III. GAMBARAN UMUM. abad 19 dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat (BKR) dan Lumbung Desa, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM

PEMBAHASAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Pertemuan 7. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1992 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1824 dengan nama Nederlandsche

Sistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

UNIVERSITAS GUNADARMA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1992 TENTANG BANK UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia,

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan, perbankan menempati posisi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2006 SERI D =================================================================

V. PEMBINAAN BANK NAGARI TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DI SUMATERA BARAT. Lembaga keuangan non formal yang bergerak dibidang simpan pinjam

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia terasa

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memiliki ciri-ciri dan karakteristik tersendiri sehingga

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

METODE CAMEL SEBAGAI ALAT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BKK JUWIRING KABUPATEN KLATEN S K R I P S I S K R I P S I

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

III. METODOLOGI PENULISAN. Bumi Artha Bandar Lampung yang terletak di Jalan Ahmad Yani No 70, Penulis

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/17/ PBI/2003 TENTANG PERSYARATAN DAN TATACARA PELAKSANAAN TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia :

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 3 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 27 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 18 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

UNDANG-UNDANG NOMOR NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU No. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bank di Indonesia mengalami proses pasang surut, dimulai pada

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Landasan hukum yang mengatur masalah keberadaan dan usaha Bank Umum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN PENGERTIAN BANK

BAB II DESKRIPSI PT. BPR ARTHA MAKMUR LESTARI. susunan pengurus dan anggaran dasar sebagai berikut :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BAB I. SEKILAS BPR. A. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah pendapatan di Lampung Tengah mengakibatkan. peningkatan permintaan terhadap jasa keuangan. Pertumbuhan lembaga

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) DIREKTORAT LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

BUPATI BANGKA TENGAH

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa

SEJARAH BANK INDONESIA : PERBANKAN Periode

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

2. Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, isu mengenai Corporate

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN

Transkripsi:

III. GAMBARAN UMUM 3.1. Sejarah BPR sejarah terbentuknya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berawal sejak zaman penjajahan Belanda. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia dimulai sejak abad 19 dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat (BKR) dan Lumbung Desa, yang dibangun dengan tujuan membantu petani, pegawai, buruh, agar dapat melepaskan diri dari jeratan para rentenir yang membebani dengan bunga yang tinggi. Pada masa pemerintahan koloni Belanda, BPR dikenal oleh masyarakat dengan istilah Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa, yang saaat itu hanya ada di Jawa dan Bali. Tahun 1929 berdiri badan yang menangani kredit dipedasaan yaitu, Badan Kredit Desa (BKD) yang berdiri di Jawa dan Bali, sementara untuk pengawasan dan pembinaan, Pemerintah Kolonial Belanda membentuk Kas Pusat dan Dinas Perkreditan Rakyat, dengan nama lembaga yaitu Instansi Kas Pusat (IKP). Setelah Indonesia merdeka, Pemerintah mendorong pendirian bank-bank pasar yang terutama sangat terkenal karna di dirikan di lingkungan pasar dan bertujuan untuk memberikan pe3layanan jasa keuangan kepada pedagang pasar. Bank-bank pasar terssebut kemudian berdasarkan Pakto 1988 dikukuhkan menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sejak itu BPR di Indonesia tumbuh dengan pesat.

31 Bank-bank yang didirikan antara 1950-197 didaftarkan sebagai Perseroan Terbatas (PT), CV, KOPERASI, MASKAPAI ANDIL INDONESIA, YAYASAN dan PERKUMPULAN. Pada masa tersebut terdiri beberapa lembaga keuangan yang didirikan oleh Pemerintah Daerah, Bank Karya Produksi Desa (BKPD) DI Jawa Barat, Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah, Kredit usaha Rakyat Kecil (KURK) di Jawa Timur, Lumbung Pitih Negeri (LPN) di Sumatera Barat, dan Lembaga Pengkreditan Desa (LPD) di Bali. Pada tanggal 27 oktober 1988 pemerintah menetapkan kebijakan diregulasi perbankan yang dikenal sebagai Pakto 88, sebagai kelanjutan dari Pakto 88, Pemerintah mengeluarkan beberapa paket perbankan yang merupakan penyempurnaan dari paket sebelumnya. Sejalan dengan itu, pemerintah menyempurnakan UU No.14 Th.1967. Tentang pokok-pokok perbankan, dengan mengeluarkan undang-undang No.7 TH.1992 tentang perbankan. Undang-undang tersebut di sempurnakan lebih lanjut dalam UU No.10 Th 1998. Dalm UU ini secara tegas ditetapkan bahwa jenis bank di Indonesia adalah Bank Umum dan BPR. Bank adalah badan usaha yang menghipun dana dari mmasyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konfensional dan berdasarkan prinsp syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

