Upaya Peningkatan Etika Pergaulan Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

PENGERTIAN ETIKA. - Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

BAB I Tinjauan Umum Etika

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Etiket Pergaulan. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.. Program Studi Manajemen

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

ETIK UMB ETIKA PERGAULAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI.

Modul ke: ETIKA PROFESI. Kesalahan Etiket Profesional. 06Fakultas KOMUNIKASI. Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3.

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK

Pertemuan ke-1 dan ke-2

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM

BAB I ETIKA. A. Pengertian

ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom.

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

Etika Profesi Public Relations

ETIK UMB PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume, SE. MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN

PERSIAPAN KKN PPM Materi Pembekalan KKN PPM/Bud/2011

Pancasila. Pancasila sebagai sistem etika. Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

Pengertian etika = moralitas

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

Resume. Etika dan Filsafat. Bab III. Etika. nim :

PENDIDIKAN ETIK UMB. Etiket Pergaulan

Etika Profesi INSINYUR. Dr. Dian Kemala Putri

Makna Pancasila sebagai Sistem Etika

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI

PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 09TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua (X 1 ) dengan Sikap

Modul ke: Teori Etika. Teori etika Etika deskriptif Etika normatif. Fakultas Psikologi. Amy Mardhatillah. Program Studi Psikologi

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

Tinjauan Umum Etika Profesi

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

Etika, Moral, Norma, Nilai,

BAB II LANDASAN TEORI

Pert ke 12. Oleh: Mohklas, SE., M.Si STIE PENA SEMARANG Semarang, Maret 2014

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

Pancasila Sebagai Sistem Etika. fitri dwi lestari

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

Komunikasi dan Etika Profesi

Etika Dan Filsafat Komunikasi

Pertemuan 1 TINJAUAN UMUM

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Masyarakat Agraris 2.2 Pekerjaan Tenaga Kerja Tani Padi

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

Di-copy-paste dari: Rabu, 15 Oktober 2014

OVERVIEW DOSEN. : :

E T I K A E T I K A E T I K A E T I K A E T I K A 8/19/2010. Oleh : PRINSIP ETIKA MORAL DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEBIDANAN

DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

PENDIDIKAN PANCASILA

Etika profesi it 7 komunikasi 11/1/2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDIDIKAN PANCASILA

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul!!!

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pertemuan 1 ETIKA BISNIS

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)

Apa yang Dimaksud Dengan Etika Profesi?

ETIKA PERILAKU. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia

Makna Pancasila Sebagai Sistem Etika

Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa akan:

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

PENDIDIKAN PANCASILA

ETIKA PERGAULAN REMAJA. Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat etiket

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

PANCASILA. Sebagai Sistem Etika. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : WIKANINGSIH NPM P

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

Pancasila sebagai Sistem Etika-1

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian yang akan

BAB II LANDASAN TEORI

E t i k a P r o f e s i. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MODUL MATERI INTI 1 ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Etika. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Pendahuluan BAB I. A. Pengertian

