BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Laporan Keuangan. bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan diperoleh dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

Bab II. Tinjauan Pustaka

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori sinyal (signaling theory)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeoritis 1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi nit informasi yang lebih kecil dan menjadi hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2006 : 190). Analisis laporan keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan tidak akan bermakna jika tidak dilakukan analisis lebih jauh terhadap angka-angka yang terkandung didalamnya. Angka-angka itulah yang kemudian dapat membentuk rasio-rasio keuangan. Analisis rasio memungkinkan untuk mengidentifikasi, mengkaji dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan posisi perubahan laba perusahaan, yang merupakan perbandingan dari dua unsur yang sistematis. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentangkondisi keuangan dan prestasi perusahaan dibandingkan 18

analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio (Van Horne, 1995 dalam Sawir, 2005:6). Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya (Kasmir, 2009). Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Dari defenisi rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analisis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis, yaitu: a. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersamasama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan. b. Perbandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. c. Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diperiksa (diaudit). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat. d. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama. 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan 19

Ada banyak tujuan analisis laporan keuangan yang dikemukakan para ahli. Menurut Munawir (2010:31), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2011:68), adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. 20

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein dalam Harahap (2006:19) adalah : a. Screening, analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan. b. Understanding, memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya. c. Forecasting, analisa yang digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan dating. d. Diagnosis, analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi keuangan atau masalah lain dalam perusahaan. e. Evaluation, analisa dilakukan untuk melihat prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. 3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne (2005) Rasio-rasio keuangan yang ada pada umumnya digunakan terdiri atas dua jenis, jenis pertama meringkas beberapa aspek dari kondisi keuangan perusahaan untuk satu periode dengan neraca yang telah dibuat (balance sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio). 21

Secara umum rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis kelompok rasio keuangan antara lain: a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran berupa aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Ada 4 rasio likuiditas, yaitu : 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar, yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumusnya sebagai berikut: CR = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:52) 2. Quick Test Ratio Quick Test Ratio, yaitu kemampuan aktiva lancar minus persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Rumusnya sebagai berikut : QTR = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:52) 3. Rasio Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) Rasio modal kerja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap kewajiban lancar. Rumusnya sebagai berikut: 22

NWC = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:52) 4. Cash Ratio Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara kas. Penggunaan cash ratio juga mengasumsikan piutang sebagai komponen yang kurang liquid. Cash Ratio = x 100 % (Sawir, 2005:10) Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Lancar (Current Ratio) yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut. Current ratio yang baik adalah antar 100% sampai dengan 200%. Diatas 200% berarti banyak aktiva yang menganggur. Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk mambayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam akiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang, atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat kembalian lebih. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri, dan kondisi ekonomi makro secara umum. 23

b. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini disebut juga rasio leverage, yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio solvabilitas yang baik adalah maksimal 100%. Artinya perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam bukan hutang. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Debt to asset ratio Debt to asset ratio, yaitu total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rumusnya sebagai berikut: DAR = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:54) 2. Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rumusnya sebagai berikut : DER = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:54) 3. Long Term Debt to Equity Ratio 24

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri. Hutang jangka panjang didefenisikan sebagai hutang yang masa jatuh tempo pembayarannya diatas 1 tahun, umumnya 5 tahun atau lebih. Semakin tinggi angka rasio ini, semakin besar pula resiko yang dihadapi oleh para kreditur jangka panjang. LTDER = x 100 % (Harahap,2006:135) Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Debt to equity ratio (DER), yaitu total kewajiban terhadap equitas. Tinggi rendah DER akan mempengaruhi tingkat pencapaian laba yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh pinjaman (cost of debt) lebih kecil daripada biaya modal sendiri (cost of equity), maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam menghasilkan laba (meningkatkan return on equity), demikian sebaliknya (Brigham, 2009). Perusahaan yang pertumbuhan labanya rendah akan berusaha menarik dana dari luar, untuk mendapatkan investasi dengan mengorbankan sebagian besar labanya. Sehingga perusahaan dengan pertumbuhan laba rendah akan semakin memperkuat hubungan antara DER yang berpengaruh negatif dengan profitabilitas. Dimana peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan utang maka semakin besar kewajibannya. 25

Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan, karena tingkat ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi. c. Rasio Profitabilitas Profitabilitas (kemampulabaan) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan gambaran tentang efektivitas manajemen perusahaan dan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah: 1. Gross Profit Margin Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor dicari dengan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dibagi penjualan bersih. Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Rumusnya sebagai berikut: GPM = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:56) 2. Net Profit Margin Laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan 26

dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan. Rumusnya sebagai berikut: NPM = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:56) 3. Return On Assets Return on assets menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. ROA = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:57) 4. Return On Equity Return on equity adalah laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rumusnya sebagai berikut: ROE = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:57) 27

Rasio ini menunjukan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Dalam penelitian ini rasio profitiblitas yag dipakai adalah net profit margin, return on assets, dan return on equity, dimana menurut penulis ketiga jenis rasio ini sudah cukup baik untuk menilai perubahan laba perusahaan. d. Rasio aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio ini digunakan dengan membandingkan penjualan dengan berbagai investasi dalm aktiva sehingga kita dapat mengetahui seberapa lancar jalannya kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktvitas, yaitu : 1. Receivable Turn Over Receivable turnover adalah penjualan bersih dibagi rata-rata piutang dagang. Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Rumusnya sebagai berikut: RTE = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:59) 2. Rata-rata Penerimaan Piutang 28

Rata-rata penerimaan piutang adalah jumlah hari dalam setahun (365) dibagi receivable turnover. Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan bisa diubah menjadi kas atau ditagih. Rumusnya sebagai berikut: RPP = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:59) 3. Total Assets Turnover Total assets turnover adalah penjualan dibagi rata-rata total aktiva. Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini. Rumusnya sebagai berikut: TATO = x 100 % (Darsono dan Ashari,2005:60) Rasio aktivitas yang digunakan dalam peneitian ini adalah total assets turnover, adalah penjualan dibagi rata-rata total aktiva. Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat rasio ini, kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. 4. Perubahan Laba a. Pengertian laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild et.al (2005) mendefinisikan laba sebagai berikut: 29

Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Laba terdiri dari empat elemen yaitu penghasilan, beban, keuntungan, dan kerugian. Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2009). 1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan asset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. 2. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama atau periode akuntasi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya asset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. 3. Keutungan (gain) mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi yang memenuhi defenisi penghasilan yang mengkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dengan demikian pada hakikatnya tidak berbeda dengan pendapatan. 4. Kerugian (loss) mencerminkan pos lain yang memenuhi defenisi beban yang mungkin timbul natau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Kerugian tersebut mencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi dan pada hakikatnya tidak berbeda dengan beban lain. Menurut Harahap (2006) laba adalah Angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Chariri (2003) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 30

1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, 2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu, 3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang defenisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan, 4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, 5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah perubahan laba. Perubahan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik, oleh karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila rasio keuangan perusahaaan baik, maka perubahan laba perusahaan juga baik. Perubahan laba dapat dihitung dengan cara: Perubahan laba = = 31