32 BPR adalah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konfensional dan berdasarkan prinsp syariah yang dalam kegiatannya yang tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sekitar tahun 1987-1988, terjadi urbanisasi besar-besaran hal itu diakibatkan perkembangat perekonomian di ibu Kota Jakarta sangat pesat, sedangkan di daerah sangatlah lambat dan hampir tidak berkembang. Dari kondisi tersebut, PT. NUSAMBA mempunyai niat membantu Pemerintah dan masyarakan dalam upaya pemerataan ekonomi dengan cara mendirikan bank pada awal februari tahun 1990, BPR Nusamba di dirikan serentak di pulau Jawa dan Bali sebanyak 20 kantor pusat. Pada akhir tahun 2005 terdapat 38 kantor pelayanan dan pada tahun 2006 bertambah menjadi 70 kantor pelayanan, sedangkan target tahun 2007-2008 adlah lebih dari 100 kantor pelayanan. 3.2. Struktur Organisasi Bank Perkreditan Rakyat Struktur Organisasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengacu pada SK Direksi bank Indonesia No.26/KEP/DIR tanggal 29 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Prinsip Konvensional maupun syariah.

33 Gambar 2. Struktur Organisasi BPR atau BPR Syariah RUPS Dewan Pengawas Syariah (Pada BPR Syariah) Dewan Komisaris Audit Intern / Ekstern Direksi Kas / Teller Pendanaan Marketing, Kredit / Pembiayaan pada BPR Syariah Pembukuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan lembaga tertinggi pada organisasi internal Bank Perkreditan Rakyat (BPR). RUPS merumuskan kebijakan strategis yang akan diambil oleh bank. Dewan Komisaris mewakili pemilik Bank untuk melakukan pengawasan terhadap organisional oprasional bank, agar sesuai dengan keputusan RUPS dan rambu-rambu Undang-Undang dan Ketentuan yang berlaku. Pada BPR atau BPR Syariah yang memiliki aset lebih besar atau sama dengan 10 Milyar Rupiah, ketentuan Bank Indonesia mewajibkan pertanggungjawaban keuangan diaudit oleh kantor akuntan publik.

34 Dewan Pengawas Syariah merupakan eksekutif tertinggi bagi BPR Syariah, hal ini berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia No.32/35/KEP/DIR dan No.32/36/KEP/DIR masing-masing tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat dan Bannk Perkreditan Rakyat Syariah. Jumlah Direksi BPR dan BPR Syariah sekurang-kurangnya 2 (dua) orang. Pada BPR dengan volume usaha yang besar, Direksi BPR dibantu oleh Kepala Bagian Oprasional. 3.3. Bentuk Hukum BPR Bentuk hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah (Badan Usaha Milik Daaerah), Koperasi Perseroan Terbatas,dan bentuk lain yang ditetapkan Pemerintah. 3.4. Kepemilikan BPR 1. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, dan pemerintah daerah. 2. BPR yang membentuk hukum koperasi, kepemilikan diatur berdasarkan ketentuan dalam UU tentang perkoperasian yang berlaku. 3. BPR yang berbentuk perseroan terbatas, sahamnya hanya dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama. 4. Perubahan kepemilikan BPR wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia.

35 5. Merger dan konsolidasi antara BPR, serta akuisisi BPR wajib mendapat ijin Mentri Keuangan sebelumnya setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 3.5. Pembinaan dan Pengawasan BPR Fungsi Bank Indonesia sebagai pembinaan dan pengawasan bank pada umumnya terdapat dalam UU Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 Bab V Pembinaan dan Pengawasan Pasal 29, 30, 31, 32, 33,34, 35, 36, dan 37. Pengawasan Bank Indonesia terhadap BPR meliputi: 1. Pemberian bantuan dan llayanan perbankan kepada lapisan masyarakat yang rendah yang tidak terjangkau bantuan dan layanan bank umum, yaitu dengan memberikan pinjaman kepada pedagang dan pengusaha kecil di desa daan di passar agar tidaak terjerat rentenir. 2. Membantu pemerintah dalam ikut mendidik masyarak guna memahami pola nasional dengan adanya akselerasi pembangunan. 3. Penciptaan pemertaan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Dalam melakukan pengawassan akan terjadi beberapa kesalahan, yaitu: 1. Organisasi dan sisitem manajemen, termasuk di dalamnya perencanaan yang ditetapkan. 2. Kekurangan tenaga terampil dan profesional

