HUBUNGAN ORGANISASI & KEPEGAWAIAN. Pertemuan 2

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Ruang lingkup dan Fungsi MSDM. Rachmasari Pramita W, ST, MM

(Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Ruang lingkup dan Fungsi MSDM) Fauzie Rahman

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

2012, No

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1994 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR: KEP. 1106/Ka/08/2001 NOMOR: 34 A Tahun 2001

PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

Kep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

Badan Pusat Statistik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN. Disampaikan Oleh: Dr. H. Ngusmanto, M.Si Jl. Karangan No. 27 Komplek UNTAN HP

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG POLA UMUM PEMBINAAN KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI JAJARNA DEPARTEMEN DALAM NEGERI

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 16/KEP/M.PAN/3/2001 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk dilakukan karena pengelolaan pegawai di instusi pemerintahan akan

Badan Pusat Statistik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL JAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

- 1 - PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I P E N D A H U L U A N

PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SDM PENELITI SESUAI PERMENPANRB NO 26/2016 EKA YULIA WIDYANTI. Kepala Bidang Jabatan Fungsional SDM Aparatur

Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Pegawai Negeri Sipil

Penilaian Prestasi Kerja Bagi Dosen Tetap Yayasan yang Telah Memiliki Sertifikat Pendidik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2005 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nomor 6,

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-145/A/J.A/02/2003

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

MANAJEMEN DAN PERENCANAAN SDM DI LINGKUNGAN PNS

Transkripsi:

HUBUNGAN ORGANISASI & KEPEGAWAIAN Pertemuan 2

PENGERTIAN ORGANISASI SUATU ENTITAS SOSIAL YANG SECARA SADAR TERKOORDINASI; MEMILIKI SUATU BATAS YG RELATIF DAPAT DIIDENTIFIKASIKAN; DAN BERFUNGSI SECARA RELATIF KONTINYU UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN ATAU SEPERANGKAT TUJUAN BERSAMA Sumber: ROBBINS, 1990:4

Lanjutan ENTITAS SOSIAL merujuk pd orgs sbg suatu kesatuan yg terdiri dari orang-orang atau kelompok org yg berinteraksi satu sama lain SECARA SADAR TERKOORDINASI merujuk kpd pengelolaan organisasi SUATU BATAS YG RELATIF TERKOORDINASI menunjukkan adanya batas pemisah atau pembeda antara anggota organisasi dan bukan anggota orgs

Lanjutan.. BERFUNGSI SECARA RELATIF BERKESINAMBUNGAN menunjukkan bahwa organisasi bukan kelompok orang-orang yang berinteraksi secara sementara (ad hoc), temporer atau terputus-putus, melainkan berinteraksi secara reguler dan tetap dalam jangka waktu yang relatif panjang.

Michele Morciano, 2002 Manusia dan Organisasi Publik

Tujuan Organisasi & Individu (1) Tujuan Organisasi Tujuan Individu Bertolak Belakang Herbert G. Hicks

Tujuan Organisasi & Individu (2) Tujuan Organisasi Tujuan Individu Berbeda Sebagian Herbert G. Hicks

Tujuan Organisasi & Individu (3) Tujuan Organisasi Tujuan Individu Netral Herbert G. Hicks

Tujuan Organisasi & Individu (4) Tujuan Organisasi Tujuan Individu Hampir Sama Herbert G. Hicks

Tujuan Organisasi & Individu (5) Tujuan Individu Tujuan Organisasi Tepat Sama Herbert G. Hicks

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia secara Harfiah MSDM secara harfiah merupakan paduan dari pengertian Manajemen dengan Sumber Daya Manusia.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Secara Makro : Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan keseluruhan potensi tenaga kerja yang terdapat di dalam suatu negara/daerah sehingga dapat menggambarkan jumlah angkatan kerja dari suatu negara/daerah.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Secara Mikro : Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan segolongan masyarakat yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja pada suatu unit kerja/organisasi tertentu baik pemerintah maupun swasta