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

Upaya Peningkatan Etika Pergaulan Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Fery Ratna Sari (09220015) Mahasiswa Pendiidkan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah yang diteliti adalah (1) Masih ada siswa yang kurang menghargai guru. (2) Masih ada siswa yang kurang menghargai teman. (3) Masih ada siswa kurang sopan baik perkataan maupun perbuatan. (4) Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Belum Optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendapatkan data empiris tentang etika pergaulan siswa di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013.(2) mendapatkan data tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013. (3) Untuk membuktikan bahwa melalui layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan etika pergaulan siswa di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode Penelitian ini dilakukan di SMK Pancasila Purwodadi tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas X TKR1 SMK Pancasila Purwodadi berjumlah 10 siswa. Alat pengumpul datanya yang digunakan adalah observasi dan angket. Analisis data pada penelitian ini adalah diskriptif komparatif, yaitu membandingkan kedisiplinan mengikuti pelajaran di kelas antara kondisi awal dengan siklus I, Siklus I dengan siklus II dan antara kondisi awal dengan siklus II. Hasil Penelitian (1) Pada kondisi awal etika pergaulan siswa pada sekolah dikategorikan sedang hanya 48,75% dalam pengamatan peneliti. Setelah diadakan layanan bimbingan kelompok pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan etika pergaulan siswa meningkat menjadi 74,25% dalam kategori baik pada siklus II, ini sudah melampaui target yang peneliti tetapkan sebesar 60%. Dengan demikian etika pergaulan siswa meningkat setelah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok. Adapun peningkatannya yaitu 74,25% - 48,75% = 25,50%. (2) Hasil pengamatan pada layanan bimbingan kelompok pada siklus I yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 84% (sangat baik) sedangkan pada siklus II sebesar 92% (sangat baik). Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar : 92% - 84% = 8%. (3) Hasil Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok pada siklus I sebesar 65% ( baik), dan siklus II sebesar 84% (sangat baik). Jadi mengalami peningkatan 84%-65% = 19%. Kesimpulan (1) Layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatan etika pergaulan siswa terbukti kondisi awal 48,75% setelah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) siklus I dan pada siklus 2 meningkat menjadi 74,25% sehingga tingkat keberhasilan atau peningkatan etika pergaulan siswa lebih optimal (2) Hasil pengamatan pada layanan bimbingan kelompok pada siklus I yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 84% (sangat baik) sedangkan pada siklus II sebesar 92% (sangat baik). (3) Hasil Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok pada siklus I sebesar 65% ( baik), dan siklus II sebesar 84% (sangat baik). Saran yang dapat di sampaikan (1) Siswa diharapkan lebih meningkatkan etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga, masyarakat maupun sekolah (2) Guru Pembimbing hendaknya lebih aktif, kreatif serta inovatif sehingga siswa lebih antusias dalam pelaksanaan Bimbingan Kelompok (BKp) (3) Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadahi guna menunjang pelaksanaan bimbingan kelompok sehingga hasilnya dapat lebih optimal. Kata Kunci : Etika Pergaulan, Melalui Bimbingan Kelompok, Siswa SMK Pancasila PENDAHULUAN Etika pergaulan akan terwujud bilamana dalam diri individu itu telah terbentuk serta perkembangannya kesan moral. Dalam perkembanganya kesadaran moral akan berfungsi dalam 67 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

