BAB I PENDAHULUAN. berdiri secara utuh. Sekolah adalah organisasi yang komplek dan unit, seiring

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi gutu itu sendiri.

BAB II TELAAH PUSTAKA

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

POLA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH STANDAR NASIONAL (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 JEPARA) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang tersebut, kewenangan pengelolaan. nasional yang perlu dikonstruksi dalam rangka otonomi daerah berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii. 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. 9001:2000. Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 lahir

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

mempunyai peranan terpenting dibanding sumber aaya non manusia yang berfungsi sebagai pelengkap yang menopang sumber daya utama

BAB I PENDAHULUAN. dan memanfaatkan peranan hidup secara tepat. Perkembangan pendidikan

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang menjadi target pencapaian dalam masa tertentu.untuk mencapai visi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan era globalisasi mendudukkan pentingnya upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. diorientasikan agar para peserta didik mampu berperan dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

DRAF WAWANCARA Wawancara dengan Pihak PT Patuna Mekar Jaya Perwakilan Semarang A. Profil PT Patuna Mekar Jaya Perwakilan Semarang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH. ( Studi Situs SD Negeri Bekonang 02 Kecamatan Mojolaban Sukoharjo) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat di tuntut agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah merupakan salah satu wadah atau lembaga yang bersifat formal, yang terdiri dari berbagai unsur yang merupakan kumpulan yang berdiri secara utuh. Sekolah adalah organisasi yang komplek dan unit, seiring dengan tingkat koordinasi yang tinggi dan Kordinasi itu dilakukan oleh kepala sekolah. Disamping itu Kepala sekolah adalah pemimpin sekolah yang senantiasa berusaha untuk memberikan pengaruh, motivasi, inovasi kepada bawahanya yakni tenaga pendidik agar suatu tujuan sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efesien. Penilaian pemerintah No 28 tahun 1990 tentang Pelaksanaan System Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 1 PP bahwa, Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana 1. Kepala sekolah seyogyanya mampu memahami, mengantisipasi, dan mengatasi masalah yang terjadi disekolah. Oleh karen itu sebagai kepala sekolah perlu memahami, mempelajari, teori system kepemimpinan. Karena selain sebagai kepala sekolah, kepala sekolah juga sebagai pemimpin atau pimpinan kelompok organisasi, sehingga dengan demikian akan memudahkan 1 Peraturan Pemerintah R.I No 27-28-29-30, Pelaksanaan sistem pendidikan Nasional, TH, 1990, H, 6.

2 untuk menangani masalah yang ada di sekolah dan masalah pada kepemimpinanya. Karena kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik dalam organisasi maupun untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu 2. Kepala sekolah berperan fungsi sebagai pengerak, pengaruh, dalam suatu lembaga organisasi pendidikan, dan sebagai contoh terhadap tenaga pendidik. Dengan peran tersebut kepala sekolah dapat menjalankan suatu organisasi dan menggerakan tenaga pendidik, karena tenaga pendidik membutuhkan suatu penggerak organisasi dalam hal ini sebagai penggerak adalah pemimpin organisasi atau lembaga itu sendiri, karena dalam suatu organisasi antara pimpinan dan bawahan harus saling bekerja sama dalam suatu pencapaian tujuan. Tujuan yang seperti itu membutuhkan pimpinan yang professional, dan yang menjadi pimpinan adalah kepala sekolah. Untuk itu kepala sekolah yang profesional perlu diperhatikan, baik prilaku, tindakan yang akan dilakukan oleh kepala sekolah, karena dapat mempengaruhi kinerja tenaga pendidik, untuk meningkatkan mutu pendidikan. Karena mutu pendidikan adalah secara umum mengandung makna derajat, keunggulan suatau produk atau hasil kerja baik berupa barang maupun jasa 3. Untuk mendapat mutu yang telah dipaparkan diatas, sebagai kepala sekolah perlu mengetahui bagian-bagian yang masih kurang baik dari segi material maupun non material, untuk mewujudkan visi dan missi sekolah yang diinginkan. 2 Vithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. PT.Raja Grafindo Persada, TH, 2007, H, 36. 3 Sudarman danim, Visi baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, TH, 2006, H, 53.

3 Sebagai mana di ungkapkan Supriadi bahwa, Erat hubunganya antara mutu kepala sekolah dengan berbagi aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunya prilaku nakal peserta didik. Dari pada itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran disekolah. Apa yang diungkapkapkan diatas menjadi lebih jelas dan penting, dengan sejalan tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin maju. Disamping itu, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut kepala sekolah harus bertugas dengan professional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Dalam rangka inilah dirasakan perlunya peningkatan manajemen kepala sekolah Professional untuk mensukseskan otonomi daerah, desentralisasi pendidikan, manajemen berbasis sekolah, kurikulum berbasis kompetensi, dan selain itu dipertegaskan dalam undang-undang SISDIKNAS, BAB IX tentang STANDAR NASIONAL Pasal 35 4. Selain itu sebagai kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta perencanaan dalam penyusunan strategi manajemen pendidikan secara utuh 4 UU SISDIKNAS, UU RI, NO 20 TH, 2003 H, 18.

4 dan berorentasi kepada mutu pendidikan. Strategi ini dikenal dengan manajemen mutu terpadu (MMT), yang lebih populer dalam dunia bisnis dan industri dengan istilah Total Quality Management (TQM). Strategi ini merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki kualitas layanan, sehingga fokusnya diarahkan kepelanggan dalam hal ini adalah peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, tenaga pendidik, karyawan, pemerintah dan masyarakat. Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas, yakni layanan sesuai dengan yang dijanjikan ( Reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran ( Assurance), iklim sekolah yang kondusif (Tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik ( Emphaty), cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (Resspon Siveness) 5. Enam tipe kepemimpinan kepala sekolah, yang disarikan dari review Leithwood dan Duke, yang sudah dipraktikan dan tersebar di sekolah-sekolah didunia. Review (tinjauan ulang) tersebut tidak mengindikasikan gaya kepemimpinan yang mana yang paling sukses dalam membuat perbedaan dalam pencapaian siswa. Pada kenyataanya, kepemimpinan transformasional diyakini sangat signitif, tetapi tidak langsung, dalam mempengaruhi pencapaian siswa.selain itu, metodologi yang digunakan dalam studi-studi semacam itu survei-survei yang tidak secara spesifik menyelidiki sekolahsekolah yang telah sukses dan efektif tidak menghasilkan temuan-temuan yang berfokus pada praktik dan karakteristik kepala sekolah sukses. Studi-studi 5 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung: TH, 2009, 23.

5 tersebut bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara kepemimpinan transformasional dan beberapa variabel sekolah. Karena itu, di sini penting untuk melakukan review terhadap beberapa studi yang benar-benar terfokus pada kepemimpinan sekolah sukses 6. Namun pada kenyataan di sekolah Sekolah Menengah Pertama negeri 04 kecamatan Pagaran Tapah kabupaten Rokan Hulu, dalam informasi yang didapat penulis peran kepala sekolah dalam meningkat mutu pendidikan masih perlu adanya pendekatan dan pengarahan baik dalam proses program pembelajaran dan hasil mutu atau kualitas pendidik tersebut, dan perlu adanya pengecekan kembali dalam perencanaanya, koordinasi, pelayanan, maupun pengangarannya. Peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan dan tenaga pendidik perlu ditingkatkan dikarenakan tenaga pendidik penentu dari suatu proses dan hasil dalam penentuan mutu pendidikan yang diharapkan Sekolah tersebut. Dengan demikian perlu adanya pengarahan, dorongan, motivasi, inovasi dari pimpinan Sekolah dan memberikan kesempatan untuk mengikuti pengembangan, mengikuti seminar, penelitian, pelantikan untuk menjadikan tenaga pendidik yang professional serta menambahkan pengetahuan terhadap tenaga pendidik. Dengan demikian permasalahan diatas dapat dilihat dengan adanya gejala sebagai berikut: 1. Masih perlu adanya tenaga pendidik untuk menambah keprofesional yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan? 6 Raihani, Kepemimpinanan Sekolah Transformative, LKIS Yogyakarta Printing Cemerlang: 2010, H, 38.

6 2. Masih perlu adanya peninjauan ulang baik dalam pelayanan, sarana, prasana, dan anggaran yang dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan? 3. Masih perlu adanya pengarahan, bimbimbingan, kepada tenaga pendidik agar biasa mengarah kepada peningkatan mutu pendidikan? 4. Masih perlu adannya pengecekan ulang dalan perencanaan system pimpinan kepala sekolah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekolah? 5. Masih perlu adanya pengawasan dalam proses belajar mengajar di sekolah yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan? Dari gejala-gejala di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ini, ketertarikan ini muncul ketika peneliti mengetahui adanya tenaga pendidik yang masih membutuhkan pengarahan, dorongan motivasi, inovasi dan lain-lainya dari pimpinan Sekolah atau kepala sekolah, Serta perlu yang masih perlu pengadaan pengembangan, pelantikan seminar, dan kegiatan lain yang menjadikan tenaga pendidik yang professional.dengan demikian tenaga pendidik dan kepala Sekolah perlu adanya kerja sama. Dan mengakibatkan Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 kecamatan Pagaran Tapah Kabupaten Rokan Hulu belum memenuhi syarat dan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah UU SISDIKNAS BAB IX Pasal 35 dengan penilaian (Standar nasiona l pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kopetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,

7 pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala) 7. Pentingnya penelitian ini terletak pada peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, yang harus diperhatikan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang pada akhirnya juga dapat memajukan mutu kualitas sekolah itu sendiri, dan untuk menghadapi tuntutan tugas sekarang maupun yang akan datang, terutama untuk menghadapi masa depan yang akan dijalani. Berkaitan dengan latar belakang di atas maka peneliti ini memberi judul Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Pendidikan Di Sekolah Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Kecamatan Pagara Tapah Kabupaten Rokan Hulu B. ALASAN MEMILIH JUDUL 1. Masalah ini menarik untuk diteliti sebab sesuai dengan jurusan penulis 2. Masalah ini perlu diteliti, untuk mengetahui yang mempengaruhi peran kepala sekolah. 3. Penulis ingin mengetahui Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Pendidikan 4. Lokasi penelitian terjangkau. C. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari kesalah pahaman tentang judul penelitian ini, maka penulis menjelaskan beberapa istilah dibawah ini: 7 UU SISDIKNAS, UU RI, NO 20 TH, 2003 H, 18.

8 1. Peran kepala Sekolah adalah menjalankan dan mengembangkan tugas (EMASLIM). 8. 2. Mutu Pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan sytem pendidikan nasional 9. Dalam penulisan ini yang dimaksud Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Pendidikan adalah figur atau mediator dalam menjalankan fungsi dan tugas (EMASLIM) dalam peningkatan mutu pendidikan. D. PERMASALAHAN 1. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah di paparkan pada latar belakang, bahwa persoalan pokok dalam penelitian ini adalah peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka permasalahan ini dapat di identifikasikan sebagai berikut: a. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. b. Peran kepala sekolah dalam strategi pimpinan untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. c. Peran Kepala sekolah dalam strategi motivasi, inovasi, untuk pendekatan dan membimbing terhadap tenaga pendidik menjadikan professional. 8 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT, Remaja Rosdakarya, bandungh, H, 98,TH, 2006 9 Permendiknas No. 63 H, 4, TH 2009.

9 d. Peran kepala sekolah dalam strategi pengawasan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik yang berkaitan dengan mutu pendidikan. e. Peran kepala sekolah dalam strategi pengelolaan untuk penggunaan sarana dan prasarana sekolah yang lebih tepat. 2. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti jika dibandingkan denan ruang lingkup permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka berdasarkan identifikasi masalah di atas selanjutnya permasalahan dalam penelitian dibatasi pada Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah di paparkan di atas maka kemudian permasalahan ini dapat dirumuskan yaitu; Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 04 Kecamatan Pagaran Tapah Kabupaten Rokan Hulu. E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian. Bedasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian tersebut yaitu;: Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Mengah Pertam Negeri 04 Kecamatan Pagaran Tapah Kabupaten Rokan Hulu.

10 2. Kegunaan Penelitian Dengan terlaksananya penelitian ini, maka temuanya diharapkan berguna untuk: a. Secara praktis akan berguna, untuk menjadi titik acuan, serta dorongan dalam pengelolan pendidikan. b. Secara akademis penelitian ini menambah motifasi dalam pengelolan pendidikan, khususnya dalam kelompok atau organisasi pendidikan yang harus di miliki kepala sekolah dalam manajer (Pimpinan) dalam menangani keterbelakangan mutu pendidikan disekolah. c. Bagi peneliti, sebagai penambah pengalaman, wawasan dalam mata kuliah metode penelitian. Serta untuk melengkapi sebagian persyaratan guna menyelesaikan Study pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.