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Beberapa Ahli Edwin B. Flippo Personnel Management is the planning, organizing, directing, and controlling of the procurement, development, compensation, integration, maintenance, and separation of human resources to the end that indivedual, organizational and societal objectives are accomplised. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dari pada pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahaan sumber daya manusia ke suatu titik akhir dimana tujuan-tujuan perorangan, organisasi dan masyarakat terpenuhi.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Beberapa Ahli Andrew F. Sikula Personnel Management is the recruitment, selection, placement, indoctrination, training and development of human resources by and within an enterprise. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses penarikan, penyeleksian, penempatan, indoktrinasi, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia oleh dan di dalam suatu perusahaan.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Beberapa Ahli Wayne F. Cascio/Elias M. Awad Human Resources management is the attraction, selection, retention, development and utilization of human resources in order to achieve both individual and organizational objectives. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi, penerimaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan baik individu maupun organisasi

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Beberapa Ahli Gary Dessler Kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Beberapa Ahli Bambang Wahyudi Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni atau proses memperoleh, memajukan atau mengembangkan, dan memelihara tenaga kerja yang kompeten sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien dan ada kepuasan pada diri pribadi.

Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi-fungsi pokok MSDM=Fungsi Manajemen : Fungsi Perencanaan Melaksanakan tugas dalam perencanaan kebutuhan, pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan SDM. Fungsi Pengorganisasian Menyusun suatu organisasi dengan mendisain struktur dan hubungan antara tugastugas yang harus dikerjakan oleh tenaga kerja dipersiapkan. Fungsi Pengarahan Menberikan dorongan untuk menciptakan kemauan kerja yang dilaksanakan secara efektif dan efisien

Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi Pengendalian Melakukan pengukuran-pengukuran antara kegiatan yang dilakukan antara kegiatan yang dilakukan dengan standard-standard yang telah ditetapkan khususnya di bidang tenaga kerja.

Fungsi-fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia A. Pengadaan (Procurement) B. Pengembangan (Development) C. Pemeliharaan (Maintenance) Pengadaan SDM, dilakukan dengan tujuan untuk menentukan dan memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Di dalamnya meliputi : a. Perencanaan Sumber Daya Manusia penentuan kebutuhan tenaga kerja baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Fungsi-fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia b. Penarikan/perekrutan calon tenaga kerja (recruitment) menarik sebanyak mungkin caloncalon tenaga kerja yang memenuhi pernyaratan yang dibutuhkan dari sumber-sumber tenaga kerja yang tersedia. c. Selesi (selection) merupakan proses pemilihan tenaga kerja dari sejumlah calon tenaga kerja yang dikumpulkan melalui proses recruitment. d. Penempatan (placement) penempatan tenaga kerja yang terpilih pada jabatan yang ditentukan. e. Pembekalan (orientation) dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada tenaga kerja terpilih tentang deskripsi jabatan, kondisi kerja, dan peraturan organisasi.

Fungsi-fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia Pengembangan (Development), bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan SDM yang telah dimiliki, sehingga tidak akan tertinggal oleh perkembangan organisasi serta ilmu pengetahuan dan teknologi. a. Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development). b. Pengembangan Karir (Career Development).

Fungsi-fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia Pemeliharaan (maintenance), bertujuan untuk memelihara keutuhan sumber daya manusia yang dimiliki. Wujudnya berupa rasa betah dan mempunyai kemauan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya pada organisasi. a. Kompensasi Jabatan (job compensation) usaha pemberian balas jasa atas prestasi yang telah diberikan oleh tenaga kerja. b. Integrasi (integration) menciptakan kondisi integrsi atau persamaan kepentingan antar tenaga kerja dengan organisasi yang menyangkut masalah motivasi, kepemimpinan, komunikasi, konflik dan konselling.

Fungsi-fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia c. Hubungan Perburuhan (Labour Relation) pembahasan masalah perjanjian kerja perjanjian perburuhan, kesempatan kerja bersama, sampai penyelasaian perselisihan perburuhan. d. Pemisahan/Pemutusan Hubungan kerja (Separation) menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja.

Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia I. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Ruang Lingkup Fungsi Operasional Sub Fungsi a. Pengadaan SDM = Pengadaan = Perencanaan SDM = Rekrutmen = Seleksi = Penempatan = Orientasi b. Pengembangan SDM = Pengembangan = Pelatihan & pengembangan c. Pemeliharaan SDM = Kompensasi Jabatan = Integrasi = Hubungan Perburuhan = Pemutusan Hubungan Kerja = Pengambangan karir

Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia II. Alat-alat Manajemen Sumber Daya Manusia (Tools of Human Resource Mangement) : a. Analisa Jabatan (job analysis) b. Penilaian Prestasi Kerja c. Evaluasi Jabatan (job evaluation)

Sekretariat Biro Kepegawaian Biro Keuangan Biro Perbekalan Biro Pengadaan Biro Pergudangan

Sekretariat Biro Kepegawaian Biro Keuangan Biro Perbekalan Bagian Pengadaan Bagian Pergudangan

Manajemen PNS adalah keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian. (Pasal 1 Angka 8 Undang-undang 43/1999) 30

Pegawai Negeri adalah setiap WNI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh Pejabat Yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. ( Ps.1 ayat.1 UU No.43 Th. 1999 ) 31

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil Pusat Pegawai Negeri Sipil Daerah Anggota TNI Anggota Kepolisian Negara RI ( Ps.2 ayat.1 UU NO.43 Th. 1999 ) 32

PNS berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masya-rakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan pembangunan. ( Ps. 3 ayat 1 UU No. 43 Th 1999 ) Netral. 33

Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu 34

Tujuan ditetapkannya formasi adalah agar satuan organisasi Negara mempunyai jumlah dan mutu/kualitas pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab pada masing-masing satuan organisasi. 35

Formasi masing-masing satuan organisasi negara disusun berdasarkan analisis kebutuhan dan penyediaan pegawai Pejabat Pembina Kepegawaian menyusun formasi masing-masing satuan organisasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah selambat-lambatnya akhir bulan januari setiap tahun anggaran. Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan analisis terhadap : Jenis pekerjaan Sifat pekerjaan Beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PNS Prinsip pelaksanaan pekerjaan Peralatan yang tersedia Kemampuan keuangan negara 36

37 Formasi PNS secara Nasional setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di Bidang PAN setelah memperhatikan pendapat Menteri Keuangan dan pertimbangan Kepala BKN.

Formasi PNS Pusat adalah Formasi bagi PNS yang bekerja pada suatu satuan organisasi Pemerintah Pusat. Setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di Bidang PAN setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Kepala BKN. Formasi PNS daerah adalah formasi bagi PNS yang bekerja pada suatu satuan organisasi Pemerintah Daerah. Setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang PAN, berdasarkan pertimbangan tertulis dari Kepala BKN. 38

I. PENGERTIAN UUNomor 43 Tahun 1999 adalah tentang Perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Kepegawaian hanya beberapa ketentuan yang dirubah dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974, sepanjang belum diubah masih tetap berlaku. 1.Kepegawaian Kepegawaian adalah segala hal hal mengenai kedudukan, kewajiban, hak,dan pembinaan pegawai negeri 2.Pegawai Negeri Pegawai Negeri adalah seseorang yang bekerja pada instansi/ lembaga pemerintah dan digaji dengan anggaran pemerintah. 39

UU No.43 Th1999 setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diang kat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangan undangan yangberlaku PEGAWAI NEGERI TERDIRI DARI ( Psl 2 UU No 8/1974 jo UU No 43/1999 ) Pegawai Negeri Sipil Anggota TNI dan Anggota POLRI 3. Pejabat yang Berwenang berwenang mengangkat, memindahkan dan memberhentikan pegawai negeri berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. 40

4. Pejabat Pembina Kepegawaian pimpinan departemen/lembaga pemerintah non departemen/ ke sekretariatan lembaga tingginegara /daerah propinsi/ kabupaten/ kota yang diberi delegasi sebagian wewenang Presiden untuk mengangkat, memindahkan dan memberhentikan pegawai negeri sipil dilingkungannya Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah. 5.Pejabat yang Berwajib pejabat yang karena jabatan atau tugasnya berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku. Contoh : POLRI dan JAKSA. 41

6.Pejabat Negara pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara sebagai mana dimaksud dalam pasal 11 UU Nomor 43 Tahun 1999 yang terdiri atas : Presiden dan Wakil Presiden ; Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota MPR ; Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPR ; Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pd Mahkamah Agung serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan ; Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPA; Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK ; Menteri dan Jabatan setingkat menteri ; Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh ; Gubernur dan Wakil Gubernur ; Bupati dan Wakil Bupati ; Walikota dan Wakil Walikota ; Pejabat Negara Lainnya yang ditentukan oleh Undang undang. 42

