APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

Unnes Physics Journal

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

BAB III METODE PENELITIAN

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Alat Monitoring Rembesan Limbah (Penelitian Model Fisik di Laboratorium)

METODE EKSPERIMEN Tujuan

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

PEMODELAN TOMOGRAFI CROSS-HOLE METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS (Bentuk Anomali Silindris)

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

Modul Pelatihan Geolistrik 2013 Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

ANALISA RESISTIVITAS BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER DAR ZARROUK DAN KONSEP ANISOTROPI

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Interaksi antara air tanah dengan struktur geologi

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

Unnes Physics Journal

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2009):

Angelia Rajagukguk, Riad Syech, Retno Agung

Jurnal MIPA 35 (1) (2012) Jurnal MIPA.

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

ANALISIS SIFAT KONDUKTIVITAS LISTRIK PADA BEBERAPA JENIS MATERIAL DENGAN METODE POTENSIAL JATUH. Said, M.

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

*

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

BAB III METODA PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan bebarapa tahapan yang dilakukan untuk

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

VISUALISASI TIGA DIMENSI KONTAMINAN MELAMIN DI AREA X BONTANG DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DAN ANALISIS SAMPEL CORING

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER

RESISTIVITAS BATUAN KAMPUS UNHAS TAMALANREA ABSTRAK

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG

Estimasi Arah Strike menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Persegi

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE- DIPOLE UNTUK MENDETEKSI MINERAL MANGAN (PHYSICAL MODELING)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Transkripsi:

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN Staff Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram 83125, Tlp. 0370-6608703, Fax. 0370-636523 E-mail : uqinata@yahoo.co.id dan tetizubaidah@yahoo.com Abstrak Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu dari metode geofisika yang dapat mendeteksi aliran listrik di bawah permukaan bumi. Salah satu aplikasi metode geolistrik tahanan jenis adalah dapat mengidentifikasi keberadaan pipa di bawah permukaan. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Wenner Schlumberger. Metode Wenner Schlumberger adalah metode dengan sistem aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor pengali n adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 atau (C2-P2) dengan P1-P2. Instrumen yang digunakan adalah resistivitymeter yang dilengkapi dengan empat buah elektroda yang memiliki kemampuan dalam pembacaan output respon tegangan akibat arus yang diinjeksikan ke dalam permukaan pasir melalui dua buah elektroda arus dan dua buah elektroda potensial. Masukan instrumen tersebut berupa sumber tegangan DC sebesar 12 volt. Dalam penelitian ini digunakan sofware Res2Dinv untuk memetakan isoresistivity 2D di bawah permukaan yang diukur. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai resistivitas pipa sebesar 181.654 Ωm yang berada pada rentang nilai resistivitas pipa yang diamati sebesar 105-107 Ωm. Kata Kunci: Resistivitas, Isoresistivity 2D, Wenner Schlumberger Abstract Geoelectric resistivity method is one of a branch of geophysics method that is able detect an electric current in the earth subsurface. One of the application of geoelectric resistivity method is able to identify the of pipe in subsurface. This research used the resistivity geoelectric method i.e the Wenner Schlumberger configuration which is a method with a constant spacing system with notice that factor of n is a spacing comparison between electrode C1- P1 (or C2-P2) with P1-P2. The instrument which is used i.e a Resistivitymeter with four electrodes that able to read the output of voltage respon as consequence current that has been injected in the sand surface through two potential electrodes and two current electrodes. The input of the instrument was dc voltage i.e 12 volt. In this research has been used software Res2Dinv for mapping the isoresistivity in two dimension in subsurface have been mesuared. The result of this research get the value of pipe resistivity was 181.658 Ωm which lie in the range of the pipe resistivity value that is 105-107 Ωm. Key Words: Resistivity, Isoresistivity 2D, Wenner Schlumberger 1. PENDAHULUAN Adanya penanaman kabel, pipa dan lain-lain di bawah tanah untuk berbagai keperluan diantaranya kabel telepon, kabel listrik, pipa air dan sebagainya menghendaki keamanan dan keindahan lingkungan sehingga memerlukan perhatian khusus terutama masalah penggalian. Adanya ketidaktahuan kabelkabel, pipa yang sudah ada dalam tanah, seringkali menimbulkan masalah diantaranya putusnya kabel, pecahnya pipa dan lain-lain. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut di atas, perlu dilakukan studi ke-geofisika-an. Penelitian ini merupakan suatu studi geofisika yang menerapkan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger. Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi. Metode ini dilakukan dalam sebuah wadah kaca dengan panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 0,6 meter. Sebagai host-rock digunakan pasir yang didalamnya terdapat pipa yang kemudian dilakukan penginjeksian arus menggunakan 4 buah elektroda yang terdiri atas 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengaplikasikannya di lapangan yaitu untuk menentukan tahanan jenis (resistivitas) bawah permukaan dan memetakan formasi bawah Teknologi Elektro 84 Vol. 7 No. 2 Juli - Desember 2008

