BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tema Guru Karya Siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gugum Gumbira, 2013

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur. Bentuk-bentuk karya sastra itu biasanya berupa puisi, prosa, dan drama. Semua karya sastra merupakan sesuatu totalitas yang memiliki nilai seni. Keindahan dan kepadatan nilai seni tersebut terkadang membuat pembaca atau penikmat karya sastra mengalami kesulitan dalam memahami dan menangkap makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Totalitas tersebut dibangun oleh unsur-unsur pembangun yaitu dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik karya sastra yaitu unsur-unsur yang berada dalam karya sastra itu sendiri dan sebagai unsur pembangun dalam tubuh karya sastra itu. Untuk dapat memahami dan menangkap makna di dalam puisi, pembaca harus memiliki kepekaan batin dan daya kritis terhadap karya sastra tersebut. Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan pelajaran yang diujikan untuk memenuhi standar kelulusan siswa, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra, siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menulis puisi. Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia memiliki dua aspek pembelajaran, yaitu aspek berbahasa dan aspek bersastra. Tiap aspek tersebut mencakup empat 1

2 macam keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Wagiran dan Mukh. Doyin, 2005: hlm. 2). Sesuai dengan tujuan menulis, peserta didik harus mampu untuk menggunakan bahasa dengan baik agar pesan yang disampaikan dapat dipahami. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan jelas mengungkapkan bahwa salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah supaya peserta didik secara kreatif menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan, salah satunya adalah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berkreatifitas. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajari secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran siswa dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Kegiatan mengapresiasikan sastra berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal dan kepekaan terhadap masyarakat, budaya serta lingkungan hidup. Kegiatan mengapresiasi sastra salah satunya adalah mengapresiasikan puisi. Dalam kegiatan mengapresiasi puisi, setidaknya kegiatan itu berupa mempertimbangkan, meminati, bersikap, membiasakan diri, dan menerampilkan diri berkenaan dengan puisi dengan tujuan mengenal, memahami, dan menikmati nilai yang terkandung dalam keindahan puisi itu, sehingga sebagai hasilnya terjadi perubahan atau penguatan pada tingkah laku orang itu terhadap nilai yang tinggi yang terkandung dalam karya puisi (Baribin, 1990: hlm. 18). Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di sekolahsekolah sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan

3 strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Keindahan puisi yang bersifat etis adalah keindahan yang berupa nilainilai yang ingin disampaikan penyair dalam puisnya. Nilai tersebut dapat diperoleh diluar karya sastra atau unsur ekstrinsik, yang merupakan unsur ekstrinsik puisi adalah nilai pendidikan, nilai sosial, nilai kebangsaan, dan nilai ketuhanan. Keindahan puisi yang bersifat estetis adalah keindahan puisi yang bersumber dari unsur pembangun yang berasal dari dalam puisi. Unsur instrinsik puisi meliputi tema, imajinasi, diksi, majas, rima, irama, dan suasana. Unsur intrinsik yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa perlu mendapat perhatian yang serius dalam pembelajaran bahasa di sekolah. Kemampuan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih kemampuan menulis akan meningkat. Oleh karena itu, keterampilan menulis siswa perlu ditumbuh kembangkan dan diharapkan siswa mampu menulis sastra. Secara umum, jenis karya sastra dapat digolongkan kedalam bentuk prosa, puisi, dan drama. Dalam mengikuti pembelajaran sastra diharapkan siswa mampu menulis karya sastra seperti prosa, puisi, dan drama. Untuk menulis karya sastra khususnya puisi erat kaitannya dengan penggunaan kosakata yang dituangkan dalam sebuah wujud ekspresi atau penuangan perasaan seperti rasa senang, sedih, dan sebagainya. Dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, kemampuan menulis puisi mereka masih rendah. Hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan teknik dalam pembelajaran sastra dalam hal menulis puisi. Demikian pula dengan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran menulis puisi di kelas V SD Labschool UPI Bandung, selama ini kurang menggembirakan. Penulis menemukan beberapa permasalahan yang