7. Jabatan Negeri jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang undangan. 8. Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional yang hanya dapat diduduki oleh pegawai negeri sipil. 9. Jabatan Organik Jabatan Organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu satuan organisasi pemerintah 10. Manajemen Pegawai Negeri Sipil keseluruhan upaya upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan derajat prosfesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewa jiban kepegawaian yang meliputi : perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian. 11. Pegawai Negeri Sipil Pusat (PNS Pusat) Yang dimaksud dengan PNS Pusat adalah PNS yang gajinya dibebankan pada APBN 43

12. PNS Daerah PNS yang gajinya dibebankan pada APBD dan bekerja pada Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota 13. PNS Diperbantukan di Luar Instansi Induk PNS yang bekerja di Instansi lain karena diperbantukan dan gajinya dibebankan pada Instansi yang menerima perbantuan, sedangkan pembinaan kepegawaiannya dilakukan oleh Instansi PNS berasal 14. PNS Dipekerjakan di Luar Instansi Induk PNS yang bekerja di Instansi lain karena dipekerjakan dan penggajiannya serta pembinaan kepegawaiannya dilakukan oleh Instansi PNS berasal 44

2).Golongan Ruang a. Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai CPNS pada saat melamar memiliki dan meng gunakan ijazah yang dimiliki adalah sebagai berikut: NO PENDIDIKAN GOL / RUANG 1 1SD- SETINGKAT I/a 2 SLTP-SETINGKAT I/c 3 SLTA-D-1 II/a 4 SGPLB D II II/b 5 SM-AK-D III II/c 6 S-1 D IV III/a 7 Dr-APTK-S-2 /ijazah lain yg setara III/b 8 S-3 DOKTOR III/c 45

JENJANG PANGKAT JABATAN STRUKTURAL JENJANG PANGKAT DAN GOLONGAN RUANG N o Eselon Terendah 1 I.a Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e 2 I.b Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama IV/e 3 II.a Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama Madya IV/d 4 II.b Pembina TK.I IV/b Pembina Utama Muda IV/c 5 III.a Pembina IV/a Pembina TK.I IV/b 6 III.b Penata TK.I III/d Pembina IV/a 7 IV.a Penata III/c Penata TK.I III/d 8 IV.b Penata Muda TK.I III/b Penata III/c 9 V.a Penata Muda III/a Penata Muda TK.I 46 III/b Pangkat Tertinggi Gol/Ru Pangkat Gol/RU

KAITAN ANTARA ORGANISASI DG KEPEGAWAIAN 1. JENIS dan macam pekerjaan apa & bgm cara membagi-baginya 2. Siapa-siapa saja yg harus melakukan pekerjaan & apa yg harus dilakukan 3. Hubungan apa yg perlu dibina dan dituangkan dalam suatu pola yg dibentuk oleh pembagian kerja, wewenang & tanggung jawab dari orang2 yg melaksanakannya 4. Fasilitas & sarana apa yg memberikan menunjang usaha pencapaian tujuan organisasi.

PENGORGANISASIAN Mengadakan inventarisasi & klarifikasi seluruh pekerjaan yg harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan otoritas serta tanggung jawab masing-masing individu yg bertanggung jawab untuk setiap komponen kerja dg menyediakan lingkungan kerja yg memadai.

Departemenisasi Departmentation, departmentalization, divisionalization Aktivitas untuk menyusun satuan organisasi yg akan diserahi bidang kerja/fungsi tertentu Fungsi: sekelompok aktivitas sejenis berdasarkan kesamaan sifatnya atau pelaksanaannya.

Dasar Departemenisasi Berdasarkan fungsi; Produksi, pemasaran, adiministrasi Berdasarkan produksi;output produksinya: Perush Elektroni: radio, TV, Kulkas Berdasarkan rangkaian kerja; Tahap2 pekerjaan; Pengumpulan data, input data, analisis, interpretasi Berdasarkan jasa yg diberikan; LBH: pidana, perdata, agraria Berdasarkan wilayah; Kelas Purwokerto, Wonosobo Berdasarkan jumlah: Regu, kompi, batalyon dsb..

Perusahaan dan Organisasi Publik.. Michele Morciano, 2002