I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

BAB I PENDAHULIAN. di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERGADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BENGAWAN SOLO DI SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

profesional, bersih dan berwibawa.

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat penting karena suatu organisasi dikembangkan demi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Society For Human Resource Management (SHRM) tahun 2002 menemukan bahwa

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

I. PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga dengan fungsi strategis dalam bidang kehakiman dan peradilan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pegawainya. Kinerja pegawai dikatakan meningkat dan semakin berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai merupakan proses kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang ideal untuk memberikan pelayanan publik secara baik dan maksimal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

KEINGINAN NIAT KELUAR KERJA KARYAWAN INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepuasan dalam bekerja atau kepuasan kerja yang merupakan sikap

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pemberian otonomi daerah yang dirumuskan dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan organisasi yang ideal, dan perlu mendapat perhatian dan

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan

BAB III OBJEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Lokasi BP3AKB Jl. Soekarno Hatta no. 458 Bandung, Telp , Fax

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya

BAB I PENDAHULUAN. Ministério da Educação khususnya pada Direcção Nacional do Ensino Superior e

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan dan peran serta masyarakat. organisasi, di antaranya sumberdaya manusia pegawai. Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan SDM, recruitment dan seleksi, orientasi, pendidikan dan

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mengharapkan produktivitas kinerja yang optimal dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan peningkatan kemampuan di bidang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan dalam manajemen pembangunan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan tulang punggung pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Kedudukan PNS yang demikian merupakan peran yang harus dijalankan dengan efisien, efektif, bersih dan berwibawa di dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan. Hal ini karena penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik sangat ditentukan oleh kualitas birokrasi. PNS sebagai sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki dan diandalkan oleh pemerintah harus mampu mengimplementasikan kebijakan publik dan tugas pemerintahan secara profesional. Tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan dengan cepat dan berkualitas mewajibkan PNS selalu berorientasi pada peningkatan kinerja. Masih banyaknya inefisiensi dalam pemerintahan menjadi bukti bahwa kompetensi pegawai masih rendah, sehingga diharapkan dengan peningkatan kinerja dapat memperkecil kesenjangan antara kinerja yang diharapkan (intended performance) dengan kinerja nyata yang dihasilkan (actual performance). Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufik Effendi, (Kompas 10 Desember 2007) mengakui bahwa citra birokrasi masih bermasalah seperti penyebaran pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan, etos kerja yang rendah dan kesejahteraan yang rendah. Peranan organisasi untuk meningkatkan kinerja pegawai sangat tergantung dari sistem yang diterapkan dalam menetapkan suatu standar penilaian kinerja. Banyak organisasi yang gagal dalam mengelola kinerja

pegawainya karena salah dalam menetapkan standar penilaian kinerja sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan menurunnya motivasi kerja pegawai. Apabila sistem penilian kinerja yang ditetapkan telah mengacu pada elemen kunci dari kinerja yang terdiri dari tujuan kinerja dan pengembangan karir, program pelatihan dan pengembangan, umpan balik dan imbalan maka akan menciptakan kinerja yang optimal karena telah memberikan kepuasan kerja dan meningkatkan motivasi bagi pegawai yang dinilai. Hasil penilaian kinerja juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk melaksanakan proses manajemen selanjutnya seperti untuk mutasi, promosi, kenaikan pangkat, pengembangan pegawai dan sebagainya. Bagi pegawai hasil penilaian kinerja dapat dijadikan evaluasi sebagai masukan untuk menghilangkan kesenjangan antara standar kinerja dengan kinerja yang dimiliki. Grote (2002) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah instrumen manajemen terkuat yang dimiliki organisasi agar kompetensi setiap pegawai tetap fokus dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Di dalam penelitiannya, Pettijohn et al (2001) mengemukakan bahwa sistem penilaian kinerja yang tidak memberikan kepuasan kerja bagi pegawai dapat menyebabkan persepsi negatif pegawai terhadap penilaian kinerja dan pada akhirnya motivasi pegawai akan turun. Jika kondisi ini diabaikan maka organisasi akan sulit untuk mengembangkan SDM karena sistem yang diterapkan tidak didukung oleh pegawai bahkan cenderung tidak diterima. Dalam organisasi pemerintah sistem penilaian kinerja yang diterapkan tidak banyak digunakan untuk mengembangkan kompetensi pegawai, walaupun ada sistem penilaian kinerja namun pelaksanaannya kurang menggambarkan kompetensi yang dimiliki setiap pegawai sehingga pegawai merasa kesulitan untuk memenuhi standar kinerja yang ditetapkan. Sistem penilaian kinerja akan 2

