DESAIN DASAR PERANGKAT SCINTIGRAPHY

dokumen-dokumen yang mirip
PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

FABRIKASI BAGIAN-BAGIAN PERANGKAT SCINTIGRAPHY UNTUK TIROID

PENGEMBANGAN MODUL CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PERANGKAT SCINTIGRAFI UNTUK TIROID SC-12

FABRIKASI BAG IAN-BAG IAN PERANGKAT SCINTIGRAPHY

PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KAMERA GAMMA ANALOG MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS KOMPUTER PC DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Perbandingan Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi Radiasi Gamma

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR LUDLUM 44-62

SISTEM PENCACAH RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI BERBASIS MIKROKOMPUTER

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PERANGKAT MAMMOGRAFI MX-13 BERBASIS PULSE WIDTH MODULATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

UJI FUNGSI MODUL PENANGKAP CITRA SINAR-X BERBASIS LAYAR PENDAR

KAJIAN KINERJA SISTEM DETEKSI ANTARA DETEKTOR NaI(Tl) DAN CsI(Tl) UNTUK PERANGKAT RENOGRAF PORTABEL JINJING

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

PEREKAYASAAN SISTEM PENCITRAAN MATERIAL DI DALAM REAKTOR PETROKIMIA DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

UJI FUNGSI SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MODEL : BEM - IN1001

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

UNJUK KERJA PENCITRAAN PADA MODUL PENANGKAP CITRA SINAR- BERBASIS LAYAR PENDAR

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

RANCANG BANGUN MODUL PENGKONDISI SINYAL DENGAN PENGANALISA KANAL TUNGGAL PADA SISTEM SPEKTROSKOPI GAMMA

PEMBUATAN LINEAR AMPLIFIER MENGGUNAKAN LM318 UNTUK SPEKTROMETRI GAMMA

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

INSTRUMEN UJI PENYAKIT GONDOK BERBASIS ISOTOP I 131

PEREKAYASAAN PENCACAH RIA IP10.1 UNTUK DIAGNOSIS KELENJAR GONDOK

UJI LAPANGAN PERANGKAT DETEKSI GAMMA DENSITY HASIL REKAYASA BATAN PADA INDUSTRI & PERTAMBANGAN

Radiologi Kedokteran Nuklir dan Radioterapi; oleh Dr. Ir. Hj Rusmini Barozi, AIM., M.M.; Daniel Kartawiguna, S.T., M.M., M.Acc. Hak Cipta 2015 pada

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

PEREKAYASAAN SISTEM PENCITRAAN MATERIAL DIDALAM REAKTOR PETROKIMIA DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak

Pengaruh Perubahan Tegangan Tinggi Tabung Photomultiplayer (PMT) Terhadap Amplitudo Keluaran Detektor NaI(Tl)

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI XRF DENGAN DETEKTOR SEMIKODUKTOR Cd Te

PEREKAYASAAN PERANGKAT PENCACAH RIA IP10 UNTUK DIAGNOSA TUMOR PAYUDARA

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI CONVEYOR PADA PROTOYPE MONITOR PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMA

RENOGRAF DUAL PROBES Berbasis komputer personal Akurat Aman, dan Ekonomis

PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO

ANALISIS EFISIENSI PENDETEKSIAN RADIASI GAMMA OLEH SCINTILLATION COUNTER NaI(Tl) DITINJAU DARI ASPEK DIMENSI COUNTER

RANCANG BANGUN PENGANALISIS KANAL TUNGGAL. Herry Mugirahardjo dan Eddy Santoso

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

ANALISIS STATIK RANGKA PEMEGANG PERISAI RADIASI PADA ALAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS

INSTRUMENTASI NUKLIR KAMERA GAMMA

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

PERANGKAT PENANGKAP CITRA SINAR-X BERBASIS LAYAR PENDAR

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

PENGEMBANGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL BERBIAYA MURAH MENGGUNAKAN SOUND CARD USB

Jenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

RANCANG BANGUN PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C52

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCACAH RADIASI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

SISTEM PENCACAHAN RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI

BAB 14. SPEKTROSKOPI SINAR-X Oleh : Tri Siswandi Pendahuluan

SIMULASI KERJA PENGUAT AWAL SISTEM SPEKTROSKOPI NUKLIR DENGAN ISIS PROTEUS

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

RANCANGAN KONTROL GERAKAN SAMPLE CHANGER BERBASIS USB PADA PERANGKAT RADIOIMMUNOASSAY-RIA IP8.