permukaan sehingga keberadaan benda/material di bawah permukaan dapat teridentifikasi. Aplikasi hasil penelitian ini dapat diterapkan seperti pengidentifikasian pipa air minum, pipa minyak, serta penelusuran kabel listrik dan kabel telpon bawah tanah. 2. TINJAUAN PUSTAKA Sakka (2001) mengatakan bahwa tujuan survei geolistrik tahanan jenis adalah mengetahui perbedaan tahanan jenis (resistivitas) bawah permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi. Pengukuran dengan konfigurasi schlumberger menggunakan 4 elektroda, masing-masing 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial dimana telah dilakukan oleh Azhar dan Gunawan Handayani (2004) dengan pemodelan berskala laboratorium untuk mengukur tahanan jenis suatu bahan dengan beberapa sampel batubara dari Tambang Air Laya. Kesimpulannya bahwa salah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan keberadaan dan ketebalan batubara di bawah permukaan adalah metode geolistrik tahanan jenis. Metode geolistrik dapat mendeteksi lapisan batubara pada posisi miring, tegak dan sejajar bidang perlapisan di bawah permukaan. Ilustrasi garis ekuipotensial yang terjadi akibat injeksi arus ditunjukkan pada dua titik arus yang berlawanan di permukaan bumi. Sehingga, ρ = k ΔV (1) I dengan I arus dalam Ampere, ΔV beda potensial dalam Volt, ρ tahanan jenis dalam Ohm meter dan k faktor geometri elektroda dalam meter. maka k 1 1 1 1 = 2 π AM BM AN BN (2) k merupakan faktor koreksi geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan elektroda arus. 2.1 Resistivitymeter Resistivitymeter memberikan nilai resistansi R = V/I sehingga nilai resistivitas dapat dihitung dengan: C1 na a na P1 k = πn( n +1) a P2! C2 Gambar 2. Bentuk konfigurasi Wenner-Schlumberger beserta faktor geometri k Bumi tersusun atas lapisan-lapisan tanah yang nilai resistivitas suatu lapisan tanah atau batuan tertentu berbeda dengan nilai resistivitas lapisan tanah atau batuan lainnya. Nilai resistivitas ini dapat diketahui dengan menghubungkan battery dengan sebuah Ammeter dan elektroda arus untuk mengukur sejumlah arus yang mengalir ke dalam tanah, selanjutnya ditempatkan dua elektroda potensial dengan jarak a untuk mengukur perbedaan potensial antara dua lokasi (Utama, 2005). Gambar 1. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan (Bahri, 2005) Beda potensial yang terjadi antara MN yang disebabkan oleh injeksi arus pada AB adalah : Δ V = V M V N ΔV Iρ 1 = 2π AM 1 1 1 BM AN BN 2.2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor n untuk konfigurasi ini adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi antara P1-P2 seperti pada Gambar 3. Jika jarak antar elektroda potensial (P1 dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus (Sakka, 2001). 1 ρ = 2π AM 1 1 BM AN 1 BN 1 Teknologi Elektro 85 Vol. 7 No. 2 Juli - Desember 2008

