BAB I PENDAHULUAN. penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan dasar hukum yang kuat yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian IPS atau Social Studies mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik, yaitu mampu menumbuh kembangkan cara berfikir, bersikap, dan berperilaku yang bertanggung jawab selaku individual, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Selain itu IPS pun bertugas mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun di masyarakat. Menurut Sapriyo (2009:11) pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusaia yang diorganisasiskan dan disajikan secara ilmiah dan pendagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS adalah seleksi arti disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serat kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. 1

2 Pengertian pendidikan IPS yang pertama berlaku untuk pendidikan dasar dan menengah sedangkan yang kedua berlaku untuk perguruan tinggi. PIPS pada kurikulum sekolah (satuan pendidikan). Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Di satu sisi, pembelajaran IPS sering dianggap (1) second class setelah IPA, (2) IPS tidak memerlukan kemampuan yang tinggi dan cenderung lebih santai dalam belajar; (3) IPS sering kali dianggap jurusan yang tidak dapat menjamin masa depan dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih prestisius di masyarakat. Di sisi lain, melemahnya nasionalisme, maraknya penyimpangan sosial seperti tawuran, korupsi, disintegrasi bangsa, ketidakramahan terhadap lingkungan, individualisme, krisis kepercayaan, dan sebagainya merupakan fakta yang disebabkan lemahnya modal sosial. Pengembangan modal sosial merupkan tugas utama pembelajaran IPS. Maraknya masalah sosial tersebut boleh jadi disebabkan dianggap remehnya pendidikan IPS. Pendidikan IPS, memang mengalami tantangan yang sangat berat, disaat kaum ibu masuk ke dalam sektor publik, maka pendidikan anak di rumah menjadi terabaikan, disaat budaya baca belum terbentuk maka budaya visual melalui TV masuk dengan intensif, di saat modal sosial belum terbina, individualisme melalui permainan, home schooling, tugas individual menjadi kebutuhan dan tuntutan, disaat etos kerja atau belajar dan produktivitas belum terbina, budaya santai telah

3 terbentuk, disaat profesionalisme semakin sulit digapai, maka tuntutan materi begitu mendesak. Keteladanan pun menjadi sesuatu yang sangat langka. Kesenjangan antara teori dan aplikasi kerap pula terjadi karena berbagai kendala. Penamaan IPS sebenarnya sudah melekat dengan keterpaduan (integrated) ilmu-ilmu sosial, tujuannya sudah jelas untuk meningkatkaan kepekaan dan keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan psikologi perkembangan peserta didik. Pada kenyataannya, kurikulum IPS masih terpisah-pisah, Kurikulum baru (KTSP) di SMP memang sudah dipadukan namun masih tetap masih tampak nyata jenerik ilmu sosialnya, dan pendekatannya pun belum tematik. Berkaitan dengan keterampilan sosial, maka tujuan pengembangan keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS adalah agar siswa mampu berinteraksi dengan teman-temannya sehingga mampu menyelesaikan tugas bersama, dan hasil yang dicapai akan dirasakan kebaikkanya oleh semua anggota masing-masing. Hal ini selaras dengan fitrah manusia sebagai mahkluk sosial yang sangat dipengaruhi oleh masyarakatnya, baik kepribadian, individualnya, termasuk daya rasionalnya, reaksi emosionalnya, aktivitas dan kreativitasnya, dan lain sebaginya oleh kelompok tempat hidupnya (Sumaatmaja dalam Achmad,2005:29).

4 Salah satu tujuan pendidikan tingkat pertama adalah untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial. Nilai-nilai sosial sangat penting bagi anak didik, karena fungsi sebagai acuan bertingkah laku terhadap sesamanya, sehingga dapat diterima di masyarakat. Nilainilai itu antara lain, seperti kasih sayang, tanggung jawab, dan keserasian hidup. Adapun keterampilan sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain; contoh: melakukan penyelamatan lingkungan, membantu orang lain, kerja sama, mengambil keputusan, berkomunikasi, wirausaha, dan partisipasi. Pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial tersebut merupakan hal yang harus dicapai oleh pendidik. Hal ini karena anak didik merupakan mahkluk sosial yang akan hidup di masyarakat (Reven dalam Achmad,2005:3). Keterampilan sosial yang perlu dimiliki siswa, menurut Jarolimek (1993:9) mencakup: 1. Living and wroking together; taking truns, respencting the ringhts of others; being socially sensitive. 2. Learning self-control and slef-direction 3. Sharing ideas and experience with other Keterampilan sosial siswa SMP sangat perlu dikembangkan, karena siswa SMP masih pada usia mencari jati diri dan masa ini adalah masa

5 merindukan muja (masa membutuhkan teman), sehingga perlu bimbingan dengan ajaran yang dimiliki landasan yang benar. Salah satu konsep pendidikan IPS yang terkait dengan pengembangan keterampilan sosial adalah pemahaman siswa mengenai masyarakat multikultural. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisahpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lain (Funivall dalam Muin,2006:121). Dalam masyarakat multikultural, para anggota masyarakat menganut berbagai sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial sehingga mereka kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai satu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain. Dengan memahami masyarakat multikultural, maka siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial yang dimilikinya yaitu bekerja sama, menghormati hak-hak orang lain dan saling toleransi. Pemebalajarn tentang nilai-nilai tersebut termasuk dalam kategori pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral dan ahklak. Tujuan adalah membentuk peserta didik menjadi manusia yang baik, masyarakat dan warga negara yang baik (Zakaria,2000:479).

