Analisa Penggunaan Bahan Bakar Bioethanol Dari Batang Padi Sebagai Campuran Pada Bensin

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Penggunaan Bahan Bakar Bioethanol Dari Batang Padi Sebagai Campuran Pada Bensin

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri semakin berkurang, bahkan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissma, Pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

PENGUJIAN MODEL BURNER KOMPOR BIOETANOL DENGAN VARIASI VOLUME BURNER CHAMBER 50 cm 3, 54 cm 3, 60 cm 3, 70 cm 3

BAB I PENDAHULUAN. minyak bumi pun menurun. Krisis energi pun terjadi pada saat ini, untuk

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

BAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dari keluarga Poaceae dan marga Sorghum. Sorgum sendiri. adalah spesies Sorghum bicoler (japonicum). Tanaman yang lazim

BIOENERGI. Bioenergi : energi yang diperoleh dari biomasa (mahluk hidup) Biofuel : bahan bakar yang berbahan baku dari tanaman

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN TEKNOLOGI DESTILASI BIOETANOL UNTUK BAHAN BAKAR TERBARUKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

GAPLEK KETELA POHON (Manihot utillisima pohl) DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. Energi minyak bumi telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi manusia saat

Teknologi Pengolahan. Bioetanol

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

PENGUJIAN MODEL ALAT DISTILASI MENGGUNAKAN KONDENSOR PIPA KONSENTRIK DENGAN BAHAN TUBE STAINLESS STEEL DIAMETER ¾ INCHI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di berbagai negara di belahan dunia saat ini

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alternatif penanganan limbah secara efektif karena dapat mengurangi pencemaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Noor Azizah, 2014

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

PENGEMBANGAN ALAT DEHYDRATOR BIOETANOL MODEL BATH DENGAN BAHAN BAKU SINGKONG

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA. Oleh :

Peran Bioteknologi Dalam Mendukung Energi Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

NURUL FATIMAH A

PENGEMBANGAN ALAT DESTILATOR BIOETANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

POTENSI NIRA AREN (Arenga pinnata) SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi. BPPT. Jakarta. Indonesia. Jakarta. Prosising Workshop Nasional Biodesel dab Bioethanol Di Indonesia.

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

PROSES PRODUKSI BIOETHANOL BONGGOL PISANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan bakar. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui sehingga

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. grade industri dengan kadar alkohol %, netral dengan kadar alkohol 96-99,5

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI GAPLEK SINGKONG KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU BERBEDA SKRIPSI

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan istilah yang tidak asing lagi saat ini. Istilah bioetanol

KAJIAN POTENSI SUMBER BIOETHANOL DARI PEMANFAATAN LIMBAH BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGY ALTERNATIF

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ervi Afifah, 2014 Produksi Gula Hidrolisat Dari Serbuk Jerami Padi Oleh Beberapa Fungi Selulolitik

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PEMANFAATAN PATI GARUT(Maranta arundinaceae) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN FERMENTASI OLEH SACHAROMYCES CEREVICEAE

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya

BIOETANOL DARI BONGGOL POHON PISANG BIOETHANOL FROM BANANA TREE WASTE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

PENGARUH DOSIS RAGI DAN LAMA FERMENTASI BATANG SWEET. SORGHUM (Sorghum bicolor L) VARIETAS NUMBU UMUR 60 HARI TERHADAP KUALITAS BIOETANOL

Ari Kurniawan Prasetyo dan Wahyono Hadi Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, terutama di jaman modern dengan mobilitas manusia yang sangat

Analisa PerfomaMotor Diesel Berbahan Bakar Komposisi Campuran Antara Minyak Tuak

TUGAS KETEKNIKAN SISTEM ANALISA KUANTITATIF PRODUKSI BIOETANOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan

KADAR GLUKOSA DAN KADAR BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissima pohl) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

PROSES PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminata B.C) SECARA FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. dan Costa Rica yang umumnya digemari sebagai konsumsi buah segar. Buah segar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI GAPLEK GANYONG (Canna edulis Kerr.) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