I C1 na a na P1 k = πn( n +1) a Gambar 3. Pengaturan elektroda konfigurasi Wenner- Schlumberger Nilai resistivitas material-material bumi dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Nilai resistivitas material-material bumi Material Resistivity (Ohm-meter) Air (Udara) Pyrite (Pirit) 0,01-100 Quartz (Kwarsa) 500 800.000 Calcite (Kalsit) 1 x 10 12-1 x 10 13 Rock Salt (Garam Batu) 30-1 x 10 13 Granite (Granit) 200 100.000 Andesite (Andesit) 1,7 x 10 2 45 x 10 4 Basalt (Basal) 200-100.000 Limestones (Gamping) 500 10.000 Sandstones (Batu Pasir) 200 8.000 Shales (Batu Tulis) 20 2.000 Sand (Pasir) 1 1.000 Clay (Lempung) 1 100 Ground Water (Air Tanah) 0.5 300 Sea Water (Air Asin) 0.2 Magnetite (Magnetit) 0.01 1.000 Dry Gravel (Kerikil Kering) 600 10.000 Alluvium (Aluvium) 10 800 Gravel (Kerikil) 100 600 (Telford, 1990) Nilai resistivitas pipa (ρ) berkisar 10 5-10 7 Ωm.(www.resistivity pvc.com) 3. METODE PENELITIAN P2 C2 Peralatan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah resistivitymeter dengan serangkaian elektrodanya. Lintasan dan spasi antar elektroda diukur dengan bantuan roll meter dan pipa dengan panjang 0,4 m. V C1 P1 P2 C2 0,6 Gambar 4. Pipa yang diletakkan di dalam pasir pada wadah kaca Bahan penelitian adalah wadah kaca dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,6 m yang diisi dengan pasir setinggi 0,5 meter sebagai hostrock yang disusun seperti pada Gambar 4. 3.1 Proses penelitian: Pada penelitian ini dilakukan penanaman 3 buah pipa paralon dengan ukuran 0,4 meter ke dalam media pasir. Resistivitas bawah permukaan dapat diperoleh dari respon potensial jika arus diinjeksikan ke dalam pasir melalui 4 buah elektroda. Besar potensial yang terukur bergantung pada resistivitas batuan bawah permukaan. Arus yang diinjeksikan adalah arus DC atau frekuensi sangat rendah. Gambar 5 menunjukkan pemetaan lokasi penelitian untuk survey tahanan jenis 2D dengan 1 lintasan menggunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger. na a C1 P1 P2 2 m Pipa Pasir 2 m 1 na C2 1m Gambar 5. Pemetaan lokasi penelitian untuk survey 2D Nilai tahanan jenis hasil pengukuran berupa tahanan jenis semu, untuk memperoleh nilai tahanan jenis sebenarnya dilakukan dengan menggunakan software Res2Dinv untuk memperoleh luaran berupa peta isoresistivity 2D. 3.2 Pengambilan data Pengambilan data dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Penentuan resistivitas pasir. 1. Menyusun rangkaian resistivitymeter. 2. Mengaktifkan resistivitymeter kemudian menginjeksikan arus listrik kedalam pasir melalui kabel konektor penghubung dan elektroda dengan kedalaman 30 cm. 3. Melakukan pengukuran pada lintasan kemudian mencatat arus listrik (I) dan beda potensial (V) antara 2 titik elektroda. 0,5 m Teknologi Elektro 86 Vol. 7 No. 2 Juli - Desember 2008

