IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai 4.1.1. Letak Geografis Kecamatan Labuhan Maringgai merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah 142,62 km 2. Secara geografis Kecamatan Labuhan Maringgai memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Ratu dan Taman Nasional Way Kambas. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pasir Sakti. 3. Sebelah timur berbatasan dengan laut Jawa. 4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mataram Baru, Kecamatan Bandar Sri Bawono, Kecamatan Melinting, dan Kecamatan Gunung Pelindung. Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai dibagi menjadi 11 desa yaitu Desa Karang Anyar, Sukorahayu, Margasari, Siminosari, Srigading, Labuhan Maringgai, Muara Gading Mas, Maringgai, Bandar Negeri, Karya Makmur, dan Karya Tani. Ibukota kecamatan berkedudukan di Desa Labuhan Maringgai. Pembagian luas wilayah masing-masing desa secara lengkap disajikan pada Tabel 3.
35 Tabel 3. Luas wilayah, jumlah rumah tangga, jumlah penduduk, dan jumlah dusun No. Desa Luas Wilayah (ha) Rumah Tangga Jumlah Penduduk Jumlah Dusun 1 Karang Anyar 1.182 2.014 7.836 11 2 Desa Sukorahayu 954 831 3.390 4 3 Margasari 1.702 1.950 7.534 12 4 Siminosari 1.250 1.678 6.143 6 5 Srigading 975 1.997 6.258 12 6 Labuhan Maringgai 3.340 2.634 10.465 13 7 Muara Gading Mas 654,5 2.815 8.951 14 8 Maringgai 1.102 763 3.118 6 9 Bandar Negeri 1.012 1.077 3.716 6 10 Karya Makmur 810 628 2.928 4 11 karya Tani 1.280 1.557 6.012 8 Jumlah 11.261,5 17.944 66.351 96 4.1.2. Data Kekayaan Alam Kekayaan alam di Kecamatan Labuhan Maringgai yaitu padi (Oryza sativa), ubi kayu/singkong (Manihot utilissima), kelapa (Cocos nucifera), lada (Piper nigrum), ikan, batu, bata merah, dan pasir. SDA tersebut dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat sebagai tempat mata pencaharian. Sumberdaya alam lain yaitu berupa objek wisata pantai yang terdapat di Desa Muara Gading Mas dan Bandar Negeri. 4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat 4.2.1. Agama dan Etnis Jumlah penganut agama Islam di Kecamatan ini adalah yang paling dominan diantara penganut agama lain yaitu sebanyak 64.992 orang. Penganut agama Protestan berada diurutan kedua yaitu sebanyak 550 orang, kemudian di urutan ketiga diikuti oleh penduduk beragama Hindu sebanyak 454 orang, lalu diurutan
36 keempat adalah penduduk beragama Katolik sebanyak 265 orang, dan diurutan terakhir penduduk beragama Budha sebanyak 90 orang. Data jumlah penduduk tiap desa secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut No. Desa Islam Katolitadhdu Protes- Bu- Hin- Total 1 Karang Anyar 7.599 17 102 0 118 6.012 2 Sukorahayu 3.321 0 28 12 29 2.928 3 Margasari 7.464 0 36 28 6 3.716 4 Siminosari 6.026 27 69 21 0 3.118 5 Srigading 6.111 17 18 6 106 8.951 6 Labuhan Maringgai 10.412 21 32 0 0 10.465 7 Muara Gading Mas 8.943 3 0 5 0 6.258 8 Maringgai 3.118 0 0 0 0 6.143 9 Bandar Negeri 3.656 11 49 0 0 7.534 10 Karya Makmur 2.744 33 102 18 31 3.390 11 karya Tani 5.598 136 114 0 164 7.836 Jumlah 64.992 265 550 90 454 66.351 Jumlah sarana tempat untuk beribadah di Kecamatan Labuhan Maringgai yaitu Masjid sebanyak 72, Langgar berjumlah 141, Gereja berjumlah 8, Pura berjumlah 5 dan Vihara berjumlah 2. Jumlah tempat ibadah tiap desa secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah sarana ibadah No. Desa Masjid Langgar Gereja Pura Vihara 1 Karang Anyar 7 13 1 2 0 2 Desa Sukorahayu 3 4 0 1 1 3 Margasari 7 18 0 0 0 4 Siminosari 6 14 2 0 1 5 Srigading 10 12 0 1 0 6 Labuhan Maringgai 14 20 0 0 0 7 Muara Gading Mas 4 18 0 0 0 8 Maringgai 4 7 0 0 0
37 Tabel 5. (Lanjutan) No. Desa Masjid Langgar Gereja Pura Vihara 9 Bandar Negeri 6 13 1 0 0 10 Karya Makmur 3 5 2 1 0 11 karya Tani 8 17 2 2 0 Jumlah 72 141 8 7 2 Komposisi jumlah penduduk di Kecamatan Labuhan Maringgai didominasi oleh penduduk bersuku Jawa sebanyak 35%, kemudian diikuti oleh penduduk bersuku Lampung sebanyak 25%, suku Bugis sebanyak 20%, suku Sumsel sebanyak 10%, suku Minang, Bali dan Batak masing-masing sebanyak 5%. Komposisi penduduk menurut suku dapat dilihat juga pada Tabel 6. Tabel 6. Komposisi penduduk menurut suku No. Suku Komposisi Penduduk (%) 1 Jawa 35 2 Lampung 25 3 Bugis 20 4 Sumsel 10 5 Minang 5 6 Bali 5 7 Batak 5 8 Banten 5 4.2.2. Sarana dan Prasarana Sarana pendidikan di Kecamatan Labuhan Maringgai yaitu TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Jumlah masing-masing sekolah adalah TK sebanyak 15 sekolah, SD sebanyak 26 sekolah, SMP sebanyak 8 sekolah, SMA dan SMK masing-masing sebanyak 2 sekolah. Jumlah sekolah tiap desa dapat dilihat pada Tabel 7.