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

UNIVERSITAS INDONESIA. RANCANG BANGUN RATEMETER MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI (Tl) BERBASIS MIKROKONTROLER

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

RANCANGAN DASAR ON-LINE ANALYZER BATUBARA PADA BELT CONVEYOR DENGAN TEKNIK AKTIVASI NEUTRON

PERANCANGAN PERANGKAT SINAR-X DIGITAL UNTUK DIAGNOSIS MEDIS

PEMBUATAN PROTOTIPE SISTEM DETEKSI KANDUNGAN BATUBARA SECARA ON-LINE PADA BELT CONVEYOR DENGAN TEKNIK AKTIVASI NEUTRON

PEREKAYASAAN PERANGKAT PENANGKAP CITRA SINAR-X BERBASIS LAYAR PENDAR

DENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

UJI MODUL COUNTER DAN DAC PERANGKAT RENOGRAF IR8

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PEMBUATAN COUNTER/TIMER UNTUK SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89C52

KARAKTERISASI COUNTER 5X16 BIT PADA PERANGKAT RIA SAMPLE CHANGER AUTOMATIC MULTI DETECTOR

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF

MAKALAH LENGKAP INSTRUMENTASI UNTUK PENCITRAAN KEDOKTERAN NUKLIR

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 23-30

RANCANGAN KONTROL GERAKAN SAMPLE CHANGER PADA PERANGKAT RADIOIMMUNOASSAY-RIA IP8 BERBASIS USB.

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

PEREKAYASAAN RENOGRAF IR8

PEREKAYASAAN PERANGKAT PEMANTAU RADIASI LINGKUNGAN INSTALASI NUKLIR

Transkripsi:

DESAIN DASAR PERANGKAT SCINTIGRAPHY WIRANTO BUDI SANTOSO Pusat Rekayasa Perangakat Nuklir, BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK Desain Dasar Perangkat Scintigraphy. Telah dilbuat desain dasar perangkat scintigraphy untuk pencitraan organ tubuh berukuran kecil. Perangkat ini merupakan kamera gamma dalam bentuk mini. Perangkat ini berfungsi untuk menghasilkan citra proses metabolisme suatu organ tubuh. Keluaran dari perangkat ini digunakan untuk diagnosis suatu penyakit. Pendeteksian radiasi dari organ tubuh akan dilakukan dengan menggunakan detektor scintilasi kristal tunggal yang dihubungkan dengan tabung pengganda foton yang sensitif terhadap posisi datangnya radiasi (Position Sensitive Photo Multiplier Tube PSPMT. Dengan adanya desain dasar perangkat scintigraphy ini diharapkan perekayasaan perangkat scintigraphy dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Kata kunci: scintigraphy, kamera gamma, PSPMT. ABSTRACT The Basic Design of Scintigraphy Equipment. The basic design of scintigraphy equipment for imaging small organs has been made. The equipment is a mini gamma camera. The function of the equipment is provide images of metbolism process in a body organ. The result of the equipment can be used to diagnose an illness. Radiation detection from a body organ is designed using single scintillation crystal detector which is coupled to a position sensitive photomultiplier tube (PSPMT). With this basic design of scintigraphy equipment is expected that scintigraphy equipment engineering activity can be carried out. Keywords: scintigraphy, gamma camera, PSPMT 1. PENDAHULUAN Pemanfaatan teknoloogi nuklir untuk diagnosis suatu penyakit telah banyak digunakan di dunia kedokteran. Perangkat yang biasa digunakan untuk diagnosis penyakit adalah perangkat scintigraphy atau lebih dikenal sebagai kamera gamma. Sayangnya penggunaan perangkat scintigraphy pada saat ini hanya terdapat di rumah sakit besar di kota besar. Hal ini disebabkan peralatan ini mempunyai ukuran fisik yang besar sehingga memerlukan ruangan khusus yang luas untuk meletakkan peralatan 42

tersebut. Hal ini dapat menjadi kendala bagi sebagian besar rumah sakit di Indonesia karena rumah sakit tersebut masih kekurangan ruang untuk perawatan pasien sehingga sulit untuk mencari ruangan untuk meletakkan peralatan kedokteran tersebut. dapat memecahkan masalah untuk sementara waktu. Jika hal ini dipertahankan terus maka beban kerja yang harus dipikul oleh peralatan yang ada akan semakin berat. Hal ini akan memperpendek waktu beroperasinya peralatan tersebut. Permasalahan lain yang dihadapi oleh rumah sakit untuk pengoperasian peralatan tersebut adalah daya listrik yang besar. Pada umumnya daya listrik terpasang pada rumah sakit tidaklah terlalu besar sehingga rumah sakit mengalami hambatan untuk pengoperasian peralatan tersebut. Andaikan daya listrik terpasang pada rumah sakit tersebut mencukupi, rumah sakit belum tentu dapat mengoperasikan peralatan tersebut mengingat biaya pengoperasiannya yang besar. Rumah sakit yang telah memiliki dan mampu mengoperasikan perangkat scintigraphy juga menghadapi permasalahan lain. Peralatan yang ada pada rumah sakit tersebut umumnya telah cukup tua dan telah beroperasi puluhan tahun. Pada saat krisis ekonomi seperti pada saat sekarang ini, pembelian peralatan baru sukar untuk dilakukan. Sehingga jika peralatan lama ini mengalami kerusakan maka rumah sakit akan mengalami kesulitan memenuhi permintaan jasa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sistem instrumentasi perangkat scintigraphy lama ini masih menggunakan teknologi lama. Jika mengalami kerusakan akan sulit untuk mencari komponen pengganti. Hal ini disebabkan komponen untuk sistem instrumentasi yang dipergunakan banyak yang tidak diproduksi lagi. Untuk mengatasi permasalah ini, rumah sakit melakukan cara kanibal pada peralatan yang sejenis. Hal ini memang 43 Untuk mengatasi permasalahan di atas, semenjak beberapa tahun yang lalu BATAN berupaya untuk membuat beberapa prototip peralatan kedokteran yang memanfaatkan teknologi nuklir yang dapat dioperasikan dengan menggunakan daya listrik yang rendah dan dimensi ukuran yang tidak terlalu besar. Walaupun demikian peralatanperalatan tersebut masih memerlukan pengembangan lebih lanjut agar dapat beroperasi dengan daya yang lebih rendah dan dimensi ukuran yang lebih kompak. Kegiatan perekayasaan perangkat scintigraphy diawali dengan pembuatan desain dasar dari perangkat ini. Dengan terwujudnya rancangan prototip perangkat scintigraphy diharapkan dapat dihasilkan prototip perangkat scintigraphy menggunakan komponen yang tersedia di pasar. Dengan demikian kesediaan suku cadangnya dapat dengan mudah didapat. Dengan dimensi yang kompak dan berdaya listrik rendah diharapkan peralatan ini dapat digunakan di rumah sakit atau klinik kecil di kota besar. Sehingga rumah sakit tersebut dapat memberi pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat. Sedangkan pada rumah sakit besar, peralatan ini dapat digunakan sebagai pengganti peralatan yang sudah tua. Dengan menggunakan peralatan ini diharapkan biaya operasional dari peralatan dapat ditekan sehingga biaya pemeriksaan yang dibebankan kepada masyarakat pengguna menjadi lebih murah. Perawatan dan perbaikan peralatan sistem dapat dilakukan dengan