PEMBUATAN BIOETANOL DARI FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Manihot glaziovii Muell) DENGAN MENGGUNAKAN RAGI

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-34 Analisa Penggunaan Bahan Bakar Bioethanol Dari Batang Padi Sebagai Campuran Pada Bensin Andre Dwiky Kurniawan, Semin, dan Tjoek Suprajitno Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: semin@its.ac.id Abstrak Kandungan minyak bumi didunia semakin menipis, karena semakin bertambahnya kebutuhan manusia terhadap penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar. Dengan kondisi yang semakin menipis ini, cadangan minyak diprediksi hanya cukup untuk beberapa tahun ke depan. Semakin menipisnya kandungan minyak bumi menyebabkan harga bahan bakar melambung tinggi. Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Banyak kekayaan alam yang terdapat di Indonesia, dimana sektor pertanian merupakan salah satu urat nadi bangsa Indonesia. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Melimpahnya sumber daya alam dan semakin menipisnya kandungan minyak bumi di Indonesia mendorong manusia beralih menggunakan bahan bakar alternative yang ramah lingkungan dan mempunyai jumlah atau stok yang banyak. Bahan bakar yang berasal dari alam disebut bioethanol. Salah satu sumber daya alam yang bisa digunakan untuk dijadikan bahan bakar yaitu Batang padi. Pada saat panen padi para petani hanya mengambil biji atau berasnya saja, sekam dan batang padi hasil panen dibuang begitu saja padahal sekam dan batang padi bisa digunakan untuk membuat bahan bakar alternative yaitu bioethanol. Penelitian ini membahas tentang bagaimana pembuatan bioethanol dari batang padi, kandungan ethanol dalam batang padi, uji performa mesin otto dengan variasi konsentrasi bahan bakar bensin dengan etanol dengan variasi 100% Bensin, 75% Bensin + 25%Etanol, 50% Bensin + 50% Etanol, 25% Bensin + 75% Etanol dan 100% Etanol. Serta dengan variasi pembebanan yaitu dengan menggunakan beban 500, 1000, 1500, 2000,2500. Selain itu juga dilakukan penelitian emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar bioethanol. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan bahan bakar bioethanol memilki kandungan ethanol sebesar 95% dan hasil uji performa dari mesin otto dengan menggunakan variasi konsentrasi bahan bakar dan variasi pembebanan menunjukkan bahwa,, Torsi dan dari penggunaan variasi bahan bakar dan pembebanan menunjukkan bahwa semua parameter tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar bensin. Selain itu dari segi emisi yang dihasilkan, emisi NOx mengalami peningkatan. Kata Kunci Bioethanol batang padi, Uji performance, Uji emisi K I. PENDAHULUAN ANDUNGAN minyak bumi didunia semakin menipis dan semakin berkurang berdasarkan data Ditjen migas pada tahun 2004 menunjukkan bahwa ketersediaan minyak bumi di Indonesia sekitar 8.61 milyar barrel sedangkan data terbaru dari Ditjen migas tahun 2011 menunjukkan bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia tersisa 7.73 milyar barrel. (Ditjen Migas, 2010). Dari data tersebut menunjukkan bahwa semakin berkurangnya kandungan minyak bumi di Indonesia. Hal ini mendorong manusia untuk mencari energy alternative untuk menggantikan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar. Salah satu energy alternaif yang dapat digunakan untuk menggantikan minyak bumi sebagai bahan bakar adalah bahan bakar Bioethanol. Bioethanol (C 2 H 5 OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang terbarukan. Merupakan bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan yang memiliki keunggulan karena mampu menurunkan emisi CO 2 hingga 18%, dibandingkan dengan emisi bahan bakar fosil seperti minyak tanah (Anonim, 2007a). Bioethanol dapat diproduksi dari berbagai bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia, sehingga sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan bakunya sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan bioethanol antara lain tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti tebu, nira, aren, sorgum, ubi kayu, jambu mete (limbah jambu mete), garut, batang pisang, ubi jalar, jagung, bonggol jagung, jerami, dan bagas (ampas tebu). (Gusmailina, 2010) Jerami padi mengandung kurang lebih 39% selulosa dan 27,5% hemiselulosa (dasar berat kering). Kedua bahan polisakarida ini, sama halnya dengan tetes tebu dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana yang selanjutnya dapat difermentasi menjadi bioethanol. Potensi produksi jerami padi per ha kurang lebih 10-15 ton, keadaan basah dengan kadar air kurang lebih 60%. Jika seluruh jerami per ha ini diolah menjadi ethanol fuel grade ethanol (FGE), maka potensi produksinya kurang lebih 766-1.148 liter/ha FGE (perhitungan ada di lampiran). Dengan asumsi harga ethanol fuel grade(fge) sekarang adalah Rp. 5500,- per liter (harga dari pertamina), maka nilai ekonominya kurang lebih Rp. 4.210.765 hingga Rp. 6.316.148 /ha. (Gusmailina, 2010).

