BAB I. Pendahuluan. diterima dimasa mendatang. Sebagai salah satu wahana investasi, pasar modal merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pasang surut perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Pasar Modal di Indonesia

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya aktiva produktif

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Investasi merupakan usaha investor untuk mendapatkan hasil yang akan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang mana perbankan sudah menjadi tempat atau acuan seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang

PENGARUH JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. Istilah investasi lebih populer dalam dunia usaha, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jika IHSG naik, maka secara umum saham-saham yang diperjual belikan di BEI

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

I.PENDAHULUAN. digunakan untuk kebutuhan mereka dimasa depan. Bentuk investasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba. Laba tersebut merupakan salah satu sumber daya perusahaan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Muttaqin,2008)

BAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Melihat faktor masa depan yang penuh dengan ketidakpastian membuat banyak orang mengalokasikan sebagian dananya untuk berinvestasi. Karena hakikatnya manfaat investasi akan diterima dimasa mendatang. Sebagai salah satu wahana investasi, pasar modal merupakan financial assets untuk memobilisasi modal dan sekaligus membuat perusahaan menjadi lebih profesional. Pasar modal memiliki peran strategis dalam perekonomian modern, sehingga pasar modal disebut juga sebagai indikator utama perekonomian negara (leading indicator of economy). 1 Produk pasar modal yang menarik bagi investor salah satunya adalah saham yang dijadikan sebagai alternatif investasi. Tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ( Kurs ), tingkat suku bunga Bank Indonesia ( BI Rate), dan jumlah uang beredar adalah beberapa variabel makroekonomi yang memiliki kecendrungan untuk mempengaruhi pasar modal secara langsung. Dimana perubahan perubahan tingkat inflasi, tingkat suku bunga BI, Kurs,dan jumlah uang beredar akan direspon langsung oleh pasar modal, sehingga faktor-faktor tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan risiko 2. Inflasi dapat diartikan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika kenaikan itu meluas atau dapat juga diartikan jika kenaikan itu mengakibatkan kenaikan harga. Kenaikan inflasi tentunya sangat berpengaruh dengan keadaan perekonomian, jika angka inflasi semakin 1 Rowland Bismark Fernando Pasaribu, Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 7, No. 2 (Depok : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2013, h. 117-128. 2 Bambang Sudiyatno dan Cahyani Nuswandhari, Peran Beberapa Indikator Ekonomi Dalam Mempengaruhi Risiko Sistematis Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Jakarta (Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang, 2009), h. 66.

tinggi maka perekonomian akan memburuk. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (Overheated) artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan, hal ini dapat memicu turunnya daya beli masyarakat. Hal lain yang terjadi akan menurunkan tingkat keuntungan suatu perusahaan yang juga akan berpengaruh pada nilai harga saham. Gambar 1 Ilustrasi Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham Inflasi naik BI Rate Naik Saham turun INFLASI Saham naik Inflasi Turun BI Rate Turun Fenomena tersebut dapat dikendalikan dengan instrument yaitu BI Rate atau tingkat suku bunga acuan. BI Rate merupakan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan suatu perusahaan untuk menggunakan dana dari para investor, naiknya tingkat suku bunga dapat menarik perhatian para investor memilih menyimpan uangnya dibank, tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang ( present value ) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatankesempatan untuk berinvestasi yang ada tidak akan menarik lagi. Namun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga cukup rendah, maka investor akan beralih ke pasar modal. Gambar 2

Ilustrasi Pengaruh Kurs Terhadap Harga Saham Saham naik KURS Kurs Menguat Kurs Melemah Profit Naik Profit Turun Saham turun Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS atau Kurs merupakan variabel makro ekonomi yang turut mempengaruhi volatilitas harga saham. Kurs Nominal merupakan harga relative dari mata uang dua Negara. 3 Jika kurs rill tinggi, maka barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs rill rendah, maka barang-barang luar negeri relatif lebih mahal, dan barang-barang domestik relatif lebih murah 4. Hal ini dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, jika daya beli masyarakat meningkat maka akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi akan meningkat sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para investor dan dapat meningkatkan harga saham. Para investor pada umumnya menjadikan kurs sebagai acuan dalam menentukan keputusan dalam mengambil keputusan investasi. Suku bunga atau BI Rate menggambarkan tingkat keuntungan investasi dan menggambarkan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan 5. BI Rate merupakan instrument 3 Gregory Mankiw, Makroekonomi, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 2007), h. 128. 4 Ibid, h. 130. 5 N.Gregory Mankiw, terj. Fitria Liza dan Imam Nurmawan, Makroekonomi, (United State:Worth Publisher, Penerbit Erlangga, 2006), h. 91.

yang digunakan oleh bank sentral (Bank Indonesia) untuk mengendalikan inflasi. Berikut ini ilustrasi antara suku bunga dan harga saham. Gambar 3 Ilustrasi Pengaruh BI Rate Terhadap Harga Saham BI Rate BI Rate Naik Deposito s Penjualan Saham Harga Saham Turun Harga Saham Naik BI Rate Turun Investasi Pembelian Saham Dapat dilihat dari ilustrasi diatas bahwa jika terjadi kenaikan BI Rate maka para investor cenderung untuk mengalihkan dana dengan mendepositokannya, tetapi jika BI Rate mengalami penurunan maka para investor cenderung melakukan pembelian saham, kedua keputusan tersebut, baik melakukan investasi dengan melakukan deposito maupun dengan melakukan investasi di pasar modal akan berdampak kepada naik atau turunnya harga saham, yang juga berdampak kepada index saham, tidak terkecuali Indeks Saham Syariah Indonesia. Jumlah uang beredar (money supply) merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang bisa mempengaruhi pergerakan harga saham 6. Apabila jumlah uang beredar meningkat maka yang terjadi nilain tukar rupiah akan mengalami depresiasi dan suku bunga Bank Indonesia akan turun sehingga hal tersebut berdampak pada minat para investor untuk melakukan investasi daripada deposito dan peningkatan terhadap harga saham. Gambar 4 Ilustrasi Pengaruh JUB Terhadap Harga Saham 6 Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 210.

JUB JUB Meningkat JUB Menurun Kurs Menguat Kurs Melemah BI Rate Turun BI Rate Naik Saham Naik Saham Turun Indeks Saham Syariah Indonesia merupakan salah satu indeks pasar modal berbasis syariah yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diterbitkan oleh Bapepam-LK sebagai regulator yang berwenang dan bekerjasama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada 12 Mei 2011. Konstituen ISSI adalah seluruh saham yang tergabung dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan tercatat di BEI dimana saat ini jumlah konstituen ISSI sudah lebih dari 200 saham. ISSI digunakan sebagai sarana untuk memudahkan dan menarik investor muslim dalam pemilihan investasi di pasar modal yang seringkali diragukan kehalalannya, meskipun tidak semua investor saham syariah adalah mereka yang beragama Islam. Adapun daftar saham ISSI yang telah diterbitkan oleh Bapepam-LK dan berkerjasama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), berdasarkan Daftar Efek Syariah periode April 2012- Juni 2013 adalah sebagai berikut 7 : Tabel 1 Nilai Indeks Saham Syariah Indonesia Bulan Tahun ISSI 7 www.idx.co.id.

(Rp) April 2012 139 Mei 2012 128 Juni 2012 131 Juli 2012 137 Agustus 2012 135 September 2012 143 Oktober 2012 147 Nopember 2012 143 Desember 2012 144 Januari 2013 147 Februari 2013 157 Maret 2013 162 April 2013 166 Mei 2013 169 Juni 2013 164 Berdasarkan tabel 1 diatas dapat terlihat kenaikan dan penurunan ISSI yang terjadi dikarenakan adanya indikator-indikator yang memiliki kecendrungan untuk mempengaruhinya yaitu terdapat perubahanperubahan tingkat inflasi, tingkat suku bunga BI rate, nilai tukar rupiah terhadap dollar atau kurs,dan jumlah uang beredar. Indikator tersebut merupakan variabel makro ekonomi, indikator tersebut adalah sebagai berikut 8 : 8 www.bi.go.id.

