KOMUNIKASI EFEKTIF MEMBANGUN KEARIFAN DALAM DAKWAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak

Prinsip-prinsip komunikasi pustakawan (persfektif komunikasi Islam) Khatibah

PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM

Internalisasi Nilai-nilai Bahasa Al quran Dalam Kehidupan. Oleh Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M. Pd

SPIRITUALITAS DALAM PENCITRAAN DIRI. (Customer Satisfaction/ Manajemen Mutu dan Layanan)) Widodo Muktiyo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

ILMU KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN. Sumarjo Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

RINGKASAN. upah minimum pegawai di Indonesia terus tumbuh di atas 10% per tahunnya,

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak

DAKWAH: INTEGRAL, SINERGIS DAN HOLISTIK. Moh. Syahri Sauma STAI Luqman Al-Hakim Surabaya. Abstrak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 1213 Psikologi Dakwah Pemikiran Kearah Psikologi Dakwah Hubungan Psikologi Dakwah Dengan Ilmu Komunikasi

PENDEKATAN SEMANTIK FRASE QAULAN SADIDA, MA RUFA, BALIGHAH, MAYSURA, LAYYINA, DAN KARIMA UNTUK MENEMUKAN KONSEP TINDAK TUTUR QURANI

BAB IV BENTUK KOMUNIKASI KONSELING DALAM AL QURAN

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB III METODE PENELITIAN

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

INTERNALISASI NILAI-NILAI DAKWAH PADA ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK ISLAM TERPADU (TKIT) ALKARIMA

BAB V PENUTUP. 1. Ayat-ayat al-quran yang berkaitan dengan metode komunikasi pendidik

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran. Nunuy Nurjanah

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan terhadap sesama manusia, sumber maupun alasannya

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu

Mengenai Buku Ini

[ Indonesia Indonesian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP. 8) : : : : :

Hak-hak Persaudaraan (Ukhuwah) Sesama Muslim

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA. Pengetahuan tentang peran wanita. Oleh karena perbedaan fisik dan psikis, maka

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

RETORIKA KHUTBAH. Di dalam al-quran, Allah berfirman :

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

Liberalisme Hakikatnya Mengajak Orang Tak Beragama

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

AYAT ASAS Oleh Nurcholish Madjid

PERAN DOKTER SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN DI MASYARAKAT

Munakahat ZULKIFLI, MA

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian ilmu dalwah? B. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain?

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Suatu ketika Rasulullah harus sedikit menegur Aisyah ketika sang Humaira cemburu berat.

1 Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1980), hal. 127.

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

Takwa dan Keutamaannya

BAB IV HAK TERSANGKA MENURUT KUHAP DALAM PRESPEKTIF FIQIH MURA>FA AH. A. Persamaan Hak-Hak Tersangka Dalam Proses Penyidikan Menurut KUHAP

Bertakwa Kepada Allah dalam Kehidupan Bertetangga

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@* "/ 4!

3 Wasiat Agung Rasulullah

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Bismillahirrahmanirrahim

BAB IV PERILAK TERPUJI

Menggapai Kejayaan Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

E٤٢ J٣٣ W F : :

HOME WORK ACTIVITY TAHUN PELAJARAN

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

MANAGEMEN DAKWAH PERSPEKTIF AL-QUR AN

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA TOKOH AGAMA DENGAN REMAJA MASJID AL-MIHROB DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAKWAH

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at-

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Allah adalah Maha Pencipta makhluk (al-khaliq). Allah menciptakan

Mendidik Anak dengan Tauhid


Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

Berkawan dengan Orang Shalih

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

Jumlah Halaman : xiv Tahun : 2015 : Prenadamedia Group Jakarta

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Implikasi Kata Qaulan di dalam Al-Qur an terhadap Komunikasi Pendidikan

Revelation 11, Pembahasan No.7 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 17, Oleh Chris

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2

Transkripsi:

KOMUNIKASI EFEKTIF MEMBANGUN KEARIFAN DALAM DAKWAH Santa Rusmalita Abstrak Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl:125) Dakwah merupakan kegiatan mengajak manusia menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Demi tercapainya tujuan kegiatan tersebut, maka diperlukan komunikasi yang sesuai dengan objek dakwah. Beragam latar objek dakwah menjadikan Da I harus pandai-pandai memilih jenis komunikasi yang disampaikan. Ada qaulan baligha, Qaulan maisura, qaulan layyin, qaulan ma rufa, qaulan karima dan qaulan sadiida. Setiap bentuk komunikasi tersebut memiliki makna dan titik tekan masing-masing. Kata Kunci : Dai, komunikasi, dakwah A. Pendahuluan Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orangorang di sekitarnya. Bouman yang dikutip oleh Cholil (tt:63) mengungkapkan bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hasrathasrat dan kecenderungankecenderungan bernaluri antara lain: (a) Kecenderungan sosial yaitu merupakan kecenderungan untuk menggabungkan dirinya dengan individu lainnya dalam bentuk kelompok. (b) Rasa harga diri yaitu harga diri yang tidak hanya tampak sebagai keinginan untuk berharga, namun juga supaya kelihatan berharga menurut pendapat orang lain. Dalam pergaulan menurut Bouman tersebut adalah merupakan hasrat naluri manusia, sebab fitrahnya manusia hidup bersosial untuk berinteraksi. Seperti firman Allah: Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat:13) 41

B. Dakwah untuk semua kalangan Secara bahasa Dakwah adalah: An-Nida (memanggil), Ad-Du a (menyeru), Ad-Da wat ila qadhiyat (Menegaskannya atau membelanya, baik terhadap yang hak maupun yang batil, yang positif maupun negative, Du a (memohon dan meminta). (Jum ah, 2010:24). Dengan memperhatikan pengertian lughawi dakwah tersebut maka dapat diketahui bahwa dakwah tujuannya adalah mengajak manusia pada surga, serta berorientasi pada akhirat. Dakwah merupakan upaya untuk mengharmonikan hubungan manusia dengan sesama dan manusia dengan Allah (hablun minallah wa hablun minannas). Dengan memahami bahwa karakter manusia berbeda-beda, penerimaan mereka yang berbeda serta daya tangkap mereka berbeda, maka Al- Quran telah memberikan arahan tentang bagaimana komunikasi menghadapi setiap orang tersebut. Menurut Hammam (2013:77), menyeru manusia harus seuai dengan kadar pemahaman mad u. Dakwah ke jalan Allah dilandasi dengan hikmah dan nasihat yang baik. Diantara bentuk dakwah yang penuh hikmah adalah dengan mempertimbangkan kondisi dan cara yang sesuai bagi setiap orang. Sesungguhnya perkataan yang baik dalam Islam menurut Jum ah Amin ibarat makhluk hidup yang keberadaanya mempunyai pengaruh. (2010:203) Menurut Hammam (2013), klasifikasi mad u dalam dakwah terbagi 3 (tiga), yaitu: 1. Orang awam yang tidak belajar, terhadap mereka berdakwah dilakukan dengan simple, tidak sulit dan pemahaman yang mendalam. Penjelasan gunakan dengan sharih (jelas). 2. Kelompok terpelajar. Kepada mereka tingkatan keilmuwan harus diperhatikan. Bisa dipaparkan sesuatu secara mendalam dan mendetail, karena mereka akan memahami apa yang kita bicarakan. 3. Orang-orang spesialis dalam bidang keilmuwan tertentu. Tiap-tiap spesialisasi mempunyai metode term sendiri. Berdakwah pada orang yang memiliki spesialisasi tersendiri adalah menyesuaikan dengan bidang mereka. Banyak orang Barat masuk Islam karena mereka mempelajari bidang mereka, dan setelah dikaitkan dengan Al-Quran, mereka mengakuinya, akhirnya mereka masuk Islam. Ada beberapa bentuk komunikasi yang digambarkan dalam Al-Quran yang berhubungan dengan mad u, yaitu dengan Qaulan baliigha, Qaulan 42

maisuura, qaulan layyina, qaulan ma ruufa, qaulan kariima, qaulan sadiida. a. Qaulan baligha Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah, dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Qaulan baligha dalam Al-Quran berkaitan dengan perintah Allah untuk Rasulullah agar berkata jelas (baligh) pada orang-orang munafik, agar dakwah pada mereka menjadi membekas dan dakwah pada mereka sesuai dengan apa yang telah mereka pahami. Firman Allah: Artinya: Mereka itu adalah orangorang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS. An-Nisa:63) Salim A. Fillah menjelaskan bahwa ketika perang Tabuk diserukan, waktu itu musim paceklik. Kaum Muslimin semua memanggil seruan tersebut, kecuali 3 orang, yaitu Kaab Bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Murarah bin rabi dan kaum munafik tentunya. Pada kesempatan ini, istri para munafik tidak mau ketinggalan, menghasud istri-istri kaum muslimin yang berangkat, dengan menakut-nakuti mereka akan kondisi yang sulit. Adapun para istri kaum muslimin tersebut menjawab: Inna dzahaba akkal,wa baqiya arrazaq (sesungguhnya yang pergi adalah tukang makan, sedangkan Allah yang memberikan rezeki tetap tinggal). Inilah kalimat yang membekas jiwa. Ada unsur ledekan juga bahwa para suami juga tukang makan, pada hakikatnya, mereka bukan pemberi rizqi & penentu hidupmati. Begitu juga kata-kata ini sebagai sindiran bagi orang munafik, bahwa jika tukang makan suami mereka (orang mukmin) pergi, maka tukang makan orang-orang munafik tidak pergi dan tetap di rumah, menghabis-habiskan sediaan paceklik dan rawan, padahal mereka bukan pemberi makan, bukan pula yang menjamin keselamatan. http://www.islamedia.web.id/2012/01/kult wit-tentang-qaulan-baligha-oleh.html Ada asas dalam qaulan baligha: 1. Qaulan balighan terjadi bila komunikator menyesuaikan pembicaraannya dengan sifat-sifat komunikan. Dalam istilah Al-Quran, ia berbicara fi anfusihim (tentang diri mereka). Dalam istilah sunah, Berkomunikasilah kamu sesuai dengan kadar akal mereka. Pada zaman modern, ahli komunikasi berbicara tentang frame of 43

reference dan field experience. Komunikator baru efektif bila ia menyesuaikan pesannya dengan kerangka rujukan dan medan pengalaman komunikannya. 2. Qaulan balighan terjadi bila komunikator menyentuh komunikan pada hati dan otaknya sekaligus. Aristoteles pernah menyebut tiga cara yang efektif untuk memengaruhi manusia, yaitu ethos, logos dan pathos. Dengan ethos (kredibilitas komunikator), kita merujuk pada kualitas komunikator. Komunikator yang jujur, dapat dipercaya, memiliki pengetahuan tinggi, akan sangat efektif untuk mempengaruhi komunikannya. Dengan logos (pendekatan rasional), kita meyakinkan orang lain tentang kebenaran argumentasi kita. Kita mengajak mereka berpikir, menggunakan akal sehat, dan membimbing sikap kritis. Kita tunjukan bahwa kita benar karena secara rasional argumentasi kita harus diterima. Dengan pathos (pendekatan emosional), kita bujuk komunikan untuk mengikuti pendapat kita. Kita getarkan emosi mereka, kita sentuh keinginan dan kerinduan mereka, kita redakan kegelisahan dan kecemasan mereka. b. Qaulan maisura Qaulan maisura adalah perkataan yang mudah, yaitu yang mudah dicerna oleh komunikan. Pada prinsipnya dakwah merupakan segala ucapan, tingkah laku yang berusaha untuk menjadikan mad u agar mereka mengenal tuhannya. Secara lugas Allah menggambarkan bahwa berbicara pada golongan tertentu harus dengan qaulan maisura (perkataan yang mudah). Dalam Al-quran Allah berfirman: Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. (Al-Isra:26) Artinya: Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (QS Al-Isra:28) Dalam surat Al-Isra:26 di atas menyampaikan bahwa Rasulullah harus memberikan haknya pada para kerabat, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan (musafir). Kepada merekalah Allah menyuruh untuk berbicara dengan perkataan yang mudah-mudah saja. Menurut Achmad Mubarak dalam pengantar buku Psikologi Dakwah mereka adalah masyarakat awam yang hidupnya masih disibukkan dengan kebutuhan dasar sehari-hari. (Faizah:ix) 44

c. Qaulan layyina Secara bahasa layyina artinya lemah lembut. Jadi qaulan layyina adalah perkataan yang lemah lembut. Menggunakan Perkataan yang lemah lembut disampaikan Allah pada Musa as. saat harus berdialog dengan Fir aun. Firman Allah: Artinya: Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thaha: 44) Karakter lawan bicara berbedabeda. Fira un sebagai orang yang menjadi mad u Nabi Musa adalah orang yang sangat keras dan kejam, bahkan sampai pada mengaku sebagai seorang Nabi. Nabi Musa tidak bisa sembarangan menyampaikan kebenaran padanya, karena ia juga pernah dibesarkan oleh Fir aun. Dan sungguh indah Allah mengajarkan bahwa sebagai anak yang pernah diasuh, Nabi Musa tidak perlu keras terhadap Firaun, dan dituntun untuk menggunakan kata-kata yang lemah lembut. Dengan perkataan yang lemah lembut ini diharapkan Fir aun menjadi tersentuh dan takut. Ada pelajaran optimisme dari qaulan layyina. Hati manusia bukan manusia sendiri yang menggenggamnya, namun Allah yang menguasai hati manusia. Mudah saja bagi Allah untuk membukakan hati manusia yang keras sekalipun. Banyak orang yang masuk Islam karena dakwah di lakukan dengan lemah lembut. Dan fitrah manusia jika diajak komunikasi oleh orang lain, dia ingin diperlakukan dengan lemah lembut. d. Qaulan ma rufa Secara harfiah Ma ruf berarti sesuatu yang dikenal, dimengerti dan dipahami serta dapat diterima oleh masyarakat. (Asep Muhiddin, 2002:45). Perbuatan ma ruf itu jika dikerjakan dapat diterima dan dipahami oleh manusia, dan dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang memfungsikan akalnya sebagai ciri khas kediriannya. Kebalikan dari kata ma ruf adalah munkar, yakni yang dibenci, tidak disenangi, dan ditolak oleh masyarakat karena tidak patut, tidak pantas, tidak selayaknya dikerjakan oleh manusia berakal. Dalam bahasa Inggris, ma ruf mirip dengan common sense, yakni logis dan masuk akal. Dalam al-quran dijelaskan: Dan janganlah kamu menyerahkan harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya (anak yatim) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan! berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik! (QS an-nisa: 5). Ia identik dengan kata urf (budaya) 45

yang berarti adat, dalam hal ini berarti adat yang baik. Dalam pengertiannya sebagai adat yang baik itulah (al- urf) diakui eksistensi dan fungsinya dalam Islam, sehingga dalam teori ushul fiqh disebutkan bahwa adat dapat dijadikan sebagai hukum (al adah muhakkamah). Namun jika melihat dari pandangan beberapa ahli, maka ma ruf berarti tindakan yang muncul dari dan sesaui dengan keyakinan yang benar, sedangkan munkar adalah tindakan yang tidak sesuai dengan semua perintah Allah (Asep Muhiddin, 2002:47) Qaulan ma rufa berarti perkataan yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Selain itu, qaulan ma rufa berarti pula perkataan yang pantas dengan latar belakang dan status seseorang. Qaulan Ma rufa juga berkenaan dengan perkataan yang mengandung kebaikan. Menurut Asep Muhiddin, untuk memberikan makna ma ruf, maka dilihat dari konteksnya. Jika dilihat dari harfiahnya saja, maka akan terdengar umum dan abstrak. Untuk melihat maknanya yang spesifik, harus dilihat konteks penyebutan kata itu. Ada beberapa ayat Al-Quran tentang qaulan ma rufa, yaitu: 1). Surat Al-BAqarah: 263 Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Ayat di atas berkaitan dengan sedekah. Ayat sebelumnya dan sesudahnya menerangkan tentang sedekah. Kata ma ruf di atas merupakan ucapan atau perkataan. Masalah utamanya ada pada kata sadaqah. Jadi walaupun memberi adalah sesuatu yang baik, jika diringi dengan perkataan-perkataan yang menyakitkan atau menyebut-nyebut pemberian itu, hal itu mendatangkan ancaman Allah.SWT. 2). QS. An-Nisa ayat 5 Artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka katakata yang baik. 3). QS. An-Nisa Ayat 8 46

Artinya: Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. Ini masih berkaitan dengan orang-orang yang lemah yang berada di bawah kepengurusan kita. Bahwa terhadap kerabat, anak yatim dan orang miskin, tunaikan hak-hak mereka, agar bisa menikmati harta mereka, namun jangan dilupakan untuk tetap menggunakan kata-kata yang baik dan bijak terhadap mereka. Dalam ayat ini merupakan perintah kebaikan pada pengurus anak yatim. Jadi walaupun yang mengurus anak yatim ini sudah memberikan yang terbaik pada mereka, namun yang terpenting adalah mereka mengucapkan kata yang baik, jangan menyakiti hati mereka. e. Qaulan kariima Kariima artinya mulia. Qaulan Kariima artinya perkataan yang mulia, yang lemah lembut dan merendahkan diri. Qaulan Kariima khusus diperintahkan saat berhadapan dengan orangtua. Firman Allah: Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al-Isra:23) Qaulan Kariima menurut Achmad Mubarok adalah perkataan yang penuh kebajikan, mudah dan lembut, tidak retorik dan tidak pula menggurui. Orangtua memiliki sensitivitas yang tinggi, karena kekuatan sudah berkurang, namun mengharapkan lebih. Menurut Jalaluddin, orangtua pada tahap kedewasaan menengah (40-65 tahun) mencapai puncak periode usia yang paling produktif. Tetapi dalam hubungan dengan kejiwaan, pada usia ini terjadi krisis akibat pertentangan batin antara keinginan untuk bangkit dengan kemunduran diri. Karena itu umumnya pemikiran mereka tertuju pada upaya untuk kepentingan keluarga, masyarakat dan generasi mendatang. (1998:97). Selain itu pula bahwa pada usia ini kecemasan akan penurunan fisik dan yang lainnya telah menjadi tema utama dalam deskripsi psikologis. Adapun usia 47

selanjutnya, yaitu di atas usia 65 tahun manusia akan menghadapi sejumlah permasalahan. Permasalahan pertama adalah menurunnya kemampuan fisik hingga aktivitas menurun, sering mengalami gangguan kesehatan, yang menyebabkan mereka kehilangan semangat, ini juga berimbas pada perasaan mereka tidak berharga atau kurang dihargai. (Diane, 2008:733). Melihat bahwa orangtua telah terjadi penurunan fisik dan psikisnya, maka orang-orang di sekitarnya dan kita sebagai anak harus berusaha menjaga perasaan mereka dan memuliakan mereka. f. Qaulan sadida. Sadida berarti jelas, jernih, terang. Achmad Mubarok menyampaikan bahwa secara umum, dakwah dilakukan dengan qaulan sadiida, yakni mengenai sasaran, benar substansinya, dan benar bahasanya. Dalam al-quran, konteks qaulan sadida diugkapkan pada pembahasan mengenai wasiat (QS an- Nisa [4]: 9) dan tentang buhtan (tuduhan tanpa bukti) yang dilakukan kaum Nabi Musa kepada Nabi Musa (QS al-ahzab [33]: 70). Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (QS. Al-Ahzab: 69-70) Sebelum menjelaskan lebih jauh lagi tentang makna atau arti qaulan sadidan maka saya akan menyuguhkan atau memaparkan yang mana telah ada dalam al-qur'an yang artinya Dan hendaklah takut kepada Allah orangorang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida yaitu perkataan yang benar (QS. 4:9) Qaulan Sadidan menurut pemaparan atau arti dari surat di atas yaitu suatu pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa). Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta. 48

C. Penutup Seorang dai bukan manusia super, yang dapat berkomunikasi dengan semua orang tanpa hambatan dan halangan. Diperlukan kearifan untuk melakukan dakwah, yaitu kearifan sikap dan karifan komunikasi agar dakwah sampai kepada mad u secara tepat. Al- Qur an membimbing manusia agar mereka dapat berkomunikasi di semua kalangan. Namun pada prinsipnya adalah bahwa siapapun mad u yang kita hadapi, maka kita harus dapat berbicara dengan baik pada mereka.selanjutnya jika ada hal-hal di luar dari keinginan seorang dai, maka serahkan saja semuanya pada Allah SWT, karena usaha sudah maksimal di lakukan. Hammam Abdurrahim Said (2013) Qawa iduddakwah ilallah (terj). Solo: Era Adicitra Intermedia, Jum ah Amin Abdul Aziz (2010), Fiqh Dakwah (terj.) Solo:Era Adicitra Intermedia M. Cholil Mansur, (tt), Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa,Usaha Nasional: Surabaya Munzier Suparta (2009), Metode Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group http://www.islamedia.web.id/2012/01/kult wit-tentang-qaulan-balighaoleh.html D. Daftar Pustaka Asep Muhiddin,(2002) Dakwah dalam Perspektif Al-Quran, Bandung: Pustaka Setia Diane E. Papalia, (2008) Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, Djalaluddin,(1998) Psikologi Agama, Jakarta: Rajawali Press. Faizah dkk (2009) Psikologi Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group 49