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-35 Potensi etanol dari jerami padi menurut Kim and Dale (2004) adalah sebesar 0.28 l/kg jerami. Sedangkan kalau dihitung dengan cara Badger (2002) adalah sebesar 0.20L/kg jerami. Dari data ini bisa diperkirakan berapa potensi etanol dari jerami padi di Indonesia, yaitu: berdasarkan perhitungan menurut Kim and Dale (2004) dengan menggunakan bahan baku jerami padi sebanyak 54,70 juta ton dapat menghasilkan etanol sebanyak 15,316 juta liter dan bahan baku jerami padi sebanyak 82,05 juta ton dapat menghasilkan etanol sebanyak 22,974 juta liter. Sedangkan perhitungan menurut Badger (2002) dengan menggunakan bahan baku jerami padi sebanyak 54,316 juta ton dapat menghasilkan etanol sebanyak 10,940 juta liter dan bahan baku jerami padi sebanyak 82,05 juta ton dapat menghasilkan etanol sebanyak 16,410 juta liter. (Jannah, 2010) II. METODE PENELITIAN A. Pembuatan Bioethanol dari Batang Padi Dalam pembuatan bioetanol dari batang padi, terdapat beberapa langkah dalam proses pembuatannya. Langkah pertama yaitu persiapan bahan baku pembuatan etanol dari batang padi. Etanol didapat dengan cara fermentasi batang padi. Langkah pembuatannya yaitu menghaluskan batang padi dengan cara dipotong-potong atau digiling sehingga menjadi potongan-potongan kecil. Langkah selanjutnya yaitu dengan menempatkan pada wadah dan dicampuri dengan ragi, kemudian ditutup selama 14 hari. Setelah 14 hari akan didapatkan hasil fermentasi dari batang padi. Langkah kedua dalam pembuatan bioetanol ini yaitu dengan pemisahan kandungan air yang masih terdapat dalam hasil dari fermentasi batang padi sehingga didapatkan kandungan etanolnya saja. Langkah ini dilakukan dengan cara destilasi. Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Proses ini dilakukan untuk mengambil alkohol dari hasil fermentasi. Destilasi dapat dilakukan pada suhu 80 C, karena titik alkohol 78 C. sedangkan titik didih air 100 C C. Destilasi adalah memisahkan komponen - komponen yang mudah menguap suatu campuran cair dengan cara menguapkannya (separating agentnya panas), yang diikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk dan menampung kondensat yang dihasilkan. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai destilat dan bagian campuran yang tidak menguap disebut residu. (Warren L. Mc Cabe, 1993) B. Data Mesin Mesin yang digunakan dalam penelitian ini adalah genset dengan spesifikasi yaitu: Merk :Champion Generator Type : CG7000H-DXEA : 2500 (max) : 2800 Sebelum dilakukan uji performance pada mesin terlebih dahulu dilakukan engine set-up, dengan tujuan untuk mengetahui daya maksimal yang dapat dihasilkan oleh motor, putaran mesin, Spesific Fuel