tindakan yang konkrit untuk memberi putusan terhadap tindakan tertentu tentang baik buruknya. Maka dalam hal ini memerlukan pendidikan terutama yang berupa teladan, penyuluhan dan bimbingan terutama dari pendidik serta faktor pendidikan lainnya. Bimbingan dan konseling (BK) memiliki fungsi dan peranan yang strategis, melalui layanan Bimbingan Konseling. para siswa diharapkan mampu mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mampu merencanakan masa depannya. Program bimbingan dan konseling di sekolah yang dimulai dari pendidikan sekolah dasar sampai dengan menengah ditegaskan dalam buku petunjuk guru pembimbing bahwa penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling dirinci menjadi 4 bidang yaitu 1) bimbingan pribadi, 2) bimbingan sosial, 3) bimbingan belajar, 4) bimbingan karier (Departemen Pendidikan Nasional, 2000 : 4). Dari ke empat bimbingan tersebut dua di antaranya adalah bimbingan pribadi dan bimbingan sosial dari kedua bimbingan tersebut diharapkan dapat untuk menanamkan etika pergaulan dan kemandirian siswa. Namun perlu diingat bahwa anak usia SMK adalah usia remaja yang memiliki kondisi perkembangan fisik, maka dalam berperilaku berusaha menyalurkan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya, karena itu sering siswa-siswa tersebut melanggar tata peraturan khususnya kurang mampu untuk menunjukkan etika pergaulan yang baik. Di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013 berdasarkan informasi dari guru BK menunjukkan bahwa etika pergaulan yang ada selama ini belum sesuai dengan dengan harapan. Hal ini ditunjukkan antara lain masih ada siswa yang belum menghormati guru baik dengan perkataan maupun perbuatan, masih ada siswa kurang menghargai baik senior maupun yunior. Ini terjadi disebabkan kurangnya pemahaman terhadap etika pergaulan baik yang dilakukan di rumah, masyarakat maupun sekolah. Permasalah lain masih ada guru yang kurang memperhatikan tentang penanaman etika pergaulan yang dilakukan sesama warga sekolah serta belum diterapkannya metode bimbingan yang tepat dalam mengupayakan peningkatan etika pergaulan terhadap siswa di SMK Pancasila Purwodadi tahun pelajaran 2012/2013. Untuk peningkatan etika pergaulan di SMK Pancasila perlu adanya metode yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut yaitu dengan bimbingan kelompok. Dengan bimbingan kelompok diharapkan etika pergaulan siswa dapat meningkat. LANDASAN TEORI a. Pengertian Etika Pergaulan Etika pergaulan adalah cara bertingkah laku yang khas, tertuju terhadap orang-rombonganrombongan atau persoalan-persoalan (Buchori, 2001 : 137). Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa etika pergaulan adalah keadaan di mana seseorang melakukan interaksi dengan sesama berdasarkan pada norma-norma yang berlaku. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya "Mores", yang 68 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilainilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: 1) Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). 2) Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak (Gumilar, 2010 : 1). b. Macam-macam Etika Pergaulan Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Etika pergaulan akan terwujud bilamana dalam diri individu itu telah terbentuk serta perkembangannya kesan moral. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf, 2001: 23), sebagai berikut: 1) Etika Deskriptif Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis (Gumilar, 2010 : 2). 2) Etika Normatif Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. c. Norma dan Kaidah Di dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal dengan istilah norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturanperaturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma (norm) atau kaidah yang merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi (Soekanto: 2001:7). d. Etiket Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya 69 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan. Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994. Penerbit Utama Gramedia Utama, Jakarta, yaitu selain ada persamaannya, dan juga ada empat perbedaan antara etika dan etiket, yaitu secara umumnya sebagai berikut: 1) Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan. 2) Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan. 3) Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi. Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya. 4) Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku (Gumilar, 2010 : 5). e. Perubahan Pergaulan dan Prosesnya Pergaulan sebagai suatu pernyataan kejiwaan seseorang yang menentukan suatu perbuatan secara positif maupun negatif yang merupakan rangsangan terhadap sesuatu hal atau suatu obyek tertentu yang dilakukan secara sadar. Pergaulan seseorang juga sebagai keadaan dalam diri manusia dengan perasaan-perasaan tertentu dalam menanggapi obyek dan terbentuk atas dasar pengalaman-pengalaman. Dalam kehidupan bermasyarakat Pergaulan seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap, menurut Sarwono (2006 : 95) dan sikap dapat berubah melalui empat macam cara yaitu : 1) Adopsi artinya kejadian-kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus lama kelamaan. Secara bertahap diserap ke dalam individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. 2) Diferensi dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang terjadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. 3) Integrasi artinya perubahan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman, yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. 70 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

4) Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. PEMBAHASAN A. Diskripsi Data Penelitian Keadaan awal siswa kelas X TKR1 SMK Pancasila Purwodadi sebelum diberikan layanan Bimbingan Kelompok siswa masih rendah keadarannya dalam hal etika pergaulan siswa yang dilakukan di sekolah. Hal ini terlihat masih banyak siswa yang belum menghormati guru baik dengan perkataan maupun perbuatan, masih ada siswa kurang menghargai baik senior maupun yunior. Etika pergaulan siswa kelas X TKR1 SMK Pancasila Purwodadi dalam kehidupan seharihari di sekolah sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok oleh guru pembimbing dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1 : Daftar Penilaian Etika Pergaulan Siswa Kondisi Awal sebelum Bimbingan Kelompok Indikator Penilaian No. Nama Responden Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Ahamad Ashari 1 2 3 1 1 1 2 3 2 2 18 2 Aahmad Supriyadi 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 22 3 Heru Dwi Prasetiyo 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 19 4 Sudarwoto 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 21 5 Andyka Benny Mahbub 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 19 6 Miftahul Munir 2 1 1 2 3 1 1 2 2 2 17 7 Arif Bagas Agus Saputra 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 21 8 Bambang Sutrisno 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 16 9 Subekti Nur Utomo 3 1 1 3 1 2 2 2 2 3 20 10 Diki Adi Saputro 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 22 Jumlah Total 195 Rata-rata 19,50 Prosentase 48,75 % Kriteria Sedang Kreteria Interval rata-rata nilai Kurang = 0 % - 25% (K) : ( 1-10) Sedang = 26 % - 50% (S) : (11-20) = 51 % - 75% (B) : ( 21-30) Sangat = 76 % - 100% (SB) : (31-40) 71 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tabel 2: Rekapitulasi Data Observasi untuk Guru Siklus I dan II No. Kegiatan Siklus I Siklus II 1 Tahap Awal a. Pembukaan 3,5 4 b. Membangun Raport 3,5 3,5 c. Apersepsi 3 3,5 d. Penjelasan Maksud dan Tujuan 4 4 2 Tahap Inti a. Penjelasan Materi Layanan 3,5 4 b. Penerapan teknik layanan 3 3,5 c. Penggunaan Media 3 3 d. Pelibatan Siswa secara aktif 3 3,5 e. Memfasilitasi siswa 3,5 4 f. Pemberian motivasi dan 4 4 penguatan 3 Tahap Akhir a. Penarikan kesimpulan 3,5 4 b. Pemberian feedback 3 3,5 c. Pelaksanaan evaluasi 3 3,5 d. Penetapan tindak lanjut 3,5 4 Perolehan Rata-rata 47 51,5 Prosentase 84% 92% Kriteria Sangat Sangat Tabel 3 : Rekapitulasi Data Observasi untuk Siswa Siklus I dan II No. Kegiatan Siklus I Siklus II 1 Tahap Awal a. Menjawab salam 3 4 b. Keaktifan dalam apersepsi 3 3 c. Menerima penjelasan 2 3,5 2 Tahap Inti a. Perhatian dalam menerima 3 4 penjelasan b. Keaktifan dalam Bimbingan 2,5 3 Kelompok c. Keaktifan dalam melaksanakan 2 3 tugas d. Partisipasi dalam kelompok 3 3,5 3 Tahap Akhir a. Partisipasi dalam penarikan 3 3 kesimpulan b. Keaktifan dalam evaluasi 2,5 3 c. Usulan Kegiatan Tindak lanjut 2 4 Perolehan Rata-rata 26 33,5 Prosentase 65% 84% Kriteria Sangat 72 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tabel 4 : Rekapitulasi Hasil Observasi Etika Pergaulan Siswa Kondisi Awal dan Akhir Bimbingan Kelompok (BKp) Penilaian No. Kegiatan Kondisi Awal Kondisi Akhir 1 Ahamad Ashari 18 23 2 Aahmad Supriyadi 22 32 3 Heru Dwi Prasetiyo 19 34 4 Sudarwoto 21 30 5 Andyka Benny Mahbub 19 28 6 Miftahul Munir 17 31 7 Arif Bagas Agus Saputra 21 33 8 Bambang Sutrisno 16 29 9 Subekti Nur Utomo 20 31 10 Diki Adi Saputro 22 26 Jumlah 195 297 Rata-rata 19,50 29,7 Prosentase 48,75% 74,25% Kriteria Sedang B. Interpretasi Data Penelitian No. Keterangan 73 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Penelitian Kondisi awal Siklus I Siklus II Kondisi Akhir Guru Siswa Guru Siswa 1 Skor Perolehan 195 47 26 51,5 33,5 297 2 Prosentase 48,75% 84% 65% 92% 84% 74,25% 3 Kriteria Sedang Sangat Sangat Sangat Kondisi awal etika pergaulan siswa dikategorikan sedang ini hanya 48,75% dalam pengamatan peneliti. Hal ini ditunjukan dengan etika siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok masih banyak yang tidak memperhatikan saat guru pembimbing menerangkan materi. Setelah diadakan layanan bimbingan kelompok pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan etika pergaulan siswa dengan hasil 74,25 % dalam kategori baik pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa etika pergaulan siswa di SMK Pancasila Purwodadi mengamali peningkatan setelah diadakan layanan bimbingan kelompok. Jadi, peningkatan etika pergaulan siswa dari kondisi awal dibandingkan dengan kondisi akhir setelah diadakan layanan bimbingan kelompok dalah sebesar : 74,25% - 48,75% = 25,50%. Hasil pengamatan pada layanan bimbingan kelompok pada siklus I yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 84% (sangat baik) sedangkan pada siklus II sebesar 92% (sangat baik). Dengan demikian peningkatan kegiatan

layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru pembimbing setiap siklus dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar : 92% - 84% = 8%. Hasil Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok pada siklus I sebesar 65% ( baik), dan siklus II sebesar 84% (sangat baik). Jadi peningkatan aktivitas siswa yang dilakukan dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok pada siklus I ke Siklus II yaitu sebesar 84%-65% = 19%. Perubahan hasil data hasil observasi dalam peningkatan layanan bimbingan kelompok dari siklus I ke Siklus II sebesar 8%, hal ini dikarenakan guru pembimbing sudah mengetahui kelemahan dalam melakukan bimbingan kelompok pada siklus I, sehingga pada siklus II guru pembimbing melakukan perbaikan pada tahap tertentu yang dianggap kurang optimal pada siklus II. Peningkatan hasil aktivitas siswa pada saat mengikuti layanan bimbingan kelompok dari siklus I ke siklus II sebesar 19%, dikarenakan pada siklus I siswa belum memahami proses kegiatan layanan bimbingan kelompok, sedangkan pada siklus II siswa sudah memahami bagaimana proses layanan bimbingan kelompok, banyak siswa yang berpartisipasi dalam mendiskusikan topik yang dibahas dan aktif dalam kelompok sehingga dinamika kelompok terbentuk pada siklus II. Perubahan data hasil observasi pada kondisi awal sebelum dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan data hasil observasi pada kondisi akhir baik setelah dilakukan bimbingan kelompok sebesar 25,50%, ini menunjukkan bahwa siswa lebih memperhatikan dan sopan dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan yang tepat untuk meningkatkan etika pergaulan siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok sangat efektif untuk meningkatkan etika pergaulan siswa di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013. Ini dapat ditunjukkan data hasil temuan kondisi awal ke kondisi akhir setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok terdapat peningkatan sebesar 25,50%, hasil pengamatan oleh guru pembimbing dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok terdapat peningkatan 8% sedangkan aktivitas siswa dalam layanan bimbingan kelompok terdapat peningkatan sebesar 19%. Dengan demikian etika pergaulan siswa mengalami peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dari hasil temuan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus I dam II, dapat dikesimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatan etika pergaulan siswa terbukti kondisi awal 48,75% setelah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) siklus I dan pada siklus 74 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2 meningkat menjadi 74,25% sehingga tingkat keberhasilan atau peningkatan etika pergaulan siswa lebih optimal. 2. Hasil pengamatan pada layanan bimbingan kelompok pada siklus I yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 84% (sangat baik) sedangkan pada siklus II sebesar 92% (sangat baik). 3. Hasil Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok pada siklus I sebesar 65% ( baik), dan siklus II sebesar 84% (sangat baik). B. Saran-saran Setelah melaksanakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis dari awal sampai dengan akhir dan berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan penelitian tersebut, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang bermanfaat kepada : 1. Siswa Siswa diharapkan lebih meningkatkan etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga, masyarakat maupun sekolah. 2. Guru Guru diharapkan dapat menjadi tauladan kepada siswanya khususnya dalam perilaku, ucapan dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru Pembimbing Guru Pembimbing hendaknya lebih aktif, kreatif serta inovatif sehingga siswa lebih antusias dalam pelaksanaan Bimbingan Kelompok (BKp). 4. Sekolah Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadahi guna menunjang pelaksanaan bimbingan kelompok sehingga hasilnya dapat lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA A Sonny Keraf, 2001, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur, Jakarta: Kanisius. Buchori. 2001, Etika, Filsafat Tingkah Laku, Jakarta: Rineka Cipta. Gumgum Gumilar, 2010, Makalah Etika Pergaulan, Malang: Unbra. K. Bertens, 1994, Etika. Jakarta :Penerbit Utama Gramedia Sarwono,2000, Etika Kehumasan, Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers. Soekanto, 2001, Etika Komunikasi. Bandung: Remadja Rosdakarya. 75 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING