PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN SERBUK BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH ALPUKAT (Persea

Pembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

IGNASIUS JEFFREY FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Pembimbing I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes. Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr,sp.pk, M Kes.

Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c

NOVIANA SYLVIA CHRISTY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

EDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

Efek Infusa Batang Brotowali (Tinospora crispa) terhadap Nafsu Makan Dan Berat Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL

PERBANDINGAN EFEK AIR ALKALI DENGAN METFORMIN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS MODEL DIABETES SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA

EFEK ACARBOSE PADA UJI TOLERANSI GLUKOSA DAN AMILUM PADA TIKUS PUTIH OLEH FITRI VIRRA YUSTIANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

KRISTINAWATI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

ABSTRAK. EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

SIENDY KURNIAWAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

ABSTRAK. I Putu Gede Darma Eka Putra, 2014, Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt., Pembimbing II : Pinandojo D.S., dr, Drs., AIF.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

Kata Kunci : ekstrak rambut jagung, hiperglikemia, Tes Toleransi Glukosa Oral

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK EFEK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

ABSTRAK. EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH ( PIPER CROCATUM LINN

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

PENGARUH INDUKSI KETAMIN DOSIS 2 MG/KgBB DAN. DEKSAMETASON DOSIS 0,2 MG/KgBB INTRAVENA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR

PENGARUH PEMBERIAN AIR ALKALI TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH MODEL DIABETES MELITUS SKRIPSI

PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAUN KUBIS (BRASSICA OLERACEA VAR. CAPITATA) TERHADAP TIKUS PUTIH HIPERGLIKEMIA

Mahesti Utami Mona P. Wowor Christi Mambo.

ABSTRAK PENGARUH INFUSA BIJI ALPUKAT (Perseae Semen) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK AIR DAUN BUNGUR (LAGERSTROEMIA SPECIOSA [L.] PERS) PADA TIKUS DIABETES ALOKSAN LARISSA HINDARTO

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP PENGHAMBATAN KENAIKAN BERAT BADAN TIKUS GALUR WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK KULIT BATANG SAGA TELIK (ABRUS PRECATORIUS LINN.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ALLOXAN

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

ABSTRAK UJI EFEK TEMPE TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TOTAL TIKUS WISTAR

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

ABSTRAK. Albert Christopher Ryanto, Pembimbing I: Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK.

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA Artikel Karya Tulis Ilmiah Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Oleh: ARSITA DIAN ANGGRAENI NIM. G2A 002 027 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 HALAMAN PENGESAHAN Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diberi Beban Glukosa telah dipertahankan di

depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang pada tanggal 28 Juli 2006 dan telah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran-saran yang diberikan. Agustus 2006 Semarang, Ketua Penguji Penguji Dr. Yekti W. K dr. M. Sidhartani Z, MSc, SpA(K) NIP. 130 808 731 NIP. 130 422 788 Pembimbing Drs. Suhardjono MSi, Apt NIP. 130 937 451 PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA Arsita Dian Anggraeni 1), Suhardjono 2) ABSTRAK Latar belakang:. Biji alpukat dengan kandungan tanninnya yang berfungsi sebagai astringen dapat menghambat absorbsi glukosa pada usus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan khasiat dari biji alpukat. yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan pemberian infusa biji alpukat pada tikus Wistar yang diberi beban glukosa. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group. Sampel terdiri dari 25 tikus Wistar jantan umur 3-4 bulan yang dibagi menjadi lima kelompok. Data diperoleh dari pemeriksaan kadar glukosa darah awal, 30 menit sesudah pemberian infusa biji alpukat.dan pada menit ke 0, 15, 30, 60 dan 120 setelah diberi beban glukosa dengan mengunakan glukometer One Touch Ultra TM. Data diolah dengan menggunakan NCSS-Statistical and Power Analysis Software-PASS dengan menghitung Area Under Curve (AUC). Hasil: Dibandingkan dengan AUC kelompok kontrol negatif (816,9), AUC terkecil terdapat pada kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 0,315 g/kgbb (663,6), diikuti oleh kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 1,26 g/kgbb (696,3), kelompok kontrol positif (712,1) dan kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 1 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2 2) Dosen Bagian Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

