BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Silalahi dalam Eliyawati (2012) penelitian kuantitatif yaitu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani, Sugiman

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN. bursa efek indonesia melalui media internet dengan situs dan

PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH

BAB II LANDASAN TEORI

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

UNNES Journal of Mathematics

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Pemodelan dan Peramalan Penutupan Harga Saham Harian Jakarta Islamic Index Model Garch

PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dan profitabilitas. Struktur modal berkaitan dengan bagaimana distribusi aktiva

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH TUGAS AKHIR

Aplikasi Model GARCH pada Data Inflasi Bahan Makanan Indonesia

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Corporate Governance

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat (listing) di

BAB 2 LANDASAN TEORI

TIME SERIES DENGAN K-STAT &EVIEWS

Wenty Yolanda Eliyawati R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH)

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Analisis Volatilitas Saham Perusahaan Go Public dengan Metode ARCH-GARCH

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dan price earning ratio sebagai variabel dependen.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang akurat dan lengkap mengenai pengaruh minyak dunia, inflasi dan kurs,

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena keberhasilan suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan desain atau model penelitian. Selain itu ketepatan penggunaan metode dalam penelitian sangat menentukan objektivitas hasil penelitian. Pengertian metode penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:2) adalah sebagai berikut, Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta pengaruh antar fenomena yang diteliti, dianalisis berdasarkan data yang ada kemudian di analisis. 3.2. Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini batasan variabel yang akan diteliti yaitu volatilitas saham perusahaan sektor pertanian periode 2007-2013 yang didapat dari harga penutupan saham harian.

24 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Volatilitas saham Metode untuk mengukur fluktuasi harga selama periode tertentu. Harga penutupan saham harian dan return. Skala rasio 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Menurut Sugiyono (2008:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan atau emiten sektor pertanian Bursa Efek Indonesia yang telah listing dari tahun 2007 sampai pada tahun 2013 dan selama periode pengamatan tahun dari 1 Januari 2007 sampai 8 Januari 2014 saham tersebut aktif diperdagangkan. Jumlah populasi sektor pertanian ada sebanyak 24 perusahaan. 3.3.2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penarikan sampel dilakukan metode purposive sampling dengan kriteria perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor Peratanian pada periode antara 1 Januari 2007 sampai 8 Januari 2014 dan selama periode penelitian aktif diperdagangkan serta memiliki data-data yang diperlukan dalam penelitian, berdasarkan kriteria tersebut terdapat tiga perusahaan.

25 Dari kriteria penarikan sampel di atas, perusahaan tersebut adalah: Tabel 3.2 Daftar Emiten yang memenuhi kriteria sampel No Kode Emiten Nama Emiten 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 LSIP PP London Sumatera Tbk. 3 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk. 3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang didapat dan disimpan oleh seseorang atau entitas yang biasanya merupakan data masa lalu/historis. 3.4.2. Sumber Data Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data-data sekunder berupa laporan keuangan dan statistik perdagangan saham yang berhubungan dengan penelitian yang didapat dari situs Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), yahoo finance, dan situs masing-masing emiten.

26 Data tersebut dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 3.3 Tabel Deskripsi Data Penelitian No. Deskripsi Data Periode Sumber 1. Website BEI: www.idx.co.id, 1. Harga Saham 2. www.duniainvestasi.com, Tahun 2007 pada Closing 3. Indonesian Capital Market s.d 2013 Price Directory, dan 4. Yahoo Finance. Jenis Data Sekunder 3.5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini analisis dilakukan dengan menggunakan model penelitian untuk harga saham yang telah dilakukan oleh Nastiti dkk. (2012), yaitu dengan menggunakan basis ARCH-GARCH dalam memodelkan volatilitas saham. Sebelumnya itu return digambarkan terlebih dahulu dengan model ARIMA. Dalam penelitian ini, sebelum melakukan pemodelan ARIMA, dilakukan dulu beberapa uji untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah memenuhi kriteria dalam pemodelan ARIMA, diantaranya yaitu uji stasioneritas yang digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data sudah konstan pada setiap lag-nya dan tidak terdapat unsur tren. Untuk melakukan uji stasioneritas dapat dilakukan dengan beberapa cara yang pertama yaitu dengan melihat grafik, Uji Augmented Dicky Fuller(Uji ADF), dan uji akar unit (Unit Root Test). Setelah diketahui bahwa data yang akan digunakan sudah stasioner, selanjutnya baru dilakukan pemodelan ARIMA, namun dalam pemodelan ARIMA terdapat kelemahan, yaitu proses pemodelan tidak dapat dilanjutkan jika data