Selama tahun 2008-2012 laba bersih perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia cenderung menurun tetapi terlihat tidak terdapat pola yang sama antara perusahaan yang satu dengan yang lain. PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Smartfren teleceom Tbk terlihat mengalami penurunan laba terus menerus selama periode tahun 2008-2012. PT XL Axiata Tbk pada tahun 2008-2010 mengalami perumbuhan laba tetapi pada tahun 2010-2012 mengalami penurunan laba. PT Indosat Tbk pada tahun 2008-2010 mengalami penuruna laba tetapi pada tahun 2010-2011 mengalami pertumbuhan laba dan tahun 2011-2012 mengalami penurunan laba. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk terlihat pada tahun 2008-2012 mengalami pertumbuhan laba. Berikut ini merupakan laba bersih perusahaan telekomunikasi periode 2008 2012, yang dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Laba/Rugi Bersih Setelah Pajak Perusahaan Telekomunikasi (Dalam Miliaran Rupiah) Laba/Rugi Setelah No Nama Perusahaan Tahun Pajak 1. PT Bakrie Telecom Tbk 2008 136,8 2009 98,4 2010 9,9 2011 (782,6) 2012 (3.139,9) 2. PT XL Axiata Tbk 2008 (15,1) 2009 1.709,4 2010 2.891,2 2011 2.830,1 2012 2.764,6 3. PT Smartfren Telecom Tbk 2008 (1.068,8) 2009 (724,3) 2010 (1.401,8) 32

2011 (2.400,2) 2012 (1.563,1) 4. PT Indosat Tbk 2008 1.878,5 2009 1.498,2 2010 647,1 2011 1.066,7 2012 487,4 5. PT Telekomunikasi Indobesia Tbk 2008 10.671,7 2009 11.398,8 2010 11.536,9 2011 15.841 2012 18.632 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2013 Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat pertumbuhan laba perusahaan Sebagian besar perusahaan cenderung mengalami penurunan laba dan bahkan mengalami kerugian. Dengan adanya penurunan laba dan kerugian yang dialami perusahaan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang buruk, sehingga menyebabkan investor ragu dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini bisa menjadi ukuran seberapa besar tingkat resiko yang akan dihadapi, serta seberapa besar deviden yang akan mereka terima di masa yang akan datang (Husnan, 2001 : 7). b. Hubungan Analisis Rasio Keuangan dengan Perubahan laba Current Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current ratio diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendeknya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi ukuran current ratio. Perlu dianalisis lebih lanjut misalnya apakah suratsurat berharga yang dimiliki dapat segera diuangkan, bagaimana tingkat pengumpulan piutang, bagaimana tingkat perputaran persediaan 33

(Djarwanto, 2004). Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya seperti persediaan yang berlebihan. Current ratio yang tinggi memang baik menurut pandangan kreditor, tetapi dari sudut pandangan pemegang saham kurang menguntungkan karena aktiva lancar tidak didayagunakan dengan efektif. Hubungan antara current ratio dengan Perubahan laba diasumsikan bahwa current ratio mampu menilai Perubahan laba perusahaan periode yang berjalan dan memprediksi perubahan laba yang akan datang. Debt to equity ratio, yaitu total kewajiban terhadap equitas. Tinggi rendah DER akan mempengaruhi tingkat pencapaian laba yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh pinjaman (cost of debt) lebih kecil daripada biaya modal sendiri (cost of equity), maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam menghasilkan laba (meningkatkan return on equity), demikian sebaliknya (Brigham, 2009). Perusahaan yang pertumbuhan labanya rendah akan berusaha menarik dana dari luar, untuk mendapatkan investasi dengan mengorbankan sebagian besar labanya. Sehingga perusahaan dengan pertumbuhan laba rendah akan semakin memperkuat hubungan antara DER yang berpengaruh negatif dengan profitabilitas. Dimana peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan utang maka semakin besar kewajibannya. 34

Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan, karena tingkat ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi, maka pengaruh antara DER dengan perubahan adalah negatif (Brigham, 2009). Return on equity adalah laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Menurut Sawir (2008) Return on equity menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, dan mengukur keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau pemegang saham. Return on equity dengan perubahan laba berhubungan positif dimana semakin tinggi rasio yang dihasilkan return on equity maka perubahan laba akan naik. Return on assets, menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Perubahan laba perusahaan dapat dilihat dari rasio Return on assets dimana kita bisa melihat apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Net profit margin,rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Menurut Subramanyam (2007) rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase 35

keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan, tetapi dalam hubungannya dengan perubahan laba, net profit margin berhubungan positif dengan perubahan laba dimana rasio net profit margin yang tingi menunjukkan perubahan laba yang baik. Rasio total assets turnover dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam menilai perubahan laba. Pengaruh rasio total assets turnover terhadap perubahan laba adalah semakin cepat perputaran aktivanya, maka laba bersih yang dihasilkan semakin meningkat karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Thausie Nurvigia (2009) melakukan analisis rasio keuangan terhadap perubahan laba terhadap enam perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI pada periode 2004-2008. Variabel dependen yang dignakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan Profit Margin. Teknik penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data diuji menggunakan anaisis korelasi, analisis regresi berganda dan uji hipotesis. Hasil Penelitian ini 36

menunjukkan Current Ratio, Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan Profit Margin secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. Secara parsial Current ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negative terhadap perubahan laba. Working Capital to Total Assets berpengaruh signifikan terhadap laba. Debt to Equity ratio tidak berpengaruh dan positif terhadap laba. Profit Margin berpengaruh signifikan dan positif terhadap laba. Peneliti Eka Khairunnisa (2011) melakukan analisis rasio keuangan terhadap perubahan laba terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode 2005-2007. Jumlah perusahaan yang digunakan sebanyak 86 perusahaan. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di download dari www.idx.co.id. Teknik analisa data dengan menggunakan model analisis regresi berganda, metode pembuatan modelregresi menggunakan metode stepwise. Dianalisis 15 rasio keuangan untuk diketahui hubungan linearnya dengan perubahan laba satu dan dua tahun yang akan datang. Pengujian data dilakukan uji signifikan dengan uji t, uji F dan uji Adjusted R Square. Hasil dari peneitian ini adalah terdapat sembilan rasio keuangan yang terbukti signifikan memiliki pengaruh terhadap perubahan laba di masa yang akan datang. Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Working Capital to Net Sales, Current Ratio, Return On Assets, Gross Profit to Net Sales, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa satu tahun yang akan datang. Working Capital to Total Assets, Return 37

On Assets, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders. Equity dan Current Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa dua tahun yang akan datang. Peneliti Merry Christine (2010) melakukan analisis rasio keuangan terhadap perubahan laba terhadap perusahaan metal and allied products yang terdaftar di BEI dengan periode 2005-2008. Jumlah perusahaan yang digunakan sebanyak 6 perusahaan. Variabel independent penelitian adalah net profit margin, return on investment, total asset turnover, dan inventory turnover. Teknik pengumpulan data menggunakan non probability sampling dengan metode purposives sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui perubahan net profit margin, perubahan return on investment, perubahan total asset turnover, dan perubahan inventory turnover terhadap perubahan laba. Secara parsial variabel yang berpengaruh hanya net profit margin sedangkan return on investment, total asset turnover, dan inventory turnover tidak terbukti berpengaruh terhadap perubahan laba. Peneliti Dian Ganda (2010) melakukan analisis rasio keuangan terhadap perubahan laba terhadap perusahaan Transportasi dan automotive yang terdaftar di BEI dengan periode 2005-2007. Ada 14 rasio keuangan yang digunakan yaitu, Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt Ratio (DR), Equity to Total Assets (ETA), Equity to Total Liabilities (ETL), Equity to 38

Fixed Assets (EFA), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), dan Average Collection Period (ACP). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk teknik analisis ini tidak cocok, tetapi pengujian secara individual membuktikan ada variabel bebas Gross Profit Margin (GPM), Return on Assets (ROA), Average Collection Period (ACP), dan Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat Perubahan Laba. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1. Thausie Nurvigia (2009) Judul Penelitian Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI Variabel Penelitian Variabel Independen: Current Ratio, Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan Profit Margin Variabel Dependen: Perubahan Laba Hasil Penelitian Secara simultan Current Ratio, Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan Profit Margin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. Secara parsial Current ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negative terhadap perubahan laba. Working Capital to Total Assets berpengaruh signifikan terhadap 39