Oil Consumption (), serta beban yang dapat diterima oleh mesin. Dari hasil engine setup, didapatkan daya maksimal yang dapat dihasilkan oleh mesin yaitu 2500, serta pembebanan yang dapat diterima oleh mesin yaitu 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500. Pada pengambilan sampel emisi menggunakan beban 500,1500,dan2500. C. Komposisi Campuran Ethanol Penelitian ini menggunakan bahan bakar campuran yaitu bensin dengan ethanol.ethanol yang digunakan dalam penilitian ini menggunakan ethanol dari fermentasi batang padi dengan kadar ethanol sebesr 95%. Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi bahan bakar yaitu dengan variasi 100% Bensin, 75% Bensin + 25%Etanol, 50% Bensin + 50% Etanol, 25% Bensin + 75% Etanol dan 100% Etanol. Variasi konsentrasi bahan bakar ini akan digunakan untuk uji performance mesin dengan bahan bakar campuran antara bensin dengan ethanol. D. Uji Performance Mesin Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performance dari mesin otto dengan menggunakan campuran bioethanol dengan bensin. Dengan menggunakan variasi konsentrasi bahan bakar yaitu 100% Bensin, 75% Bensin + 25%Etanol, 50% Bensin + 50% Etanol, 25% Bensin + 75% Etanol dan 100% Etanol. Serta dengan variasi pembebanan yaitu dengan menggunakan beban 500, 1000, 1500, 2000,2500. Mesin yang digunakan untuk uji performance adalah genset dengan menggunakan mesin otto sebagai penggeraknya. E. Uji Emisi Pengujian kandungan emisi ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan emisi yang dihasilkan oleh bensin dengan bioethanol dari batang padi dicampur dengan bensin. Pengambilan sampel emisi pada pembebanan 500,1500,2500 tiap variasi konsentrasi bahan bakar, yaitu 100% Bensin, 75% Bensin + 25%Etanol, 50% Bensin + 50% Etanol, 25% Bensin + 75% Etanol dan 100% Etanol. III. HASIL DAN DISKUSI A. Hasil pembuatan bioethanol Dari pembuatan bioethanol dari 30 kg batang padi menghasilkan tujuh liter air hasil fermentasi. B. Hasil destilasi fermentasi batang padi Setelah didapat etanol hasil dari destilasi fermentasi batang padi, langkah selanjutnya untuk mengetahui kandungan etanol yang terdapat pada etanol hasil destilasi yaitu dilakukan uji lab. Pada pengujian kadar etanol ini, telah dilakukan tiga kali pengujian, pertama dilakukan pengujian kadar etanol dari bahan fermentasi batang padi, hasil pengujian didapat masih banyak kandungan air lebih banyak dari pada kandungan etanol, hal ini dikarenakan belum dilakukan destilasi atau pemisahan antara kandungan air dan kandungan etanol. Pada pengujian pertama ini dilakukann dengan tujuan untuk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-36 Tabel III..3.1.1 Tabel VS 100% bensin Tabel III.3.2.1 VS 