KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011

dokumen-dokumen yang mirip
Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WONOSARI NOMOR : W12-A4/0199/HM.00/I/2014 TENTANG

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;;

MAKLUMAT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENGADILAN AGAMA LABUHA

SOP PERMINTAAN INFORMASI

KODE KRITERIA PENILAIAN WEBSITE PENGADILAN TK. BANDING DAN PENGADILAN TK. PERTAMA

No MENU KODE A INFORMASI YANG WAJIB DIUMUMKAN SECARA BERKALA A1 Informasi Profil dan Pelayanan Dasar Pengadilan 1

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH AGUNG RI DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

I. DEFINISI II. KATEGORI INFORMASI. A. Informasi yang Wajib Diumumkan Secara Berkala oleh Pengadilan

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN - 1 -

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016

Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik;

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG DAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 28 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

MEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 148/KA/VII/2010 TENTANG PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,

I. DEFINISI II. KATEGORI INFORMASI. A. Informasi yang Wajib Diumumkan Secara Berkala oleh Pengadilan

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

PPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN PADA PENERAPAN SISTEM PENELUSURAN ALUR PERKARA

KEBIJAKAN KPTA TENTANG MEJA INFORMASI DI WILAYAH PTA PALANGKA RAYA 1

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PENGADILAN NEGERI BUNTOK KELAS II

WALIKOTA PROBOLINGGO

2011, No Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12

MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP BADAN PUBLIK DI JAWA BARAT TAHUN 2017 KETERSEDIAAN INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PETUNJUK UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK UMUM. 3. Kuesioner diisi dan ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Informasi Publik (PPID) Utama di PPID Badan Publik masingmasing.

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Maklumat Pelayanan Informasi Publik. Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi Peradilan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rapat Persiapan Monev PPID Tahun 2018

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

PENANGGUNG JAWAB PEMBUATAN / PENERBIT INFORMASI UNIT KERJA YANG MENGUASAI. Sekretaris Subbag Umum Setiap 1 tahun Selama Berlaku

2016, No Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MONITORING WEBSITE BADAN PUBLIK

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 313, 2012

KETENTUAN LAYANAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK OLEH PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) DINAS PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR

1. Permohonan Informasi Secara LangsungPelayanan Meja Informasi terhadap permohonan informasi secara langsung dilakukan dengan

MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

2011, No Tata Cara Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI JAYAPURA NOMOR : W30-U/ 03 /KPT/SK/4/2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENGADILAN PADA PENGADILAN TINGGI JAYAPURA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( L A K I P ) PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M Hakim Agung/Wakil Koordinator Tim Pembaruan Peradilan.

2 Geospasial tentang Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik di Badan Informasi Geospasial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012

DATA RESPONDEN KUESIONER PENILAIAN MANDIRI (Self Assesment) PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK 2015

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 22/IT3/HM/2015 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

BUPATI BATANG PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

Transkripsi:

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN MEJA INFORMASI DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang: Mengingat: a. Bahwa keterbukaan dan pelayanan informasi yang efektif dan efisien merupakan bagian dari komitmen Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI dalam melaksanakan reformasi birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung RI dan empat lingkungan peradilan di bawahnya. b. Bahwa pelayanan Meja Informasi merupakan salah satu perwujudan keterbukaan informasi di lingkungan Peradilan Agama. c. Bahwa pelaksanaan pelayanan Meja Informasi memerlukan pedoman dan standar kerja yang memadai. d. Bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a sampai dengan huruf c di atas, perlu ditetapkan Pedoman Pelayanan Meja Informasi di Lingkungan Peradilan Agama. 1. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 terakhir dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung; 3. Undang-Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 6. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik; 7. Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 2010 tentang Penerimaan Tamu; 8. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan; 9. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 076/KMA/SK/VI/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Penangangan Pengaduan di Lingkungan Lembaga Peradilan; 10. Surat Keputusan Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial Nomor 01/WKMA-NY/SK/I/2009 tentang Pedoman Pelayanan Informasi pada Mahkamah Agung RI.

