KONSEP DAN KERANGKA MANAJEMEN PERPAJAKAN (Disampaikan pada Pra Perkuliahan M2B Program Pascasarjana UPI, 25 Agustus 2007)

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menekan pemborosan pajak dalam pemenuhan kewajiban. perusahaan dapat diminimalkan guna memperoleh laba dan likuiditas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, pajak merupakan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memberikan kontribusi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari

BABl PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dipungut kepada obyek

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur Pajak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian An Inguiry Into The Nature and Causes of the Wealth of Nation

BAB I PENDAHULUAN. banyak penduduknya, dan sebagai negara yang sedang membangun masih

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan

Workshop Perpajakan Manajemen Risiko Perpajakan & Tax Planning Pasca Tax Amnesty. Dr. Nur Hidayat, SE, ME, Ak, CA, BKP

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting dalam Anggaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Menurut Warren (2008:2),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erly Suandy (2008), dari segi ekonomi, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berlaku diberbagai negara. Pandiangan (2008:5) menunjukkan bahwa. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

02FEB. Manajemen Perpajakan

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negeri berupa ekspor dan juga dari penerimaan dalam negeri terutama dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR LAMPIRAN.xii. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..3

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Perpajakan merupakan disiplin ilmu yang dinamis, yang dapat berubah. merefleksikan perubahan-perubahan politik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

Modul ke: Manajemen Perpajakan. Samsuri, SH, MM. Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak (Tax Planning), Penghematan PPh Terutang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di negara Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk

MANAJEMEN PAJAK. Amanita Novi Yushita

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahannya, negara membutuhkan. pendapatan atau penghasilan. Negara menetapkan dua kelompok utama

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaranpengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Terdapat definisi mengenai kepatuhan Wajib Pajak yang dikemukan oleh Safri Nurmantu. dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi suatu

PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh perusahaan tersebut. Karena alasan inilah setiap perusahaan selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pandangan terhadap manajemen laba yang berbeda-beda menyebabkan

Perencanaan Pajak Atas PPh Pasal 21 Sebagai Upaya Penghematan Pajak Di PT. Santosa Ogrindo

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memerlukan sumber daya alami, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh bangsa Indonesia adalah self assysment system, dalam sistem

Banyak perusahaan yang mengidentikkan membayar pajak sebagai beban sehingga perusahaan akan berusaha meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Sementara fungsi sebagai pengaturan dimaksudkan untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

BAB I PENDAHULUAN. kalinya dilakukan pembaruan sistem perpajakan nasional melalui reformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kebijakan-kebijakan dibidang pajak. Oleh karena itu, pajak merupakan. fenomena yang selalu berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan negara tersebut, maka perlu adanya penyempurnaan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya, yaitu kematian dan pajak. Secara umum, hampir seluruh

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN PRIMKOKAS (PRIMER KOPERASI KARYAWAN KRAKATAU STEEL) CILEGON

EVALUASI PENERAPAN TAX PLANNING UNTUK UPAYA MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DALAM RANGKA MANAJEMEN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Indonesia adalah sistem. self assessment yang mengharuskan Wajib Pajak untuk menghitung,

Transkripsi:

KONSEP DAN KERANGKA MANAJEMEN PERPAJAKAN (Disampaikan pada Pra Perkuliahan M2B Program Pascasarjana UPI, 25 Agustus 2007) Dr. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak. * Sumedang 21 Mei 1970 *Jl Sukawangi No. 33A Nyingkir Cihideung Bandung 40559 * HP 081.322.889.005 * NPWP : 09.728.668.6-421.000 1

NO BODY LOVES TAX BUT NO BODY COULD AVOID IT There are two things You could not avoid during your life time : Dead and Tax 2

LATAR BELAKANG 3 1. ASUMSI LEON YUDKIN Para Wajib Pajak selalu berusaha untuk membayar pajak yang terhutang sekecil mungkin dan cenderung untuk melakukan penyelundupan pajak sepanjang hal ini memungkinkan 2. CARL S. SHOUP Sistem self-assessment yang di anut dewasa ini, selain beban menghitung, memperhitungkan, membayar dan melapor, juga terdapat peluang untuk melakukan penyelundupan pajak unilateral maupun bilateral

3. Bagi Wajib Pajak timbul permasalahan mengenai berapa besar pajak yang akan dihitung dan dibayar, sehingga, menimbulkan pertentangan antara hasrat ingin jujur atau berbuat tidak jujur 4. Kalau berbuat tidak jujur apabila ketahuan, sanksi apa yang akan diberlakukan terhadap ketidakjujuran tersebut. Apakah semua wajib pajak sudah bersikap jujur? 5. Untuk memenuhi keinginan berbuat jujur dan membayar pajak se-efisien mungkin, peluang positif yang terdapat dalam ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan dapat dimanfaatkan melalui apa yang disebut perencanaan pajak (tax planning). 4