lebih mudah karena dapat dilakukan di dalam negeri. Demikian juga dengan pengadaan komponen pengganti dapat ditemukan dengan mudah. 2. DESKRIPSI SISTEM 2.1. Perangkat Scintigraphy Pada umumnya perangkat scintigraphy terdiri dari kolimator, kristal detektor kristal, tabung pengganda foton (Photomultiplier Tubes PMT), rangkaian logika posisi, dan komputer penganalisis data [1]. Prinsip kerja perangkat scintigraphy pada dasarnya adalah mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan oleh radionuklida dalam organ tubuh sesuai dengan proses metabolisme yang terjadi pada organ tersebut [2]. Sebelum diagnosis dilakukan, radionuklida disuntikan ke tubuh pasien. Kemudian detektor perangkat scintigraphy ditempatkan di atas organ yang akan diamati proses metabolismenya. Ilustrasi proses pencitraan menggunakan perangkat scintigraphy dapat dilihat pada gambar 1. Sinar gamma yang dipancarkan oleh isotop dari organ tubuh pasien diarahkan melalui kolimator ke kristal scintilasi dan berinteraksi dengan kristal. Interaksi ini menimbulkan berkas/kerlip sinar. Berkas sinar (foton) ini akan mengenai fotokatoda dari masing-masing tabung pengganda foton (photomultiplier tube - PMT). Kemudian PMT akan menghasilkan pulsa listrik sebanding dengan aktifitas radiasi yang datang [3]. Pulsa keluaran masing-masing PMT dianalisis oleh rangkaian posisi sehingga menghasilkan pulsa dengan amplitudo sebanding dengan posisi (koordinat) interaksi sinar gamma pada kristal (PMT). Pulsa keluaran rangkaian posisi berupa dua buah pulsa yang menunjukan posisi X dan posisi Y. Pulsa keluaran PMT juga di analisis oleh rangkaian penganalisis tinggi pulsa (Single Channel Analyser - SCA). Hal ini dimaksudkan untuk memastikan pulsa keluaran PMT yang timbul sesuai dengan energi isotop yang digunakan. Pulsa keluaran SCA dinamai pulsa Z yang berupa pulsa dengan tegangan logika. Gambar 1. Proses pencitraan perangkat scintigraphy [3] Gambar 2. Prinsip kerja perangkat scintigraphy [4] 44

Pulsa X diumpankan ke kanal X dari tabung sinar katoda (Cathode Ray Tube - CRT) atau Osciloskop. Sedangkan pulsa Y diumpankan ke kanal Y dari CRT. Pada layar CRT akan terlihat berkas titik pada lokasi sesuai dengan yang ditunujkan oleh pulsa X dan Y. Sedangkan pulsa Z diumpankan pada Unblank. Jika muncul pulsa Z, maka akan timbul berkas titik pada layer CRT dengan koordinat X dan Y. Kumpulan titik-titik akan membentuk citra sesuai dengan distribusi radionuklida dalam organ. 2.2. Kolimator Kolimator terbuat dari material yang dapat menyerap sinar gamma. Biasanya material yang digunakan adalah timbal (lead Pb) atau tungsten. Kolimator mempunyai lubang-lubang dengan pola tertentu sehingga memungkinkan proyeksi citra sinar gamma terbentuk pada detektor scintilasi. Kolimator berfungsi untuk memastikan bahwa detektor scintilasi hanya menerima sinar gamma sesuai dengan lokasi dari sinar gamma dari objek yang diteliti. Banyak sedikitnya serapan/ distribusi radionuklida dalam organ akan menghasilkan variasi jumlah cacah sehingga intensitas (terang/ tidaknya) citra akan sebanding dengan jumlah cacah tersebut. Jika radionuklida terdistribusi merata pada suatu organ, maka akan menghasilkan citra bentuk organ tersebut. Hasil citra kemudian dianalisis sesuai dengan studi pasien sehingga didapat citra organ secara fungsional. 2.3. Kristal Scintilasi Pada perangkat scintigraphy digunakan kristal scintigraphy untuk menghasilkan foton dari hasil interaksi dengan sinar gamma. Foton yang dihasilkan pada kristal scintilasi merupakan akibat dari efek fotolistrik atau hamburan Compton dengan ion pada 45 kristal. Interaksi ini menyebabkan pelepasan elektron. Kemudian elektronelektron ini berinterkasi dengan kisi-kisi kristal sehingga menghasilkan cahaya 2.4. Tabung Pengganda Foton (Photomultiplier Tubes PMT) Kristal sintilasi hanya menghasilkan sedikit foton cahaya. Karena itu pada bagian belakang kristal ditempelkan tabung pengganda foton (PMT) untuk menggandakan foton yang dihasilkan. Bagian muka PMT merupakan fotokatoda yang jika distimulasi oleh foton cahaya akan mengeluarkan elektron. PMT merupakan alat untuk mendeteksi dan menggandakan elektron yang dihasilkan oleh fotokatoda. Sebuah elektron dapat dihasilkan jika ada 7 hingga 10 foton mengenai fotokatoda, Elektron dari katoda ini diarahkan pada dynode yang akan menyerap elektron tersebut dan memancarkan kembali lebih banyak elektron (antara 6 hingga 10 elektron). Elektron-elektron baru ini diarahkan ke dynode selanjutnya. Proses ini berulang pada dynode selanjutnya. Pada bagian akhir dari anoda, elektron-elektron yang terkumpul menjadi banyak. Pada bagian ini elektron-elektron tersebut diubah menjadi pulsa listrik. Prinsip kerja tabung pengganda foton (Photomulti Tube PMT) dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Prinsip kerja tabung pengganda foton (Photomulti tube PMT) [4]

