BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. telah go public.seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat,lengkap dan tepat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh auditor yang independen. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan potret implementasi. mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di pasar modal untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi menghasilkan laporan kegiatan ekonomi dari suatu entitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini, kegiatan di Bursa Efek Indonesia semakin berkembang pesat. Seluruh perusahaan yang bergabung diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Laporan keuangan yang disampaikan merupakan laporan keuangan yang telah diaudit. Proses yang dibutuhkan dalam mengaudit tidak lah sebentar karena dalam proses pelaksanaan audit, auditor harus memeriksa keseluruhan dari bagian perusahaan yang terkait. Proses penyelesaian audit yang lama, membuat perusahaan menunda publikasi laporannya. Proses penyelesaian audit yang lama juga berpengaruh pada kualitas laporan keuangan, karena laporan keuangan tersebut sudah tidak relevan dan tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Waktu penyelesaian audit yang lama dari tanggal berakhirnya laporan keuangan tersebut merupakan suatu hal yang disebut audit delay. Menurut Aryati (dalam Dewi 2010), Audit delay merupakan rentang waktu dari tanggal berakhirnya laporan keuangan yakni 31 Desember sampai tanggal keluarnya laporan keuangan auditan. Salah satu dampak dari audit delay adalah membuat laporan keuangan kehilangan karakteristik relevan yang mengandung nilai prediktif dan tepat waktu. Hal ini berarti bahwa laporan keuangan kurang dapat dipercaya menjadi sumber informasi karena sudah terlambat. Laporan keuangan 1

yang disediakan haruslah tepat waktu sesuai dengan periodenya agar informasi yang terkandung didalam laporan keuangan tersebut tidak berkurang maknanya dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang tepat serta menjadi alat prediksi yang paling efektif bagi pengguna. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian pekerjaan auditnya. Hal yang paling penting adalah bagaimana agar dalam penyajian laporan keuangan itu bisa tepat waktu atau tidak terlambat dan kerahasiaan informasi terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan kompetensinya untuk ikut mecampurinya. Tetapi apabila terjadi hal yang sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat. Faktor ukuran perusahaan dan internal kontrol yang lemah, mengindikasikan semakin banyak sampel yang diperlukan dan lingkup pemeriksaan serta pengujian akan semakin luas dan rumit. Hal ini membuat semakin lama penyelesaian audit. Demikian pula audit delay akan semakin panjang. Hal ini dapat membuat para pengguna tidak dapat meggunakan laporan tersebut sebagai informasi untuk pengambilan keputusan karena sudah tidak tepat waktu. Ketertundaan laporan keuangan ini dapat berdampak negatif pada reaksi pasar. Makin lama masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) dalam Lestari 2010 menunjukkan bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat 2

menunjukkan hasil sebaliknya. Hal ini terjadi dikarenakan investor pada umumnya menganggap keterlambatan pelaporan keuangan merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan. Namun ada kalanya auditor memperpanjang masa auditnya dengan menunda penyelesaian audit laporan keuangan karena alasan tertentu, misalnya dalam pemenuhan standar untuk meningkatkan kualitas audit oleh auditor yang menuntut waktu lebih lama. Sebagaimana tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa : Standar Pekerjaan Lapangan yang mengatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan bagi auditor, yaitu auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan. Kemudian perlu pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) dalam penelitian Lestari (2010), pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar membutuhkan waktu lebih lama, sebaliknya makin tidak sesuai dengan standar makin pendek pula waktu yang diperlukan. Laporan keuangan yang sudah diaudit terdapat di dalamnya informasi laba yang dihasilkan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Hal ini berarti bahwa informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan dapat memberi efek yang akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Fenomena yang terjadi menyatakan bahwa rata-rata Audit Delay sangat beragam tergantung jenis perusahaanya. Menurut penelitian Widyantari (2012) menyatakan bahwa dari hasil penelitiannya rata-rata audit delay pada perusahaan 3