memberikan hasil yang positif jika metode, instrumen dan proses penilaian berlangsung secara adil dan tidak bersifat subyektif. Kinerja pegawai yang sangat rendah mengindikasikan tidak adanya kepuasan dan motivasi pegawai. Hal ini senada dengan pendapat Robbins (1998) yang mengatakan bahwa pegawai dalam suatu organisasi yang terpuaskan cenderung akan bekerja lebih efektif bila dibandingkan dengan pegawai yang kurang terpuaskan. Dalam membangun SDM, peningkatan kinerja pegawai memerlukan dukungan pegawai yang cakap dan kompeten di bidangnya sehingga dapat melaksanakan tugas secara lebih berdaya guna dan berhasil guna. Untuk mencapai itu semua maka pegawai harus mendapatkan kepuasan dan motivasi dalam bekerja. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan karena terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang diinginkan karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000:142). Dalam hal kepuasan kerja, Gilmer menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, faktor intrinsik dan pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas (As'ad, 2000). Pendapat lainnya menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka (Handoko, 1998). Sementara Heidjrachman dan Husnan (2002) mengemukakan faktor-faktor mengenai kebutuhan dan keinginan pegawai, yakni: gaji yang baik, pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh 3

masyarakat (Heidjrachman dan Husnan, 2002: 194). Sedangkan Loeke (dalam Sule, 2002: 211), kepuasan atau ketidakpuasan karyawan tergantung pada perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang didapatkan. Apabila yang didapat karyawan lebih rendah daripada yang diharapkan akan menyebabkan karyawan tidak puas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan kerja yaitu: jenis pekerjaan, rekan kerja, tunjangan, perlakuan yang adil, keamanan kerja, peluang menyumbang gagasan, gaji/upah, pengakuan kinerja, dan kesempatan bertumbuh. Sedangkan motivasi diperlukan agar pegawai dapat bekerja secara produktif dalam mencapai tujuan tugas pokok dan fungsinya, sehingga penting bagi organisasi untuk memberikan dan memelihara motivasi pegawai agar mengarahkan daya dan potensinya, mau bekerja sama, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi penting karena menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, sebagai salah satu elemen dalam pembangunan harus siap dan bertanggung jawab dalam pembangunan di bidang pertanahan. Susunan BPN RI terdiri dari seorang Kepala, Sekretaris Utama, lima Deputi, satu Inspektorat dan dua Kepala Pusat. Berdasarkan data kepegawaian bulan Juni 2006, jumlah pegawai di lingkungan BPN RI adalah 22.396 orang. Gambaran lengkap profil SDM BPN RI disajikan pada tabel 1 : Tabel 1. Profil SDM BPN RI No Pangkat/Golongan Pusat Daerah Total 1 Perakit/I 20 1.417 1.437 2 Juru/II 227 4.704 4.931 3 Penata/III 648 14.706 15.354 4 Pembina/IV 92 582 674 Total 987 21.409 22.396 Sumber Renstra BPN RI Tahun 2007-2009 4