0,63 g/kgbb (799,1). Didapatkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 0,315 g/kgbb (z value=3,2904) dan kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 1,26 g/kgbb (z value=2,5601). Kesimpulan: Pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) 0,315 g/kgbb dan 1,26 g/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa. Pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill). 0,315 g/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah lebih besar daripada pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) 1,26 g/kgbb. Kata Kunci: Infusa biji alpukat, Persea americana Mill., glukosa darah, Area Under Curve (AUC). THE EFFECT OF AVOCADO SEED INFUSION DIET (Persea americana Mill.) ON WISTAR RATS BLOOD GLUCOSE LEVEL GIVEN GLUCOSE DIET Arsita Dian Anggraeni 3), Suhardjono 4 ) ABSTRACT Background: Avocado seeds containing tannin as astringent, were able to inhibit glucose absorbtion in the gut. The aim of this research was to prove that avocado seed infusion diet were able to reduce of Wistar rat blood glucose level given glucose load. Methods: This was an experimental study with Randomized Pre and Post Test Control Group Design. Samples consists of 3-4 month, 25 male Wistar rats which were divided into 5 group. The blood glucose level before avocado seed infusion diet, 30 minute after avocado seed infusion diet and 0, 15, 30, 60 and 120 minute after glucose diet were measured using One Touch Ultra TM glucometre. The data were analyzed by Area Under Curve (AUC) using NCSS-Statistical and Power Analysis Software-PASS Results: Related with AUC negative control group (816,9), avocado seed infusion diet with a dose of 0,315 g/kgbw had the smalest AUC (663,6) followed by avocado seed infusion diet with a dose of 1,26 g/kgbw (696,3), positive control group (712,1) and avocado seed infusion diet with a dose of 0,63 g/kgbw (799,1). There was a significant correlation between negative control group with avocado seed infusion group with a dose of 0,315 g/kgbw (z-value=3,2904) and 1,26 g/kgbw (z-value=2,5601). Conclusion: Avocado (Persea americana Mill.) seed infusion diet 0,315 g/kgbw and 1,26 g/kgbw were able to reduce Wistar rats blood glucose level after given glucose diet. Avocado (Persea americana Mill.) seed infusion diet with a dose of 0,315 g/kgbw were able to reduce blood glucose level higher than the dose of 1,26 g/kgbw. Key Words: Avocado seed infusion, Persea americana Mill., blood glucose, Area Under Curve (AUC). 1 1) Student, Faculty of Medicine Diponegoro University, Semarang 2 2) Lecturer of Pharmacy Department, Faculty of Medicine Diponegoro University, Semarang

PENDAHULUAN Diabetes Melitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan keadaan hiperglikemia berlebihan sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektivitas biologis dari insulin atau keduanya dengan manifestasi klinis berupa hilangnya toleransi karbohidrat. 1 Poliuria (pengeluaran urine secara berlebihan), polidipsia (minum air secara berlebihan), polifagia (makan secara berlebihan), berkurangnya berat badan dan asthenia (kurangnya energi) merupakan gejala khas pada penyakit diabetes. 2,3,4 Komplikasi kronik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu gangguan pembuluh darah kecil (mikroangiopati) yang umumnya mengenai organ mata dan ginjal serta gangguan pembuluh darah besar (makroangiopati) yang umumnya mengenai pembuluh darah jantung, otak dan kaki serta gangguan pada saraf (neuropati). 5 Menurut survai yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia WHO, Indonesia menepati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk. 6 Sementara data Diabetes Atlas 2000 (IDF) tercantum perkiraan pasien DM di Indonesia adalah 5,6 juta dan pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 8,2 juta. 7 Hal ini semakin membuktikan bahwa penyakit Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan yang sangat serius. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) merupakan salah satu kriteria diagnosis Diabetes Melitus. Penderita diberi beban glukosa 75 gram (dewasa) atau 1,75 g/kgbb (anak) yang dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam 5 menit. 2,8,9 Pada orang sehat dan tidak beristirahat di tempat tidur dengan toleransi glukosa normal, kadar glukosa plasmanya dapat mencapai 140 mg/dl. Setelah pemberian glukosa, kadar glukosa plasma mula-mula meningkat tetapi kemudian kembali lagi ke kadar basal dalam waktu 2 jam. Sebaliknya, jika kadar glukosa plasma sesudah 2 jam masih tinggi maka dapat disimpulkan adanya gangguan mekanisme pengaturan kadar glukosa. 2 Berbagai pengobatan untuk mencegah dan mengatasi Diabetes telah dikembangkan, termasuk pula penggunaan berbagai macam herbal. Salah satu herbal atau tanaman berkhasiat obat yang diyakini oleh masyarakat dapat menurunkan kadar glukosa darah adalah biji alpukat (Persea americana Mill.). 10,11 Cara pengobatan tradisional Diabetes Melitus yaitu dengan menggunakan satu buah biji alpukat dipotong-potong dan dikeringkan atau disangrai lalu ditumbuk dan dihaluskan hingga menjadi bubuk. Ambil 5 gram bubuk tersebut lalu diseduh dengan 200 cc air panas. Kemudian diminum saat hangat dan lakukan ini secara teratur sehari 2 kali hingga waktu yang tidak ditentukan.12