3. METODE Pembuatan desain dasar perangkat scintigraphy dilakukan dengan tahapantahapan sebagai berikut: - Penetapan persyaratan desain dan teknis dari perangkat scintigrapy. Pada tahap ini ditetapkan persyaratan desain yang harus dipenuhi oleh perangkat scintigraphy yang akan dibuat. Dari persyaratan desain ini ditetapkan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh perangkat scintigraphy. - Pembuatan Spesifikasi Teknis. Spesifikasi teknis perangkat scintigraphy ditetntukan berdasarkan persyaratan teknis dari yang harus dipenuhi oleh perangkat scintigraphy. - Pembuatan Desain Dasar Modulmodul Sistem Perangkat Scintigraphy. Perangkat scintigraphy yang akan dibuat terdiri dari modul sistem deteksi, modul sistem elektronik, modul sistem mekanik, dan modul sistem pengolah data. Pembagian modul-modul ini dimaksudkan agar memudahkan pencarian dan penelusuran kesalahan baik dalam pelaksanaan desain maupun dalam pembuatan perangkat. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN waktu tertentu yang merepresentasikan proses metabolisme organ tersebut. 2. Perangkat scintigraphy mampu menghasilkan citra organ berukuran kecil dengan diameter pengamatan sebesar 5 cm. 3. Perangkat scintigraphy dapat menampilkan gradasi warna sesuai aktivitas radioisotop yang diterima oleh detektor. 4. Resolusi tampilan organ minimal 256 tingkatan. 5. Radioisotop yang digunakan adalah Tc99m. PersyaratanTeknis Persyaratan teknis perangkat scintigraphy yang akan direkayasa adalah sebagai berikut : 1. Radionuklida yang digunakan terdiri dari radioisotop Tc99m dan radiofarmaka sesuai dengan organ yang akan diamati proses metabolismenya. 2. Waktu pengamatan dapat disesuaikan dengan keperluan medis yang ditetapkan oleh dokter. 3. Hasil yang didapatkan berupa citra organ pada suatu waktu tertentu. SpesifikasTeknis Spesifikasi teknis perangkat scintigraphy yang akan direkayasa adalah sebagai berikut: Hasil desain dasar perekayasaan perangkat scintigraphy diuraikan berikut ini. PersyaratanDesain Persyaratan desain dari perangkat scintigraphy yang akan direkayasa adalah sebagai berikut: 1. Perangkat scintigraphy mampu menghasilkan citra organ pada 46

Desain Dasar Modul Perangkat Scintigraphy Perangkat scintigraphy yang akan direkayasa didesain terdiri dari: modul sistem deteksi, sistem elektronik, dan sistem pengolah data. Blok diagram dari Perangkat scintigraphy yang akan direkayasa diperlihatkan pada gambar 4. persyaratan teknis yang telah ditetapkan bahwa desain PMT yang digunakan adalah PSPMT tipe H9500 dari Hamamatsu. 3. Resistor chain Merupakan rangkaian resistor yang memberikan bobot terhadap posisi datangnya radiasi pada detektor. Gambar 4. Blok diagram perangkat scintigraphy. ] A. Sistem Deteksi Sistem scintilasi perangkat scintigraphy dirancang terdiri dari: kristal scintilasi, tabung pengganda foton (Photomultiplier tube PMT), dan untai tahanan ( resistor chain). Rancangan dasar sistem deteksi dapat dilihat pada gambar 5. 1. Kristal sintilasi Kristal sintilasi yang akan digunakan adalah CsI(Tl). Kristal CsI(Tl) dipilih karena kristal scintilasi ini mempunyai sifat higroskopis yang rendah dibandingkan dengan kristal scintilasi NaI(Tl). Sedangkan sensifitas dari kedua kristal scintilasi tersebut relatif sama. 2. Photo Multiplier Tube (PMT) Jenis PMT yang digunakan adalah PMT yang sensitif terhadap posisi datangnya radiasi. Jenis PMT yang dipilih adalah tipe Position Sensitive Photomultiplier Tube (PSPMT). Sesuai dengan 47