Sebagai organisasi yang besar, BPN RI memerlukan SDM yang berkualitas dan profesional, yang memungkinkan organisasi dapat bergerak inovatif karena komitmen dan profesionalitas pegawainya yang menunjang untuk mendukung terselenggaranya tugas dan fungsinya sehingga haruslah diisi oleh pegawai yang tepat, baik berdasarkan pendidikan, keahlian, keterampilan, maupun pengalamannya, sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Namun kenyataannya saat ini masih banyak pegawai yang tidak efektif dan efisien dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini diindikasikan dengan masih adanya pegawai sering menunda-nunda pekerjaan, hanya bekerja bila ada pengawasan dari pimpinan, banyak pegawai yang absen, kurang bertanggung jawab terhadap tugas, bekerja tidak sesuai dengan job descriptionnya dan lain-lain. Perilaku demikian menunjukan bahwa belum adanya kepuasan dan motivasi pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Satu-satunya penilaian kinerja yang saat ini dilaksanakan oleh BPN RI adalah Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (DP3) yang hanya dilaksanakan sebagai bentuk formalitas saja untuk memenuhi kewajiban yang harus dilaksanakan organisasi pemerintah. Pelaksanaannya yang hanya 1 tahun sekali tidak dapat mencerminkan kinerja seorang pegawai selama 1 tahun karena tidak ada bantuan catatan prestasi pegawai secara periodik, buku catatan prestasi, buku absensi atau informasi lainnya sehingga penilaian tidak dapat terlepas dari subjektivitas penilai. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem penilaian kinerja terhadap kepuasan dan motivasi pegawai. Salah satu sasaran penting dalam manajemen sumberdaya manusia pada suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi yang bersangkutan. Kepuasan kerja tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi pegawai untuk bekerja lebih baik dalam pencapaian tujuan organisasi. 5

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : a. Bagaimanakah persepsi pegawai mengenai kepuasan terhadap Sistem Penilaian Kinerja di BPN RI? b. Bagaimanakah persepsi pegawai mengenai motivasi terhadap Sistem Penilaian Kinerja di BPN RI? c. Bagaimanakah persepsi pegawai mengenai kondisi Sistem Penilaian Kinerja di BPN RI? d. Bagaimanakah persepsi pegawai mengenai kondisi kinerja pegawai di BPN RI? e. Bagaimanakah pengaruh sistem penilaian kinerja terhadap kepuasan pegawai di lingkungan BPN RI? f. Bagaimanakah pengaruh sistem penilaian kinerja terhadap motivasi pegawai di lingkungan BPN RI? g. Bagaimanakah pengaruh kepuasan terhadap kinerja pegawai BPN RI? h. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai BPN RI? i. Bagaimanakah implikasi manajerial sistem penilaian kinerja agar memberikan kepuasan dan memotivasi pegawai di lingkungan BPN RI? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, terdapat tujuan utama yang ingin dicapai dalam analisis tesis ini yaitu untuk : a. Menganalisis persepsi pegawai mengenai kepuasan terhadap Sistem Penilaian Kinerja di BPN RI. b. Menganalisis persepsi pegawai mengenai motivasi terhadap Sistem Penilaian Kinerja di BPN RI. c. Menganalisis persepsi pegawai mengenai kondisi Sistem Penilaian Kinerja di BPN RI. d. Menganalisis persepsi pegawai mengenai kondisi kinerja pegawai di BPN RI. 6

e. Menganalisis pengaruh sistem penilaian kinerja terhadap kepuasan pegawai di lingkungan BPN RI. f. Menganalisis pengaruh sistem penilaian kinerja terhadap motivasi pegawai di lingkungan BPN RI g. Menganalisis pengaruh kepuasan terhadap kinerja pegawai BPN RI. h. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai BPN RI. i. Memberikan implikasi manajerial tentang sistem penilaian kinerja agar memberikan kepuasan dan memotivasi pegawai di lingkungan BPN RI. 1.4. Manfaat Penelitian Dari hasil analisis ini diharapkan : a. Bagi kepentingan dunia akademik : sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang penilaian kinerja pegawai. b. Bagi kepentingan dunia praktis 1. Dengan menerapkan sistem yang tepat dalam pelaksanaan penilaian kinerja pegawai diharapkan dapat memberikan kepuasan dan motivasi pegawai. 2. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan obyektif bagi pimpinan dalam menetapkan sistem penilaian kinerja pegawai. 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup responden dalam penelitian ini adalah pegawai di lingkungan BPN RI golongan II dan III. Penelitian ini fokus pada kinerja dengan harapan akan menghasilkan sebuah alat pengukuran, metode pengukuran, ukuran, penilaian itu sendiri. 7

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB