BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar

dokumen-dokumen yang mirip
37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Inquiry yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan atau pemeriksaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. KAJIAN PUSTAKA. juga diharapkan ada perubahan sikap. Belajar sebagai karakteristik yang

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran di mana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya,

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Belajar Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Dalam hal kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Belajar bukanlah proses dalam kehampaan. Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tak pernah terlihat orang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berfikir, latihan atau praktek dan sebagainya.

2 2. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Beberapa aktivitas belajar menurut Djamarah (2000:28) sebagai berikut : a. Mendengarkan Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa diharuskan mendengarkan apa yang guru sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka. b. Memandang Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. c. Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Artinya aktivitas meraba, membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan.

3 d. Menulis atau Mencatat Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat hal-hal yang dianggap penting. e. Membaca Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Membaca disini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi. f. Mengingat Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut termasuk aktivitas belajar. Apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitas-aktivitas belajar yang lainnya. g. Berpikir

4 Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. h. Latihan atau Praktek Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara yang baik untuk memperkuat ingatan (Djamarah 2000:38). Diedrich (dalam Sardiman 2004:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Visual activities (aktivitas melihat), yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities ( aktivitas berbicara), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities (aktivitas mendengarkan), sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities (aktivitas menulis), seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities (aktivitas menggambar), misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities (aktivitas gerak), yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7. Mental activities (aktivitas mental), sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities (aktivitas Emosional), seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

5 Dari kedua pendapat diatas, maka jenis-jenis aktivitas belajar matematika dalam penelitian ini adalah 1. Aktivitas melihat. 2. Aktivitas berbicara. 3. Aktivitas mendengarkan. 4. Aktivitas menulis. 5. Aktivitas menggambar. 6. Aktivitas gerak 7. Aktivitas mental/ Aktivitas Emosional B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Salah satu bukti menunjukan keberhasilan belajar adalah prestasi belajar yang diperoleh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004:786), Prestasi adalah hasil yang telah dicapai ( dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatic yang kemudian dalam bahasa Indonesia sebagai hasil usaha. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha kegiatan belajar yang telah dicapai. Menurut Sardirman ( 2001:46), Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Jadi dari pendapat ahli tersebut, Prestasi dari

6 penguasaan hasil interaksi antara usaha belajar baik dari dalam maupun dari luar yang telah dicapai siswa pada seluruh mata pelajaran. 2. Pengertian Belajar Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghapal fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Adapula orang yang memandang belajar sebagian latihan belaka, seperti yang tampak pada latihan membaca. Menurut Hamalik (2005:30) menyatakan bahwa, Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Menurut Winkel (2004) yang diterjemahkan oleh Syah (2004:56), Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap, perubahan itu bersifat konstan dan berbekas. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya adalah aktivitas mental (psikis) yang merupakan tahapan perubahan-perubahan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap yang relatif menetap sebagai hasil pengakuan dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.

7 Dalam kegiatan belajar mengajar setiap siswa pasti memiliki tujuan tertentu salah satunya adalah untuk menghasilkan hasil yang baik. Dengan belajar yang giat maka mahasiswa akan memperoleh prestasi yang baik. Menurut Sardirman (2002:26), Tujuan belajar adalah: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan. 2) Penanaman konsep dan ketrampilan 3. Pengertian Prestasi Belajar Pada hakekatnya prestasi adalah hasil dari sebuah evaluasi terhadap individu yang dinilai. Bentuk dari penilaian bisa berupa data kualitatif ataupun kuantitatif. Beberapa pengertian prestasi belajar : Menurut Sukmadinata (2003:102), Prestasi adalah hasil belajar yang merupakan penekanan dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang, sedangkan indikasinya dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan berpikir, maupun ketrampilan motorik. Menurut Syah (2001:192), Prestasi adalah hasil belajar meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Dan menurut Witherington (2003:155), Prestasi adalah hasil yang dicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas kecakapan dalam situasi tertentu.

8 Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan bahwa, Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar yang mengakibatkan perubahan yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol atau kalimat. 4. Prestasi Belajar Matematika yang Hendak Dicapai Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dapat diketahui dari tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Apabila sebagian besar dari siswa telah menguasai materi maka dapat diketahui bahwa proses belajar mengajar telah berhasil. Berkaitan dengan tujuan dari proses belajar mengajar itu sendiri, prestasi belajar yang dihendak di capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dalam pembelajaran matematika, khususnya pada pokok materi KPK dan FPB di kelas IV adanya peningkatan baik secara kognitif, apektif dan psikomotor. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika adalah dengan dengan menggunakan metode Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM), pada pembelajaran matematika melalui metode PAIKEM maka dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