75% bensin+ 25% ethanol `1 500 2505.3 2940.475 2 1000 2020.6 1758.938 3 1500 1890.5 1433.638 4 2000 1786.7 1425.387 5 2500 1765.9 1423.175 1 500 2431.2 3273.776 2 1000 1919.6 3246.497 3 1500 1763 2288.633 4 2000 1744.5 1826.617 5 2500 1734.6 1769.899 Tabel III.3.1.2 DAYA VS 100% bensin Tabel III.3.2.2 DAYA VS 75% bensin+ 25% ethanol 1 500 0.500 2940.475 2 1000 2.000 1758.938 3 1500 4.500 1433.638 4 2000 8.000 1425.387 5 2500 12.500 1423.175 1 500 0.500 3273.776 2 1000 2.000 3246.497 3 1500 4.500 2288.633 4 2000 8.000 1826.617 5 2500 12.500 1769.899 mengetahui apakah terdapat kandungan etanol pada hasil fermentasi batang padi. Pengujian kedua dilakukan setelah hasil fermentasi batang padi telah dilakukan destilasi, dari hasil pengujian kedua ini didapatkan hasil masih banyaknya kandungan air yang terdapat pada hasil pengujian destilasi. Hal ini dikarenakan pengujian destilasi yang tidak maksimal. Pada pengujian ketiga didapatkan hasil yaitu, kandungan etanol yang terdapat pada hasil destilasi yaitu sebanyak 95%. Pada pengujian etanol ini masih belum maksimal karena proses destilasi dilakukan dengan alat destilasi sederhana. Hasil maksimal bisa didapatkan apabila proses destilasi dilakukan dengan menggunakan proses destilasi bertingkat untuk mendapatkan kadar etanol yang lebih banyak. C. Hasil uji performance dengan menggunakan variasi bahan bakar Pada uji performance ini didapatkan data menggunakan variasi konsentrasi bahan bakar dan variasi pembebanan, yaitu: Dari pengambilan data uji performance mesin dengan variasi konsentrasi bahan bakar dan variasi pembebanan didapat data sebagai berikut: 1) 100% Bensin Dari tabel III..3.1.1 menunjukkan bahwa semakin konsumsi bahan bakar yang digunakan oleh mesin. Dari gambar tabel III..3.1.1juga dapat dilihat penggunaan bahan bakar yang paling efisien terletak pada rpm 1890.5 dengan pembebanan 1500 dan sfoc 1433.638 Dari tabel III.3.1.2 menunjukkan bahwa semakin besar yang digunakan oleh mesin. Dari tabel III.3.1.2 juga dapat Tabel III..3.3.1 VS 50% Bensin + 50% Ethanol 1 500 2202.9 3248.758 2 1000 1992.2 1762.802 3 1500 1885.3 1378.249 4 2000 1789.6 1140.046 5 2500 1752.2 986.765 dilihat bahwa penggunaan daya yang paling efisien pada daya 4500 kw dengan pembebanan 1500 dan sfoc 1433.638 2) 75% Bensin + 25% Ethanol Dari tabel III.3.2.1 menunjukkan bahwa semakin III.3.2.1 juga dapat dilihat penggunaan bahan bakar yang paling efisien terletak pada rpm 1919.6 dengan pembebanan 1000 dan sfoc 3246.497 Dari tabel III.3.2.2 menunjukkan bahwa semakin besar yang digunakan oleh mesin. Dari tabel III.3.2.2 dapat dilihat bahwa penggunaan daya yang paling efisien pada daya 8000 kw dengan pembebanan 2000 dan sfoc 1826.617