manufaktur di BEI periode 2008-2011 adalah 72 hari. Hasil ini lebih panjang daripada kesimpulan penelitian Fathini dan Atikah (2007) dalam Widyantari (2011) yang menemukan bahwa rata-rata Audit Delay untuk perusahaan manufaktur di Indonesia adalah 67 hari. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitiannya auditor dapat menyelesaikan laporan audit perusahaan lebih cepat. Hal ini berbeda dengan hasil yang penulis dapatkan khusus perusahaan manufaktur sektor makan dan minuman. Berikut adalah tabel yang menunjukkan rata-rata Audit Delay pada perusahaan manufaktur. Tabel 1.1 Rata-rata Audit Delay No. Tahun Jumlah Hari 1 2011 70 hari 2 2012 79 hari 3 2013 73 hari 4 2014 76 hari Diolah : Penulis Dalam tabel ini dijelaskan bahwa pada tahun 2011 rata-rata Audit Delay pada perusahaan manufaktur adalah sebesar 70 hari, sedangkan ditahun 2012 Audit Delay yang dialami perusahaan ini meningkat hingga menjadi 79 hari. Pada tahun 2013 rata-rata Audit Delay yang dialami perusahaan ini sebesar 73 hari, angka ini menurun dari tahun 2012 namun meningkat dari tahun 2011. Pada tahun 2014 jumlah hari Audit Delay naik, angka ini meningkat dari tahun 2013 menjadi 76 hari. Hal ini berarti bahwa Audit Delay pada perusahaan manufaktur mengalami fluktuasi yang cenderung naik tahun ke tahun selama priode 2011-2014. Sedangkan bila dilihat keseluruhan dari tahun 2011-2014, rata-rata Audit 4

Delay adalah 74 hari. Dari tabel diatas dapat digambarkan melalui grafik yang dapat dilihat pada gambar berikut. 80 audit delay 75 70 audit delay 65 2011 2012 2013 2014 Gambar 1.1 Grafik audit delay tahun 2011-2014 Pada tahun 2010, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa ada sekitar 68 emiten melakukan keterlambatan dalam penyampaiannya laporan Keuangan untuk tahun 2009, jumlah tersebut mengalami penurunan pada tahun 2011 yang terdapat 62 emiten yang terlambat melaporkan Laporan Keuangan untuk tahun 2010. Disusul pada tahun 2012 tercatat 54 emiten yang terlambat melaporkan laporan keuangan tahun 2011 yang telah diaudit. Hal tersebut juga mengalami penurunan dari tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2013 ada 52 emiten yang hingga 1 April 2013 belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir 31 Desember 2012. Disusul pada tahun 2014 tercatat juga 49 emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2013. Namun pada tahun 2015 tercatat 52 emiten yang belum menyampaikan 5

laporan keuangan audit per Desember 2014. Pada tahun 2015 ini perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangannya mengalami kenaikan dari tahun 2014. Keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan ini tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan BAPEPAM. Menurut Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidental lainnya kepada Bapepam. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan perusahaan publik diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor: KEP-38/PM/2003 tentang Laporan Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Selanjutnya peraturan Bapepam juga menyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan yang melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, maka hal tersebut 6

diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan. Audit Delay juga bertentangan dengan teori kepatuhan ( compliance Theory). Teori kepatuhan merupakan teori yang membahas tentang ketaatan dan kepatuhan mengikuti aturan yang dibuat. Teori kepatuhan juga membahas bahwa setiap individu maupun organisasi wajib mematuhi setiap peraturan yang berlaku. Untuk mengatasi masalah audit delay tersebut Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui aturannya menetapkan sanksi berupa, jika emiten telat menyampaikan laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak batas akhir seharusnya, maka BEI akan menjatuhkan sanksi tertulis I. Dilanjutkan dengan jika pada hari kalender ke-31 hingga ke-60 belum juga menyampaikan, maka sanksi tertulis II akan melayang. Sanksi ini disertai dengan denda sebesar Rp 50 juta. Kemudian jika pada hari kalender ke-61 hingga ke-90, perseroan masih tetap tidak melaporkan laporan keuangan maka bursa akan memberi peringatan tertulis III plus denda Rp 150 juta. Peneliti terdahulu telah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay diantaranya Lestari (2010) dengan menggunakan berapa variabel diantaranya ukuran perusahaan dengan alat ukur L n total aset, profitabilitas (Return On Asset), solvabilitas (Debt to Aasset Ratio), kualitas auditor (big four dan non big four) dan opini auditor (Wajar Tanpa Pengecualian 1 dan selain Wajar Tanpa Pengecualian 0) dengan menggunakan sampel pada perusahaan consumer goods, mendapatkan hasil bahwa secara parsial menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi audit delay adalah profitabilitas, solvabilitas, dan 7

kualitas auditor. Tingkat signifikansi ketiga variabel tersebut sebesar 0,043, 0,092, dan 0,091. Sementara pada faktor ukuran perusahaan dan opini auditor tidak berpengaruh. Hasil pengujian secara simultan memperlihatkan bahwa keseluruhan variabel mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Menurut Pourali, dkk (2013), mereka menggunakan variabel ukuran perusahaan (Total aset), opini audit (Wajar Tanpa Pengecualian 1 dan selain Wajar Tanpa Pengecualian 0) dan debt ratio( Debt Equity Ratio) mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang kuat dan positif terhadap audit delay, lalu opini audit juga berhubungan kuat namun negatif terhadap audit delay sedangkan debt ratio tidak memiliki hubungan terhadap audit delay. Peneliti Aryaningsih, dkk (2014), menyatakan menggunakan variabel total aset ( Total aset), tingkat solvabilitas (DER) dan opini audit (Wajar Tanpa Pengecualian 4, Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf penjelas 3,Wajar Dengan Pengecualian 2, tidak wajar 1 dan tidak memberi pendapat 0) dengan populasi penelitian seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 yang berjumlah 174 perusahaan. Berdasarkan penelitiannya menyatakan bahwa variabel solvabilitas dan opini audit berpengaruh pada Audit Delay, sedangkan variabel total aset tidak berpengaruh pada Audit Delay. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan masalah yang terjadi yang dijelaskan diatas, penulis merasa tertarik meneliti kembali dan mengambil beberapa variabel dari peneliti terdahulu kemudian mereplikasinya, selanjutnya penulis menggunakan satu tambahan variabel moderating yang akan dituangkan dalam sekripsi yang berjudul : 8

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit dan Reputasi KAP Terhadap Audit Delay dengan Size Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2014. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini menjadi : 1. apakah Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit dan Reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?, 2. apakah interaksi Profitabilitas dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?, 3. apakah interaksi Solvabilitas dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?, 4. apakah interaksi Opini Audit dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?, 5. apakah interaksi Reputasi KAP dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?. 9

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian yang dibuat penulis adalah : 1. untuk mengetahui Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit dan Reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2. untuk mengetahui interaksi Profitabilitas dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), 3. untuk mengetahui interaksi Solvabilitas dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), 4. untuk mengetahui interaksi Opini Audit dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), 5. untuk mengetahui interaksi Reputasi KAP dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 10

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya berikut ini. a) Bagi Peneliti Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih, khususnya mengenai bidang penelitian yaitu pengaruh profitabilitas, solvabilitas, opini audit dan reputasi KAP terhadap audit delay. b) Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dan bukti empiris tentang audit delay dan faktor yang mempengaruhinya. c) Bagi Auditor Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengidentifikasikan beberapa faktor dominan diatas yang mempengaruhi audit delay,sehingga auditor dapat mengoptimalkan kinerjanya yang berimbas pada tepatnya waktu pelaporan keuangan. d) Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memicu para manajer untuk lebih meningkatkan ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan tahunan yang berguna untuk investor. 11