I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERSEPSI, MINAT WIRAUSAHA DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA

BAB I. ASEAN) melalui penandatanganan Asean Economic Community (AEC), memperbolehkan

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan agar peserta didik dapat belajar secara efektif.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang. pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep secara holistic, bermakna

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Tuntutan masyarakat semakin. memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Ujian Nasional bertujuan menentukan kelulusan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih setiap

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. prasarana, guru, siswa serta model dan metode pengajarannya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang tengah berkembang, saat ini sedang menuju suatu modernisasi. Hal ini terlihat dari adanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk mendukung proses tersebut, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Sekolah bukanlah tempat untuk mengisi pengetahuan saja, tetapi sekolah harus berfungsi sebagai tempat bersosialisasi dan pusat kebudayaan dimana ide, bakat, karya dan potensi siswa dapat di kembangkan. Sistem pendidikan (persekolahan) yang dianut indonesia sekarang, pada dasarnya berupaya memberikan peluang yang sama bagi lulusan setiap jenjang dan jenis pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pemberian kesempatan yang sama tanpa adanya seleksi bakat pendidikan, sebenarnya dapat menyebabkan siswa lebih cenderung memilih pendidikan umum daripada pendidikan kejuruan, hal ini didasarkan pada sedikitnya jumlah sekolah kejuruan yang ada, sehingga siswa tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti jalur pendidikan umum yang di persiapkan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, banyak yang memilih jalur ini. Sebaliknya anak yang pada dasarnya lebih cocok memilih jalur pendidikan umum justru lebih memilih pendidikan kejuruan.

2 SMK merupakan sekolah kejuruan yang kurikulum dan proses pembelajarannya disiapkan untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai. Dengan memperbanyak SMK, maka pemerintah telah berupaya mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Banyaknya lulusan terdidik yang menganggur disebabkan oleh pemuda terdidik terlalu memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya, selain itu kualifikasi yang tidak sesuai akibat rendahnya relevansi kurikulum dengan keahlian yang dibutuhkan terutama untuk pengangguran lulusan SMA. Lulusan SMA dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, namun pada kenyataannya banyak lulusan SMA yang tidak mampu melanjutkan, sehingga akhirnya mereka harus menganggur karena tidak dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. SMK hadir sebagai solusi pemerintah untuk mengentaskan pengangguran yang jumlahnya terus bertambah. Program pendidikan SMK dikhususkan bagi siswa yang mempunyai minat tertentu dan siap untuk bekerja serta membuka lapangan pekerjaan yang disesuaikan dengan keterampilan dan bakat yang dimiliki. Siswa SMK diajak untuk belajar disekolah dan belajar didunia kerja dengan praktek secara nyata sesuai dengan bidang yang dipelajari melalui program Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Melalui PSG diharapkan para siswa mendapatkan pengetahuan,keterampilan, serta perubahan sikap, sehingga dapat membekali dirinya untuk memilih, menetapkan, dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan potensi dirinya (Depdikbud, 1999). Salah satu program penting untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran adalah menciptakan lapangan usaha dan ini artinya harus mencetak wirausaha. Pencetakan wirausaha harus diikuti dengan usaha

menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan dalam masyarakat Indonesia (Frinces, 2011: 47). 3 Jadi lulusan SMK tidak hanya dicetak untuk siap bekerja tapi mampu menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha dengan keterampilan yang dimiliki. Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia bahwa pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan, (1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan (2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja (Kemendikbud, 2012). Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa Suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya (Buchari Alma, 2009: 4). Sekarang ini kita mengahadapi kenyataan bahwa jumlah pengusaha muda di Indonesia masih relatif kecil dan belum memenuhi target. Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber pengahasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Mereka tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri (Buchari Alma, 2009: 2). Tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di sekolah terutama pada mata pelajaran kewirausahaan itu sendiri.

