UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

ANALISIS MENGENAI DAMPAK INGKUNGAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PENDAHULUAN. Dokumen Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Pembangunan SPBU Jrengik Sampang

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

PEDOMAN PENYUSUNAN UKL-UPL ISI POKOK

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

BAB III LANDASAN TEORI

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2016, No Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Seminar Nasional. Basri. Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau ABSTRAK

LAPORAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PEMBANGUNAN INDUSTRI PT ULTRA JAYA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. berputar menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Mesuji.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

1. Apa kepanjangan dari AMDAL..? a. Analisis Masalah Dalam Alam Liar b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c. Analisis Mengenai Dampak Alam dan

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

10. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2007

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2010 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Pemantauan. Lingkungan Hidup.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I IDENTITAS PEMPRAKARSA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

Ir. Nini Medan, 29 Maret 2007

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

-1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi lain, pembangunan ini juga dapat menimbulkan dampak negative bagi lingkungan yang berakibat terjadinya perubahan lingkungan biofisika, lingkungan social ekonomi dan lingkungan budaya. Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program nasional di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah. Pengelolaan kebersihan di Kabupaten Malang khusunya di Kecamatan Kepanjen telah ditangani secara serius dan nyata melalui program-program yang dibiayai oleh APBD KAbupaten Malang. Pengelolaan sampah di Kecamatan kepanjen dimuali dari tingkat yang paling mendasar adalah dengan membersihkan sampah-sampah dari pusat produksi sampah yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, seperti tempat permukiman, toko, pasar, tempat perdagangan dan perkantoran, dan tempat kegiatan Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) social (masjid, gereja, rumahsakit, dan terminal). sampah juga merupakan salah Kegiatan tersebut berupa pengumpulan pertama satu program nasional di (primer) yaitu pengumpulan sampah dari proses daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat produksi ke Lokasi Pembuangan Sementara (LPS), yang penampungan akhir sampah pelaksanaannya ditangai secara gotong-royong oleh.beroperasinya TPA Talangagung dapat warga masyarakat melalui RT/RW dan kelurahan. meminimalisasi permasalahan Sedangkan pengumpulan tahap kedua (sekunder) dari timbunan sampah di tempattempat produksi sampah tempat pembuangan sampah sementara ke tempat pembuangan akhir pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Malang. Sampah-sampah yang terproduksi yang dapat diangkut dari LPS pada akhirnya akan membutuhkan fasilitas pemusnahan (disposal) agar tercipta suatu lingkungan yang bersih, I-1

tidak tercemar dan tidak membahayakan kehidupan manusia. Penambahan jumlah penduduk dan perluasan pembangunan kabupaten telah mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan. Sehingga dengan akan beroperasinya TPA Talangagung dapat meminimalisasi permasalahan timbunan sampah di tempat-tempat produksi sampah. Dan permasalahan yang paling mendasar adalah Pembangunan TPA serta pertanahan atau tersedianya lahan yang memadai guna operasionalisasinya diperkirakan akan menimbulkan dampak menunjang pembangunan TPA tersebut serta terhadap lingkungan baik pendanaan maupun prosedur pembangunannya. Selain positif maupun negative. itu pembangunan TPA Talangagung diharapkan tidak Berpedoman Keputusan Meteri Pekerjaan Umum No. hanya memenuhi sarana kehidupan saja, melainkan 481/KPTS/1996 maka disusunlah harus dapat menciptakan keseimbangan dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya kelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Malang. Pemantauan Lingkungan Hidup Studi ini akan menelaah seluruh tahapan rencana usaha (UPL) dan atau kegiatan baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pascaoperasi. Pada tahap pasca operasi hendaknya tetap mengantisipasi rencana peruntukan lahan sesuai dengan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang. Pembangunan TPA serta operasionalisasinya diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif maupun negative. Menyadari adanya pengaruh kegiatan ini terhadap lingkungan hidup dan, berpedoman pada Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan pada pasal 3 ayat 4, serta mengacu pada Keputusan Meteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996 tentang jenis kegiatan Bidang pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Malang dalam upaya untuk mengembangkan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan bekelanjutan diwajibkan untuk menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), guna memenuhi persyaratan dalam rangka melaksanakan pembangunan TPA yang layak serta berwawasan lingkungan. Kewajiban Penyusunan Dokumen UPL dan UKL oleh pemrakarsa Kegiatan Pembangunan TPA Talangagung didasarkan atas Keputusan Meteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996 yang memuat criteria jenis kegiatan Bidang pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). Dari criteria yang ada, kategori dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan TPA tidak termasuk dalam kategori kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting sehingga I-2

