progresif (bertahap) jika karyawan tetap menunjukkan prilaku yang tidak layak. Seorang karyawan diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya sebelum diberhentikan, dengan mengikuti urutan progresif akan memastikan bahwa sifat dan keseriusan maslah telah dikomunikasikan dengan jelas kepada karyawan. 2.5. Indikator-indikator Kedisiplinan Pada dasarnya banyak indikator yang dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi diantaranya (Hasibuan, 2002 : 195) : 1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan dalam suatu organisasi harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini bearti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada seseorang pegawai harus sesuai dengan kempuan pegawai yang bersangkutan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan
17 bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 2. Kepemimpinan Kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik jika dia sendiri kurang disiplin. 3. Balas Jasa Balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan / pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. 4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula. 5. Waskat Waskat ( pengawasan melekat ) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Waskat
18 efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya. 6. Sanksi Sanksi berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. 7. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada perusahaan tersebut. 8. Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya harmonis. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit perusahaan untuk