27 menunjukkan adanya efek heteroskedastisitas. Jika demikian maka dapat dilanjutkan dengan pemodelan ARCH-GARCH, karena efek heteroskedastisitas pada pemodelan ARIMA dijadikan sebagai dasar dalam melakukan pemodelan ARCH-GARCH, jadi dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa apabila pada data terdapat efek heteroskedastisitas, maka harus dilanjutkan dengan pemodelan ARCH-GARCH. 3.5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioner dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data dipengaruhi oleh suatu tren atau tidak, karena jika data yang digunakan dipengaruhi oleh suatu tren maka hasil penelitian yang akan didapat akan bias dan tidak akurat, jadi dengan kata lain uji stasioneritas dilakukan untuk memisahkan data dari tren yang terjadi selama periode pengamatan. Uji stasioneritas dilakukan untuk melihat apakah data itu stasioner atau non stasioner. Suatu data dikatakan stasioner jika rata-rata(mean), varian dan kovarian pada setiap lag adalah tetap sama pada setiap waktu (Rohmana, 2013:278). Uji stasioneritas dilakukan dengan menggunakan metode grafik jika gambar menunjukkan adanya tren yang ditandai grafik garisnya yang cenderung menaik. (Winarno, 2009). Data dikatakan stasioner jika pergerakan data tersebut tidak mengandung unsur tren, untuk melihatnya dapat dilakukan dengan melakukan plot data harga penutupan harian dan juga plot data return saham. Jika data yang digunakan tidak stasioner, maka harus dilakukan proses pembedaan (differencing) agar data bisa distasionerkan.

28 Namun untuk menguji stasioneritas secara statistik dapat digunakan Augmented Dicky Fulller Test (Tes ADF) atau juga dikenal dengan Unit Root Test (Uji Akar Unit). Untuk melakukan Uji Akar Unit dapat menggunakan persamaan sebagai berikut: Dari persamaan tersebut dapat dibuat hipotesis : Di mana jika hipotesis ditolak artinya memiliki unit root, sehingga data dikatakan bahwa data tidak stasioner, dan jika hipotesis diterima maka data tidak memiliki unit root, sehingga data dikatakan sudah stasioner. Data yang stasioner merupakan data yang sudah melewati uji akar unit dan memenuhi taraf signifikansi yaitu ketika nilai dari probabilitasnya yang sudah signifkan terhadap α=5%. Yaitu yang signifikan dan lebih kecil dari 5%. 3.5.2. ARIMA Model ARIMA dinotasikan dengan ARIMA(p, d, q). Dengan p merupakan ordo dari AR, d merupakan ordo pembedaan (I), dan q adalah ordo dari MA. 3.5.2.1 Moving Average (MA) Model MA mempunyai ordo q, jadi seringkali dalam menotasikannya menjadi MA(q). Model ini mengasumsikan bahwa tiap-tiap observasi dibentuk dari rata-rata tertimbang deviasi q periode sebelumnya.

