Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Harapan Hidup di Kabupaten Jember. (The Factors That Affect Life Expectancy in District Of Jember)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

PERBANDINGAN METODE ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DAN REGRESI ROBUST PADA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA HARAPAN HIDUP DI PROVINSI JAWA TENGAH

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

Determinan Fertilitas di Desa Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja... Keywords : investment, the number of business units, production value, labor absorption

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

Herminawaty A Prodi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Ekonomi Universitas Bosowa Makassar

Nasrul Hidayat et al., Determinasi Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Modal dan Wilayah Pemasran Terhadap... ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANGKATAN KERJA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIPLE LINIER REGRESSION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE. Kerangka Pemikiran

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ( )

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA

Transkripsi:

1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Harapan Hidup di Kabupaten Jember (The Factors That Affect Life Expectancy in District Of Jember) Astri Vonita Ardianti, Sunlip Wibisono, Aisah Jumiati Jurusan IESP, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: astri.vonita@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Metode Analisis yang digunakan adalah Analisis kuantitatif berupa analisis regresi berganda, uji statistik dan uji ekonometrika dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB berpengaruh terhadap angka harapan hidup. Berpengaruh secara simultan ditunjukkan dengan nilai probabilitas F hitung 0,001240 lebih kecil dari level signifikan α (5%) yang berarti bahwa pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Pada Uji Asumsi Klasik menunjukkan bahwa model yang digunakan tidak terdapat masalah heterokedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas. Nilai koefisien determinasi R 2 menunjukkan bahwa variasi variabel independen mampu menjelaskan variasi AHH sebesar 95,91%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Kata Kunci: Pendidikan, Pelayanan Kesehatan, PHBS, PDRB, Angka Harapan Hidup Abstract This study aims to determine the factors that affect life expectancy in district of Jember. The analysis method used is quantitative analysis in the form of multiple regression analysis, statistical tests and test econometrics using secondary data from Badan Pusat Statisktik (BPS). The research shows that education, health care PHBS, and PDRB effect on life expectancy. Influential simultaneously shown with probability 0.001240 F count less than significant level α (5%) which means that the education, health care, PHBS, and PDRB jointly significant effect on life expectancy in Jember. In Classical Assumption Test showed that the model used is not heterocedasticity, autocorrelation, multicollinearity problem. Coefficient of determination R 2 shows that the variation of the independent variables are able to explain the variation AHH by 95.91%, while the rest is explained by other variables outside the model. Keywords : education, health care, PHBS, PDRB, life expectancy Pendahuluan Penduduk adalah kekayaan nyata suatu bangsa. Perkembangan penduduk baik secara kualitas maupun kuantitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Tidak hanya sekedar berbicara pembangunan semata, tetapi juga harus paham tentang pembangunan yang berkualitas dengan resiko yang seminim mungkin dengan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat. Kualitas hidup yang dimiliki suatu negara ataupun wilayah, menggambarkan kesejahteraan rakyat dan keberhasilan dari program-program yang dibuat oleh pemerintah untuk meningkatkan derajat kehidupan manusia. Terkait dengan kualitas hidup terdapat unsur angka harapan hidup (AHH) di dalamnya. Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai derajat kesehatan penduduk yang menggambarkan kualitas hidup. Menurut CIA World factbook tahun 2011 angka harapan hidup di Indonesia secara keseluruhan adalah 70,76 dengan komposisi angka harapan hidup untuk pria berkisar 68,26 sedangkan angka harapan hidup untuk wanita berkisar 73,38. Angka tersebut memang menunjukkan kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Namun, angka harapan hidup di Indonesia masih berada pada urutan ke 108 di dunia berdasarkan data PBB dari 191 negara. Indonesia yang merupakan negara kesatuan dengan cakupan wilayah yang cukup luas, pasti memiliki kadar angka harapan hidup yang berbeda-beda setiap daerah. Memandang kondisi Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan tingkat pembangunan yang cukup tinggi dan seringkali menjadi tolak ukur dari pergerakan bangsa ini, angka harapan hidup penduduk Jawa Timur berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) terus mengalami peningkatan sejak tahun 2007 sebesar 68,9 hingga 2012 yang mencapai 70,09. Walaupun secara keseluruhan Angka Harapan Hidup Jawa Timur mengalami peningkatan, tetapi terdapat 9 kabupaten di Jawa Timur yang memiliki Angka Harapan Hidup dibawah 65. Salah satunya Angka Harapan Hidup yang terdapat di Kabupaten Jember yaitu hanya mencapai 63,21 pada tahun 2012 dan menunjukkan angka yang jauh dari rata-rata angka harapan hidup nasional (BPS, 2012). Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dapat dijadikan salah satu alat untuk