kegiatan Pembangunan TPA hanya diwajibkan menyusun Studi UPL dan UKL bukan Studi AMDAL. Penyusunan dokumen UPL dan UKL rencana Kegiatan pembangunan TPA dilakukan berdasarkan keputusan menteri lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan UKL-UPL. Dokumen ini diharapkan agar dapat mengkaji dampak yang ditimbulkan serta menghasilkan produk berupa langkah demi langkah penanganan dampak lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak negative dan mengoptimalkan/mengembangkan dampak positif yang timbul. Dokumen ini diharapkan agar dapat mengkaji dampak yang ditimbulkan serta menghasilkan produk berupa langkah demi langkah penanganan dampak lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak negative dan mengoptimalkan/ mengembangkan dampak positif yang timbul 1.2 DASAR PERATURAN PERUNDANGAN Sebagai landasan dalam penyusunan studi Upaya Pengelolaan Lingkungann (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Kegiatan Pembangunan TPA adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974, tentang Pengairan 2. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Sistemnya. 3. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Dearah 5. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang. 6. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, tentang Sungai 7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999, tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 8. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 718/MENKES/Per/XI/1987, tentang Kebisisngan yang Berhubungan dengan Kesehatan 10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990, tentang Syarat-Syarat dan pegawasan Kualitas Air Bersih. I-3

11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 296/KPTS/1996, tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). 12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 377/KPTS/1996, tentang Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Departemen Pekerjaan Umum. 13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996, tentang penetapan jenis Kegiatan bidang pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). 14. Keputusan Meteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/Per/2002, tentang Syarat-Syarat Pengawasan Air Minum 15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan UPL dan UKL 16. keputusan Gubernur Jawa Timur No. 413 Tahun 1987, tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air di jawa Timur. 17. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 129 Tahun 1996, tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tak Bergerak. 18. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002, tentang Baku Mutu limbah Cair bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya pemantauan Lingkungan (UPL) Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah untuk terciptanya pembangunan yang berwawasan lingkungan serta pembangunan sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungannya. Maksud Penyusunan UKL dan UPL Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah untuk terciptanya pembangunan yang berwawasan lingkungan serta pembangunan sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Tujuan Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya pemantauan Lingkungan (UPL) Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah 1. menunjukkan tingkat kepedulian pihak pemrakarsa dalam upaya menjalankan pembangunan yang berwawasan lingkungan. I-4

2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan dan pihak terkait tentang rencana kegiatan pembangunan TPA yang bersifat spesifik untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sehingga masyarakat dapat memberikan masukan, saran dan tanggapan atas rencana kegiatan tersebut. 3. Sebagai dasar dan informasi bagi Pemerintah dan masyarakat tentang UKL-UPL. Masyarakat berhak mengetahui setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL. Pemrakarsa bersama-sama Bapedalda wajib memberitahukan kepada masyarakat setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan diterbitkan rekomendasi UKL-UPL. 4. Mengetahui kualitas/rona lingkungan di lokasi rencana pembangunan dan sekitarnya. 5. Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. 6. Mengkaji dan memperkirakan dampak lingkungan serta mengevaluasi dampak terhadap lingkungan hidup dari rencana kegiatan pada tahap pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi terhadap komponen lingkungan hidup serta mengidentifikasi dampak yang muncul akibat kegiatan pembangunan drainase. 7. Menyusun rencana pencegahan, penanggulangan dan pengendalian dampak negatif serta mengoptimalkan dan meningkatkan dampak positif akibat rencana usaha/kegiatan pembangunan. 8. Menyusun Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam bentuk Dokumen UKL dan UPL. 1.4 MANFAAT PENYUSUNAN DOKUMEN UKL DAN UPL Manfaat dan kegunaan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya pemantauan Lingkungan (UPL) Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah: 1. Digunakan sebagai pedoman pemrakarsa dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari kegiatan proyek pembangunan TPA baik pada tahap pra konstruksi hingga pasca operasi. 2. Mengembangkan citra positif, khususnya pemerintah daerah dalam rangka upaya ikut serta menjaga kelestarian lingkungan hidup I-5

3. sebagai pedoman instansi terkait dalam rangka melakukan pengawasan dan pembinaan proyek pembangunan TPA yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan dan pemantauan liingkungan. 4. menghindarkan sedini mungkin kerusakan sumber daya yang ada disekitar lokasi kegiatan serta persepsi masyarakat akibat adanya kegiatan pembangunan TPA Talangagung. 5. sebagai bahan masukan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. 6. Sebagai acuan dan sumber informasi bagi intansi sektoral yang terkait dalam pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh pemrakarsa. 7. Sebagai instrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa untuk melaksanakan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dalam kegiatan pembangunan. 8. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan bagi usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan dokumen UKL dan UPL. 1.5 RUANG LINGKUP STUDI Ruang lingkup studi mencakup lingkup wilayah, serta lingkup materi yang dijelaskan sebagai berikut. 1.5.1 RUANG LINGKUP WILAYAH Untuk batas wilayah studi ditentukan berdasarkan batas proyek/tapak kegiatan rencana pembangunan TPA, batas administrative, batas social dan batas ekologi. Batas proyek Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana atau usaha atau kegiatan akan melakukan aktivitas prakonstruksi, konstruksi dan operasi, dari ruang ini lah bersumber dampak terhadap lingkungan. Batas proyek ditentukan berdasarkan batas tapak proyek rencana tata letak kegiatan pembangunan TPA yang mana saat ini sebagian besar masih ditanami penduduk serta sebagian lagi merupakan lahan milik kas Desa Talangagung. Plotting batas proyek dapat dilihat pada Peta 1.1. I-6

Batas administrative Batas administrative pembangunan TPA ditetapkan berdasarkan status administrasi wilayah dimana kegiatan proyek dilaksanakan yaitu di Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. (Peta 1.2) Batas sosial Batas sosial merupakan ruang disekitar rencana kegiatan/usaha yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan, sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha/kegiatan. Untuk pembanguanan TPA Talangagung ini penduduk terkena dampak bertempat tinggal di sepanjang jalan akses ke TPA yang berjarak sekitar 0,5 km dari lokasi TPA. Peta 1.3 menjelaskan batas sosial pada studi UPL UKL Batas ekologis Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha/kegiatan menurut media transportasi limbah, dimana proses alami berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologi TPA Talangagung, meliputi: Perubahan bentang lahan alam yang meliputi daerah tapak pembangunan TPA Batas ekologi yang terkait dengan udara yaitu komponen kebauan yang dapt dirasakan pengaruhnya pada jarak radius 0,5 km. Batas ekologi dari komponen biotis adalah persebaran vector lalat yang kepadatannya tinggi dalam radius 0,2 km. Peta Batas Ekologi dapat dilihat pada Peta 1.4. I-7

I-8

I-9

I-10

I-11

Batas wilayah studi Dari keempat batas di atas yaitu batas kegiatan, ekologi, sosial dan administrasi dapat ditarik delineasi untuk menentukan batas wilayah studi analisis dampak lingkungan Proyek Pembangunan TPA Talangagung. Batas wilayah studi dapat dilihat di Peta 1.5 1.5.2 RUANG LINGKUP MATERI Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam dokumen UPL dan UKL dilakukan berdasarkan sistematika sebagai berikut: A. Identifikasi Rencana Kegiatan Kegiatan pembangunan TPA Talangagung bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Malang, termasuk di dalamnya rencana kegiatan yang mungkin menimbulkan dampak penting atau berpotensi terkena dampak sesuai dengan tahap kegiatannya, yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi. B. Identifikasi Rona Lingkungan Awal Rona lingkungan awal terdiri dari komponen geofisik-kimia, biologi, serta sosial-ekonomibudaya dan kesehatan masyarakat. Rona lingkungan yang diidentifikasi terutama yang terkena dampak dari kegiatan pembangunan TPA, termasuk kegiatan-kegiatan penunjang lainnya yang terdapat disekitar lokasi proyek serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. C. Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi Memperkirakan atau mennetukan jenis dan intensitas dampak yang ditimbulkan dari rencana kegiatan pembangunan TPA terhadap komponen lingkungan. Sedangkan fokus utama kajian dilakukan pada komponen lingkungan yang akan terkena dampak yaitu: Kualitas permukaan dan air tanah Kualitas udara dan tingkat kebisingan Komponen Flora dan Fauna I-12