MEMUTUSKAN Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN MEJA INFORMASI DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Informasi adalah adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca, disajikan dan diperoleh dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Pengadilan yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan tugas dan fungsi pengadilan; baik yang berkaitan dengan penanganan perkara, maupun yang berkaitan dengan pengelolaan organisasi pengadilan. 2. Meja Informasi adalah tempat pelayanan informasi publik di Pengadilan yang dilengkapi dengan berbagai sarana atau fasilitas penyelenggaraan pelayanan informasi lainnya yang bertujuan memudahkan perolehan informasi publik di Pengadilan. 3. Pengadilan adalah Pengadilan Agama/Mahkamah Syar iyah dan Pengadilan Tinggi Agama/Mahkamah Syar iyah Aceh. 4. Pimpinan Pengadilan adalah Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan di lingkungan peradilan agama. 5. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disebut PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab dalam pelayanan Meja Informasi dan bertanggungjawab langsung kepada Atasan PPID. 6. Pemohon adalah orang dan/atau badan hukum yang mengajukan permohonan informasi ke pengadilan sebagaimana diatur dalam Pedoman ini dan peraturan-peraturan lain yang berlaku. BAB II RUANG LINGKUP PELAYANAN MEJA INFORMASI Pasal 2 Setiap orang berhak memperoleh informasi dari Pengadilan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 3 (1) Jenis-jenis informasi di Pengadilan terdiri dari: a. Informasi yang wajib diumumkan kepada publik secara berkala; b. Informasi yang wajib tersedia setiap saat dan dapat diakses oleh publik; dan c. Informasi yang tidak boleh diakses oleh publik. (2) Pengadilan harus menyediakan informasi yang termasuk dalam kategori Pasal 3 ayat (1) poin a dan b.

Pasal 4 Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) poin a adalah: (1) Informasi profil dan pelayanan dasar pengadilan yang terdiri dari: a. Profil pengadilan, meliputi: i. Fungsi, tugas dan yurisdiksi Pengadilan; ii. Struktur organisasi Pengadilan; iii. Alamat, telepon, faksimili, dan situs resmi Pengadilan; iv. Daftar nama pejabat dan hakim di Pengadilan; v. Profil singkat pejabat struktural; dan vi. Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di Pengadilan tersebut yang telah diverifikasi dan dikirimkan oleh KPK. b. Prosedur beracara untuk setiap jenis perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan. c. Biaya yang berhubungan dengan proses penyelesaian perkara serta seluruh biaya hak-hak kepaniteraan lain sesuai dengan kewenangan, tugas dan kewajiban Pengadilan. d. Agenda sidang pada Pengadilan Tingkat Pertama. (2) Informasi berkaitan dengan hak masyarakat, yang meliputi: a. Hak-hak para pihak yang berhubungan dengan peradilan, antara lain hak mendapat bantuan hukum, hak atas biaya perkara cuma-cuma, serta hak-hak pokok dalam proses persidangan. b. Tata cara pengaduan dugaan pelanggaran yang dilakukan Hakim dan Pegawai; c. Hak-hak pelapor dugaan pelanggaran Hakim dan Pegawai. d. Tata cara memperoleh pelayanan informasi, tata cara mengajukan keberatan terhadap pelayanan informasi serta nama dan nomor kontak pihak-pihak yang bertanggungjawab atas pelayanan informasi dan penanganan keberatan terhadap pelayanan informasi. e. Hak-hak pemohon informasi dalam pelayanan informasi. f. Biaya untuk memperoleh salinan informasi. (3) Informasi program kerja, kegiatan, keuangan dan kinerja pengadilan, yang meliputi: a. Ringkasan informasi tentang program dan/atau kegiatan yang sedang dijalankan Pengadilan yang sekurang-kurangnya terdiri atas: i. Nama program dan kegiatan; ii. Penanggungjawab, pelaksana program dan kegiatan serta nomor telepon dan/atau alamat yang dapat dihubungi; iii. Target dan/atau capaian program dan kegiatan; iv. Jadwal pelaksanaan program dan kegiatan; v. Sumber dan jumlah anggaran yang digunakan, yang setidaknya meliputi Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA), dokumen anggaran lainnya seperti rincian DIPA, rencana kerja anggaran, proposal, dan sebagainya. b. Ringkasan Laporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). c. Ringkasan laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri atas: i. Rencana dan laporan realisasi anggaran; dan ii. Neraca laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. d. Ringkasan daftar aset dan inventaris. e. Informasi tentang pengumuman pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait. (4) Informasi lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5 Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) poin b adalah: (1) Informasi tentang Perkara dan Persidangan yang meliputi: a. Seluruh putusan dan penetapan Pengadilan, baik yang telah berkekuatan hukum tetap maupun yang belum berkekuatan hukum tetap (dalam bentuk fotokopi atau naskah elektronik, bukan salinan resmi). b. Informasi dalam Buku Register Perkara. c. Data statistik perkara yang mencakup jumlah dan jenis perkara. d. Tahapan suatu perkara dalam proses penanganan perkara. e. Laporan penggunaan biaya perkara. (2) Informasi tentang Pengawasan dan Pendispilinan yang meliputi: a. Jumlah, jenis, dan gambaran umum pelanggaran yang ditemukan pengawas atau yang dilaporkan oleh masyarakat serta tindaklanjutnya. b. Langkah yang tengah dilakukan Pengadilan dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran yang dilakukan Hakim atau Pegawai yang telah diketahui publik (sudah dimuat dalam media cetak atau elektronik). c. Jumlah Hakim atau Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin beserta jenis pelanggaran dan jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan. d. Inisial nama dan unit/satuan kerja Hakim atau Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin, jenis pelanggaran dan bentuk hukuman disiplin yang dijatuhkan. e. Putusan Majelis Kehormatan Hakim. (3) Informasi tentang Organisasi, Administrasi, Kepegawaian dan Keuangan yang meliputi: a. Pedoman pengelolaan organisasi, administrasi, personel dan keuangan Pengadilan. b. Standar dan Maklumat Pelayanan Pengadilan. c. Profil Hakim dan Pegawai yang meliputi: 1. Nama; 2. Riwayat pekerjaan; 3. Posisi; 4. Riwayat pendidikan; dan 5. Penghargaan yang diterima. d. Data statistik kepegawaian, yang meliputi, antara lain, jumlah, komposisi dan penyebaran Hakim dan pegawai. e. Anggaran pengadilan maupun unit pelaksana teknis serta laporan keuangannya. f. Surat-surat perjanjian yang dibuat Pengadilan dengan pihak ketiga berikut dokumen pendukungnya. g. Surat menyurat pimpinan atau pejabat Pengadilan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, kecuali yang bersifat rahasia. h. Agenda kerja pimpinan Pengadilan atau satuan kerja. (4) Informasi lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 6 Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) poin c adalah: (1) Informasi dalam proses musyawarah hakim, termasuk advisblaad; (2) Identitas lengkap hakim dan pegawai yang diberikan sanksi; (3) DP3 atau evaluasi kinerja individu hakim atau pegawai; (4) Identitas pelapor yang melaporkan dugaan pelanggaran hakim dan pegawai;

(5) Identitas hakim dan pegawai yang dilaporkan yang belum diketahui publik; (6) Catatan dan dokumen yang diperoleh dalam proses mediasi di pengadilan; (7) Informasi yang dapat mengungkap identitas pihak-pihak tertentu dalam putusan atau penetapan hakim dalam perkara-perkara tertentu; dan (8) Informasi lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III PEMBENTUKAN MEJA INFORMASI Pasal 7 Meja Informasi dibentuk dengan tujuan: (1) Memberikan pelayanan informasi secara efektif dan efisien kepada Pemohon informasi. (2) Menjadi penghubung antara masyarakat dan aparat peradilan sehingga independensi dan imparsialitas aparat peradilan tetap terjaga. Pasal 8 Setelah terbentuknya Meja Informasi, maka: (1) Seluruh pelayanan informasi di Pengadilan hanya dapat dilakukan melalui Meja Informasi. (2) Majelis Hakim, Hakim dan/atau Panitera Pengganti yang sedang menangani perkara dilarang memberikan informasi mengenai perkara yang ditanganinya kepada pihak yang berperkara atau pihak-pihak lain di luar persidangan. (3) Majelis Hakim melalui Panitera Pengganti memberikan informasi mengenai suatu perkara kepada Petugas Informasi. (4) Aparat Pengadilan selain Petugas Informasi memberikan layanan informasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 Meja Informasi juga berfungsi sebagai Meja Pengaduan. BAB IV PEMANGKU JABATAN, TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB Bagian Pertama Umum Pasal 10 Struktur pelaksana pelayanan Meja Informasi di Pengadilan terdiri dari: (1) Atasan PPID yang dijabat oleh Pimpinan Pengadilan; (2) PPID yang dijabat oleh Panitera/Sekretaris; (3) Petugas Informasi yang dijabat oleh Panitera Muda Hukum atau Pegawai lain yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan; dan (4) Penanggungjawab Informasi yang dijabat oleh para Panitera Muda dan Kepala Sub Bagian/Kepala Urusan.