4 Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015 hasil belajar yang dicapai siswa pada umumnya belum menunjukkan hasil belajar yang optimal, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Nilai Ujian Mid Semester Ganjil Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas X SMKN 1 Candipuro Tahun Pelajaran 2014/2015 No Kelas Nilai Jumlah Keterangan 75 75 Siswa 1 X TKJ 1 23 17 40 Kriteria 2 X TKJ 2 25 14 39 Ketuntasan 3 X TKR 1 27 13 40 Minimum 4 X TKR 2 25 15 40 yang 5 X AP 22 17 39 ditetapkan 6 X AK 1 23 11 34 adalah 7 X AK 2 22 12 34 sebesar 75 Siswa 167 99 266 % 62,78% 37,22% 100% Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa hasil belajar siswa yang diraih belum optimal, ini karena dari 266 siswa terlihat hanya 99 siswa atau 37,22% siswa yang mendapat nilai 75 dan berarti 67,78% atau 167 siswa memperoleh nilai 75. Tinggi rendahnya hasil belajar menunjukkan bahwa tujuan pendidikan belum tercapai. Di SMK Negeri 1 Candi Puro terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa di SMK Negeri 1 Candipuro adalah 75. Siswa telah mencapai criteria tersebut maka tidak perlu diadakan remedial, sebaliknya siswa belum mencapai kriteria nilai yang diharapkan maka siswa tersebut harus

5 mengadakan remedial. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah (2000 : 18) apabila pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak didik. Untuk membentuk peserta didik yang berjiwa wirausaha, terlebih dahulu perlu ditanamkan minat berwirausaha. Pada tahun 1995 pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudidayakan Kewirausahaan (GN -MMK). Tujuannya untuk menumbuhkan budaya kreatif, inovatif di masyarakat baik dikalangan dunia usaha, pendidikan maupun aparatur pemerintah, namun dalam perjalanannya gerakan tersebut kurang mendapat dukungan. Program yang dijalankan pemerintah dalam mengimplementasikan Instruksi Presiden tersebut malah salah arah (http://www.unisosdem.org,2012). Selain itu, pada tahun 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (http://www.setkab.go.id,2013) telah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi, khususnya pengembangan kewirausahaan diseluruh tanah air. Dengan adanya GKN diharapkan generasi muda memiliki minat untuk menjadi wirausahawan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan minat berwirausaha dikalangan perserta didik belum sepenuhnya berhasil. Berdasarkan pra penelitian penulis pada 266 orang siswa SMK Negeri 1 CandiPuro yang dilaksanakan pada Maret 2015, diperoleh informasi sebagai berikut:

Tabel 2. Pilihan Karir Setelah Lulus Sekolah Siswa SMKN 1 Candipuro Tahun Pelajaran 2014/2015 No Kriteria Jumlah Persentase (orang) (%) 1 Bekerja di perusahaan swasta / 168 63,16 pemerintahan 2 Berwirausaha / membangun usaha 98 36,84 sendiri Total 266 100 6 SMK dapat berupaya meningkatkan motivasi berwirausaha siswa dengan mengidentifikasi dan memberikan solusi terhadap faktor-faktor yang menghambat motivasi siswa untuk berwirausaha. Motivasi pada individu dapat timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong untuk melakukan pekerjaan. Individu akan memiliki dorongan untuk melakukan pekerjaan wirausaha disebabkan adanya keyakinan kuat bahwa profesi wirausaha merupakan jalan terbaik untuk melakukan perubahan kualitas kehidupan secara individual maupun bermasyarakat. Sebelum memperoleh keyakinan diri tersebut, calon wirausahawan ini telah melakukan berbagai pertimbangan dan pemikiran tentang beragam aspek yang di butuhkan untuk berwirausaha. Kemandirian sebagai unsur utama wirausahawan dapat dikembangkan sejak sekolah melalui sikap kemandirian dalam belajar. Siswa yang terbiasa menerapkan kemandirian belajar untuk mencapai prestasi belajar dan memiliki keyakinan akan kemampuan diri sendiri tentunya akan memiliki motivasi untuk bekerja mandiri dengan berwirausaha. Ide awal topik penelitian ini berangkat dari besarnya minat penulis terhadap kajian mengenai motivasi berwirausaha di SMK Negeri 1 Candi Puro. Pertama, sejauh pengetahuan penulis mengenai masih minimnya persepsi siswa tentang