2. Eka Khairunnisa (2011) 3. Merry Christine (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas dalam memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Metal and Variabel independent dependen: Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Working Capital to Net Sales, Current Ratio, Return On Assets, Gross Profit to Net Sales, Debt to Equity Ratio, Working Capital to Total Assets, Inventories to Working Capital, dan Profit Before Taxes to Shareholders. Equity Variabel Dependent: Perubahan Laba Variabel Independent: net profit margin, return on investment, total asset turnover, dan inventory turnover. Variabel dependen: Perubahan Laba laba. Debt to Equity ratio tidak berpengaruh dan positif terhadap laba. Profit Margin berpengaruh signifikan dan positif terhadap laba. Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Working Capital to Net Sales, Current Ratio, Return On Assets, Gross Profit to Net Sales, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa satu tahun yang akan datang. Working Capital to Total Assets, Return On Assets, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders. Equity dan Current Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa dua tahun yang akan datang. Secara simultan net profit margin return on investment,total asset turnover, dan inventory turnover berpengaruh terhadap perubahan laba. Secara parsial variabel yang berpengaruh hanya net profit margin sedangkan return on 40

4. Dian Ganda (2010) Allied yang Terdaftar di BEI Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Transportasi dan Automotive yang terdaftar di BEI Variabel Independent: Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt Ratio (DR), Equity to Total Assets (ETA), Equity to Total Liabilities (ETL), Equity to Fixed Assets (EFA), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), dan Average Collection Period investment, total asset turnover, dan inventory turnover tidak terbukti berpengaruh terhadap perubahan laba. Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk teknik analisis ini tidak cocok, tetapi pengujian secara individual membuktikan ada variabel bebas Gross Profit Margin (GPM), Return on Assets (ROA), Average Collection Period (ACP), dan Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat Perubahan Laba. Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2013 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah: a. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI b. Periode tahun akuntansi perusahaan. Penelitian ini menggunakan periode tahun 2008-2012. 41

c. Variabel Independent. Penelitian ini menggunakan variabel independent Current Ratio, Debt to equity ratio, Return On Equity, Return On Assets, Net Profit Margin, dan Total Assets Turn Over. d. Waktu dan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 dan bertempat di medan. C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah penting (Sugiyono, 2004). Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, variabel independen atau variabel bebas yang digunakan adalah yaitu current ratio (CR), Debt to equity ratio (DER), Return on equity (ROE), return on assets (ROA), net profit margin(npm), total assets turnover (TATO) dan variable dependen atau variabel terikat adalah perubahan laba. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut: 42

Current Ratio (X 1 ) Debt to equity ratio (X 2 ) Return On Equity (X 3 ) Return On Assets (X 4 ) Net Profit Margin (X 5 ) Total Assets Turn Over (X 6 ) H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 Perubahan laba (Y) Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2013 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2. Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2008), hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai struktur atau konsruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah a. H1 : Terdapat pengaruh yang signfikan antara current ratio terhadap perubahan laba perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012. 43

b. H2 : Terdapat pengaruh yang signfikan antara Debt to equity ratio terhadap perubahan laba perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012. c. H3 : Terdapat pengaruh yang signfikan antara return on equity terhadap perubahan laba perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012. d. H4 : Terdapat pengaruh yang signfikan antara return on assets terhadap perubahan laba perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012. e. H5 : Terdapat pengaruh yang signfikan antara net profit margin terhadap perubahan laba perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012. f. H6 : Terdapat pengaruh yang signfikan antara total assets turnover terhadap perubahan laba perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012. g. H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara current ratio, Debt to equity ratio, Return on equity, return on assets, net profit margin, dan total assets turnover terhadap perubahan laba pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. 44