Feni Kurniati. Gambar 1. Gambar meja makan sebelum dan sesudah acara santap selesai (Till & Wigglesworth, 1998)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Colour Blending Process: Sebuah Eksplorasi berdasarkan Gaga-

Software Architecture

Siti Sarwati Departement of Architecture, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Jalan, 16424, Depok, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan

III. METODE PENELITIAN. 1. Memastikan adanya gambar-gambar komponen yang benar. 2. Mempelajari dan memisahkan gambar utuh menjadi gambar komponen.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

GAMBAR PERSPEKTIF SATU TITIK HILANG

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

BAB III PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini sudah banyak berdirinya gedung bertingkat, khususnya di

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, SILABUS, DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN AT 221 GAMBAR ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Rencana Pembelajaran

dengan penuh hormat. rumah. mata.

ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG.

B. Allah Swt. itu Esa. Sikapku. Ayo Kerjakan. Lihat diri sendiri. Lihat gambar ini. Tanyakan pada temanmu, nama dan manfaat setiap anggota tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Membuat Sequence Diagram Menggunakan Visual Paradigm

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang direncanakan pada proses perancangan. Hubungan yang. menjaga terlaksananya aspek fungsional (mengakomodasi kegiaan).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP SEMARANG

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN ( GREEN ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010.

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB II LESSONS FROM THE PAST. merupakan sebuah tahap yang krusial. Apa yang perancang dapatkan dan telaah

PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK:

jiwa/km2 dan jumlah KK sebanyak KK. Jogjakarta yang memiliki jaringan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FLOWCHART. Pendahuluan:

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan

Ramadana Putra. into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them (Franck, 1998).

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PERANCANGAN

Prinsip Desain poster

EMPATI. written by Yudhi at

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

kompetensi dasar Peta Konsep bagian tempat atau bangunan Kata Kunci

UNIV. PANCASILA FAK. TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Kalau untuk yang satu ini mungkin bukan pekerjaan ayah, lebih pantas dikatakan panggilan

DAFTAR ISI. Multi Layer Kampung Page 77

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

Soal Akuntansi Perusahaan Jasa

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

LEMBAGA KEARSIPAN PERGURUAN TINGGI, UPAYA INSTITUSI MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN. Herman Setyawan. Abstrak

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA

Semarang, 24 Agustus Tim menikmati santap malam di Tanjung Mas, Semarang. Tim tiba di Bandara Ahmad Yani, Semarang

BAB V ANALISIS Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

/

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB III METODE PENELITIAN

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN ARSITEKTUR: BAGAIMANA MERANCANG ARSITEKTUR DAN MENKAJI METODE RANCANG ARSITEK NIGEL CROSS

If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Sukanti

BAB IV LATAR BELAKANG. Bab ini akan membahas proses pembentukan Komunitas Sapu yang dimulai dari komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK).

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000

The Cure House, West Jakarta Kampung Apung, Jakarta Barat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Waktu Pengeringan dan Laju Pengeringan Pada Mesin Pengering Pakaian Energi Listrik

HUKUM NEWTON B A B B A B

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

Transkripsi:

Menelusuri Ruang Keseharian Pemandian Kampung Lubuk Torob Feni Kurniati Tulisan ini membahas mengenai proses penemuan another system of disorder dari sebuah pemandian komunal di Kampung Lubuk Torob, Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam proses ini adalah metode perjalanan orderdisorder meja makan Wigglesworth dan Till (1998). Mereka memulainya dengan apa yang mereka ketahui manusia yang tinggal dan bekerja pada bangunan yang sama. Para arsitek meresponnya dengan menerapkan order, yaitu memisahkan keduanya. Padahal keduanya saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, yang dibuktikan melalui kisah si meja makan. Meja makan di atas memiliki fungsi rangkap yaitu sebagai meja makan (order) dan juga meja kerja (disorder). Ambiguitas ini oleh Till dan Wigglesworth (1998) dijadikan sebagai sebuah metode disain, melalui penelaahan permukaannya. Penelaahan permukaan ini memperlihatkan kondisi order dan disorder secara jelas. Kondisi pertama adalah meja makan sebelum santap malam dimulai. Gambar berikut memperlihatkan kesesuaian order terhadap tempat, status dan fungsi meja makan, dan keadaannya setelah acara santap selesai. Gambar 1. Gambar meja makan sebelum dan sesudah acara santap selesai (Till & Wigglesworth, 1998) Ambiguitas fungsi meja makan ini kemudian dirangkum dalam tabel berikut. Gambar 2. Ambiguitas penggunaan meja makan 2