6 Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang berbunyi pendidikan berfungsi mengembangkan kemapuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab. Proses belajar mengajar merupakan bagian terpenting dalam pendidikan yang didalamnya terdapat mutu sebagai pengajar dan siswa yang sedang belajar. Sudjana (2009:43), menyatakan bahwa pada dasarnya proses belajar mengajar meruakan suatu proses terjadinya interaksi guru dan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Proses belajar mengajar terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Guru mempersiapkan pengelolaan pembelajaran dengan baik meliputi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Konsep pembelajaran yang

7 baru secara otomatis juga mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Jadi, sebagai bagian dari pembelajaran IPS, Pengembangan nilainilai dan keterampilan sosial amat penting dalam pendidikan tingkat pertama. Namun secara praktik, hal tersebut cenderung diabaikan, sebagaimana beberapa penelitian membutikannya, bahwa: a. Terdapat kecenderungan mengabaikan pembinaan nilai-nilai sosial dalam pendidikan sehingga mengakibatkan erosi nilai-nilai dan keterampilan sosial; b. Mata pelajaran IPS berkontribusi terhadap tanggung jawab sosial siswa (rasa memiliki, disiplin, tolong menolong, dan toleransi); c. Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian sosial anak didik kepribadian sosial tidak cukup hanya diberikan dengan metode ceramah dan diskusi di kelas, melainkan dengan terjun langsung di masyarakat mengklarifikasi dan menghadapi kenyataan sosial, dapat membentuk kepribadian yang matang. d. Model pembelajaran IPS kurang berorientasi kepada pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial. Dengan demikian niali-nilai dan keterampilan tersebut kurang dimiliki siswa, seperti kurang dalam hal kepedulian, kesetiaan, pengabdian, disiplin, empati, toleransi,

8 mengatasi masalah, berkomunikasi, tangung jawab, dan partisipasi terhadap sosial. Berdasarkan latar belakang di atas, peran dan tangung jawab guru sebagai pendidik semakin komplek dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Guru dituntut pertanyaan dalam setiap kegiatan yang dilakukan baik dalam kegiatan intrakulikuler yaitu pembelajaran di kelas maupun ekstrakurikuler seperti kepramukaan, keolahragaan, kesenian dan sebagainya. Proses pendidikan tentang pemahaman masyarakat multikultural sebagai keterampilan siswa menjadi tema penting untuk membentuk warga negara yang bermoral. Oleh karena itu, penelitian tentang pemahaman tentang masyarakat multikultural sebagai keterampilan sosial siswa penting dilakukan untuk menjawab persoalan-persoalan di atasnya. B. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pengelolaan pembelajaran keterampilan sosial pada pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Boyolali. Subfokus penelitian yang penulis angkat untuk mempertajam fokus penelitian adalah: 1. Bagaimana karakteristik materi keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS siswa SMP Negeri 1 Boyolali?

9 2. Bagaimana karakteristik interaksi keterampilan sosial siswa SMP Negeri 1 Boyolali? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui karakteristik keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS pada Siswa SMP Negeri 1 Boyolali. 2. Untuk mengetahui karakteristik interaksi keterampilan sosial Siswa SMP Negeri 1 Boyolali. D. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui manfaat penelitian akan lebih terarah dan jelas. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Meberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu pengetahuan sosial khususnya dalam mengembangkan keterampilan sosial. 2. Manfaat praktis a. Dapat meberikan perhatian yang lebih terarah bagi perkembangan siswanya b. Bagi orang tua Dapat meberikan perhatian yang lebih terarah bagi perkembangan anak dan dapat menerapkan keterampilan sosial yang tepat dalam mendidik dan membimbing. c. Bagi penulis a. Menjadi acuan bagi penulis dalam menerapkan keterampilan sosial yang tepat nantinya.

10 b. Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan serta menambah wawasan. E. Daftar Istilah 1. Masyarakat mulikultural Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdidri dari dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbedabeda satu sama lain. 2. Keterampilan sosial Keterampilan soaial adalah keterampilan yang berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan ynag baik dalam berinteraksi sosial dengan orang lain; contoh: melakukan penyelamatan lingkungan, membantu orang lain, kerja sama, mengambil keputusan, berkomunikasi, wirausaha, dan partisipasi 3. IPS Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu soaial dan humaniora, serta kegiata dasar manusaia yang diorganisasiskan dan disajikan secara ilmiah dan pendagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.