BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan peralihan hak milik atas tanah karena (hibah) di

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan pendaftaran hak milik adat (Letter C) secara sporadik dalam

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan. perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

BAB III PENUTUP. pendaftaran Hak Milik atas tanah melalui PRONA pada tahun 2010 di. Kabupaten Bantul telah mewujudkan kepastian hukum karena seluruh

BAB III PENUTUP. konversi Leter C di Kabupaten Klaten telah mewujudkan kepastian. hukum. Semua responden yang mengkonversi Leter C telah memperoleh

BAB 2 PEMBAHASAN. 2.1 Pendaftaran Tanah

Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

PPAT, dengan alasan : a. Menjamin kepastian hukum; c. Agar aman.

milik adat yang diperoleh secara turun-temurun (pewarisan).

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa :

DAFTAR PUSTAKA. Gautama, Sudargo, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung : Citra Aditya, 1993.

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.

BAB IV. mengusai suatu tanah, di masa lalu haruslah membuka hutan terlebih dahulu,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan. dapat disimpulkan sebagai berikut :

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. Kata kunci: Analisis Yuridis, Pembuatan Sertifikat Tanah,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya tanah bagi manusia, menyebabkan tanah mempunyai nilai tinggi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan salah satu modal pokok bagi bangsa Indonesia dan suatu

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI SECARA SPORADIK MELALUI PENGAKUAN HAK. Oleh Bambang Eko Muljono Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan ABSTRAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lex Administratum, Vol. V/No. 6/Ags/2017

UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUM PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA SISTEMATIK DI KABUPATEN BANTUL. (Studi Kasus Desa Patalan Kecamatan Jetis dan

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH. A. Pengertian dan dasar hukum pendaftaran tanah

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pelaksanaan Penetapan dan

mudah dapat membuktikan hak atas tanah yang dimiliki atau dikuasainya,

PEROLEHAN TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Agraria Isi dan Pelaksanaannya, Ed. Revisi. Cet.8, (Jakarta, Djambatan, 1999), hal.18.

BAB I PENDAHULUAN. peruntukkan dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut :

KEPASTIAN HUKUM SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kadaster) yaitu istilah untuk rekaman, menunjukkan tentang luas, nilai dan kepemilikan atau

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISA YURIDIS PELAKSANAAN PROGRAM PRONA DALAM RANGKA PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH (Studi Di Desa Ngujung Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan)

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

BAB III PENUTUP. Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pertanian Dan Kepala Badan

FUNGSI SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman. Beberapa Aspek Tentang Hukum Agraria, seri Hukum Agraria V.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses pendaftaran peralihan hak karena lelang itu diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk. kelangsungan hidup umat manusia, hubungan manusia dengan tanah

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Di dalam UUPA terdapat jiwa dan ketentuan-ketentuan yang harus dipergunakan

Upik Hamidah. Abstrak

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

PENYIMPANGAN DALAM PENERBITAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH. Urip Santoso Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa :

Pendaftaran Hak-Hak Atas Tanah Adat Menurut Ketentuan Konversi Dan PP No. 24/1997

BAB III PENUTUP. masyarakat adat Marga Keret Makmini Gelekofok terhadap tanah. transmigran tetapi gugatan tersebut ditujukan kepada Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Hukum tanah disini bukan

BAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius

JURNAL PELAKSANAAN KONVERSI HAK ATAS TANAH ADAT (LETTER C) MENJADI HAK MILIK DI KABUPATEN MAGELANG

MITHA SEPTIANI KHAIR Fakultas Hukum Universitas Mulawarman. Haris Retno Susmiyati, SH, MH Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi, 2006, Kekuatan Hukum Berlakunya Sertifikat Sebagai Tanda Bukti Hak Atas Tanah, BP. Cipta Jaya, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak dapat dipisahkan dari tanah.

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mochtar Kusumaatmadja, Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung: Alumni, 2009, hlm

SKRIPSI PENYELESAIAN TERHADAP SERTIFIKAT HAK MILIK (OVERLAPPING) OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

BAB II TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HIPOTIK DAN HAK TANGGUNGAN. Hipotik berasal dari kata hypotheek dari Hukum Romawi yaitu hypotheca yaitu suatu jaminan

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

JURNAL PELAKSANAAN PENGECEKAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH

Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016. PROSES PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN Oleh : Naomi Meriam Walewangko 2

PENDAFTARAN TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

BAB II PENERBITAN SERTIFIKAT HAK MILIK YANG BERASAL DARI ALAS HAK SURAT PERNYATAAN DIBAWAH TANGAN

BAB III PENUTUP. 1. Peralihan Hak Guna Bangunan (karena jual beli) untuk rumah tinggal telah

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2003, Perseroan Terbatas: Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung.