4 timbul dari guru maupun murid. Hal ini diperoleh dari hasil obsevasi awal dengan guru kelas V SD Labschool UPI Bandung dalam pembelajaran menulis puisi. Selain itu, dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) keterampilan menulis puisi termasuk dalam keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa kelas V. Keterampilan ini merupakan bagian dari keterampilan menulis sastra. Dalam pembelajaran menulis puisi ini guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket dan menyuruh siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru menyuruhnya untuk membacakannya di depan kelas. Sedangkan siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis puisi dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, di sini terkesan tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas pada siswa untuk menulis puisi dengan katakata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya sendiri, hal itu disebabkan karena selama pembelajaran bahasa Indonesia dengan guru kelas V SD Labschool UPI Bandung ini mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk menuliskan puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri. Masalah yang dihadapi sekarang adalah bagaimana pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh, sementara banyak siswa beranggapan bahwa pembelajaran sastra merupakan pelajaran yang sulit, sehingga merekan kurang berminat untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, untuk memahami dan menangkap makna karya sastra pembaca perlu melakukan kajian atau analisis terhadap karya sastra tersebut, dalam pengkajian karya sastra ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan, salah satunya dengan menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Dengan demikian muncul masalah manakah yang harus dipegang? Arti yang diberikan pengarang atau makna yang diberikan pembaca?. Berdasarkan subjektifitas yang berkemungkinan muncul dalam penafsiran karya sastra, maka pembatasan yang lebih relevan adalah memahami beragam pendekatan analisis

5 yang ada sebagai upaya menganalisis sebuah karya sastra secara lebih sistematis dan menyamai alur makna yang dimaksud penulis itu sendiri, dengan demikian mengenal salah satu pendekatan kajian sastra dalam tesis ini adalah suatu keharusan guna memahami konsep kerkaryaan yang lebih utuh. Selanjutnya, pendekatan yang menjadi bahasan dalam tesis ini adalah Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Secara sederhana kajian sastra dalam Teams Games Tournament (TGT) memiliki manfaat yang cukup signifikan terhadap proses pemaknaan sebuah karya sastra. Dalam hal ini penulis berusaha mengungkapkan bahwa Teams Games Tournament (TGT) ini memiliki potensi dalam penulisan dan penginterpretasian sebuah puisi yang sarat unsur pendidikan dan budaya. Di atas telah diutarakan bahwa untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dan kemampuan kosakata siswa diperlukan penguasaan konsep. Untuk penguasaan konsep yang baik dibutuhkan komitmen siswa dalam memilih belajar sebagai suatu yang bermakna, lebih dari hanya menghafal, yaitu membutuhkan kemauan siswa mencari hubungan konseptual antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang sedang dipelajari di dalam kelas. Pada prinsipnya model Teams Games Tournament (TGT) adalah suatu model mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan menyajikan data atau contoh, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati data tersebut. Model ini membantu siswa pada semua usia dalam memahami tentang konsep dan latihan pengujian hipotesis. Untuk melihat apakah model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi dan kemampuan kosakata siswa Sekolah Dasar di kelas V Labschool UPI Bandung maka perlu diadakan suatu penelitian Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Anak dan Kemampuan Kosakata Siswa Kelas V SD Labschool UPI Bandung. Adapun alasan pemilihan subjek penelitian didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, berupa kegiatan observasi dan wawancara