38 Tabel 7. Jumlah sarana pendidikan No. Desa TK SD SMP SMA SMK Total 1 Karang Anyar 2 2 0 0 0 4 2 Desa Sukorahayu 1 1 0 0 0 2 3 Margasari 2 4 1 0 0 7 4 Siminosari 2 3 0 1 1 7 5 Srigading 2 2 2 0 0 6 6 Labuhan Maringgai 1 5 2 1 0 9 7 Muara Gading Mas 1 5 1 0 1 8 8 Maringgai 0 1 0 0 0 1 9 Bandar Negeri 2 1 1 0 0 4 10 Karya Makmur 1 1 0 0 0 2 11 karya Tani 1 1 1 0 0 3 Jumlah 15 26 8 2 2 53 Ketersediaan layanan kesehatan di Kecamatan Labuhan Maringgai sudah cukup memadai. Kecamatan Labuhan Maringgai sudah memiliki 2 Puskesmas Kecamatan yang berpusat di Desa Labuhan Maringgai dan Karya Tani. Jumlah Puskesmas di masing-masing desa sebanyak 8 dan Poskesdes sebanyak 22. Jumlah tenaga kesehatan seperti dokter sejumlah 5 orang dan jumlah tenaga medis sejumlah 13 orang, serta jumlah bidan sejumah 31 orang. Jumlah sarana kesehatan dan tenaga kesehatan tiap desa dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah sarana kesehatan dan tenaga kesehatan No. Desa Puskesmas Medis Tenaga Poskesdes Dokter Bidan 1 Karang Anyar 1 1 0 3 2 2 Desa Sukorahayu 1 1 0 0 1 3 Margasari 1 1 0 2 3 4 Siminosari 0 1 0 0 2 5 Srigading 1 1 1 2 5 6 Labuhan Maringgai 1 1 1 2 5 7 Muara Gading Mas 1 1 1 2 5 8 Maringgai 0 1 0 0 2
39 Tabel 8. (Lanjutan) No. Desa Puskesmas Medis Tenaga Poskesdes Dokter Bidan 9 Bandar Negeri 0 1 0 1 2 10 Karya Makmur 0 1 1 0 2 11 Karya Tani 2 1 1 1 2 Jumlah 8 11 5 13 31 4.3. Hutan Mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai Transmigran yang datang ke daerah pesisir Labuhan Maringgai dimulai pada tahun 1960 dan pada tahun 1970 mereka membuka hutan mangrove menjadi lahan pertanian padi dan tambak tradisional. Konversi hutan mangrove tersebut awalnya dari pinggiran pantai kemudian dilanjutkan sampai ke arah daratan dan mengakibatkan air laut masuk ke arah daratan dengan cepat sehingga terjadi abrasi pantai (Pariwono, 1999 dikutip oleh Yuliasamaya dkk, 2014). Kerusakan lahan mangrove di kawasan pesisir di Kabupaten Lampung Timur membuat berbagai pihak (pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten, masyarakat desa, Lembaga Swadaya Masyarakat, perguruan tinggi dan lain-lain) ikut campur dalam berbagai upaya penanggulangan. Perubahan tutupan mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai pada saat ini memang belum dapat melampaui luasan tutupan lahan mangrove di tahun-tahun sebelumnya. Data mengenai perubahan luasan tutupan mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai pada tahun 1973 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
40 Tabel 9. Perubahan tutupan hutan mangrove di Labuhan Maringgai tahun 1973-2013 No. Tahun Luas tutupan hutan Besar mangrove (ha) perubahan (%) 1 1973 2.373,92-2 1983 1.826,48-23,04 3 1994 626,67-65,69 4 2004 719,35 +14,79 5 2013 1.166,21 +62,12 Sumber : Yuliasamaya dkk (2014). Berdasarkan data di atas luas terbesar hutan mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai adalah pada tahun 1973 yaitu mencapai 2.373,92 ha, namun pada tahun 1983 terjadi penurunan luasan menjadi 1.826,48 ha atau -23,04%, dan terjadi penurunan kembali pada tahun 1994 menjadi 626,67 ha atau -65,69%. Pada tahun 2004 luasan hutan mangrove meningkat menjadi 719,35 ha atau +14,79%, kemudian luasnya meningkat kembali pada tahun 2013 menjadi 1.166,21 ha atau +62,12%.