ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kode Kehormatan Pramuka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB III DESKRIPSI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

PERAN PRAMUKA SEBAGAI WAHANA SOSIO-PEDAGOGIS PKn UNTUK PENGUATAN KARAKTER GENERASI MUDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

Transkripsi:

ISSN: 2407-2095 PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER Yatik Septi Wulandari Mahasiswa prodi PGMI Semester V yatikwulandari@yahoo.co.id Abstrak Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen-komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter tidak hanya akan di dapatkan siswa melalui program belajar mengajar, tetapi juga bisa didapatkan melalui kegiatan ekstrakulikuler yang bersumbangsih terhadap perkembangan bakat dan minat peserta didik. Dalam pengimplementasiannya pendidikan karakter juga dapat dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan. Kegiatan kepramukaan akan mengajarkan siswa atau anggota pramuka untuk mengembangkan segala aspek yang ada dalam dirinya, yang meliputi : aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kata kunci: Gerakan Pramuka, Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Pendidikan Karakter Pendahuluan 177

Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter Seiring dengan berkembangnya era milenium saat ini, dimana degradasi moral sudah menjadi bahan pembicaraan yang seringkali muncul di kalangan masyarakat. Mulai dari, Kriminalitas, ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaran HAM, yang menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang berkembang, doktrin seperti ini harus segera disingkirkan dari generasi generasi bangsa untuk mewujudkan jati diri yang sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Untuk itulah diperlukan suatu sistem pendidikan yang tidak hanya memberikan pendidikan secara paedagogik saja, tetapi pendidikan yang berbasiskan karakter keluhuran sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pendidikan karakter merupakan suatu jawaban yang sangat tepat untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Dengan adanya pendidikan karakter diharapkan potensi potensi yang dimiliki peseta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat terpenuhi. Pendidikan karakter di Indonesia dapat diterapkan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan kepramukaan. Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka 1. Salah satu aspek yang berkaitan dengan pramuka yaitu kegiatan kepramukaan yang meliputi kegiatankegiatan yang berparaskan pendidikan kepramukaan. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kwarnas, 2010), 2. 178

Yatik Septi Wulandari Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. 2 Nilai nilai kepramukaan ini telah tertanam di dalam jiwa anggota pramuka. Nilai nilai kepramukaan tersebut meliputi : nasionalisme, sosialisme, keagamaan, dan budi pekerti yang luhur, yang bersumber pada Tri Satya dan Dasa Dharma yang merupakan kode kehormatan gerakan pramuka. Selain itu, kecakapan dan ketrampilan di dalam gerakan pramuka juga memiliki peran penting dalam pembentukan nilai nilai kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan Gerakan pramuka merupakan wadah pembinaan kaum muda untuk mengembangkan kepribadian melalui : mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya. Selain itu pramuka memiliki peran penting dalam mentransformasikan nilai nilai pancasila dan UUD 1995 yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya gerakan kepanduan nasional Indonesia memiliki andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. 3 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka,. 3 Kwarnas, gerakan pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta : Kwarnas 2013),3. 179

Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter Gerakan pramuka lahir dengan nama kepanduan yang diusung pertama kali oleh pendiri gerakan pramuka sedunia yaitu Baden Powel. Dalam perjalanan hidupnya Boden Powel memiliki inisiatif untuk membentuk suatu organisasi yang bernuansakan permainan yang menyenangkan, serta membawa pesan perdamaian (the massager of piece). Setelah terbentuknya organisasi kepanduan dunia pertama kali di Inggris pada saat itu, muncullah organisasi kepanduan lainnya di negara-negara seluruh dunia. Beliau terkenal dan menjadi promotor gerakan kepanduan dunia atas buku yang ditulisnya Scouting for Boys. Di Indonesia gerakan kepanduan di bawa oleh bangsa Belanda. Namun dengan berjalannya waktu, setelah Indonesia merdeka gerakan kepanduan ubah menjadi gerakan pramuka. Dimana gerakan pramuka itu sendiri memberikan unsur menyenangkan, edukatif, dan menantang. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. 4 Dengan tujuan tersebut pramuka menjadi salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk setiap anggota pramuka yang ingin mengembangkan bakat serta minatnya melalui kegiatan yang edukatif, serta menambah rasa kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia. 4 Kwarnas, Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,4,. 180

Yatik Septi Wulandari Pramuka memiliki beberapa tingkatan berdasarkan jenjang umur dan pendidikan. Untuk anggota pramuka yang berusia 8-10 tahun dinamakan siaga, usia 10-15 tahun penggalang, 16-20 tahun dinamakan penegak, dan 21-25 tahun dinamakan pandega. Dimana dalam jenjang pendidikan biasanya diuraikan sebagai berikut : untuk SD/MI kelas 2-3 itu siaga, SD/MI kelas 4,5, dan 6 penggalang. SMP penggalang, SMA penegak, dan anggota pramuka yang berada di perguruan tinggi biasa dinamana pandega. Pramuka di Sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat anak. Dimana kegiatannya pun disesuaikan dengan tingkatan umur siswa sekolah dasar. Kegiatan tersebut bersifat menyenangkan dan menghibur. Selain itu, kegiatan pramuka di sekolah dasar juga bertujuan untuk melatih kemandirian peserta didik. Resolusi konfrensi kepramukaan sedunia tahun 1924, di Kopenhagen Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai 3 sifat antara lain: a. Nasional, artinya organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikan itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara itu. b. Internasional, artinya organisasi kepramukaan di suatu negara maupun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa. c. Universal, artinya kepramukaan dapat digunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari apa saja yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan 181

Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan (PDMDK) 5 Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut : 6 a. Kegiatan menarik bagi anak dan pemuda (game) b. Pengabdian (job) bagi orang dewasa c. Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi Dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka pasal 12 menyebutkan, bahwa metode kepramukaan merupakan cara belajar ynag progresif, melalui : 7 a. Pengalaman terhadap kode kehormatan pramuka Kode kehormatan merupakan suatu etik yang harus ditepati setiap anggota pramuka. Kode kehormatan pramuka meliputi : Trisatya dan Dhasa dharma pramuka. Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh sungguh : 8 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat Menepati dasa dharma Dasa Dharma 5 Tjian dan Sigalingging Hamonangan, Kepramukaan, (Semarang : IKIP Semarang Press, 1998), 10. 6 Tjian dan Sigalingging Hamonangan,. 7 Kwarnas, Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 8 SKU Pandega, (Jakarta : Kwarnas), 1. 182

Yatik Septi Wulandari 1. Takwa kepada tuhan yang maha esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil, dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani, dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. b. Belajar sambil melakukan Dalam pramuka kita diajarkan untuk mengimplementasikan ilmu yang kita dapatkan. Selain itu ilmu-ilmu dalam pramuka mengajarkan kita tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat. Dengan konsep Tri bina, yaitu : bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat. c. Sistem berkelompok Dalam kegiatan kepramukaan, kita belajar dalam kelompok yang biasa kita sebut dengan regu. Dimana dalam satu regu terdapat 8-10 orang anggota pramuka yang saling bekerja sama. d. Kegiatan yang menantang dan mendidik Pramuka merupakan kegiatan yang menantang dan mendidik, dikarenakan dalam kegiatannya terdapat kegiatan pengembaraan, observasi, sosiologi desa, dan penelitian. e. Kegiatan di alam terbuka Pramuka memiliki kegiatan di alam terbuka yang biasa di sebut dengan kemah. Kemah merupakan kegiatan rutin anggota pramuka. Dimana dengan 183

Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter kegiatan tersebut kita diajarkan untuk mencintai lingkungan dan dapat bertahan hidup di alam bebas. f. Sistem tanda kecakapan Sistem kecakapan merupan suatu cara untuk mengakui kecakapan atau bakat yang dimiliki anggota pramuka. Sebelum memakai tanda kecakapan setiap anggota pramuka mengikuti serangkaian ujian mengenai kecakapan yang dimilikinya. Sistem tanda kecakapan dalam pramuka terdiri atas Tanda Kecakapan Umum(SKU) dan Tanda Kecakapan Khusus(TKK). g. Sistem among Sistem among merupakan sistem pendidikan dalam pramuka. Dimana setiap anggota pramuka diberikan kebebasan untuk dapat bergerak dan bertindak secara leluasa dan tanpa paksaan dengan maksud menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri setiap anggota pramuka. h. Sistem satuan terpisah Sistem satuan terpisah dalam pramuka merupakan suatu cara yang digunakan untuk membedakan kegiatan yang dapat dilakukan anggota pramuka putra dan anggota pramuka putri. Pramuka Sebagai Pendidikan Berkarakter Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, penduli, dan mengintegrasikan nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku insan kamil, dimana tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik 184

Yatik Septi Wulandari secara utuh, terpadu, seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. 9 Adapun nilai-nilai yang perlu dihayati dan diamalkan oleh guru saat mengajarkan mata pelajaran di sekolah adalah: religius, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tau, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). 10 9 Haryanto, jurnal pendidikan FIP UNY, (Yogyakarta : FIP UNY, 2012), 4. 10 http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/ diakses pada hari selasa, 13 oktober 2015 pukul 14.00 wib. 185

Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter Gambar: Keterkaitan antara komponen moral dalam rangka pembentukan Karakter yang baik menurut Lickona Berdasarkan ketiga komponen tesebut dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Didalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sebenarnya pendidikan karakter menempati posisi yang penting, hal ini dapat kita lihat dari tujuan pendidikan nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. di warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 11 Selain itu dalam kurikulum 2013 yang menekankan pada pendidikan berkarakter menyebutkan bahwa pramuka merupakan kegiatan ekstra kurikuler yang wajib ditempuh 8. 11 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 186