29 Model MA(q) dituliskan sebagai berikut: Di mana : µ = konstanta = parameter yang dapat bernilai positif atau negative = nilai kesalahan pada saat t - q Dengan asumsi tersebut, maka nilai rata-rata dari proses MA tidak bergantung pada waktu, karena lebih bergantung pada apakah datanya stasioner atau tidak. 3.5.2.2. Autoregresive (AR) Untuk model otoregresi dengan ordo p, pengamatan y t dibentuk dari rata-rata tertimbang pengamatan-pengamatan masa lalu, p period eke belakang dan deviasi periode sekarang. Model AR(p) dapat dinotasikan sebagai berikut: Di mana : = parameter yang dapat bernilai postif atau negative = konstanta = nilai kesalahan pada saat t

30 3.5.2.3. Identifikasi Model dan Tes Diagnostik Setelah melakukan uji ADF dan data menunjukkan sudah stasioner, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi model. Untuk melakukan identifikasi model dapat dilakukan dengan melihat plot autokorelasi dan plot autokorelasi parsial serta proses trial and error. Plot autokorelasi digunakan untuk menaksir perkiraan model MA sedangkan Plot autokorelasi parsial digunakan untuk menaksir perkiraan model AR. Setelah didapat perkiraan model AR, model MA ataupun model ARIMA, maka selanjutnya dilakukan tes diagnostik untuk menentukan model terbaik dalam pemodelan volatilitas. Model terbaik adalah model yang memenuhi asumsi white noise. Untuk menentukan model terbaik yang ada, dapat dilakukan dengan mebandingkan nilai dari Akaike Info Criterion (AIC) dan Schwarz Criterion (SIC) yang dapat ditemukan dengan melakukan percobaan model menggunakan bantuan software Eviews. Model terbaik adalah model yang memiliki nilai AIC dan nilai SIC terkecil. 3.5.3. ARCH dan GARCH Volatilitas menunjukkan bahwa varians dari data-data keuangan time series bervariasi dari waktu ke waktu. Langkah untuk memodelkan varying variance semacam ini digunakanlah model Auto Regressive Conditional Heterocedasticity (ARCH) yang didisain secara spesifik untuk memodelkan dan meramalkan varians kondisional (Firmansyah, 2006).

31 Model ARCH pertama kali dikembangkan oleh Engle pada tahun 1982. Model ARCH (m) diformulasikan sebagai berikut (Nastiti, dkk, 2012): Dimana: adalah error variance adalah variabel random yang independen dan identic dengan mean 0 t adalah waktu. Model ARCH tahun 1986 dikembangkan oleh Tim Bollerslev menjadi GARCH yang dinotasikan GARCH (p,q). Persamaan varian residual untuk model GARCH (p,q) adalah: (3.2) Dimana: p menunjukkan unsur ARCH dan q menunjukkan unsur GARCH adalah error variance adalah variabel random yang independen dan identic dengan mean 0 t adalah waktu Langkah pertama dalam membangun model ARCH-GARCH adalah melakukan Langrange Multiplier (LM) yang merupakan suatu uji terhadap adanya unsur heterokedasticity (volatilitas dinamik) (Nastiti dkk, 2012). Residual yang diperoleh dari model ARIMA dikaudratkan. Langkah kedua dilanjutkan dengan meregresikan residual kuadrat dengan menggunakan konstanta dan nilai residual sampai lag ke m. Dimana : t = m + 1,, T

32 Apabila diketahui bahwa terdapat heterokedastisitas maka selanjutnya adalah penentuan orde ARCH-GARCH berdasarkan plot PACF dari residual. Jadi, apabila residual mengikuti pola AR (m) maka residual mengikuti model ARCH (m). Langkah berikutnya adalah penaksiran uji signifikansi parameter ARCH- GARCH. Validasi model menggunakan uji LM dan langkah terakhir adalah peramalan. Tetapi jika dalam suatu model ARIMA tidak terdapat heterokedastisitas ataun model yang digunakan sudah homokedastisitas, berarti tahap selanjutnya adalah dengan melanjutnya peramalan terhadap model ARIMA terbaik yang telah diprediksi. 3.5.4 Uji Autokorelasi dan Heterokedastisitas Pengujian autokorelasi dan heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang dikembangkan Ljung dan Box yaitu dengan membandingkan Q-statistik dengan nilai kritis pengujian. Dikutip dari Pratamasari (2008) dalam Satari (2012), gejala autrokolerasi dan heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan pengujian correlagram Q statistics, correlagram squared residuals dan ARCH LM test. Correlagram Q statistic menggambarkan korelagram dari autokolerasi parsial (PAC) dari standard residual yang bisa digunakan untuk menguji spesifikasi dari mean equation. Terdapat dua kolom dari korelagram ini yaitu Ljung-Box Q statistic dan nilai ρ nya. Q statistics pada log k adalah pengujian statistik hipotesis nol dimana tidak terdapat autokolerasi yang diformulasikan sebagai berikut: Tj adalah autokorelasi ke j, dan T adalah jumlah observasi. Q statistics juga digunakan sebagai uji white noise. Pemilihan jumlah lag yang digunakan akan mempengaruhi hasil yang didapat. Jika menggunakan lag yang terlalu kecil,

33 pengujian dapat mendeteksi korelasi pada lag yang lebih tinggi. Akan tetapi, bila menggunakan lag yang terlalu besar, pengujian hanya memiliki daya yang lemah dikarenakan korelasi yang tidak signifikan di lain lag. Correlogram Squared Residuals menggambarkan korelogram dari autokorelasi (AC) dan autokorelasi parsial (PAC) dari kuadrat standard residual dalam berbagai jumlah lag dan tersaji dalam Ljung Box Q-statistics. Correlogram Squared Residuals dapat digunakan untuk memeriksa ada tidaknya Autoregressive Conditional Heteroskesdasticity (ARCH) di dalam residual. Jika di dalam residual tidak terdapat gejala ARCH, autokorelasi dan autokolerasi parsial bernilai nol di semua dan Q statistic tidak signifikan. ARCH LM test merupakan uji Langrange Multiplier (LM untuk residual ARCH) merupakan spesifikasi dari heteroskedastisitas yang didasarkan pada data time series keuangan. Menurut Enders (2004:108) berdasarkan pengamatan data historis ekonomi seperti GDP, kurs, dan tingkat menunjukkan bahwa data tidak selalu memiliki variance yang konstan, hal ini menunjukkan bahwa data memiliki sifat heterokedastisitas. ARCH LM test berasal dari test regresi untuk menguji hipotesis nol dimana tidak terdapat gejala ARCH di dalam residual, persamaan regresi yang digunakan adalah: ( ) Dimana e adalah residual. Ini merupakan regresi dari squared residuals di dalam lag squared residuals yang konstan. Hasil regresi ini dapat dibagi menjadi dua pengujian, yaitu F statistic dan Obs* R squared statistic. F statistic menguji variabel dari semua kuadrat lag residual. Sedangkan Obs* R squared statistic adalah uji Engles LM, yang didasarkan atas jumlah observasi dari uji regresi ARCH-LM test

34 dapat juga digunakan untuk mengestimasi persamaan least squares, two stage least square, dan non linear least square. Pengujian apakah residual bersifat heterokedastisitas atau homokedastisitas dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 : residual bersifat homokedastisitas atau tidak memiliki ARCH- GARCH ditunjukkan dengan nilai Q-statistik dari autokorelasi dan autokorelasi parsial dengan p-value lebih besar dari 5% pada correlogram of squared residual. H 1 : residual bersifat heterokedastisitas atau terdapat ARCH-GARCH ditunjukkan dengan nilai Q-statistik dari autokorelasi dan autokorelasi parsial dengan p-value lebih kecil dari 5% pada correlogram of squared residual. Pemilihan model terbaik menggunakan Metode ARCH-GARCH didasarkan pada signifikansi parameter dari model yang dihasilkan.