Gambar meja makan ketika santap usai merupakan sebuah penjejakan dari kondisi disorder dalam ruang dan waktu, yang ditemukan di meja makan sebagai sisa-sisa dari kegiatan santap malam. Meja makan yang kotor merupakan sebuah bukti disorder yang ada, yang merupakan hasil dari proses perusakan yang dilakukan terhadap order. Gambar 3. Perjalanan menuju disorder meja makan (Till & Wigglesworth, 1998) Disorder tidak hanya menjadi buangan dari sistem, tetapi menjadi sebuah pendekatan untuk menemukan another system of disorder tersebut dengan melihat perjalanan dari kondisi order, perusakan order, hingga pada kondisi disorder. Pencarian another system of disorder ini memperlihatkan bahwa di dalam perjalanan order ke disorder di meja makan, terdapat pola pergerakan manusia yang selalu bergerak seiring waktu. Ide ini kemudian digunakan untuk menemukan another system of disorder di pemandian komunal Lubuk Torob. Another system of disorder di pemandian komunal Lubuk Torob ditemukan dengan melihat perjalanan ketika kondisi order mulai dirusak. Perusakan kondisi order dimulai ketika seseorang datang ke pemandian untuk melakukan proses pembersihan dan dilanjutkan oleh warga lain yang juga datang ke pemandian dengan berbagai tujuan. Gambar 4. Kondisi order dan perjalanan menuju disorder Pemandian Lubuk Torob Berikut adalah perjalanan pemandian menuju disorder, ketika beberapa warga melakukan berbagai kegiatan pembersihan secara bersamaan dan bergantian: Perjalanan pemandian menuju disorder di atas memperlihatkan bahwa di dalam proses terdapat beberapa hal penting yang saling terkait; jenis kegiatan yang dilakukan, posisi/tempat dilakukannya kegiatan, dan waktu. Kegiatan yang berbeda akan mengambil posisi yang berbeda pula dalam setiap tahapnya, dan kedua hal ini terkait secara langsung terhadap waktu. dalam perjalanan ini akan bergerak dalam tiga dimensi: Jenis kegiatan : mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, BAK/BAB, dan hanya lewat. Tempat : lvokasi pemandian Lubuk Torob. 3

Gambar 5. Denah lokasi pemandian Lubuk Torob Waktu : Waktu terjadinya kegiatan di pemandian. Gambar 6. Diagram waktu kegiatan untuk setiap aktivitas Ketiga dimensi ini bergerak dan berkolaborasi secara beriringan. Sang aktor dalam perjalanan akan menyesuaikan diri ketika ia bertemu dengan aktor lain yang membawa ketiga aspek dengan kasus yang berbeda. Pada kejadian ini, mungkin saja akan terjadi pembauran dimensi, atau hanya penyesuaian dan kolaborasi. Jika ketiga dimensi tersebut (kejadian, tempat, dan waktu) digambarkan secara bersamaan maka akan terlihat sebagai berikut : Gambar 7. Gambar kejadian tempat dan waktu yang di-layer menjadi satu 4

Ketika melakukan kegiatan di pemandian, para aktor bergerak dan berpindah tempat seiring waktu berjalan. Jika dimensi waktu diurai, maka setiap pergerakan akan terlihat lebih jelas dan pola pergerakan yang menjadi another system of disorder akan terlihat dari perjalanan pemandian ini ketika kondisi order pemandian mulai dirusak oleh para aktor. Titik awal yang menjadi acuan dalam perjalanan ini adalah titik ketika waktu menunjukkan 0, ketika kondisi order masih terjaga dan tepat akan dirusak. Berikut adalah pola pergerakan yang ditemukan di pemandian sebagai bentuk another system of disorder : Gambar 8. Pola pergerakan kegiatan disorder di pemandian Saya melakukan beberapa perlakuan pada pola pergerakan terhadap waktu ini. Pergerakan ini saya trace berdasarkan urutan kejadiannya dengan warna yang berbeda untuk setiap aktor yang terlibat. Berikut adalah hasil percobaan mewarnai berdasarkan urutan kejadian (terhadap waktu) dan jenis kegiatan yang dilakukan : Gambar 9. Percobaan mewarnai berdasarkan urutan kejadian 5

Warna-warna pada pola pergerakan ini kemudian saya jadikan dasar untuk dilakukan pop-up atau pemunculan secara tiga dimensi pada gambar berikut ini : Gambar 10. Eksperimen tiga dimensi pada pola pergerakan Jika gambar-gambar muncul di atas diurutkan secara vertikal berdasarkan waktu kejadiannya (waktu berurut ke atas, dengan ground adalah titik nol waktu), maka yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Gambar 11. Hasil pop-up setiap kejadian yang dilayer vertikal berdasarkan waktu Gambar di atas adalah gambar hasil penumpukan hasil pop-up yang diambil secara perspektif dan tercipta dengan sendirinya dari pola kegiatan terhadap waktu yang ditemukan dalam perjalanan pemandian menuju kondisi disorder-nya. Berdasarkan penjelasan dan percobaan di atas, penelaahan terhadap disorder melalui perjalanannya terhadap waktu ketika order-nya mulai dirusak akan mempertemukan kita dengan another system of disorder. Hal ini memberikan pengetahuan bahwa dibalik suatu disorder yang biasanya diabaikan, terdapat sistem dan pola sebuah kejadian. Hal ini akan jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan frozen moment of perfection dari kondisi ordernya. Ide ini dapat dikembangkan menjadi berbagai hal. Wigglesworth dan Till (1998) mengembangkannya sedemikian rupa hingga menjadi denah bangunan yang nyata, dan saya mengembangkan sedemikian rupa pula hingga ia menjadi sebuah bangunan waktu. 6

Referensi Wigglesworth, S. and Till, J. (Eds.) (1998). The everyday and architecture. Architectural Design, Academy Press. 7