2. Masa awal kemerdekaan Indonesia sangat menentang sistem perekonomian kapitalis dan liberalisasi dan condong ke ideologi politik dan sosialis

dokumen-dokumen yang mirip
Perekonomian Indonesia

SISTEM EKONOMI PANCASILA:

UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perekonomian Indonesia

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan di bidang ekonomi ini sangat penting karena dengan

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula

Relevansi dan Revitalisasi GBHN dalam Perencanaan Pembangunan di Indonesia 1. Tunjung Sulaksono 2

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

I. DASAR SISTEM EKONOMI INDONESIA ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

Modul ke: GLOBALISASI. 15Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

BAB I PENDAHULUAN. RPJPD Kabupaten Lamandau I - 1

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di dalam peraturan perundang-undangan telah

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

PEMILU DAN MASA DEPAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh: Hendra Wahanu. P 1

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

Pengantar Ekonomi Pembangunan. Masalah Dualisme Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

Perubahan Ketatanegaraan Pasca Amandemen UUD Tahun 1945, Dillema. Menghidupkan Kembali Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

EVALUASI UU 25 TAHUN 2004

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ).

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MENURUT UU NOMOR 25/2004 DAN UU NOMOR 32/2004. Prof. Dr. SADU WASISTIONO, MS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Bappeda Kotabaru

REVITALISASI KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

RENCANA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BLORA TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RPJMN dan RENSTRA BPOM

Transkripsi:

1. Perekonomian Indonesia memiliki ciri yang khas yang berbeda dengan negara yang lain, dimana peran pemerintah dalam mengendalikan lini kehidupan masyarakatnya terlalu besar terutama dimulai sejak rezim orde baru berkuasa. 2. Masa awal kemerdekaan Indonesia sangat menentang sistem perekonomian kapitalis dan liberalisasi dan condong ke ideologi politik dan sosialis 3. Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak no 5 didunia setelah negara RRC, India, Rusia dan AS. 2/3 jumlah penduduknya tinggal di Jawa, Madura dan Bali yang merupakan 7% dari keseluruhan daratan. Tingkat kepadatan penduduknya di jawa hampir 2 x lipat di bandingkan dengan kepadatan penduduk di Eropa (belgia)

4. Fakta menunjukkan perekonomian Indonesia mewarisi dualistik sifat perekonomiannya yaitu a. Sektor modern (perkebunan, pertambangan dan perindustian besar) b. Sektor tradisional (pertanian, kerajinan tangan dan perdagangan kecil tradisional) Menurut Boeke 5. Aspek pendapatan dan kekayaan Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan negara lain walau kekayaan alam melimpah. 6. Kemampuan pengadaan dan pembangunan sarana prasarana infrastrukrul juga rendah, disebabkan oleh : a. Rendahnya pendapatan per kapita masyarakat b. Mismanajamen pembangunan sosial dan politik yang menyebabkan terbelengkainya agenda pembangunan ekonomi terutama pada saat Orde lama dan Orde baru c. Maraknya praktek KKN Menurut Prof. Samitro

1. Indonesia sebagai suatu negara berkembang dan memiliki sumber daya ekonomi serta terletak pada jalur geografis perdagangan internasional 2. Sebagai bagian dari kominitas ekonomi global, Indonesia berkepentingan untuk selalu membina hubungan ekonomi terutama terhadap negara lain yang sebagai anggota forum kerjasama ekonomi multilateral organisasi perdagangan dunia (WTO), Kerja sama ekonomi regional asia pasifik (APEC) serta kerjasama ekonomi regional wilayah bebas perdagangan ASEAN (ASEAN AFTA).

3. Perdagangan internasional meliputi aktivitas ekspor dan impor barang dan jasa. Danpak positifnya adalah a. dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan produktifitas faktor-faktor produksi dan pemanfaatan skala ekonomi domistik disamping menjadi media transfer teknologi antar negara b. Realokasi sumber daya ekonomi dan efektifitas pemanfaatan skala ekonomi dari perushaaan pengekspor

1. Perencanaan pembangunan di era reformasi merupakan tuntutan masyarakat untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan ekonomi. 2. Landasan yuridis dalam menyusun Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) meliputi beberapa aspek : a. Amandemen keempat UUD 1945 tentang tidak ada rumusan GBHN yang menyangkut kebijakan desentralisasi pembangunan, Pemilihan presiden secara langsung dan PILKADA dilakukan secara langsung dan demokratis. b. Reformasi pemerintah daerah menyangkut UU No. 32 2004 tentang desentralisasi, otoda dan UU No. 33 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah c. Reformasi pengelolaan keungan negara

3. Landasan filosofis dalam penyusunan SPPN adalah a. Cita-cita nasional sesuai yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 b. Tugas pokok setelah kemerdekaan c. Agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efesien dan bersasaran 4. Tahapan penyusunan SPPN a. membuat rencana kerja b. Penetapan rencana kerja c. Pengendalian rencana kerja d. Evaluasi kinerja

5. Mekanisme dan aturan dalam proses perencanaan pembangunan dilakukan melalui a. Proses langsung. Contoh Pilpres dan Pilkada secara langsung b. Proses Teknokrasi Yaitu rencana disusun menggunakan kerangka berfikir ilmiah dengan tetap memperhatikan aspirasi dari masyarakat. c. Proses partisipasi Yaitu rencana disusun dengan melibatkan & menjaring aspirasi semua pihak yang berkepentingan terhadap pebangunan d. Proses bottom up dan top down Yaitu rencana pembangunan disusun oleh politik seperti Pilpres & Pilkada yang dilaksanakan pemerintah dengan tetap mengacu pada unsur musyawarah.

1. Penyusunan strategi pembangunan nasional dilakukan sesuai dengan amanat UUD 1945 yaitu meningkatkan taraf hidup & kesejahteraan rakyat Indonesia. 2. Tahapan pembangunan nasional dilakukan dengan cara : a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 3. Strategi pembangunan nasional dilakukan dengan mengacu pada : a. Di laksanakan dengan berkelanjutan b. dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat

Permasalahan pokok pembangunan di Indonesia adalah : a. Tingginya jumlah pengangguran dan penduduk misikin b. Rendahnya kuwalitas SDM c. Kesenjangan pembangunan antar kelompok, wilayah dan daerah e. Menurunnya kuwalitas SDM & lingkungan hidup f. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan g. Tingginya angka kejahatan dan masih adanya pontensi konfilk orisontal h. Ancaman saparatisme & rendahnya kemampuan Hankam i. Kelembagaan demokrasi yang masih lemah