2 mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi disuatu wilayah termasuk didalamnya angka harapan hidup. Banyak hal yang melatarbelakangi angka harapan hidup di suatu daerah pada posisi tinggi atau rendah. Keberhasilan program kesehatan dan pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat pada peningkatan pelayanan kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pendidikan, dan pendapatan yang digambarkan dalam pedapatan domestik regional bruto (PDRB). Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan terhadap kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh faktor lokasi, yaitu mudahnya untuk dijangkau atau tidak. Bentuk pelayanan kesehatan tidak hanya terbatas pada fasilitas pelayanan saja akan tetapi juga meliputi tenaga kesehatan. Keberadaan tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan, informasi dan motivasi kepada masyarakat untuk mendatangi fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan yang merujuk pada kondisi fisik baik secara kualitas maupun kuantitas juga menjadi hal yang krusial pada terjaminnya kesehatan masyarakat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik RI, Kabupaten Jember sendiri pada tahun 2012 menunjukkan bahwa indeks kesehatan berada pada prosentase 63,68 mengalami peningkatan sebesar 0,30% dari tahun sebelumnya (IPM, 2012: 74). Tidak hanya mengenai kesehatan yang menunjang angka harapan hidup pada suatu wilayah, perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat turut mempunyai pengaruh dan peranan yang besar terhadap derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau tidaknya lingkungan, kesehatan individu, keluarga dan masyarakat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Untuk mengubah perilaku masyarakat tidak mudah namun sangat diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperkecil terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Beberapa indikator yang menggambarkan kondisi lingkungan antara lain rumah sehat, air bersih, sarana sanitasi (pembuangan air limbah, tempat sampah, dan kepemilikan jamban), tempat umum dan pengelolaan makanan, serta sarana pengolahan limbah di sarana pelayanan kesehatan. Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan oleh pemerintah. Pada tahun 2012 menurut Badan Pusat Statistik rumah tangga di Kabupaten Jember yang menggunakan air bersih (termasuk air kemasan) mencapai 8,19% yang mengalami penurunan sebesar 0,68% dari tahun sebelumnya sedangkan air bersih yang bersumber dari leding, pompa, dan sumur 94,7% dan mengalami kenaikan sebesar 1,41 poin dari tahun sebelumnya. Sedangkan dari 54,93% tempat buang air besar sendiri, umum, dan bersama, hanya 44,89% yang memiliki tangki septik (IPM, 2012: 59-60). Angka harapan hidup di suatu wilayah setiap periodenya diharapkan akan selalu menunjukkan angka yang meningkat secara signifikan. Tidak banyak yang tahu terkait pentingnya angka harapan hidup itu sendiri, terutama kalangan dengan pendidikan yang relatif rendah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menjamin dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara ekonomi dan sosial, serta sebagai salah satu cara mengatasi kesenjangan dalam upaya mencapai kesetaraan dan mewujudkan hidup makmur. Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan menjamin perbaikan yang terus berlangsung dalam tingkat teknologi yang digunakan oleh masyarakat (Atmanti, 2005: 30-39). Pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, diharapkan seseorang akan semakin mudah dalam menyerap, memilih, beradaptasi atau mengembangkan segala bentuk informasi dan pengetahuan baru untuk kehidupannya. Berdasarkan data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2012, angka melek huruf di Kabupaten Jember mencapai 83, 65% dengan rata-rata lama sekolah pada kisaran angka 1,45 poin lebih rendah dengan rata-rata lama sekolah di Jawa Timur yaitu pada posisi 6. Indeks pendidikannya sendiri, Kabupaten Jember teletak pada prosentase 70,86% di tahun 2012 (IPM, 2012: 45-46). Faktor ekonomi yang terjadi di kalangan masyarakat akan menunjukkan kemampuan seseorang terhadap daya beli maupun menunjukkan pendapatan dari masing-masing personal dengan didapatkannya alat pembayaran. Hampir semua yang ada di dunia memerlukan alat pembayaran untuk memperolehnya, baik sandang, pangan, ataupun papan. Angka harapan hidup itu sendiri yang menjadi ukuran kesehatan dan keberhasilan dalam indeks pembangunan manusia pasti memerlukan berbagai macam biaya untuk mencapainya. Oleh karena itu, faktor perekonomian suatu individu atau daerah menjadi penting. Perekonomian daerah erat kaitannya dengan produk domestik regional bruto yang merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten atau kota (www.bisoisal.com, 29 Oktober 2012). Faktor pendapatan sangat erat hubungannya dengan kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Jika pendapatan per kapita (PDRB) meningkat maka akan mengurangi angka kematian bayi dan angka harapan hidup akan meningkat. Laju pertumbuhan PDRB sendiri, di Kabupaten Jember pada tahun 2012 sebesar 7,21% yaitu lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang menyentuh 7,00% dengan pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran seperti data yang dikemukakan oleh Badan Pusat Statistik (IPM, 2012: 79). Jenis dan Sumber Data Metode Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk data time series yang bersifat kuantitatif,

3 yaitu data berbentuk angka-angka dari tahun 2004 sampai tahun 2012. Data yang digunakan yaitu data angka harapan hidup, pendidikan (penduduk usia 15 tahun keatas yang tamat SLTA),pelayanan kesehatan (jumlah rumah sakit dan puskesmas), perilaku hidup bersih dan sehat (rumah tangga yang menggunakan air bersih dan jamban dengan tangki septik), dan pendapatan per kapita (PDRB) di Kabupaten Jember dari tahun 2004-2012. Sedangkan data kualitatif meliputi beberapa hasil studi pustaka yang diperoleh dari BPS, serta berbagai literatur dan artikel yang dimuat di media elektronik yang relevan dengan pokok penelitian. Sampel yang dipilih memiliki kriteria yakni tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan dari tahun 2004 hingga 2012. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Metode regresi linier ini digunakan untuk mengestimasi pengaruh antara pendidikan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat, PDRB terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember pada tahun 2004 sampai 2012. Gujarati (1997:127) menyebutkan bahwa salah satu keuntungan dari penggunaan logaritma natural adalah memperkecil bagi variabel-variabel yang diukur karena penggunaan logaritma dapat memperkecil salah satu penyimpangan dalam asumsi OLS (Ordinary Least Square) yaitu uji asumsi klasik. Adapun bentuk persamaannya adalah sebagai berikut: LnAHH = b0 + b1 LnPend + b2lnyankes + b3 LnPHBS + b 4 LnPDRB + e Dimana: LnAHH : Angka Harapan Hidup (satuan tahun) LnPend : Penduduk usia 15 tahun keatas yang tamat SLTA (satuan jiwa) LnYankes : Jumlah unit rumah sakit dan puksemas (satuan unit) LnPHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (persen) LnPDRB : Jumlah PDRB di Kabupaten Jember (juta rupiah) b0 : Konstanta b1 : Koefisien regresi pendidikan b2 : Koefisien regresi pelayanan kesehatan b3 : Koefisien regresi PHBS b4 : Koefisien regresi PDRB e : Variabel pengganggu (error term) Hasil Penelitian Analisis Regresi Linear Berganda Hasil analisis regresi linear berganda berkaitan suatu variabel terikat pada variabel bebas dengan menggunakan Eviews 6 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas pendidikan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat, dan produk domestik regional bruto terhadap variabel terikat angka harapan hidup di Kabupaten Jember tahun 2004-2012 ditunjukkan pada tabel (lihat tabel 1). Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 1.301417 0.058967 22.07032 0.0000 PEND 0.002720 0.005399 0.503739 0.6409 YANKES 0.103762 0.030513 3.400607 0.0273 PHBS -0.090715 0.034873-2.601298 0.0600 PDRB 0.069406 0.016055 4.323084 0.0124 R-squared 0.979528F-statistic 47.84633 Adjusted R- squared 0.959055 Prob(Fstatistic) 0.001240 Uji Hipotesis (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dalam regresi pengaruh pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB terhadap AHH di Kabupaten Jember dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2012, diperoleh hasil sebagai berikut: 1.Nilai probabilitas pendidikan sebesar 0.6409 > α = 5% menunjukkan bahwa variabel pendidikan tidak signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember 2.Nilai probabilitas pelayanan kesehatan sebesar 0.0273 < α =5% menunjukkan bahwa variabel pelayanan kesehatan signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember; 3.Nilai probabilitas PHBS sebesar 0.6000 > α =5% menunjukkan bahwa variable PHBS tidak berpengaruh signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember; 4.Nilai probabilitas PDRB sebesar 0.0124 < α =5% menunjukkan bahwa variabel PDRB signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Uji F Pengujian koefisien regresi secara serentak atau bersamasama dari variabel bebas yaitu pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB terhadap variabel terikat angka harapan hidup menggunakan Uji F test. Hasil analisis regresi linier berganda (seperti terlihat dalam Tabel 1) diperoleh F hitung sebesar 47.84633 dan Prob(F-statistik) sebesar 0.001240. Dari hasil regresi tersebut probabilitas F hitung (0.001240) lebih kecil dari level signifikan α=5% H 0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB secara bersamasama mempunyai pengaruh signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Koefisien Determinasi Berganda (R 2 ) Analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi sumbangan variabel bebas terhadap variasi perubahan naik atau turunnya variabel terikat adalah dengan menggunakan koefisien determinasi berganda (R 2 ). Hasil regresi linier berganda (seperti terlihat dalam Tabel 1 ) menunjukkan pengaruh pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember dari tahun 2004-2012 diperoleh nilai R 2 sebesar 0.959055. Hal ini berarti menunjukkan pengaruh

4 variabel pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember dari tahun 2004-2012 sebesar 95,90% sedangkan 04,10% dipengaruhi oleh faktor lain dan kesalahan pengganggu (error terms) di luar variabel pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi tersebut ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai uji deteksi Klein, uji ini dilakukan dengan melakukan regresi variabel bebas dengan variabel bebas yang lain. Cara mendeteksi dengan uji Klein yaitu berdasarkan derajat koefisien determinasi partial (R 2 auxilliary), apabila R 2 auxilliary lebih besar sama dengan nilai R 2 regresi utama maka tingkat multikolinearitas cukup tinggi dan membahayakan bagi hasil interpretasi selanjutnya Hal ini ditunjukkan nilai masing-masing R 2 auxilliary < R 2 regresi utama yaitu sebesar 0.449037, 0.856368, 0.950480 dan 0.929477 < bila dibandingkan dengan R 2 regresi utama sebesar 0.979528. Uji Heterokedastisitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama dari masingmasing variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedatisitas dalam model regresi digunakan metode Glejser (lihat Tabel 2). Tabel 2 Hasil Uji Heterokedastisitas F-statistic 3.793247Prob. F(4,4) 0.1124 Obs*R-squared Prob. Chi- 7.122358Square(4) 0.1296 Scaled explained SS Prob. Chi- 1.983627Square(4) 0.7388 Dihasilkan nilai probabilitas X 2 hitung sebesar 0.7388 > nilai probabilitas α = 5% = 0,0500. Hal ini menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat permasalahan heteroskedastisitas. Diketahui bahwa hasil hitung antara variabel independen > dari pada nilai α = 5% = 0,05 maka dalam variabel independen tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi ini menggunakan uji Breush-Godfrey serial Correlation LM test. Uji BG-LM test digunakan untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi tidak hanya pada first order tetapi bisa juga digunakan pada order lainnya. Hasil pengujian BG-LM test dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi F-statistic 0.918559Prob. F(2,2) 0.5212 Prob. Chi- Obs*R-squared 4.308979 0.1160 Square(2) Pengujian autokorelasi menggunakan uji Breush-Godfrey serial Correlation LM test. Menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari α = 5%= 0,05 yaitu 0.1160 yang berarti model tidak terdapat autokorelasi. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengevaluasi apakah nilai residual dari model yang dibentuk sudah normal atau tidak. Pengujian uji normalitas menggunakan pendekatan Jarque-berra test. Berdasarkan uji normalitas Jarque-Bera, dihasilkan nilai probabilitas J - B hitung sebesar 0.781723 lebih besar dari nilai probabilitas α = 5% yang berarti data berdistribusi normal. Pembahasan Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Semakin tinggi AHH maka derajat kesehatan masyarakat semakin baik, begitu pula sebaliknya. AHH Indonesia pada tahun 2011 mencapai 70,76 dan hal ini berarti bahwa setiap bayi yang lahir hidup di Indonesia mempunyai harapan untuk bertahan hidup sampai usia 71 tahun. Indonesia merupakan negara kesatuan dengan cakupan wilayah yang cukup luas, pasti memiliki kadar angka harapan hidup yang bervariasi setiap daerah. Adanya variasi AHH disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor pendidikan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta pendapatan domestik regional bruto (PDRB). Selama tahun 2005-2010, Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang selalu mempunyai AHH sama dengan dan/ atau diatas standar nasional. Pada tahun 2012 terdapat 9 kabupaten dari jumlah 38 kabupaten/ kota di Jawa Timur yang memiliki angka harapan hidup di bawah 65, diantaranya Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, dan yang terakhir adalah Kabupaten Probolinggo. Angka harapan hidup di Kabupaten Jember sendiri hanya mencapai 63,21 menujukkan angka yang jauh dari rata-rata angka harapan hidup nasional (BPS,2012). Hubungan antara variabel AHH (dependen) dan variabel pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB (independen) diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi dapat menjawab hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis awal penelitian mengatakan bahwa variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Hasil analisis regresi yang akurat dapat diperoleh apabila sebelumnya dilakukan uji beberapa asumsi. Uji asumsi tersebut meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis regresi telah dilakukan uji keempat asumsi tersebut. Hasil uji asumsi menujukkan bahwa data yang digunakan dalam analisis regresi

5 berdistribusi normal dan tidak mengalami permasalahan multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Berdasarkan hasil output olah data dengan menggunakan eviews 6 diketahui bahwa model regresi angka harapan hidup (AHH) di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut : AHH = 1,301417 + 0,002720PEND + 0,103762YanKes 0,090715PHBS + 0,069406PDRB. Hasil diatas menunjukkan bahwa variabel pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS, dan PDRB memberikan pengaruh yang berbeda terhadap AHH. Setiap kenaikan satu nilai variabel pendidikan akan meningkatkan AHH sebesar 0,00272. Sementara itu, setiap kenaikan satu nilai variabel pelayanan kesehatan akan meningkatkan AHH sebesar 0,103762 dan setiap penurunan satu nilai variabel PHBS akan menurunkan AHH di Kabupaten Jember sebesar -0,090715. AHH akan meningkat 0,069406 apabila terjadi kenaikan satu nilai variabel PDRB. Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 1.301417 0.058967 22.07032 0.0000 PEND 0.002720 0.005399 0.503739 0.6409 YANKES 0.103762 0.030513 3.400607 0.0273 PHBS -0.090715 0.034873-2.601298 0.0600 PDRB 0.069406 0.016055 4.323084 0.0124 R-squared 0.979528F-statistic 47.84633 Adjusted R- squared 0.959055 Prob(Fstatistic) 0.001240 Berdasarkan hasil analisis regresi diatas diketahui bahwa terdapat dua variabel yang menujukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap AHH yakni variabel pendidikan dan variabel PHBS. Variabel pendidikan berpengaruh signifikan berarti bahwa tidak semua masyarakat yang berpendidikan tinggi angka harapan hidup akan meningkat. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa orang yang terlalu sibuk untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehingga tidak begitu perduli dengan kesehatannya sendiri. Tingkat PHBS yang berpengaruh signifikan terhadap AHH menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dan sehat. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Secara umum hasil dari penelitian ini adalah ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel yang ada di dalam penelitian. Secara rinci sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS dan PDRB terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember tahun 2004-2012. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan atau bersama-sama variabel pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS dan PDRB mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember Tahun 2004-2012. 2. Variabel pendidikan berpengaruh positif terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Tetapi tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka angka harapan hidup semakin meningkat namun peningkatannya tidak terlalu signifikan. 3. Variabel pelayanan kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pelayanan kesehatan maka angka harapan hidup semakin meningkat; 4. Variabel PHBS berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penurunan PHBS maka angka harapan hidup juga akan menurun. 5. Variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya jumlah PDRB maka angka harapan hidup juga akan semakin meningkat. 6. Variabel pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS dan PDRB berpengaruh terhadap angka harapan hidup di Kabupaten Jember. Variasi perubahan angka harapan hidup di Kabupaten Jember sebesar 95,91% dijelaskan oleh variabel pendidikan, pelayanan kesehatan, PHBS dan PDRB. Sedangkan sisanya 4,09% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Saran Berdasarkan pembahasan dan merumuskan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan pertimbangan, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah daerah hendaknya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui sosialisasi bagi Pemerintah Kabupaten Jember; 2. Pemerintah Daerah hendaknya memperhatikan fasilitas dan sarana kesehatan yang terjangkau dan memadai khususnya di wilayah yang jauh dari pusat Pemerintahan Kabupaten Jember; 3. Perlu diadakannya sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dan sehat; Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian ulang dengan tema yang sama agar menambah jangka waktu dan mengubah atau menambah variabel-variabel penelitian yang berpengaruh terhadap tema penelitian sehingga akan banyak variasi hasil penelitian dengan tema yang sama. Dan

6 pada akhirnya penelitian ini akan terus berkembang dan bermanfaat Daftar Pustaka Atmanti, Hastarini. 2005. Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan. Dinamika Pembangunan Vol 2 No 1. Badan Pusat Statisktik. 2012. Data Makro Sosial dan Ekonomi Jawa Timur 2009-2012. Jakarta: Indonesia. CIA World Factbook. 2011. Daftar Negara Menurut Angka Harapan Hidup. http://id.m.wikipedia.org (diakses tanggal 25 November 2013 pukul 19.08 WIB). Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa: Sumarno Zain. Jakarta: PT.Erlangga. Indeks Pembangunan Manusia. 2012. Indeks Pembangunan Manusia 2012. Badan Pusat Statisktik (BPS). Sobarudin,Arif. 2012. Produk Domestik Regional Bruto. www.bisoisal.com (diakses tanggal 21 September 2014 pukul 19.40 WIB).