Tabel 2 Nilai Inflasi, Kurs, BI Rate, Jumlah Uang Beredar Bulan Tahun Inflasi Kurs BI Rate JUB (%) (Rp) (%) (M2) (Rp) April 2012 0,21 9.177 5,75 2.929.610 Mei 2012 0,07 9.480 5,75 2.994.474 Juni 2012 0,62 9.433 5,75 3.052.786 Juli 2012 0,7 9.467 5,75 3.057.336 Agustus 2012 0,95 9.572 5,75 3.091.568 September 2012 0,01 9.591 5,75 3.128.179 Oktober 2012 0,16 9.629 5,75 3.164.443 Nopember 2012 0,07 9.618 5,75 3.207.908 Desember 2012 0,54 9.793 5,75 3.307.508 Januari 2013 1,03 9.744 5,75 3.268.789 Februari 2013 0,75 9.669 5,75 3.280.420 Maret 2013 0,63 9.735 5,75 3.322.529 April 2013-0,1 9.734 5,75 3.360.928 Mei 2013-0,03 9.877 5,75 3.426.305 Juni 2013 1,03 10.004 6 3.413.379 Terlihat dari tabel 1 dan tabel 2 diatas pada bulan April 12 ISSI tercatat sebesar Rp 139 dengan nilai inflasi sebesar 0,21 % dan dengan nilai kurs sebesar Rp 9.177, nilai BI Rate tercatat

sebesar 5,75 %, selanjutnya pada bulan Mei 12 ISSI tercatat sebesar Rp 128 dengan inflasi yang mengalami penurunan dengan nilai inflasi sebesar 0.07 %, sedangkan nilai kurs mengalami penguatan dan sebesar Rp 9.480 dan nilai BI Rate tercatat tetap dengan nilai sebesar 5,75 %, hal ini menarik secara teoritis jika inflasi mengalami penurunan maka kecenderungan para investor untuk melakukan investasi dengan membeli saham, oleh sebab itu harga saham akan mengalami kenaikan atau penguatan, namun dalam prakteknya terlihat walaupun nilai inflasi mengalami penurunan akan tetapi ISSI mengalami pelemahan. Pada bulan Juli 12 tercatat nilai kurs sebesar Rp 9.467, terjadi pelemahan dibandingkan bulan Juni 12 yang tercatat sebesar Rp 9.433, terjadi hal uang menarik pada periode ini, ditengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS atau kurs, ISSI mengalami penguatan dibandingkan pada bulan Juni 12, tercatat pada bulan Juli 12 sebesar Rp 137, sedangkan pada bulan Juni 12 tercatat sebesar Rp 131. Hal tersebut juga terjadi pada bulan September 12 dan Oktober 12 ditengah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terjadi pelemahan, ISSI berhasil mengalami penguatan dengan nilai kurs tercatat sebesar Rp.9.591 pada bulan September 12 dan bulan Oktober 12 tercatat sebesar Rp 9.629, sedangkan ISSI pada bulan September 12 tercatat sebesar Rp 143 dan bulan Oktober tercatat sebesar Rp 147. Hal yang sama juga terjadi pada bulan November 12 dan bulan Desember 12, ISSI berhasil mengalami penguatan dengan nilai kurs tercatat sebesar Rp9.618 bulan November 12 dan bulan Desember tercatat sebesar Rp 9.793, sedangkan ISSI pada bulan November 12 tercatat sebesar Rp 143 dan bulan Desember 13 tercatat sebesar Rp 144. Kemudian pada bulan Februari 13 dan Maret 13, ISSI berhasil mengalami penguatan dengan nilai kurs tercatat sebesar Rp 9.669 bulan Februari 13 dan bulan Maret 13 tercatat sebesar Rp9.735 sedangkan ISSI pada bulan Februari 13 tercatat sebesar Rp157 dan bulan

Maret 13 tercatat sebesar Rp162 serta pada bulan April 13 dan bulan Mei 13, ISSI berhasil mengalami penguatan lagi dengan nilai kurs tercatat sebesar Rp 9.734 bulan April 13, pada bulan Mei 13 tercatat sebesar Rp9.877, sedangkan ISSI pada bulan April 13 tercatat sebesar Rp 166 dan bulan Mei 13 tercatat sebesar Rp 169. Secara teori jika suku bunga atau BI Rate mengalami kenaikan maka akan menurunkan harga saham, hal ini terlihat pada bulan Juni 13 nilai BI Rate tercatat sebesar 6,00% dibandingkan pada bulan Mei 13 nilai BI Rate tercatat sebesar 5,75%, sedangkan ISSI tercatat sebesar Rp 164 bulan Juni 13 dan bulan Mei tercatat sebesar Rp 196. Hal lain terjadi pada bulan Mei 12 ISSI tercatat sebesar Rp128, dengan nilai BI Rate tercatat sebesar 5,75%, nilai tersebut mengalami penurunan dibandingkan ISSI dengan bulan sebelum dan sesudahnya, padahal dengan nilai BI Rate yang sama dengan bulan sebelum dan sesudahnya sebesar 5,75%. Selanjutnya terlihat pada bulan April 12 jumlah uang beredar tercatat sebesar Rp 2.929.620 dan kurs tercatat sebesar Rp 9177 dan ISSI tercatat sebesar Rp 139. Namun pada bulan Mei 12 jumlah uang beredar meningkat tercatat sebesar Rp 2.994.474, dan kurs tercatat sebesar Rp 9480, dan ISSI tercatat sebesar Rp 128. Disaat jumlah uang beredar dan kurs menguat tetapi yang terjadi pada ISSI mengalami pelemahan. Hal ini berbeda dengan teori yag ada. Secara teori dapat dijelaskan bahwa jika jumlah uang beredar mengalami penigkatan maka kurs akan mengalami depresiasi (penguatan) dan akan berpengaruh terhadap harga saham yang akan mengalami peningkatan, dan sebaliknya jika jumlah uang beredar mengalami penurunan maka kurs akan mengalami apresiasi (pelemahan) maka harga saham akan turun. Kenaikan hal ini dapat meningkatkan kepercayaan para investor sehingga dapat meningkatkan harga saham.

Dari uraian diatas terlihat beberapa fenomena yang menarik, jika kita perhatikan antara teori yang ada sekarang ini, apabila kita bandingkan dengan praktek yang terjadi, maka akan terlihat beberapa perbedaan antara teori dan praktek yang ada, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya secara ilmiah, hal lain yang menarik adalah bahwa indikator variabel makro ekonomi masih terdapat instrumen tidak syariah seperti BI Rate. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesia. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis mengemukakan identifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Suku Bunga (BI Rate ), Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia? 2. Berapa besar pengaruh inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Suku Bunga (BI Rate ), Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia? C. Pembatasan Masalah Dari uraian identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi pada indikator variabel bebas yang merupakan variabel makro ekonomi yang terdiri oleh dari data yang diperoleh Badan Pusat Statistik (Inflasi), Bank Indonesia (Suku Bunga atau BI Rate dan Jumlah uang beredar), Bank Indonesia (Nilai tukar rupiah terhadap dollar atau Kurs), Statistik Bursa Efek indonesia (ISSI). Periode mulai diterbitkannya ISSI pada bulan mei 2011 sampai Desember 2013. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Suku Bunga (BI Rate ), Jumlah uang beredar terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Suku Bunga (BI Rate ), Jumlah uang beredar terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). F. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis a) Sebagai syarat kelulusan program pascasarjana b) Sebagai pengalaman dalam penulisan karya ilmiah tentang pengaruh indikator variabel makro ekonomi terhadap kinerja saham syariah. c) Sebagai wawasan disiplin ilmu ekonomi 2. Bagi Investor a) Sebagai referensi tambahan dalam melakukan investasi di pasar modal. b) Memberikan informasi terhadap indikator variabel makro ekonomi terhadap kinerja saham syariah.