4. Menghitung tahanan jenis hasil pengukuran dengan menggunakan persamaan (1) b. Penentuan resistivitas pipa di dalam pasir. 1. Menyusun rangkaian alat resistivitymeter. 2. Mengaktifkan resistivitymeter kemudian menginjeksikan arus listrik kedalam pasir melalui kabel konektor penghubung dan elektroda dengan kedalaman 30 cm. 3. Melakukan pengukuran pada lintasan kemudian mencatat arus listrik (I) dan beda potensial (V) antara 2 titik elektroda. 4. Mengubah letak pipa di dalam pasir sebanyak 5 kali. 5. Menghitung resistivitas semu hasil pengukuran dengan menggunakan persamaan (1). Dalam pelaksanaannya, jumlah elektroda yang digunakan sebanyak 4 buah dengan spasi elektroda terkecil adalah 20 cm. Karena jarak antar elektroda menentukan kedalaman jangkauan penyelidikan, maka penyelidikan dilakukan dengan memvariasikan jarak tersebut dan menggeser posisi keseluruhan konfigurasi elektroda pada lintasan yang dibuat setiap jarak 20 cm untuk memperoleh informasi mengenai distribusi konduktivitas secara vertikal maupun lateral. 3.3 Pengolahan data Menghitung nilai resistivitas (ρ) menggunakan persamaan (1) dan diolah menggunakan software Res2Dinv untuk menampilkan penampang isoresistivitas. 3.4 Analisa data Melakukan analisa peta isoresistivity 2D untuk Mengetahui keberadaan/posisi pipa yang ditanam dalam medium (pasir) tersebut dan 200 menginterpretasikannya dengan membandingkan dengan Tabel 1. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan nilai R, ρ, dan k Sebelum perhitungan R, ρ, dan k, menentukan nilai AB/2 yaitu setengah jarak antara elektroda C1- C2 dan nilai MN/2 yaitu jarak elektroda P1-P2. Menghitung nilai konstanta geometri (k) untuk konfigurasi elektroda wenner-schlumberger menggunakan persamaan k = π n( n +1) a Selanjutnya menghitung nilai R dengan membagi nilai tegangan terukur dengan nilai arus terukur dan menghitung resistivitas (ρ) menggunakan persamaan (1). 4.2 Penentuan posisi pipa dalam material (pasir) Pada pengukuran ini 3 buah pipa diletakkan pada kedalaman sekitar 30 cm dibawah permukaan pasir dengan memvariasikan posisinya sebanyak 5 kali. Kemudian dilakukan pengukuran dengan cara yang sama pada pengukuran sebelumnya. Posisi 1 Pada posisi ini 3 (tiga) buah pipa diletakkan di bawah permukaan pasir secara mendatar pada kedalaman ± 30 cm dari permukaan pasir. Salah satu pipa diletakkan dengan jarak dari tepi kanan kaca sekitar 55 cm dan jarak dari tepi kiri sekitar 105 cm, sedangkan 2 buah pipa lainnya diluar lintasan pengukuran (Gambar 6). Hasil inversi dapat dilihat pada Gambar 7 dengan nilai resistivitas yang terukur berkisar 181.654 Ωm dengan kedalaman ±30 cm di bawah permukaan pasir. 55 cm 100 105 Gambar 6. Variasi posisi pipa 1 (tampak atas) Teknologi Elektro 87 Vol. 7 No. 2 Juli - Desember 2008

Hasil inversi pemodelan fisis dengan variasi pipa pertama dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Penampang resistivitas hasil inversi variasi posisi pipa 1 Posisi 2 Pada posisi ini 1 buah pipa diletakkan di bawah lintasan secara mendatar dengan kedalaman 30 cm dari permukaan pasir, jarak dari tepi kanan kaca sekitar 50 cm dan jarak dari tepi kiri sekitar 100 cm, sedangkan 2 buah pipa lainnya diluar lintasan pengukuran. Hasil inversi dapat dilihat pada Gambar 8 dengan nilai resistivitas yang terukur berkisar 181.654 Ωm dengan kedalaman ± 30 cm di bawah permukaan pasir 200 cm 75 cm 100 cm 85 cm Gambar 8. Variasi posisi pipa 2 tampak atas Hasil inversi dengan variasi kedua dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Penampang resistivitas hasil inversi variasi posisi pipa 2. Teknologi Elektro 88 Vol. 7 No. 2 Juli - Desember 2008

Posisi 3 Pada posisi ini tidak ada pipa yang diletakkan tepat di bawah lintasan, pipa-pipa tersebut diletakkan di luar lintasan pengukuran dengan kedalaman 200 cm masing-masing sekitar 25 cm (Gambar 10). Pada Gambar 11 terlihat bahwa nilai resistivitas di bawah permukaan pasir lebih rendah dengan nilai 39.945 Ωm. 100 cm Gambar 10. Variasi posisi pipa 3 tampak atas Hasil inversi dengan variasi ketiga dapat dilihat pada Gambar 11 : Gambar 11. Penampang resistivitas hasil inversi variasi posisi pipa 3 Posisi 4 Pada posisi ini tidak ada pipa yang diletakkan tepat dibawah lintasan, pipa-pipa tersebut diletakkan diluar lintasan pengukuran dengan kedalaman 200 cm masing-masing sekitar 25 cm (Gambar 12). Pada Gambar 13 terlihat bahwa nilai resistivitas di bawah permukaan pasir lebih rendah dengan nilai 43.085 Ωm. 100 cm Gambar 12. Variasi posisi pipa 4 tampak atas Teknologi Elektro 89 Vol. 7 No. 2 Juli - Desember 2008