9 Prestasi belajar dalam pembelajaran matematika dibatasi pada dua aspek yaitu, aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif dibatasi pada hal pemahaman terhadap materi pelajaran. Aspek afektif dibatasi pada hal keaktifan siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas dan keaktifan dalam mendengarkan penjelasan guru, menulis atau mencatat, berpikir, dan latihan atau Praktek. C. Matematika Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Menurut BSNP ( 2006: 416) Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. 1. Tujuan Mata pelajaran Matematika Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan, sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

10 tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (BSNP, 2006: 417). 2. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek - aspek sebagai berikut : 1. Bilangan 2. Geometri dan pengukuran 3. Pengolahan. ( BSNP, 2006: 417) 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika

11 Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Matematika di Sekolah Dasar diberikan secara mata pelajaran sejak kelas IV sampai kelas VI, sedang kelas 1 sampai kelas III diberikan secara tematik pada pelajaran lain. Karena di dalam penelitian ini yang penulis kaji bahan kelas IV, maka di bawah ini penulis sampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran matematika kelas IV. Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV Semester 1 Standar Kompetensi Bilangan 1. Memahami dan menggunakan sifat- sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah Geometri dan Pengukuran 3. Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung 1.2 Mengurutkan bilangan 1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian 1.4 Melakukan operasi hitung campuran 1.5 Melakukan penaksiran dan pembulatan 1.6 Memecahkan masalah yang melibatkan uang 2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan 2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan 2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) 2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB 3.1 Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat 3.2 Menentukan hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat 3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat 3.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan kuantitas

12 4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah 4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga Tabel 2. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV Semester 2 Standar Kompetensi Bilangan 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah 7. Menggunakan lambang bilangan Romawi Geometri dan Pengukuran 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar Kompetensi Dasar 5.1 Mengurutkan bilangan bulat 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat 5.3 Mengurangkan bilangan bulat 5.3 Melakukan operasi hitung campuran 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya 6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan 6.3 Menjumlahkan pecahan 6.4 Mengurangkan pecahan 6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan 7.1 Mengenal lambang bilangan Romawi 7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya 8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana 8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus 8.3 Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris 8.4 Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar (BSNP,2006: 424-426)

13 3. Materi Matematika Kelas IV SD yang dipakai dalam penelitian ini yakni Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah dengan menggunakan menggunakan metode PAIKEM D. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antara guru dan siswa. Guru bertugas sebagai pemberi pelajaran, sedangkan siswa sebagai penerima pelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran Gino. (2008 : 32) menyatakan, Pembelajaran atau instruction/instruksional atau pengajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Sukintaka (2004 : 55) bahwa, Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga kejadian secara bersama yaitu: (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu, perserta didik atau siswa dan, (3) tujuan yaitu perubahan yang

14 lebih baik pada diri siswa. Adapun yang dimaksud dengan ketiga komponen tersebut menurut Gino, (2008 : 30) sebagai berikut: Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, jika siswa dapat berinteraksi dengan guru dan bahan pengajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran. 2. Pengertian PAIKEM PAIKEM adalah kepanjangan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Metode pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu usaha mendorong terus ditingkatkannya pelaksanaan pembelajaran di lapangan yang benar-

15 benar berorientasi kepada siswa sebagai subjek belajar dan efektif hasilnya. Adapun maksud dari masing-masing kata tersebut menurut Ekosusilo (2007: 2) yaitu: 1) Aktif yaitu guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan pendapat/gagasan. 2) Inovatif yaitu guru harus menciptakan kondisi belajar dan kegiatan pembelajaran yang baru sesuai dengan tuntutan dan perkembangan pendidikan. 3) Kreatif yaitu guru menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. 4) Efektif yaitu pembelajaran harus dapat mencapai tujuan/kompetensi yang ditetapkan. 5) Menyenangkan yaitu guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada apa yang sedang dipelajari. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efketif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertugas sebagai monitoring dan fasilitator. Setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru, dan setiap kesulitan yang dihadapi siswa memberi solusi atau jalan keluar. Lebih lanjut Ekosusilo (2007: 3) berpendapat: 1) PAIKEM dari segi guru yaitu: a) Aktif: 1. Memantau kegiatan belajar siswa. 2. Memberi umpan balik. 3. Mengajukan pertanyaan yang menantang. 4. Mempertanyakan gagasan siswa b) Inovatif:

16 1. Menciptakan hal-hal yang baru dalam pembelajaran yang baru. c) Kreatif: 1. Mengembangkan kegiatan yang beragam. 2. Membuat alat bantu belajar sederhana. d) Efektif: 1. Mencapai tujuan pembelajaran. e) Menyenangkan: 1. Tidak membuat anak: a. Takut salah b. Takut ditertawakan c. Takut dianggap sepele d. Takut dimarahi dan lain sebagainya 2) PAIKEM dari siswa: a) Aktif: 1. Bertanya 2. Mengemukakan pendapat 3. Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya. b) Inovatif: 1. Berusaha menemukan hal-hal yang baru. c) Kreatif: 1. Merancang/membuat sesuatu. 2. Menulis/mengarang. d) Efektif:

17 1. Menguasai keterampilan yang diperlukan. e) Menyenangkan: 1. Membuat anak berani: 2. Mencoba/berbuat 3. Bertanya 4. Mengemukakan pendapat/gagasan 5. Mempertanyakan gagasan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, PAIKEM dilihat dari guru dan siswa merupakan hubungan timbal balik. Guru berusaha merancang dan mengorganisasi pembelajaran sebaik mungkin, sedangkan siswa harus aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan kata lain, antara guru dan siswa terjalin koordinasi pembelajaran yang interaktif dan setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru. 3. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan (PAIKEM) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut Ekosusilo (2007: 4) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam PAIKEM yaitu: 1) Memahami sifat yang dimiliki anak: Anak memiliki sifat ingin tahu dan berimajinasi-modal dasar perkembangannya sikap kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus diolah guru sehingga subur untuk perkembangannya kedua sifat tersebut. 2) Mengenal anak secara perorangan:

18 Anak berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan tercermin dalam pembelajaran. 3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar: Sebagai makhluk sosial suka berkelompok, tugas kelompok, bertukar pikiran dan berinteraksi. 4) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan: Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah, maka perlu kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sehingga melahirkan alternative pemecahan masalah. Tugas guru mengembangkan dengan cara memberi tugas atau mengajukan pertanyaan secara terbuka. 5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik: Hasil pekerjaan siswa perlu dipajang secara rapi untuk memberi motivasi bekerja lebih baik lagi. Pajangan dapat menimbulkan inspirasi bagi siswa lainnya dan dapat sebagai rujukan bagi guru. 6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar: Lingkungan (fisik, sosial, budaya) sebagai bahan ajar dan sumber belajar perlu dimanfaatkan oleh guru, sehingga anak menjadi lebih lebih senang, dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, membuat gambar dan lain sebagainya. 7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan: Umpan balik merupakan bentuk interaksi guru-siswa, hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan dan perlu diberikan secara santun untuk menanamkan rasa percaya diri siswa. Guru harus konsisten memberikan hasil pekerjaan siswa. 8) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental:

19 Aktif mental harus diutamakan sehingga menimbulkan keberanian bagi siswa. Guru harus mampu menghilangkan penyebab rasa takut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) yaitu: memahami sifat anak, mengenal secara peroarangan, memanfaatkan perilaku anak, mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik dan membedakan antara aktif fisik dan aktif mental. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka memberi peluang yang besar pembelajaran akan berhasil. Adapun ciri-ciri keberhasilan PAIKEM menurut Ekosusilo (2007: 5) yaitu: Berfikir kritis, kreatif, produktif, belajar mandiri, bertanggung jawab, bisa bekerjasama, mencari dan memanfaatkan informasi, memacahkan masalah dan siap menghadapi perubahan. 4. PAIKEM dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar PAIKEM merupakan metode pembelajaran yang mempunyai peran penting dalam pelajaran matematika terutama dalam sekolah dasar. Hal ini karena, dalam PAIKEM menuntut guru untuk aktif menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menciptakan kondisi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan siswa, menciptakan kegiatan belajar mengajar yang bervariasi, berusaha tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan pembelajaran harus dilakukan dengan suasana yang menyenangkan. Sedangkan PAIKEM bagi siswa yaitu menuntut siswa untuk aktif bertanya, mengemukakan pendapat, inovatif yaitu berusaha menemukan hal yang baru, kreatif membuat sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran, efektif yaitu berusaha

20 menguasai keterampilan yang dipelajari serta merasa senang dengan pembelajaran yang diikutinya. Dalam Peraturan Pemerintah N0 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat (1) dinyatakan dinyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas dan kemandarian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa ( Indrawati dan Wanwan, 2009: 1). Selanjutnya pendapat Aqib ( 2009:12) menjelaskan tujuan PAIKEM yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, istilah ini dimaksudkan sebagai salah satu usaha untuk mendorong ditingkatkannya pelaksanaan pembelajaran disekolah, yang benarbenar berorentasi kepada siswa sebagai subjek belajar dan efektif hasilnya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan menggunakan metode PAIKEM hendaknya lebih mengaktifkan aktivitas siswa, baik secara fisik maupun psikisnya. 5. Langkah Langkah Pembelajaran PAIKEM a. Guru merancang dan mengelola proses belajar mengajar yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. b. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.

21 c. Guru memberikan kesemapatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. d. Guru member kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. e. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. f. Guru mengaitkan proses belajar mengajar dengan pengalaman siswa sehari-hari. g. Guru menilai proses belajar mengajar dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus. ( Indrawati dan Wanwan. 2009: 28). Berdasarkan hal di atas langkah-langkah Pembelajaran PAIKEM dalam penelitian ini sebaiknya guru dapat membantu siswa apabila mendapat kesulitan sehingga anak dapat meraih prestasi belajar secara optimal.