6 dengan kepala sekolah dan guru kelas lima. Dari hasil observasi dan wawancara tersebut diperoleh bahwa (1) pemahaman tetang menulis puisi modern anak siswa masih kurang dalam kegiatan pembelajaran (2) sekolah tersebut adalah sekolah swasta yang memiliki kualitas pengajaran yang baik serta respon dari pihak sekolah sangat kooperatif dan bersedia menerima peneliti untuk melakukan penelitian ini; (3) sekolah tersebut memiliki latar belakang budaya yang bagus yakni Sunda; (4) penelitian dilaksanakan dengan waktu yang tepat yaitu pada awal pembelajaran semester baru dan pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran wajib yang harus dipelajari di Sekolah Dasar; (5) terbatasnya faktor waktu dan dana yang dimiliki oleh peneliti menjadi salah satu pertimbangan atas pemilihan subjek tersebut. Penelitian ini menerapkan Model Teams Games Tournament (TGT). Penelitian yang menerapkan model tersebut dalam pembelajaran telah dilaksanakan oleh Heru Pramana Agustiansyah (2012) dan Nita Kusmiyati (2013). Heru Pramana Agustiansyah mengadakan penelitian dengan model Teams Games Tournament (TGT) terhadap pembelajaran apresiasi puisi tahun 2012. Hasil penelitian beliau bahwa model yang digunakan dapat meningkatkan ragam kemampuan apresiasi sastra secara efektif. Sedangkan Nita Kusmiyati mengadakan penelitian keterampilan membaca wacana berhurup Jawa dengan menerapkan model Teams Games Tournament (TGT). Hasil penelitian Nita Kusmiyati menunjukan bahwa ada peningkatan keterampilan membaca wacana huruf Jawa dilihat dari ketuntasan pra siklus 45%, siklus I 57,83% dan siklus II 93,94%. Peningkatan dari pra siklus ke siklus I sebesar 12 %, dari siklus siklus I ke siklus II sebesar 36,11. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pemaparan di atas, masalah penelitian ini peneliti rumuskan dalam beberapa kalimat berikut.

7 1. Bagaimana kemampuan menulis puisi dan kemampuan kosa kata sebelum dan setelah penerapan model Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas V SD Labschool UPI Bandung? 2. Bagaimana perbedaan signifikan kemampuan menulis puisi pada kelompok eksperimen dengan penerapan model Teams Games Tournament dan kelompok kontrol tanpa model Teams Games Tournament pada siswa kelas V SD Labschool UPI Bandung? 3. Bagaimana perbedaan signifikan kemampuan kosa kata pada kelompok eksperimen dengan penerapan model Teams Games Tournament dan kelompok kontrol tanpa model Teams Games Tournamnet pada siswa kelas V SD Labschool UPI Bandung? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripisikan: 1. Kemampuan menulis puisi dan kosakata oleh siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran pada siswa kelas V SD Labschool UPI Bandung; 2. Perbedaan signifikan kelas eksperimen dan kelas kontrol kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD Labschool UPI Bandung. 3. Perbedaan signifikan kelas eksperimen dan kelas kontrol kemampuan kosakata siswa kelas V SD Labschool UPI Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini mengujicobakan Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran apresiasi puisi. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dirumuskan Model Teams Games Tournament (TGT) yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan-kelamahan yang dialami pembaca dalam mengapresiasi puisi, khususnya apresiasi

8 puisi anak. Manfaat penelitian ini memperkaya bukti empiris yang terkait dengan penerapan Teams Games Tournament TGT dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Labschool UPI Bandung. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat pada tiga aspek berikut. a. Sebagai masukan bagi sekolah untuk peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran kooperatif dalam bahasa Indonesia terutama dalam penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) b. Memberikan masukan bagi guru untuk mengatasi perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis puisi. c. Memberikan masukan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dan kosakata, khususnya menulis puisi. E. Struktur Organisasi Tesis Tesis ini terdiri atas 5 bab meliputi bab I terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Bab II menjelaskan landasan teori yang menjadi panduan pemecahan masalah penelitian. Bab III menguaraikan metode penelitian yang digunakan, menjelaskan sampel, instrumen, dan prosedur penelitian. Bab IV memaparkan temuan dan pembahasan penelitian, dan bab V berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi. Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

9 tesis. Bab II kajian pustaka yang berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah penelitian, tujuan dan hipotesis penelitian yang berisi tentang kemampuan menulis puisi dan kemampuan kosakata, pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Bab III berisi penjabaran mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen seperti: lokasi dan populasi/subjek penelitian, desain dan metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: a) pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, dan tujuan penelitian, b) pembahasan atau analisis temuan. Bab V simpulan, implikasi dan rekomendasi menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis temuan penelitian.