Hasil inversi pemodelan fisis dengan variasi keempat dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Penampang resistivitas hasil inversi variasi posisi pipa 4 200 cm Posisi 5 Pada posisi ini tidak ada pipa yang diletakkan tepat dibawah lintasan, pipa-pipa tersebut diletakkan di luar lintasan pengukuran dengan kedalaman masing- masing sekitar 25 cm (Gambar 14). Pada Gambar 15 terlihat bahwa nilai resistivitas di bawah permukaan pasir lebih rendah dengan nilai 36.530 Ωm. 100 cm Gambar 14. Variasi posisi pipa 5 tampak atas Hasil inversi pemodelan fisis dengan variasi posisi kelima dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Penampang resistivitas hasil inversi variasi posisi pipa 5 Teknologi Elektro 90 Vol. 7 No. 2 Juli - Desember 2008

Perubahan posisi pipa dimaksudkan agar diperoleh perbedaan nilai resistivitas ketika pipa diletakkan tepat dibawah lintasan pengukuran dengan nilai resistivitas pada saat pipa diletakkan di luar lintasan pengukuran, sehingga pada penelitian di lapangan dalam mengidentifikasi rute pipa bawah tanah yang dapat memberikan informasi keberadaan pipa dengan adanya nilai resistivitas tinggi. Dari kelima variasi tersebut posisi 1 dan posisi 2 memiliki nilai resistivitas yang mendekati nilai resistivitas pipa dikarenakan letak pipa berada tepat di bawah garis lintasan sehingga pipa dapat teridentifikasi pada kedalaman ± 30 cm di bawah permukaan pasir. Sedangkan posisi 3, 4 dan 5 diletakkan di luar lintasan sehingga memiliki nilai resistivitas yang lebih rendah akan tetapi nilai ketiga posisi pipa ini masih cukup tinggi dibandingkan nilai resistivitas material (pasir). Hal ini karena dipengaruhi oleh keberadaan pipa di bawah permukaan pasir. [5]. Telford, WM., 1990. Applied Geophysics Second Edition, Cambridge University. [6]. Utama W., 2005. Experimental Module Mataram Geophysical Workshop. Lab. Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS., Surabaya. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada DIRJEN DIKTI atas pembiayaan penelitian ini. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perubahan letak pipa sebanyak 5 kali telah membuktikan bahwa metode geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger dapat mengidentifikasi dengan baik keberadaan pipa di bawah permukaan yang diletakkan tepat di bawah lintasan, yang ditunjukkan dengan nilai resistivitas kira-kira 181.654 Ωm. 2. Keberadaan pipa yang tidak tepat berada di bawah lintasan pengukuran menghasilkan nilai resistivitas jauh lebih kecil dari rentang nilai resistivitas pipa. 5.2 Saran Bagi pelaku penggalian tanah terutama di pinggir jalan raya sebaiknya menerapkan metode geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger untuk mencegah pengrusakan pipa-pipa, kabel dan lain-lain yang sudah terlebih dahulu tertanam dalam tanah. 6. DAFTAR PUSTAKA [1]. Anonim, 2004. Pelatihan Geolistrik Metode Vertical Electrical Sounding (VES). Lab. Listrik Dasar & Proyek SEMI QUE V, Jurusan Elektro FT-UNRAM. [2]. Azhar dan Gunawan Handayani, 2004. Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Penentuan Tahanan Jenis Batubara, Jurusan Geofísika Terapan ITB, Bandung. [3]. Geotomo Software, 2004, Geoelectrical Imaging 2D & 3D, (www.geoelectrical.com) [4]. Sakka, 2002. Metoda Geolistrik Tahanan Jenis. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNHAS, Makassar. Teknologi Elektro 91 Vol. 7 No. 2 Juli - Desember 2008