PERMASALAHAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Oleh : Drs. Murtamadji, M.Si. Jurusan :FSP / FIP UNY

dokumen-dokumen yang mirip
CARA PRAKTIS PENULISAN KARYA ILMIAH 1 Oleh : Dr. Farida Hanum, M.Si 2

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia

MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Sukanti

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH HASIL PENELITIAN DAN GAGASAN ILMIAH. Oleh: Supartinah, M.Hum.

Oleh: Setya Raharja 2

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PROF. DR. NURFINA AZNAM NUGROHO, SU., APT

Telaah Pustaka dan Hipotesis DOSEN : DIANA MA RIFAH

Cara Membuat Proposal

Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: HARRY SULASTIANTO

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

BAB III METODE PENELITIAN

Teknis Penulisan Karya Ilmiah

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH 1 Oleh Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si 2

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh segenap warga negara sebagai sarana untuk memecahkan. yang berteknologi maju di saat sekarang maupun yang akan datang

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH 1 Oleh : Prof.Dr. Farida Hanum, M.Si 2

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

PROSES BERPIKIR ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

S K R I P S I. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang di anggap suatu

PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : SUBIARTI A

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup (Faturrahman, 2012: 2). Sedangkan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di Indonesia kembali mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

PERSYARATAN KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. Peranan bahasa pada sendi-sendi kehidupan manusia mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASROOM ACTION RESEARCH ) Oleh: TIM PENGAJAR PTK DEPARTEMEN ELEKTRO PPPPTK BOE / VEDC MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan berfungsi untuk menimbulkan

Pengertian Tulisan Ilmiah

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Diera modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. ide, gagasan, pengalaman, dan pendapat dalam bentuk tulisan. Kegiatan tersebut

TUJUAN PEMBELAJARAN SEBAGAI KOMPONEN PENTING DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). Pada kurikulum KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. menggunakan metode deksriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

PTK DAN STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSALNYA *) Oleh: Ali Muhson **)

KIKIH DIAN FITRIANI, 2015 PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RAMBU-RAMBU PENULISAN MAKALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

KOMPONEN PENTING DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

Transkripsi:

1 PERMASALAHAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Oleh : Drs. Murtamadji, M.Si. Jurusan :FSP / FIP UNY Pendahuluan Dalam proses penulisan karya ilmiah sesungguhnya penulis dituntut untuk melaksanakan dua tahap pekerjaan, pertama,tahap penulis mengolah gagasan dalam pikirannya dengan mencari dan membaca buku buku referensi bahkan boleh jadi harus berdiskusi dengan teman sejawatnya untuk menemukan bentuk yang jelas dari gagasan nya tersebut. Kedua, tahap saat penulis karya ilmiah tersebut menuangkan ide atau gagasan dalam tulisannya. Proses kerja antara tahap pertama dan kedua berlangsungnya sangat beragam antara penulis satu dengan yang lain, hal ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan kebiasaan masing masing penulis. Meskipun demikian namun proses kedua tahap tersebut harus tetap terpadu dan runtut ( sistematik ), sehingga dapat memberikan kejelasan mengenai isi pokok dari karya ilmiah tersebut. Kesemuanya ini sangat dipengaruhi juga oleh kemampuan kita ( penulis ) dalam mencari dan merumuskan permasalahan dengan jelas dan spesifik. Permasalahan Dalam Penulisan Karya Ilmiah Sebenarnya suatu karya ilmiah itu dapat berupa hasil penelitian namun dapat juga berupa suatu artikel ilmiah. Suatu pendekatan dikatakan ilmiah jika memiliki langkah langkah sebagai berikut : 1. Perumusan masalah 2. Penalaran deduksi ( kajian pustaka ) 3. Perumusan Hipotesis atau mungkin kesimpulan sementara ( Untuk artikel ilmiah ) 4. Pengumpulan dan analisis data 5. Penerimaan atau penolakan hipotesis yang telah diajukan. ( Ary, 1979; 9-10 dalam Samidjo Broto Kiswoyo 1993 ) Karenanya penulisan karya ilmiah merupakan kegiatan yang sistematis dan terdisiplin, artinya penulis harus dapat menjawab dan memecahkan masalah tertentu

2 yang diajukannya. Permasalahan dalam suatu karya ilmiah merupakan unsur yang sangat penting, karena pentingnya permasalahan yang harus diajukan dalam suatu karya ilmiah, maka kita harus dapat mencari, mengidentifikasi maupun merumuskan kedalam rumusan yang jelas dan spesifik. Rumusan masalah dalam suatu karya ilmiah yang jelas dan spesifik sangat mutlak diperlukan, agar permasalahan tersebut mampu memberi arah pada seluruh alur pikir kita ( penulis ). Oleh sebab itulah kiranya sangat penting bagi setiap karya ilmiah untuk memiliki rumusan masalah yang jelas dan spesifik. Sebagai contoh misalnya jika kita ingin membuat karya ilmiah tentang proses pengajaran agama Islam yang menggunakan metode pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ), maka kita harus mampu merumuskan permasalahan secara jelas, tegas dan spesifik. Misalnya rumusan masalah itu ditulis atau berbunyi : BAGAIMANA PERAN CBSA DALAM PROSES PENGAJARAN?. Rumusan masalah tersebut tentu masih belum jelas dan tegas serta spesifik karena masih banyak mengundang pertanyaan lain atau masalah lain, misalnya yang berkaitan dengan obyek kajian seperti : siapa yang menjadi obyek kajian apakah siswa ; SD, SLTP atau SMU/SMK? Aspek CBSA mana yang akan dikaji apakah guru, siswa, kurikulum; untuk bidang studi apa peranan pendekatan CBSA tersebut akan dilihat melalui suatu kajian, dan masih banyak lagi pertanyaan yang bisa diajukan terhadap perumusan masalah seperti contoh tersebut di atas. Akan tetapi jika masalah tersebut di atas kemudian dirumuskan kembali sehingga berbunyi ; BAGAIMANA PERANAN GURU DAN ORANG TUA MURID SLTP DALAM PROSES PENGAJARAN AGAMA ISLAM YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN CBSA?. Atau misalnya ; BAGAIMANA CARA MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PARA SISWA SLTP DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN MORAL PANCASILA PADA PROSES PENGAJARAN YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN CBSA?. Tentunya kedua rumusan masalah yang terakhir ini jauh lebih jelas, tegas dan spesifik jika dibandingkan dengan rumusan masalah yang pertama tadi. Rumusan masalah yang jelas,tegas dan spesifik seperti itulah yang harus diupayakan dalam setiap menulis karya ilmiah agar fihak fihak lain yang terkait atau yang berkepentingan dapat dengan mudah memahaminya.

3 Perlu diketahui bahwa memilih, mengidentifikasi dan merumuskan sebuah masalah untuk sebuah karya ilmiah memang bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Pada tingkat inilah para penulis muda ( pemula ) yang akan membuat karya ilmiah banyak mengalami kesulitan. Sering terjadi bahwa para penulis pemula mengajukan suatu rumusan masalah kurang atau bahkan tidak relevan dengan judul karya ilmiah yang dibuatnya. Akibatnya hal hal yang sebenarnya bukan masalah dianggapnya sebagai masalah,sedangkan hal hal yang sebenarnya merupakan masalah menarik dan cukup pelik untuk dikaji justru terlepas dari pengamatannya sehingga tertinggal dan tidak terumuskan sama sekali. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam merumuskan masalah yaitu : Apa sebenarnya yang dianggap sebagai masalah dalam setiap karya ilmiah?. Sesuatu dapat dianggap sebagai masalah dalam sebuah karya ilmiah, jika sesuatu itu merupakan gejala atau kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya.( Suyanto;1988;10 ). Atau dengan kata lain bahwa masalah merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada pada saat sekarang,atau pada saat penelitian itu dilaksanakan. Kiranya inilah yang dapat dijadikan rambu rambu yang mudah digunakan untuk melihat kembali apakah masalah yang dirumuskan dalam karya ilmiahnya sudah memang benar benar merupakan masalah. Jika dari rumusan masalah itu tidak tercermin adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada ( fakta yang ada ) saat sekarang jelas rumusan tersebut tak dapat diberi sebutan sebagai masalah yang harus dijawab melalui kajian / telaah ilmiah. Dari mana kita dapat memperoleh masalah yang akan kita kaji? Masalah masalah yang akan kita kaji sudah barang tentu tidak datang dengan sendirinya tetapi masalah itu harus kita cari, kita identifikasi dan akhirnya baru kita rumuskan secara jelas, tegas dan spesifik. Cara yang mudah untuk memperoleh / mencari masalah adalah sebagai berikut : 1. Dengan cara melihat, membaca dan mengkaji teori, sebab dari teori kita dapat memperoleh masalah masalah yang layak untuk dikaji.dengan penguasaan berbagai teori dalam bidang keahlian kita masing masing, kita akan dapat melakukan diskripsi, prediksi (ramalan ) maupun kontrol terhadap berbagai gejala yang kita hadapi. Karena dengan penguasaan berbagai teori dapat menyebabkan wawasan berfikir kita