BAB III PELAKSANAAN KONVERSI TANAH ATAS HAK BARAT OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB II PROSEDUR PENERBITAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH. teknis untuk suatu record (rekaman), menunjukkan kepada luas, nilai dan

Transkripsi:

80 BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang melalui wawancara dengan Krisno Kusdibyo, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang yang mengatakan bahwa yang menjadi penghambat penerapan asas publisitas dalam pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan melalui kegiatan pendaftaran tanah secara sistematik dan kegiatan pendaftaran tanah sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang, yaitu : 1. Tidak adanya hak-hak lama atas tanah yang belum terdaftar di Kantor Pertanahan Kabupaten kepahiang Dalam tahapan proses pendaftaran tanah untuk pertama kali setelah syarat administrasi telah dipenuhi, selanjutnya kegiatan dilakukan adalah pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai objek pendaftaran tanah yang dilakukan. Untuk itu, alat bukti tertulis, diperlakukan sebagai dasar yang dapat menentukan hak atas tanah. Dalam kegiatan pengumpulan data yuridis, diadakan pembedaan pembuktian hak lama dan hak baru. Yang dimaksud dengan hak-hak baru yang diberikan atau diciptakan sejak mulai berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, sedangkan yang 80

81 dimaksud dengan hak-hak lama adalah hak-hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak yang ada pada waktu mulai berlakunya Undang-undang Pokok Agraria dan hak-hak yang belum didaftar menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah. Di dalam Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 disebutkan bahwa : Untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah yang berasal dari konversi dari hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti dengan adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam Pendaftaran tanah secara sistematik dan oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam Pendaftaran Tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar hak pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya. Sesuai isi Pasal 24 ayat 1 tersebut, bahwa bukti tertulis seperti : sertipikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Agararia Nomor 9 Tahun 1959, surat keputusan pemberian hak milik dari pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut didalamnya, akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan, dan lain sebagainya. Alat bukti tertulis tersebut merupakan salah satu syarat yang sangat penting untuk pendaftaran hak-hak atas

82 tanah yang berasal dari konversi dari hak-hak lama. Selanjutnya di dalam Pasal 60 ayat 1 Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 disebutkan bahwa : Alat bukti tertulis mengenai kepemilikan tanah, berupa alat bukti untuk pendaftaran hak baru dan pendaftaran hak-hak lama sebagaimana dimaksud masing-masing dalam Pasal 23 dan Pasal 24 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Dengan demikian, alat bukti tertulis yang dimaksud berdasarkan Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Jo Pasal 60 ayat 1 Peraturan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 merupakan bukti tertulis yang diperlukan dalam proses pendaftaran tanah hak-hak lama. Untuk hak-hak lama atas tanah apabila pemegang hak tidak dapat menyediakan bukti kepemilikan hak atas tanah sebagaimana yang diatur dalam Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, baik yang berupa bukti tertulis maupun bentuk lain yang dapat dipercaya. Dalam hal demikian pembuktian hak dapat dilakukan tidak berdasarkan bukti kepemilikan akan tetapi berdasarkan bukti penguasaan fisik yang telah dilakukan pemohon dan pendahulunya selama 20 tahun atau lebih secara berturut-turut, sedangkan untuk alat bukti tertulis pendaftaran tanah hak baru yang berasal dari tanah Negara diatur dalam Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Baik

83 bukti-bukti lama maupun bukti baru yang pada akhirnya bertujuan untuk penerbitan sertipikat bukti hak atas tanah yang memiliki kekuatan otentik. 2. Tidak ada Peta blok yang menunjukkan tanah-tanah bekas hak-hak lama. Peta blok adalah Peta wilayah administrasi yang dibatasi oleh detail buatan manusia dan/atau alam dengan skala tertentu yang memuat semua Informasi mengenai jenis tanah, batas dan nomor persil dan keterangan lain yang diperlulkan. 57 Di Kantor Pertanahan peta blok berfungsi untuk menerangkan wilayahwilayah rawan sengketa, wilayah-wilayah eks tanah barat dan tanah milik adat, wilayah-wilayah padat penduduk, dan sebagainya. Dikarenakan tidak adanya peta blok di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang, hal ini lah yang menyebabkan sulitnya untuk mengetahui wilayah tanah milik adat dan eks barat untuk dilakukan penegasan konversi atau pengakuan hak dalam penetapan hak atas tanah. 57 Anonim. http://www.ortax.org/files/lampiran/91pj6_se38.htm. Di akses pada hari Sabtu tanggal 28 Juni 2014 pukul 13.00 WIB