Gambar 5. Desain sistem deteksi perangkat scintigraphy Gambar 6. Desain resistor chain perangkat scintigraphy 48

B. Sistem Elektronik 1. Modul Penguat Sinyal Amplifier mempunyai fungsi utama sebagai penguat dan pembentuk pulsa masukan dari Preamplifier. Sinyal yang dihasilkan berbentuk Gaussian Unipolar. Agar pulsa ini dapat dianalisis berdasar tinggi pulsa dengan daya urai yang memadai maka diperkuat hingga bernilai dengan orde beberapa volt. 2. Modul Penjumlah Sinyal Amplifier mempunyai fungsi utama sebagai penguat dan pembentuk pulsa masukan dari Preamplifier. Sinyal yang dihasilkan berbentuk Gaussian Unipolar. Agar pulsa ini dapat dianalisa berdasar tingginya dengan daya urai yang memadai maka diperkuat kembali sampai keluarannya dalam orde beberapa volt. 3. Modul ADC Modul ini berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi data digital. Modul yang akan digunakan adalah modul ADC tipe PCI 6225 dari National Instruments. 4. Modul High Voltage Penggunaan catu daya tegangan tinggi pada sistem pencacah gama sangat menentukan kualitas pulsa yang dihasilkan oleh detektor. Detektor nuklir perangkat scintigraphy yang akan dibuat memerlukan catu daya teganan tinggi sekitar 1000 VoltDC. Polaritas catu daya tegangan tinggi yang digunakan adalah negatif. 5. Modul Tegangan Rendah Fungsi untuk mencatu tegangan rendah untuk pengoperasian modul-modul elektronik yang lain. C. Sistem Pengolah Data Sistem akusisi data menggunakan program Visual Basic dengan menggunakan komunikasi data melalui jalur PCI ke komputer. Gambar 7. Desain sistem deteksi perangkat scintigraphy 5. KESIMPULAN 7. Telah dihasilkan rancangan dasar perangkat scintigraphy yang mengunakan komponenkomponen yang terdapat di pasaran. Hal ini merupakan rangkaian kegiatan kerekayasaan perekayasaan perangkat scintigraphy. Perangkat scintigraphy yang akan direkayasa diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih terencana. 8. Diharapkan perangkat scintigraphy yang akan dihasilkan dapat menghemat pemakaian daya listrik karena didesain menggunakan komponen-komponen yang rendah daya listriknya. 49

6. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala PRPN yang telah memberikan izin untuk menggunakan fasilitas serta peralatan untuk melakukan kegiatan ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini, terutama rekan-rekan di Bidang Instrumentasi Kesehatan dan Keselamatan, PRPN BATAN. Medicine IBM-GAMMA-PF Computer System, Radiol Oncol Vol. 31, pp 27-32 (1997) 7. DAFTAR PUSTAKA 1. IAEA, Quality Control of Nuclear Medicine Instruments 1991 (IAEA - TECDOC-317), IAEA, Vienna (1991) 2. IAEA, Quality Control of Nuclear Medicine Instruments (IAEA - TECDOC-317), IAEA, Vienna (1984) 3. FIDLER, V; PREPADNIK, M; XIE, Y.; Upgading of Gamma Cameras for Developing Countries, Radiol Oncol Vol. 35(1), pp 53-61 (2001) 4. FIDLER, V; PREPADNIK, M; FETTICH, J; HOJKER, S; Nuclear 50