Diketahui biji alpukat mengandung 13,6% tannin, 13,25% amilum.13 Tannin atau asam tannik atau gallotanni, biasa disebut juga coritagin, yang terkandung dalam biji alpukat mempunyai kemampuan sebagai astringen.14 Oleh karena itu alpukat termasuk dalam kelompok tanaman yang mempunyai kemampuan sebagai astringen, yang dapat mengendapkan atau mempresipitasikan protein selaput lendir di permukaan usus halus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat asupan glukosa dan laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi.15 Acarbose merupakan obat hipoglikemik oral yang memiliki mekanisme kerja yang sama dengan biji alpukat, yaitu dengan menghambat absorbsi karbohidrat. Acarbose menghambat α-glukosidase yang merupakan enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrose dan karbohidrat kompleks, sehingga mengurangi absorbsi karbohidrat dan mengakibatkan efek menurunkan glukosa darah postprandial.5 Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) dapat menurunkan kadar glukosa darah dari tikus wistar yang diberi beban glukosa. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai dasar pemikiran bahwa biji alpukat (Persea americana Mill.) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk diabetes melitus dengan biaya yang lebih murah. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group. Penelitian dilakukan pada bulan April 2006 di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Subyek penelitian adalah tikus wistar, jenis jantan berumur 3-4 bulan dengan berat 200-250 gram, sehat, dan tidak terdapat cacat anatomik yang diperoleh dari Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang. Besar sampel penelitian ditentukan berdasarkan Research Guidelines For Evaluating The Safety and Efficacy of Herbal Medicines, yaitu minimal 5 ekor tikus tiap kelompok.16 penelitian ini menggunakan 5 kelompok sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Pembuatan infusa biji alpukat dilakukan di laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Biji alpukat diperoleh dari biji buah alpukat matang jenis ijo panjang yang didapat dari pasar swalayan Ada Bulu Semarang. Biji alpukat dicuci dan disikat lembut untuk membersihkan kulit biji yang