6. Efisiensi pembayaran pajak melalui tax planning dengan cara tax avoidance (penghindaran pajak) adalah hak wajib pajak, akan tetapi meminimalkan beban pajak melalui tax evasion (penyelundupan pajak) merupakan pelanggaran pajak yang sama sekali tidak bisa ditolelir. 7. Efisiensi pembayaran pajak bertujuan agar diperoleh laba setelah pajak (profit after tax) yang memadai 5

8. Pajak bukan iuran sukarela, tetapi iuran yang dapat dipaksakan, sehingga kelalaian dalam memenuhi kewajiban pajak dapat merugikan wajib pajak 9. Membayar pajak bukan tindakan sederhana, tetapi lebih bersifat emosional dan lebih cenderung kepada tax resistance (bertahan terhadap pembayaran pajak) 6

PENGETAHUAN DASAR PERPAJAKAN INTI SIAPA SUBJEK + OBJEK WP BERAPA TARIF X TAX BASE PT 7

SELF ASSESSMENT PAJAK TERHUTANG KETETAPAN PAJAK OFFICIAL ASSESSMENT 8

PPH SEBAGAI BIAYA PAJAK PENGHASILAN SEBAGAI BIAYA atau PEMBAGIAN LABA Dalam menjalankan bisnis, manajemen hendaknya mengambil keputusan berdasarkan penghasilan setelah pajak (earning after tax) Dalam memutuskan suatu investasi, pajak merupakan faktor yang harus diperhitungkan seperti halnya pengeluaran lain, pengeluaran pajak pun harus diusahakan seminimal mungkin. PPH SEBAGAI PEMBAGIAN LABA PPh tidak berkaitanlangsung dengan penghasilan atau fungsi mencari penghasilan, akan tetapi terkait dengan jumlah yang didistribusikan sebagai dividen atau pembagian laba yang hanya dibayar apabila diperoleh laba. 9

TAX PLANNING Adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik PPh maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan baik oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan maupun secara komersial. 10

Lanjutan Tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekwensi potensi pajak, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekwensi pajaknya. Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisienkan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah,melalui apa yang disebut sebagai tax avoidance dan bukan tax evasion yangmerupakan tindak pidana fiskal yang tidak dapat ditolelir. Walaupun kedua cara tersebut mempunyai konotasi yang sama sebagai tindakan kriminal, namun suatu hal yang jelas berbeda di sini, bahwa tax avoidance adalah perbuatan legal yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sedangkan tax evasion jelas-jelas merupakan perbuatan ilegal yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 11

HAKIM LEARNED HAND Berulang-ulang pengadilan menyatakan bahwa tidak ada suatu ancaman apapun yang dapat diberlakukan terhadap barangsiapa yang mengatur pengenaan pajaknya seminimal mungkin. Setiap orang, apakah orang itu miskin atau orang kaya sekalipun, akan berbuat hal yang sama, dan hal itu merupakan hak nya untuk berbuat demikian, karena tidak seorangpun berkewajiban memenuhi kewajiban perpajaknnya melebihi apa yang ditentukan oleh perundang-undangan perpajakan. Pajak adalah pungutan yang didasarkan kepada pelaksanaan perundang-undangan perpajakan secara benar dan bukan kontribusi yang sifatnya sukarela. 12

PERINGATAN! Suatu perencanaan pajak yang efektif tidak tergantung kepada seorang ahli pajak yang profesional, akan tetapi sangat tergantung kepada kesadaran dan keterlibatan para pengambil keputusan dan para manajer akan adanya impak pajak yang melekat pada setiap aktivitas perusahaannya 13

USAHA MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK TAX SAVING (PENGHEMATAN PAJAK): Usaha memperkecil jumlah utang pajak, melalui transasi/perbuatan yang tidak termasuk dalam ruang lingkup pemajakan TAX AVOIDANCE (PENGHINDARAN PAJAK) : Usaha memperkecil jumlah utang pajak, dengan memanipulasi secara legal atas penghasilannya dengan cara mengeksploitir celah-celah yang terdapat dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan TAX EVASION (PENYELUNDUPAN PAJAK) : Usaha memperkecil jumlah utang pajak, dengan memanipulasi secara ilegal atas penghasilannya dengan cara a.l. memalsukan pembukuan (unilateral evasion) atau degan cara negosiasi dengan aparat perpajakan (bilateral evasion). 14

Sesungguhnya antara tax avoidance dan tax evasion terdapat perbedaan yang fundamental, akan tetapi kemudian perbedaan tersebut menjadi kabur, baik secara teoritis maupun aplikasinya. Secara konseptual, justru dalam menentukan perbedaan antara tax avoidance dan tax evasion, kesulitannya terletak pada penentuan perbedaanya, akan tetapi berdasarkan konsep perundang-undangan, garis pemisahnya adalah antara melanggar undang-undang (lawful) dan tidak melanggar undang-undang (unlawful). Oleh karena itu, para perencana pajak hendaknya bersikap lebih hati-hati, agar perbuatan penghindaran pajaknya tidak dianggap sebagai berpartisipasi membantu atau sekongkol dalam perbuatan yang dapat dianggap sebagai penyelundupan pajak (tindak pidana fiskal) karena tidak ada batasnya yang jelas antara tax avoidance dan tax evasion. 15