Bagian Kedua Atasan PPID Pasal 11 Atasan PPID berkewajiban: (1) Membentuk Meja Informasi; (2) Mengangkat PPID, Petugas Informasi dan Penanggungjawab Informasi; (3) Menyosialisasikan pelayanan Meja Informasi kepada seluruh aparat Pengadilan; (4) Memberikan pengarahan kepada PPID, Petugas Informasi dan Penanggungjawab Informasi; (5) Menyediakan pelatihan kepada Petugas Informasi; dan (6) Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan Meja Informasi. Bagian Ketiga PPID Pasal 12 PPID bertugas: (1) Menyelenggarakan pelayanan Meja Informasi secara memadai; (2) Mendokumentasikan dan menyediakan informasi sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (1) poin a dan b. (3) Berkoordinasi dengan Pimpinan Pengadilan, Hakim, Pejabat dan Pegawai agar pelayanan Meja Informasi dapat berlangsung secara cepat, sederhana dan biaya ringan. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugasnya, PPID dibantu oleh Wakil Panitera dalam hal pelayanan informasi perkara dan dibantu oleh Wakil Sekretaris dalam dalam hal pelayanan informasi nonperkara. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugasnya, PPID bertanggung jawab kepada Atasan PPID. Bagian Keempat Petugas Informasi Pasal 15 Petugas Informasi memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Memahami tugas pokok dan fungsi pengadilan; (2) Mengetahui jenis-jenis informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1); (3) Mampu berkomunikasi dengan baik; (4) Mampu mengoperasikan komputer; dan (5) Memiliki kemampuan lain yang menunjang pelayanan di Meja Informasi. Pasal 16 Petugas Informasi berwenang: (1) Menerima dan memilah permohonan informasi; (2) Meneruskan permohonan informasi tertentu kepada PPID;

(3) Berkoordinasi dengan pimpinan, hakim, pejabat dan/atau pegawai tertentu apabila diperlukan untuk menyediakan informasi yang diminta; dan (4) Memberikan informasi yang diminta Pemohon apabila telah tersedia. Pasal 17 Jumlah Petugas Informasi disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugasnya, Petugas Informasi bertanggung jawab kepada PPID. Bagian Kelima Penanggungjawab Informasi Pasal 19 Penanggungjawab Informasi bertugas: (1) Membantu PPID dan Petugas Informasi dalam menyelenggarakan pelayanan Meja Informasi; (2) Menyiapkan dan menyediakan informasi yang diminta Pemohon. Pasal 20 Dalam melaksanakan tugasnya, Penanggungjawab Informasi bertanggung jawab kepada PPID. BAB V SARANA DAN PRASARANA MEJA INFORMASI Pasal 21 Meja informasi ditempatkan di tempat khusus di dalam gedung pengadilan yang dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Pasal 22 Meja Informasi dilengkapi dengan: (1) Seperangkat komputer yang terhubung dengan SIADPA; (2) Pesawat telepon; (3) Formulir dan Buku Register Permohonan Informasi; (4) Meja dan kursi, (5) Alat tulis; dan (6) Sarana lain yang menunjang pelayanan Meja Informasi. BAB VI JAM PELAYANAN MEJA INFORMASI Pasal 23 Meja Informasi beroperasi setiap hari kerja sesuai jam kerja yang berlaku di pengadilan.