melekat. Kemudian biji dipotong-potong kecil dan tipis lalu dikeringkan menggunakan oven 50 C selama 2x24 jam. Setelah kering, biji diayak dengan mesin grinding mesh 20 sampai menjadi serbuk halus. Selanjutnya 10 gram serbuk biji alpukat dicampur dengan aquadest 100 ml dalam panci. Panaskan diatas tanggas air selama 15 menit terhitung mulai air mendidih sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas hingga mencapai volume 100 ml melalui ampas sehingga diperoleh konsentrasi 10%. 17 Dosis patokan yang dipakai adalah dosis biji alpukat sebagai obat penurun glukosa darah secara tradisional pada manusia Indonesia yang dikonversikan pada tikus berdasarkan rumus konversi Laurence dan Bacharach = 70/50 x 5g =7g x 0,018 = 0,126g/200g = 0,63g/kgBB. Kemudian diturunkan dan dinaikkan sesuai deret ukur menjadi 0,63g/2 = 0,315g/kgBB dan 0,63g x2 = 1,26g/kgBB.18 Perhitungan dosis glukosa didapat dari dosis glukosa pada tes toleransi glukosa oral manusia dewasa yang dikonversikan pada tikus berdasarkan rumus konversi Laurence dan Bacharach = 75g x 0,018 = 1,35g/200g = 6,75g/kgBB. Untuk acarbose menggunakan dosis 50 mg pada manusia kemudian dikonversikan pada tikus berdasarkan rumus konversi Laurence dan Bacharach = 70/50 x 50mg = 70mg x 0,018 =1,26mg/200g = 6,3mg/kgBB. 18 Sebelum perlakuan, dilakukan penyesuaian lingkungan selama 7 hari. Selama penelitian tikus diberi makan pelet BR2 dan diberi minum. Kemudian tikus dibagi dalam 5 kelompok perlakuan secara random. Kelompok kontrol positif (K+), diberi diet standar, acarbose 6,3 mg/kgbb dan glukosa 6,75 g/kgbb. Kelompok kontrol negatif (K-), diberi diet standar dan glukosa 6,75 g/kgbb. Kelompok perlakuan 1 (P1) diberi diet standar, infusa biji alpukat dengan dosis 0,315 g/kgbb dan glukosa 6,75 g/kgbb. Kelompok perlakuan 2 (P2) diberi diet standar, infusa biji alpukat dengan dosis 0,63 g/kgbb dan glukosa 6,75 g/kgbb.dan kelompok perlakuan 3(P3) diberi diet standar, infusa biji alpukat. dengan dosis 1,26 g/kgbb dan glukosa 6,75 g/kgbb. Setelah dilakukan penimbangan, tikus dipuasakan selama lebih kurang 24 jam kemudian diambil darah dari ekor tikus untuk menentukan kadar glukosa awal sebelum pemberian infusa biji alpukat. 19 Infusa biji alpukat diberikan secara oral dengan menggunakan sonde lambung, 30 menit kemudian darah diperiksa glukosanya, kemudian segera diberi glukosa dengan dosis 6,75 g/kgbb kepada semua kelompok setelah pemberian glukosa segera diambil cuplikan darah lagi. 19

Kemudian cuplikan darah diambil pada menit ke 15, 30, 60 dan 120. Kadar glukosa tikus diukur dengan menggunakan glukometer One Touch Ultra TM. Data diolah dengan menggunakan program NCSS-Statistical and Power Analysis Software-PASS. Tests of Assumption Section untuk melihat normalitas dan homogenitas data. Dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis One-Way ANOVA on Ranks Hypotheses untuk melihat perbedaan antar kelompok. Kemudian diuji dengan Kruskal-Wallis Multiple-Comparison Z-Value Test untuk melihat kelompok mana yang berbeda. Analisis Area Under Curve (AUC) dibentuk oleh 7 titik waktu berurutan dari masing-masing kelompok untuk melihat perbandingan jumlah glukosa dalam darah tiap kelompok. HASIL Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Tests of Assumption Section diketahui bahwa sebaran data tidak normal (p<0.05) dan pada uji varians dengan menggunakan Modified-Levene Equal-Variance Test didapatkan data pada tiap kelompok memiliki varians yang sama (p=0.174643). Dengan didapatkannya sebaran data tidak normal, maka digunakan uji statistik Kruskal-Wallis One-Way ANOVA on Ranks Hypotheses untuk mengetahui adakah perbedaan pada tiap kelompok. Dari uji statistik Kruskal-Wallis One-Way ANOVA on Ranks Hypotheses didapatkan penolakan dari hipotesis nol dengan nilai p=0.01118 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan pada tiap kelompok. Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda bermakna digunakan Kruskal-Wallis Multiple-Comparison Z-Value Test. Tabel 1. Hasil analisis statistik Kruskal-Wallis Multiple-Comparison Z-Value Test Kelompok K+ K- P1 P2 P3 K+ 0,0000 2,0422* 1,2482 0,8860 0,5179 K- 2,0422* 0,0000 3,2904* 1,1562 2,5601*