OLIVER OLDMAN Pengertian penyelundupan pajak (tax evasion) tidak terbatas pada kecurangan dan penggelapan dalam segala bentuknya, tetapi juga meliputi kelalaian memenuhi kewajiban perpajakan yang disebabkan oleh : 1. Ketidaktahuan (Ignorance) Wajib pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersebut. 2. Kesalahan (Error) Wajib pajak faham dan mengerti mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, tetapi salah hitung datanya. 16

3. Kesalahfahaman (Misunderstanding) Wajib pajak salah menafsirkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan 4. Kealpaan (Negligence) Wajib pajak alpa untuk menyimpan buku serta bukti-buktinya secara lengkap. Dengan demikian tax evasion dapat pula didefinisikan sebagai suatu tindakan atau sejumlah tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 17

TINDAKAN PELANGGARAN 1. Tidak dapat memenuhi pengisian SPT tepat pada waktunya. 2. Tidak dapat memenuhi pembayaran pajak tepat pada waktunya 3. Tidak dapat memenuhi pelaporan penghasilan dan pengurangannya secara lengkap dan benar 4. Tidak dapat memenuhi kewajiban memelihara pembukuan 18

Lanjutan 5. Tidak dapat memenuhi kewajiban menyetorkan PPh para karyawan yang dipotong dan pajak-pajak lainnya yang telah dipungut. 6. Tidak dapat memenuhi kewajiban membayar beban pajak (tax expense provisions for income tax). 7. Tidak dapat memenuhi permintaan fiskus akan informasi pihak ketiga 8. Pembayaran cek kosong bagi negara yang dapat melakukan pembayaran pajaknya dengan cek 9. Melakukan penyuapan terhadap aparat perpajakan dan atau tindaan intimidasi lainnya. 19

PETUNJUK PERENCANAAN PAJAK PAJAK TERHUTANG MERUPAKAN FUNGSI TIGA VARIABEL 1. Ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan 2. Proses administrasi dan proses pengadilan (yurisprudensi) 3. Fakta merupakan satu-satunya variabel yag setiap wajib pajak dapat berbuat sesuatu terhadapnya. Pada umumnya, fakta dapat dimodifikasi apabila wajib pajak bijaksana untuk dapat mengerti kapan dan bagaimana memodifikasi fakta. Hal ini berarti wajib pajak tersebut akan dapat mengefisienkan pembayaran pajak melalui penstrukturan fakta dimaksud. 20

MENDISAIN PERENCANAAN PAJAK Dalam rangka mendisain suatu perencanaan pajak, ada beberapa alternatifr pendekatan yang sistematis yang dapat dilakukan, tetapi kesemuanya bertitik tolak pada formula umum perhitungan pajaknya, seperti misalnya formula umum perhitungan PPh. 21

FORMULA UMUM PENGHITUNGAN PPH 1. Penghasilan Seluruhnya (Ps 4 ayat 1) 2. Penghasilan Bukan Objek PPh (Ps 4 ayat 3) 3. Penghasilan bruto (1-2) 4. Biaya fiskal yang boleh dikurangkan (Ps 6 ayat 1, Ps 11 dan 11A) Koreksi : Biaya fiskal yg tidak boleh dikurangkan (Ps 9 ayat 1&2) 5. Penghasilan Neto (3-4) 6. Kompensasi kerugian (Ps 6 ayat 2) 7. PTKP (WP orang pribadi) (Ps 7 ayat 1) 8. Penghasilan Kena Pajak (PKP) (5-6-7) 9. Tarif 10. Pajak Penghasilan Terhutang (8 x 9) 11. Kredit Pajak (Ps 21(WP orang pribadi), 22, 23, 24, 25) 12. Kurang bayar/lebih bayar/nihil (Ps 28, 28A, 29) (10-11) 22

Oleh karena sasarannya adalah mengefisienkan beban pajak (pajak terhutang) yang berada pada lapisan bawah dari perhitungan tersebut di atas, maka secara aritmatika untuk memperoleh lapisan bawah yang minimal tersebut, pengaturan harus melibatkan semua komponen yang ada di atasnya secara maksimal, sehingga dengan demikian berarti bahwa perencanaan mencakup hal-hal seperti meminimalkan tarif pajak, memaksimalkan biaya yang dapat dikurangkan dan memaksimalkan penghasilan yang bukan objek pajak. Komponen-komponen dari formula umum tersebut, disebut sebagai variabel-variabel perencanaan pajak dan hampir seluruh komponen yang terdapat pada nomor genap formula tersebut merupakan variabel kritis yang akan diolah dalam perencanaan pajak. 23

TAXABLE & DEDUCTIBLE Taxable (Karyawan) Uraian Deductible (Perusahaan) Penghasilan Dokter+Obat Biaya = Penghasilan Tunj. Kesehatan = Biaya Penghasilan Ps 7c Per DJP No. 15/Pj/2006 Iuran JHT yg dibayar pemberi kerja Biaya Penghasilan Iuran Pensiun = Biaya Penghasilan Makan siang = Biaya 24

25