36 3. Mengalami masalah likuiditas 4. Belum melaksanakan fungsi BPR sebagaimana mestinya. 3.6 Pengaturan dan Pembagian Tugas BPR, KUD dan BRI 1. BPR yang terdapat di desa sebagai pengganti Bank Desa, kedudukannya ditingkatkan ke kecamatan dan diadakan penggabungan Bank desa yang ada dan kegiatannya siarahkan kepada layanan kebutuhan kredit kecil untuk pengusaha, pengrajin, pedagang kecil, atau kepada mereka yang tinggal dan berusaha di desa tersebut tetapi tidak atau belum menjadi anggota KUD dan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. KUD bekerja sebagai lembaga perkreditan kecil di desa yang memberikan pinjaman kepada petani, peternak, dan nelayan yang menjadi anggotanya. Dana untuk pemberian kredit berasal dari dana yang dihimpun dari anggota KUD dan kredit yang disalurkan oleh BRI dan BI. 3. BPR yang ditetapkan di daerah perkotaan adalah Bank Pasar, Bank Pegawai atau bank sejenis yang melayani kebutuhan kredit pengusaha dan pedagang di pasar dan di kampung. Sumber pembiayaan kredit ini adlah berasal dari dana masyarakat yang dihimpun dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

37 4. BRI melayani langsung kredit yang relatif besar atau kredit yang dipinjamkan kepada pengusaha menengan di pedesaan dan di perkotaan. 3.7. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat di Propinsi Lampung Bank Perkreditan Rakyat Di Propinsi Lampung seluruhnya telah mempunyai unit oprasional yang terdiri dari : 1. Seksi Kas / Teller 2. Seksi Pembukuan / Akunting 3. Seksi Dana 4. Seksi Marketing / Kredit / Pembiayaan Pemilik BPR di Propinsi Lampung Terdiri dari badan usaha dan perorangan yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Pada jajaran pengurus (Dewan Komisariat dan Direksi) sebagian besar terdiri dari mantan praktisi bank umum swasta, pensiunan bank pemerintah, dan mantan pegawai BPR. Di bidang teknologi,

38 Tabel 2. Rekap data jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat Konvensional di wilayah Propinsi Lampung. No. KABUPATEN PUSAT CABANG KAS ATM 1 Bandar Lampung 12 3 1 1 2 Metro 2 2 0 1 3 Lampung Tengah 4 3 4 1 4 Lampung Selatan 2 2 1 0 5 Lampung Utara 1 2 0 1 6 Lampung Timur 3 2 3 1 7 Lampung Barat 0 2 0 1 8 Tanggamus 0 0 0 0 9 Tulang Bawang 1 6 0 0 10 Way Kanan 0 3 0 0 11 Pringsewu 0 5 0 0 12 Pesawaran 0 0 0 0 13 Tulang Bawang Barat 0 0 0 0 14 Mesuji 0 0 0 0 Total 25 30 9 6 Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Lampung 2014 Kator Pusat 25 Kantor Cabang 30 Kantor Kas 9 Jumlah Kantor 64 Dari tabel tersebut maka jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat konvensional di wilayah Propinsi Lampung adalah sebanyak 64 kantor dan 6 ATM.

39 Tabel 3. Rekap data jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat Syariah di wilayah Propinsi Lampung. No. KABUPATEN PUSAT CABANG KAS ATM 1 Bandar Lampung 2 0 0 0 2 Metro 1 1 1 0 3 Lampung Tengah 1 1 0 0 4 Lampung Selatan 0 1 0 0 5 Lampung Utara 1 0 1 0 6 Lampung Timur 1 0 0 0 7 Lampung Barat 0 0 0 0 8 Tanggamus 1 0 0 0 9 Tulang Bawang 0 1 0 0 10 Way Kanan 1 0 0 0 11 Pringsewu 0 0 1 0 12 Pesawaran 0 0 0 0 13 Tulang Bawang Barat 0 0 0 0 14 Mesuji 0 0 0 0 Total 8 4 3 0 Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Lampung 2014 Kator Pusat 8 Kantor Cabang 4 Kantor Kas 3 Jumlah Kantor 15 Dari tabel tersebut maka jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat Syariah di wilayah Propinsi Lampung adalah sebanyak 15 kantor. Dengan demikian jumlah keseluruhan Kantor Bank Perkreditan Rakyat di wilayah Propinsi Lampung sebanyak 79 kantor dengan rincian 64 kantor BPR Konvensional dan 15 kantor BPR Syariah.