P1 1,2482 3,2904* 0,0000 2,1342* 0.7303 P2 0,8860 1,1562 2,1342* 0,0000 1,4039 P3 0,5179 2,5601* 0,7303 1,4039 0,0000 Keterangan * = Berbeda bermakna (z-value>1,96) Tabel 1 memperlihatkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok K+ dan kelompok K- (z-value = 2,0422). Kelompok K- memiliki data yang berbeda bermakna dengan kelompok P1 dan kelompok P3. Sedangkan pada kelompok P2 hanya memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok P1. Gambar 1. Grafik kadar glukosa darah Berdasarkan Gambar 1 memperlihatkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah setelah diberi beban glukosa. Kadar glukosa darah maksimum dicapai pada menit ke 15 diikuti penurunan glukosa darah hingga menit ke 120. Besar luas Area Under Curve (AUC) masing-masing kelompok terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil analisis data Area Under Curve (AUC) dan Nilai rerata kadar maksimum glukosa darah (Cmax) Kelompok Kontrol positif Kontrol negatif Area Under Curve (AUC) 712,1 816,9 663,6 Kadar maksimum glukosa darah (mg/dl) (Cmax) 148,4 189,8 157,2

Infusa biji alpukat 0,315g/kgBB 799,1 696,3 186,6 165,2 Infusa biji alpukat 0,63 g/kgbb Infusa biji alpukat 1,26 g/kgbb Pada Tabel 2 diperlihatkan kelompok K+ memiliki luas AUC 712,1 dengan nilai Cmax terendah senilai 148,4 mg/dl. Kelompok K- memiliki luas AUC terbesar yaitu 816,9 dan Cmax tertinggi senilai 189,8 mg/dl. Pada kelompok P1 memiliki luas AUC terendah senilai 663,6 dengan Cmax 157,2 mg/dl. Sedangkan pada kelompok P2 memiliki luas AUC dan Cmax yang hampir mendekati nilai kelompok K- yaitu AUC 799,1 dan Cmax 186,6 mg/dl. Pada kelompok P3 memiliki luas AUC 696,3 dan Cmax 165,2 mg/dl. PEMBAHASAN Dari penelitian ini dengan melihat luas Area Under Curve dan besarnya rerata kadar maksimum glukosa darah diperoleh hasil bahwa dengan pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) dapat menahan laju peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian beban glukosa walaupun hanya pada dosis 0,315 g/kgbb dan 1,26 g/kgbb yang berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif. Masing-masing dosis sediaan infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) menimbulkan efek yang berbeda dalam menahan laju peningkatan kadar glukosa darah tikus. Pada gambar-1 dan tabel 2 terlihat bahwa diet infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) dosis 0,315 g/kgbb memberikan efek lebih besar dalam menahan laju peningkatan kadar glukosa darah daripada infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) dosis 1,26 g/kgbb dan jauh lebih besar daripada infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) dosis 0,63 g/kgbb. Pada

kelompok kontrol positif yang diberi Acarbose 6,3 mg/kgbb laju peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi lebih rendah daripada laju peningkatan kadar glukosa darah akibat pemberian ketiga dosis infusa biji alpukat ( Persea americana Mill.) tersebut. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa efek tannin yang terkandung dalam biji alpukat (Persea americana Mill.) dalam mengendapkan atau mempresipitasikan protein selaput lendir di permukaan usus halus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, terbukti dapat menghambat absorbsi glukosa sehingga laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi. 15 Data ini dapat digunakan sebagai kelengkapan informasi, bahwa infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara menahan laju peningkatan kadar glukosa darah pada tikus wistar. Adapun tidak adanya perbedaan bermakna pada pemberian infusa biji alpukat dosis 0,63 g/kgbb dengan kelompok kontrol negatif dapat diakibatkan oleh pengaruh stress pada hewan coba akibat dari pengambilan darah dengan cara memotong bagian ekor. Pada keadaan stress dalam waktu beberapa menit saja sudah dapat sangat meningkatkan sekresi ACTH dan akibatnya sekresi kortisol juga akan meningkat sampai 20 kali lipat sehingga terjadi peningaktan glukoneogenesis 6-10 kali lipat. 3 Jumlah sampel yang terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi, karena perbedaan hasil klinis yang kecil dapat bermakna secara statistika apabila jumlah subyek sangat banyak. Sebaliknya, perbedaan klinis yang amat mencolok dapat tidak bermakna secara statistika bila subyek terlalu sedikit. 20 KESIMPULAN Pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) 0,315 g/kgbb dan 1,26 g/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa. Pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) 0,315 g/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah lebih besar daripada pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) 1,26 g/kgbb.