7 kewirausahaan yang dapat dilihat dari para peserta didik yang masih memilihmilih pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya. Kedua, rendahnya minat berwirausaha pada kalangan peserta didik, hal ini terlihat dari lebih banyaknya jumlah siswa yang memilih bekerja di Perusahaan Swasta / Pemerintahan yaitu sebesar 168 atau 63,16% daripada Berwirausaha / Membangun usaha sendiri yaitu sebesar 98 atau 36,83%. Ketiga, hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah, terlihat dari hasil belajar yang diraih belum optimal, ini karena dari 266 siswa terlihat hanya 99 siswa atau 37,22% siswa yang mendapat nilai 75 dan berarti 67,78% atau 167 siswa masih memperoleh nilai 75. Berdasarkan latar belakang masalah di atas untuk melengkapi hasil penelitian, maka penulis mengambil judul Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kewirausahaan, Minat Wirausaha dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Candi Puro Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perlu di teliti lebih lanjut mengenai Pengaruh Persepsi Siswa Tentang kewirausahaan dan Minat Wirausaha Melalui Motivasi Wirausaha Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas X SMK Negeri 1 CandiPuro Tahun Pelajaran 2014/2015 : 1. Rendahnya hasil belajar siswa SMK Negeri 1 CandiPuro Lampung Selatan 2. Masih banyak anggapan bahwa bekerja lebih baik daripada berwirausaha 3. Rendahnya minat siswa untuk berwirausaha

8 4. Sebagian besar siswa kurang memanfaatkan peluang untuk berwirausaha 5. Sedikitnya orang tua yang memberikan bimbingan dan motivasi untuk berwirausaha. 6. Kurangnya pemberian motivasi berwirausaha oleh guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada persepsi siswa tentang kewirausahaan (X 1 ), minat wirausaha (X 2 ), motivasi wirausaha (X 3 ), dan hasil belajar (Y) pada mata pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas X SMK Negeri 1 CandiPuro Lampung Selatan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan sebelumnya, maka hal yang menjadi masalah dengan penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kewirausahaan terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Angkatan 2014/2015? 2. Apakah ada pengaruh minat wirausaha terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Angkatan 2014/2015?

9 3. Apakah ada pengaruh motivasi berwirausaha terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Angkatan 2014/2015? 4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kewirausahaan, minat wirausaha, dan motivasi berwirausaha terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Angkatan 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah dan rumusan masalah diatas, maka hal yang menjadi tujuan penelitian dalam hal ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kewirausahaan terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Angkatan 2014/2015. 2. Untuk mengetahui pengaruh minat wirausaha terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Angkatan 2014/2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berwirausaha terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Angkatan 2014/2015. 4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kewirausahaan, minat wirausaha, dan motivasi berwirausaha terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Angkatan 2014/2015.

10 F. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1. Secara Teoritis a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, sehingga tercipta wahana ilmiah b. Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kewirausahaan yang belum dikaji dalam penelitian ini. 2. Secara Praktis a. Bagi siswa Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha meningkatkan hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sehingga siswa dapat memperbaiki metode belajarnya dan berusaha untuk meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. b. Bagi guru Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meminimalisir faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran kewirausahaan, terutama yang disebabkan oleh faktor sekolah, yaitu guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

11 c. Bagi pihak sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meminimalisir factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran kewirausahaan, yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses belajar yang efektif. G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : 1. Objek Penelitian persepsi siswa tentang kewirausahaan (X 1 ), minat wirausaha (X 2 ), motivasi wirausaha (X 3 ), dan hasil belajar (Y). 2. Subjek Penelitian Siswa kelas X semester ganjil SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan. 3. Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMK Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015. 5. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Sosial yang di fokuskan pada mata pelajaran Kewirausahaan.