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-37 Tabel III.3.3.2 DAYA VS 50% Bensin + 50% Ethanol 1 500 0.500 3248.758 2 1000 2.000 1762.802 Tabel III..3.5.1 VS 100% Ethanol 1 500 2145.8 0 2 1000 1874.4 6678.533 3 1500 4.500 1378.249 4 2000 8.000 1140.046 5 2500 12.500 986.765 Tabel III..3.4.1 VS 75% Bensin + 25% Ethanol 1 500 2096 3560.282 2 1000 1928.5 1951.881 3 1500 1800.7 1546.626 Tabel III.3.4.2 DAYA VS 25% Bensin + 75% Ethanol 1 500 0.500 3560.282 2 1000 2.000 1951.881 3 1500 4.500 1546.626 3) 50% Bensin + 50% Ethanol Dari tabel III.3.3.1 menunjukkan bahwa semakin III.3.3.1 dapat dilihat penggunaan bahan bakar yang paling efisien terletak pada rpm 1885.3 dengan pembebanan 1500 dan sfoc 1378.249 Dari tabel III.3.3.2 menunjukkan bahwa semakin besar mesin. Dari tabel III.3.3.2 dapat dilihat bahwa penggunaan daya yang paling efisien pada daya 8000 kw dengan pembebanan 2000 dan sfoc 1140.046 4) 25% Bensin + 75% Ethanol Dari tabel III..3.4.1 menunjukkan bahwa semakin tabel III..3.4.1juga dapat dilihat penggunaan bahan bakar yang paling efisien terletak pada rpm 1928.5 dengan pembebanan 1000 dan sfoc 1951.881 Tabel III.3.5.2 DAYA VS 100% Ethanol 1 500 0.500 0 2 1000 2.000 6678.533 Tabel III.3.6.1 VS TORSI 100% ethanol Torsi N.m 1 500 2505.3 1.625 2 500 2431.2 1.539 3 500 2202.9 1.509 4 500 2096 1.447 5 500 1874.4 1.317 Dari tabel III.3.4.2 menunjukkan bahwa semakin besar yang digunakan oleh mesin. Dari tabel III.3.4..2 juga dapat dilihat bahwa penggunaan daya yang paling efisien pada daya 2000 kw dengan pembebanan 1000 dan sfoc 1546.626 5) 100% Ethanol Dari tabel III..3.5.1 menunjukkan bahwa semakin III..3.5.1 juga dapat dilihat penggunaan bahan bakar yang paling efisien terletak pada rpm 1874.4 dengan pembebanan 1000 dan sfoc 6678.533 Dari tabel III.3.5.2 menunjukkan bahwa semakin besar yang digunakan oleh mesin. Dari tabel tabel III.3.5.2 juga dapat dilihat bahwa penggunaan daya yang paling efisien pada daya 2000 kw dengan pembebanan 500 dan sfoc 6678.533 Pada percobaan menggunakan bahan bakar 100 % etanol, data yang diperoleh hanya dengan pembebanan 500, dikarenakan mesin mati karena tidak dapat dibebani lagi.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-38 6) VS TORSI Pada Pembebanan 500 Dari tabel III.3.6.1 dapat dilihat bahwa torsi maksimum pada pembebanan 500 adalah pada putaran 2505.3 dengan torsi sebesar 1.625 N.m. IV. KESIMPULAN Setelah dilakukan pembuatan bioethanol dari batang padi, pengambilan sampel serta pengujian terhadap mesin, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kadar ethanol yang terkandung dalam hasil destilasi fermentasi batang padi sebesar 95%. 2. Dari hasil uji performance mesin dengan variasi konsentrasi bahan bakar yaitu 100% bensin, 75% bensin + 25% ethanol, 50% bensin + 50% ethanol, 25% bensin + 75% ethanol dan 100% etanol dapat disimpulkan bahwa daya, sfoc, torsi dan Rpm dari variasi konsentrasi bahan bakar bensin + ethanol lebih tinggi daripada konsumsi bahan bakar dari pada daya, sfoc, torsi dan Rpm mesin dengan menggunakan bensin. 3. Dari hasil pengujian emisi dapat disimpulkan bahwa campuran bahan bakar bioethanol menghasilkan emisi NOx yang lebih tinggi daripada bahan bakar murni. V. SARAN Perlu percobaan kembali jika dilakukan pada kecepatan tetap tetapi beban berubah ubah dan pada beban tetap tetapi kecepatan berubah. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam lancarnya pengerjaan skripsi ini serta doa dan dukungan semua pihak agar skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik DAFTAR PUSTAKA [1] Ditjen Migas.2010. Statistik minyak bumi. [2] Gusmailina, Sri Komarayati, Prospek bioethanol sebagai pengganti minyak tanah (2010). [3] Jannah, Asyeni Miftahul, Proses fermentasi hidrolisat jerami padi untuk menghasilkan bioethanol. (2010) [4] Musanif, Jamil, BIO-ETHANOL (2008) [5] Patriayudha, Devanta Bayu Prasetyo dan Fajar, Pemakaian gasohol sebagai bahan bakar. [6] Putra, Myanp, Prarancangan pabrik fuel grade ethanol dari batang sorgum. (2009) [7] Wirahadikusumah, Muhammad, Biokimia metabolism energy karbohidrat dan lipid. (1985) [8] vanirawan, bagas, Bioethanol dari jerami. (2010)