BAB VII JENIS PELAYANAN MEJA INFORMASI Pasal 24 Pelayanan di Meja Informasi terdiri dari: (1) Pelayanan permohonan informasi secara langsung, yaitu apabila pemohon informasi datang langsung ke Pengadilan; dan (2) Pelayanan permohonan informasi secara tidak langsung, yaitu apabila pemohon informasi tidak datang langsung ke Pengadilan tetapi menggunakan telepon atau alat komunikasi lain. BAB VIII PROSEDUR PELAYANAN MEJA INFORMASI Bagian Pertama Permohonan Informasi Secara Langsung Pasal 25 Pelayanan Meja Informasi terhadap permohonan informasi secara langsung dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: (1) Pemohon mengisi formulir permohonan, kecuali apabila yang diminta adalah informasi sederhana yang dapat dijawab secara langsung oleh Petugas Informasi; (2) Petugas Informasi mengisi Register Permohonan Informasi; (3) Petugas Informasi mencari informasi yang diminta pemohon; (4) Apabila informasi yang diminta telah tersedia, Petugas Informasi dapat menyampaikan informasi tersebut kepada pemohon; (5) Apabila informasi yang diminta berupa dokumen, Petugas Informasi berkoordinasi dengan Penanggungjawab Informasi; (6) Apabila dokumen yang diminta telah tersedia, Petugas Informasi dapat menyampaikan dokumen tersebut kepada pemohon; (7) Biaya penggandaan dan penjilidan dokumen dibebankan kepada pemohon sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (8) Apabila terjadi perbedaan pendapat antara Petugas Informasi dan Pemohon Informasi dalam hal pelayanan, maka penyelesaiannya mengacu kepada peraturan yang berlaku. Bagian Kedua Permohonan Informasi Secara Tidak Langsung Pasal 26 Pelayanan Meja Informasi terhadap permohonan informasi secara tidak langsung dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: (1) Pemohon menghubungi Petugas Informasi melalui telepon atau alat komunikasi lain; (2) Petugas Informasi mengisi Register Permohonan Informasi; (3) Petugas Informasi mencari informasi yang diminta Pemohon; (4) Apabila informasi yang diminta telah tersedia, Petugas Informasi dapat menyampaikan informasi tersebut kepada Pemohon; (5) Permohonan terhadap suatu dokumen hanya dilayani jika Pemohon datang langsung ke Pengadilan.

(6) Apabila terjadi perbedaan pendapat antara Petugas Informasi dan Pemohon Informasi dalam hal pelayanan, maka penyelesaiannya mengacu kepada peraturan yang berlaku. Pasal 27 Dalam hal Meja Informasi berfungsi sebagai Meja Pengaduan, prosedur dan penanganan pengaduan dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX LAPORAN PENYELENGGARAAN MEJA INFORMASI Pasal 28 Petugas Informasi berkewajiban menyusun laporan rutin bulanan kepada PPID mengenai pelaksanaan pelayanan Meja Informasi yang sekurang-kurangnya berisi: (1) Jumlah permohonan informasi yang diterima selama bulan tersebut; (2) Jumlah informasi tentang perkara dan non-perkara yang diminta oleh Pemohon; dan (3) Jumlah permohonan untuk masing-masing jenis informasi yang diminta oleh pemohon selama bulan tersebut. Pasal 29 PPID menyusun laporan rutin setiap tiga bulan kepada Atasan PPID dengan isi sesuai ketentuan Pasal 28. Pasal 30 Setiap Pengadilan menyusun laporan rutin tahunan mengenai pelaksanaan pelayanan Meja Informasi. Pasal 31 Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 digabung dengan Laporan Tahunan Pengadilan. Pasal 32 Laporan rutin tahunan sekurang-kurangnya memuat: (1) Gambaran umum kebijakan pelayanan Meja Informasi Pengadilan; (2) Data statistik pelaksanaan pelayanan Meja Informasi di Pengadilan, yang meliputi: a. Jumlah permohonan informasi yang diterima selama setahun. b. Perbandingan jumlah permohonan informasi tentang perkara dan non perkara selama setahun c. Perbandingan jumlah permohonan informasi yang dikabulkan dan ditolak. BAB X KETENTUAN LAIN Pasal 33 Selain membentuk Meja Informasi, Ketua Pengadilan menunjuk Penerima Tamu (Resepsionis) dan Juru Bicara atau Petugas Hubungan Masyarakat untuk memberikan pelayanan informasi di Pengadilan.

Pasal 34 Penerima Tamu bertugas memberi informasi dan memandu pihak-pihak tertentu yang akan menemui aparat peradilan atau berurusan dengan peradilan sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 35 Dalam keadaan tertentu, Penerima Tamu boleh dirangkap oleh Petugas Informasi. Pasal 36 Atas perintah dan/atau izin Ketua Pengadilan, Juru Bicara atau Petugas Hubungan Masyarakat memberikan informasi yang menjadi perhatian umum dan/atau informasi yang berdampak luas. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Ketentuan-ketentuan dalam Keputusan ini tidak menghapus ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang telah ada. Pasal 38 Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 7 Juli 2011