4 semakin luas, yang kemudian akan meningkatkan kemampuan kita untuk melihat berbagai kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada saat sekarang. 2. Dengan cara mengkaji berbagai laporan hasil penelitian pada bidang keahlian kita masing masing yang telah dilakukan oleh orang lain. Sebab hasil penelitian yang ada dan sesuai dengan bidang yang kita kuasai dan minati inilah adalah yang merupakan informasi yang sangat berharga bagi kita untuk menemukan berbagai masalah. Sebab dari hasil temuan itulah kita bisa membaca rekomendasi dan saran saran yang telah diberikan oleh si peneliti. Dari sinilah kita dapat memilih dan mengembangkan masalah baru yang mungkin sesuai dan cocok untuk kita angkat menjadi proposal penelitian ataupun artikel ilmiah. Kedua cara di atas hanya mungkin dapat dilakukan jika kita banyak membaca buku buku referensi, laporan hasil penelitian, jurnal penelitian, majalah ilmiah dan sebagainya. 3. Dengan mengamati berbagai persoalan yang muncul dalam kegiatan praktek profesi kita, misalnya para pendidik akan dapat menemukan permasalahan lewat pengamatan sehari hari dalam melaksanakan tugas pendidikan. Jika kita mau mengamati kegiatan profesi kita sehari hari dengan cermat dan teliti kita akan dapat memperoleh banyak permasalahan / persoalan yang dapat kita jadikan sebagai permasalahan dalam suatu karya ilmiah. dari persoalan persoalan praktek profesi kita sehari hari itulah kita dapat merumuskan berbagai masalah yang dapat kita jadikan sebuah proposal penelitian.. Perlu diketahui bahwa jika penulis / peneliti telah menemukan permasalahan perlu diadakan evaluasi agar masalah yang akan kita angkat dalam sebuah penelitian menjadi jelas,tegas dan spesifik dan layak untuk dikaji atau diteliti ( Suyanto;1988;12 ). Menurut Cates dalam Suryati Sidarta ;1993;3 disebutkan ada 6 hal yaitu : 1. Apakah permasalahan tersebut cukup menarik bagi sipeneliti. Hal ini amat penting untuk diketahui karena akan sangat menentukan motivasi kerja si peneliti. 2. Apakah peneliti mempunyai potensi yang dibutuhkan permasalahannya. Peneliti bisa jadi memilih permasalahan diluar bidang keahliannya, meskipun permasalahan tersebut sedikit diketahui. 3. Apakah dukungan sumber dana memadai. 4. Apakah penelitian itu memberikan sumbangan pada pendidikan.5. Apakah permasalahan tersebut dapat diteliti tanpa kendala/ hambatan pencapaian data. 6. Apakah

5 permasalahan tidak terlalu sederhana atau sebaliknya terlalu berat. Misal nya ada permasalahan di sekolah yang penting dicari informasinya, namun terlalu sepele untuk masuk menjadi permasalahan penelitian,contohnya makan siang apa yang cocok bagi semua anak sehubungan dengan jam sekolah lima hari. Sebaliknya penelitian yang pengetesan individual, observasi mendalam yang memerlukan waktu lama akan menjadi penelitian yang berat. Daftar Referensi : Suyanto, M.Ed, Ph.D ( 1988 ) Penyusunan Proposal Dan Penulisan Laporan Hasil Penelitian. Makalah Bahan Penataran Metodologi Penelitian di IKIP Karang malang Yogyakarta. Suryati Sidarta,MA,1993, Permasalahan Penelitian Pendidikan, Kumpulan Makalah Metodologi Penelitian Tingkat Pemula. Lembaga Penelitian IKIP Karang malang Yogyakarta. Samidjo Broto Kiswoyo, DR. ( 1993 ) Permasalahan Penelitian, Makalah Penataran Penelitian Lemlit IKIP Yogyakarta