I-13

Komponen social ekonomi budaya masyarakat, termasuk tentang sikap dan persepsi masyarakat. System transportasi dan volume lalu lintas sekitar lokasi kegiatan Komponen kesehatan masyarakat. D. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Memberikan saran tindak dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagai upaya mencegah/mengurangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif berkaitan dengan pembangunan TPA di Desa Talangagung. 1.6 METODE STUDI Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan/lokasi kegiatan yang kemudian dianalisa di laboratorium. Data social, ekonomi dan budaya dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat terkena dampak, pihak pemrakarsa serta aparat Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen dan menggunakan data sekunder, data statistic dan pengamatan langsung. Tabel 1.1 Metode Analisis dan Pengumpulan Data UPL UKL TPA Talangagung NO. Geofisik-Kimia KOMPONEN LINGKUNGAN PARAMETER METODE PENGUMPULAN DATA METODE ANALISIS DATA SUMBER DATA 1. Kualitas Udara dan Kebisingan Debu Kebisingan Pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di lapangan Berdasarkan Kepmen LH 35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Kep. Gub Jatim 129/1966 Pengukuran di lapangan oleh BTKL 2. Fisiografi dan Geologi Topografi tanah Geomorfologi Jenis tanah Kondisi Tanah Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait dan dapat pula observasi langsung di lapangan. Metode penilaian oleh para ahli yang dimuat dalam literatur Instansi terkait, observasi langsung, hasil studi terdahulu. 3. Tata Ruang Penggunaan lahan (Land use) 4. Iklim Tipe iklim Penyinaran matahari Suhu udara Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait dan dapat pula observasi langsung di lapangan. Pengumpulan data sekunder dari Stasiun Klimatologi setempat (yang paling dekat dengan lokasi kegiatan) atau dari instansi Pengumpulan data primer Analisis kualitatif Metode analogi atau metode yang relevan Instansi terkait dan observasi langsung. Direktorat Meteorologi atau Dinas/ Instansi terkait. Pengukuran I-14

NO. KOMPONEN LINGKUNGAN PARAMETER Curah hujan Kelembaban nisbi METODE PENGUMPULAN DATA melalui pengukuran langsung di lapangan METODE ANALISIS DATA SUMBER DATA di lapangan oleh BTKL Tekanan udara Arah dan kecepatan angin 5. Hidrologi Kualitas dan kuantitas air permukaan dan air bawah tanah Biologi Pengumpulan data primer melalui pengukuran dan observasi langsung di lapangan Pengumpulan data sekunder Metode analogi atau metode yang relevan, atau berdasarkan PP 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta Kep-Gub Jatim 413/1997 tentang Pengelolaan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur. Pengukuran di lapangan oleh BTKL Hasil studi terdahulu atau data dari instansi/ dinas terkait 1. Komunitas Flora (vegetasi) 2. Komunitas Fauna Jenis vegetasi Keanekaragaman Kuantitas vegetasi Jenis hewan Keanekaragaman Kuantitas hewan Pengumpulan data sekunder dan data primer Metode analisis kualitatif berdasarkan penilaian ekologis, nilai manfaat, langka atau tidaknya jenis tumbuhan yang ada, kelimpahan jenis serta keanekaragaman. Observasi langsung dan hasil studi terdahulu. Sosial-Ekonomi-Budaya 1. Demografi 2. Sosial-Ekonomi Jumlah dan kepadatan penduduk Komposisi penduduk berdasarkan usia Tingkat pendidikan penduduk Tingkat pendapatan Pengumpulan data sekunder dan wawancara Analisis dengan tabulasi silang dan analisis deskriptif Analisis kualitatif yang menjelaskan fenomena yang muncul Monografi Kecamatan dan Kelurahan 3. Sosial-Budaya dan Kesehatan Kondisi lingkungan sanitasi Fasilitas kesehatan Ketersediaan tenaga kesehatan Tingkat penyakit terbanyak Persepsi masyarakat Wawancara dan survey sekunder Pengumpulan data sekunder dan primer Wawancara Wawancara dan observasi langsung Monografi Kecamatan dan Kelurahan, observasi langsung di lapangan Wawancara Sumber: Hasil Penyusunan, 2008 I-15