84 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat dan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan asas publisitas dalam pelaksanaan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang yang dilakukan melalui sistematik dan sporadik pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 Kepahiang tidak dilakukan, karena obyek hak atas tanah bidang tanah yang didaftarkan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang berasal dari tanah Negara dan pendaftaran tanahnya dilakukan melalui proses pemberian hak. Untuk obyek hak atas bidang tanah yang berasal dari tanah Negara dan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan melalui proses pemberian hak, penerapan asas publisitas dalam pelaksanaan pendaftaran tanah yang berkaitan dengan pengumuman tidak perlu dilakukan sesuai yang diatur PMNA/Ka.BPN Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan dalam Pasal 101 ayat (1), (2), (3), dan (4) Jo Pasal 9 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Dan Pengaturan Pertanahan. 2. Hambatan-hambatan penerapan asas publisitas dalam pelaksanaan pendaftaran tanah yang dilakukan melalui kegiatan pendaftaran tanah secara sistematik dan 84

85 kegiatan pendaftaran tanah sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang pada tahun 2011 sampai dengan 2013 antara lain : tidak adanya hakhak lama atas tanah yang belum terdaftar di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang dan tidak tersedianya peta blok di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang yang salah satu kegunaannya untuk menunjukkan wilayah tanah bekas hak-hak lama yang ada di Kabupaten Kepahiang, dan untuk penerapan asas publisitas dalam pelaksanaan pemeliharaan data pendaftaran tanah seperti meminta informasi mengenai suatu bidang tanah tidak ditemukan hambatan, akan tetapi yang membuat masyarakat atau pihak yang berkepentingan sulit mendapatkan informasi mengenai sebidang tanah harus seizin Kepala Kantor Kabupaten/Kota dan Kepala Kantor Wilayah. B. Saran 1. Agar Kantor Pertanahan Kabupaten melaksanakan penerapan asas publisitas dalam pelaksanaan pendaftaran tanah tanpa harus obyek pendaftaran tanahnya berasal dari tanah Negara. 2. Agar Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahiang untuk menyediakan peta blok, sehingga dapat mengetahui wilayah-wilayah yang ada di Kabupaten Kepahiang merupakan rawan sengketa tanah, tanah-tanah eks barat dan eks adat, kemudian hendaknya penerapan asas publisitas dilakukan untuk memperkecil tingkat terjadinya sengketa tanah di Kabupaten Kepahiang tanpa harus memenuhi kriteria penegasan konversi dan pengakuan hak.

86 DAFTAR PUSTAKA Buku-buku Aartje Tehupeiory, Pentingnya Pendaftaran Tanah di Indonesia, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2011. Abdi, M, (et al), Panduan Penulisan Tugas Akhir Untuk Serjana Hukum (S1), Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, Bengkulu, 2013. Bachtiar Effendi, Kumpulan Tulisan Tentang Hukum Tanah, Alumni, Yogyakarta, 1982 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1999 Eddy Ruchiyat, Politik Pertanahan Sebelum Dan Sesudah Berlakunya UUPA, Alumni, Bandung, 1995. Effendi Parangin, Hukum Agraria Di Indonesia (suatu Telaah Dari Sudut Pandang Praktisi Hukum, Rajawali, Jakarta, 1986. Elza Syarief, Pensertipikatan Tanah Bekas Hak Eigendom, Gramedia, Jakarta, 2014 Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia, Arkola, Surabaya, 2003 Mariam Darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung.1997. Parlindungan, A.P, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Mandar Maju,Bandung, 1994., Konversi Hak-Hak Atas Tanah, Mandar Maju, Bandung, 1994. Rachmadi Usman, Hukum Kebendaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2011. Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 1984

87 Sudargo Gautama, Tafsiran Undang-undang Pokok Agraria, Alumni, 1981. Bandung, Sudjito, PRONA (Pensertifikatan Tanah Secara Massal dan Penyelesaian Sengketa Tanah Yang Bersifat Strategis), Liberty, Yogyakarta, 1987. Supranto, J, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, 2003. Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2011 Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaaan Peraturan Pemerintah Tahun 1997. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 Tentang Proyek Operasi Nasional Agraria. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Panitia Pemeriksa Tanah Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Dan Pengaturan Pertanahan. Petunjuk Teknis Kegiatan PRONA, Badan Pertanahan Nasional, 2013

88 Internet Anonim. http//law.uii.ac.id/.../uii-fak-hukum 08410534 ADITYA%20S%20 PARIN.. Di akses pada hari Sabtu tanggal 23 November 2013 pukul 08.00 WIB Anonim. http://eprints.undip.ac.id/14051/, Di akses pada hari Sabtu tanggal 23 November 2013 pukul 08.00 WIB Anonim. http://ianbachruddin.blogspot.com/2011/11/pendaftaran-tanah.html. Diakses pada hari Sabtu tanggal 28 Juni 2014 pukul 11.40 WIB Anonim. http://www.ortax.org/files/lampiran/91pj6_se38.htm. Di akses pada hari Sabtu tanggal 28 Juni 2014 pukul 13.00 WIB