SARAN Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian serupa, perlu diperhatikan kemungkinan adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan glukosa darah pada hewan coba, seperti misalnya faktor stress, infeksi dan sebagainya. Dan perlu diadakannya penelitian serupa dengan besar sampel yang lebih besar sehingga bisa didapatkan hasil statistika yang lebih baik. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh infusa biji (Persea americana Mill.) terhadap hewan coba yang telah dibuat dalam kondisi diabetes. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh tannin murni yang terkandung di dalam biji alpukat (Persea americana Mill.) terhadap tikus diabetes. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai efek toksik infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) UCAPAN TERIMAKASIH Penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segalanya pada penelitian ini, Drs. Suhardjono Apt. MSi selaku pembimbing, dr. M. Sidhartani Zain,Sp.A(K),M Sc selaku reviewer proposal, drg. Henry Setyawan S, MSc sebagai konsultan statistik yang telah banyak membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, Pak Dukut yang telah banyak membantu dalam penelitian ini, Papa, Mama, Reni, Tri, Opik yang selalu memberi dukungan dan semangat setiap saat, teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA 1. Greenspan FS, Baxter JD. Alih Bahasa :Wijaya C, Maulany RF, Samsudin S. Endokrinologi dasar dan klinik. Edisi 4. Jakarta: EGC, 1998 2. Price SA, Wilson LM. Alih Bahasa : Anugerah P. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 4. Jilid 2. Jakarta : EGC, 1995 3. Guyton AC, Hall JE. Alih Bahasa : Setiawan I, Tengadi LMA, Santoso. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC, 1997 4. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,1996 5. Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Diabetes mellitus penatalaksanaan terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1995 6. Diabetes mellitus masalah kesehatan masyarakat yang serius. Available from URL: HYPERLINK http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=942&itemid=2. 7. Diabetes semakin mengancam. Health Today 2005; 16:16-17 8. Sacher RA, Mcpherson RA. Alih Bahasa : Pendit BU, Wulandari D. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Edisi 11. Jakarta : EGC, 2004 9. Widmann FK. Alih Bahasa : Kresno SB, Gandasoebrata R, Latu J. Tinjauan klinis atas hasil pemeriksaan laboratorium. Edisi 9. Jakarta : EGC, 1995 10. Mengenal beberapa tanaman yang digunakan sebagai antidiabetika. Available from URL: HYPERLINK http://www.pom.go.id. 11. Menyembuhkan DM dengan herbal. Available from URL: HYPERLINK http://www.balipost.co.id. 12. Wijayakusuma H. Sehat dengan alpokat. Available from URL: HYPERLINK http://www.suarakarya-online.com. 13. Morton J. Avocado. Available from URL: HYPERLINK http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/avocado_ars.html 14. Imroatossalihah. Daging buah, daun dan biji alpukat sebagai bahan obat ditinjau dari segi kedokteran (skripsi). Jakarta : Yarsi, 2002 15. Mengenal beberapa tanaman yang digunakan sebagai antidiabetika. Available from URL: HYPERLINK http://www.pom.go.id. 16. World Health Organization. Research guidelines for evaluating the safety and efficacy of herbal medicines. Manila: WHO, 1993 17. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995 18. Nurlaila, Donatus IA, Sugiyanto, Wahyono D, Suhardjono D. Toksikologi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1992 19. Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Alam Phyto Medica. Penapisan farmakologi,

pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta : Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedica, 1991 : 19-20 20. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi 2. Jakarta : CV Sagung Seto, 2002