Yatik Septi Wulandari oleh peserta didik dari semua jenjang pendidikan baik SD,SMP, maupun SMA. Sistem pengajaran dalam pramuka merupakan sistem pendidikan yang berwawasan intelektual yang berbasis karakter. Dimana konsep kegiatannya menjunjung tinggi rasa nasionalisme, kemandirian, tanggung jawab dan kerja sama. Untuk mewujudkan cita-cita tujuan pendidikan nasional tentang pendidikan karakter. Berikut ini ada beberapa strategi yang dapat lakukan untuk membentuk karakter peserta didik melalui kegiatan ekstra kurikuler pramuka adalah sebagai berikut: 12 1. Intervensi Intervensi adalah bentuk campur tangan yang dilakukan pembimbing ekstrakurikuler pramuka terhadap peserta didik. Interversi dalam pramuka bisa berbentuk pemberian pengarahan, petunjuk, dan bahkan membuat aturan yang ketat agar apa yang telah ditetapkan tidak dilanggar oleh anggota pramuka. Jika intervensi ini dapat dilakukan secara terus menerus, maka lama kelamaan karakter tersebut akan menyatu dalam jiwa anggota pramuka. Di berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler pramuka, terdapat banyak karakter yang dapat diintervensikan oleh pembimbing terhadap peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Pembimbing bisa memberikan pengarahan, petunjuk, dan aturan yang membuat anggota pramuka menjadi pribadi yang disiplin. 2. Pemberian Keteladanan 12 http://www.academia.edu/9390810/penerapan_pramuka_dalam_kurikulum_2 013. Diakses pada hari kamis, tanggal 15 oktober pukul 2015 pukul 12.00 wib. 187

Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter Kepala sekolah dan guru pembimbing peserta didik adalah model bagi peserta didik. Apa saja yang mereka lakukan, akan menjadi trend mode untuk peserta didikrta didik. Oleh karena itu, karakter positif yang mereka miliki harusnya mereka tampakkan untuk menjadi contoh yang baik bagi peserta didiknya. Karakter disiplin yang ingin disampaikan kepada peserta didik, haruslah dimulai dengan contoh keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru, termasuk ketika dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Karakter disiplin yang dicontohkan oleh kepala sekolah dan guru dalam kegiatan ekstra kurikuler pramuka ini, dapat diwujudkan dalam bentuk selalu hadir tepat waktu saat latihan pramuka, sesuai dengan waktu dan jadwal latihan yang disepakati. Contoh konkret yang diberikan secara terus menerus, dan ditiru secara terus menerus, akan membentuk karakter disiplin peserta didik. 3. Habituasi/Pembiasaan Pembiasaan merupakan kegiatan atau kelakuan yang sering dilakukan oleh seseorang. Pembiasaan ini bisa berupa kebiasaan yang baik dan kebiasaan yang buruk. Kebiasaan yang buruk dari seseorang dapat diarahkan menjadi kebiasaan yang baik. Ada ungkapan menarik terkait pembentukan karakter : Hati-hati dengan kata-katamu, karena itu akan menjadi kebiasaanmu. Hatihati dengan kebiasaanmu, karena itu akan menjadi karaktermu. Ini berarti bahwa pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, lama kelamaan akan membentuk sebuah karakter. Ada ungkapan senada terkait dengan pembentukan kebiasaan ini. Yaitu, Biasakanlah yang benar, dan jangan membenarkan kebiasaan. Kebenaran harus dibiasakan agar membentuk karakter yang baik. Sementara 188

Yatik Septi Wulandari itu, tidak semua kebiasaan itu baik, ada juga kebiasaan yang buruk. Kebiasaan yang baik perlu dipertahankan oleh setiap anggota pramuka, sedangkan kebiasaan yang buruk harus ditinggalkan agat tidak membentuk karakter yang buruk.. 4. Mentoring/pendampingan Pendampingan adalah suatu fasilitas yang diberikan oleh pendamping terhadap berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan oleh anggota pramuka. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan karakter yang baik terhadap anggota pramuka. Ketika dalam suatu kegiatan ada permasalahan yang terjadi, anggota pramuka bisa meminta bimbingan kepada pembimbing atau pembina mereka. Sehingga pembimbing atau pembina pramuka tidak hanya bertugas sebagai pengarah saja, melainkan juga berfungsi sebagai mentor/pendamping yang dapat memberikan pencerahan sehingga tindakan binaannya/peserta didiknya tidak keluar dari batas yang telah ditentukan. Kesimpulan Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya. Meliputi : aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Pramuka adalah orang yang aktif atau ikut serta dalam pendidikan pramuka serta mengamalkan kode etik gerakan pramuka yang meliputi Tri Satya dan Dasa Dharma. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen 189

Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter pendidikan, pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. DAFTAR PUSTAKA. 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. Jakarta : Kwarnas.. SKU Pandega, Jakarta : Kwarnas. Haryanto. 2012. Jurnal Pendidikan FIP UNY. Yogyakarta : 2012. http://www.academia.edu/9390810/penerapan_pramuka_dalam_ Kurikulum_2013. Diakses pada hari kamis, tanggal 15 oktober pukul 2015 pukul 12.00 wib. http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikankarakter/ diakses pada hari selasa, 13 oktober 2015 pukul 14.00 wib. Kwarnas. 2013. Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta : Kwarnas. Tjian dan sigalingging hamonangan. 1998. Kepramukaan. Semarang : IKIP Semarang Press. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Dinas Pendidikan Nasional. 190

177