A. Alasan Pemilihan Judul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. musik 1316, dan Studio musik Erasmuz. Studio Erasmuz dengan EO Under lamp.

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Pasal 1600 KUH Perdata. Sewa-menyewa dalam bahasa Belanda disebut dengan huurenverhuur

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Hubungan hukum yang terjadi antara penyelenggara jaringan

DAFTAR PUSTAKA. Ashshofa, Burhan. Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta : Jakarta, 1998.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang makin berkembang pesat di Indonesia dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

TINJAUAN PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA DI PT. NYONYA MENEER SEMARANG

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhubungan satu dengan yang lainnya. Salah satu bentuk hubungan

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, R, Pengantar Hukum Indonesia. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993.

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

BAB I PENDAHULUAN. kelihatan megah dan bersih sehingga konsumen (pembeli ) berkeinginan. untuk mengunjunginya dan belanja.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. ataulebih. Syarat syahnya Perjanjian menurut pasal 1320 KUHPerdata :

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

Lex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi saat ini, khususnya dalam. kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berpengaruh bukan hanya pada tiap

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga Kerja Indonesia yang sering disebut Tenaga Kerja Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

PENGALIHAN HAK MILIK ATAS BENDA MELALUI PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUH PERDATA. Oleh : Deasy Soeikromo 1

DAFTAR PUSTAKA. dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, Abdulkadir Muhammad., Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 2002.

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN WANPRESTASI. Perjanjian atau persetujuan merupakan terjemahan dari overeenkomst,

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

DAFTAR PUSTAKA. Affandi, Ali, Hukum Waris-Hukum Keluarga-Hukum Pembuktian, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP OBJEK JAMINAN HAK TANGGUNGAN YANG DIAJUKAN DI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN SEWA MENYEWA. Pasal 1313 KUH Perdata bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku:

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pun dilaksanakan di segala bidang. Upaya pembangunan

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia sekarang ini menitikberatkan pada. pembangunan ekonomi. Berbicara mengenai masalah pembangunan, maka

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman atas asas null and void yang belum begitu tepat tersebut

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin, H, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Yang dimulai dari tahun 1998 karena pemerintahan

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum positif yang berlaku di Indonesia menyatakan adanya Asas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

BAB III TINJAUAN UMUM KONTRAK DAN PERJANJIAN. Perjanjian, adapun yang dimaksud dengan perikatan oleh buku III KUH

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA ALAT ALAT MUSIK DI KOTA SALATIGA (STUDI KASUS DI STUDIO MUSIK 1316 DAN STUDIO MUSIK ERASMUZ) Skripsi

III. METODE PENELITIAN

PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH TIDAK SERTA MERTA DAPAT MEMUTUSKAN HUBUNGAN SEWA MENYEWA ANTARA PEMILIK DAN PENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan modal dasar pembangunan, serta faktor penting. dalam kehidupan masyarakat yang umumnya menggantungkan

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbedabeda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Ada beberapa definisi mengenai musik antara lain 1 : 1. Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indra pendengar. 2. Suatu karya seni dengan semua unsur pokok dan pendukungnya. 3. Segala bunyi - bunyian yang dihasilkan oleh seseorang atau satu kelompok dan disajikan sebagai musik. 4. Sebagian orang juga beranggapan bahwa musik itu tidak berwujud. Bunyi bunyian yang dihasilkan dari alat yang digunakan untuk menghasilkan irama dapat menciptakan perasaan nyaman, sedih, senang dan emosi yang ada dalam diri seseorang. Musik yang dianggap sebagai pencitraan pendengaran yang mempengaruhi emosi manusia akhir - akhir ini digunakan banyak kalangan untuk mengais keuntungan (lahan bisnis) ekonomis. Usaha studio musik merupakan salah satu bentuk upaya masyarakat baik individu maupun kelompok dalam rangka mencari keuntungan. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam usaha studio musik adalah penyewaan studio musik untuk latihan musik beserta perangkat alat 1 http://id.wikipedia.org/wiki/musik 1

musik yang ada atau penyewaan alat musik saja. Dalam penyewaan alat musik, alat-alat musik tersebut dibawa keluar dari studio musik oleh EO. Dalam penyelenggaraan usaha penyewaan alat musik ada beberapa pihak yang terkait, yakni pemilik alat musik (pengusaha), EO pihak yang menyewa alat musik, dan teknisi. Dalam penyelenggaraan penyewaan alat musik, hasil pra penelitian ditemukan dua model penyewaan, yakni penyewaan pada pengusaha studio musik pertama, menyewakan alat musik yang disertai dengan teknisinya dan untuk penyewaan pada pengusaha studio kedua, pengusaha alat musik hanya menyediakan alat musik saja, tanpa teknisinya. Hal ini tentu akan mengakibatkan hubungan hukum yang bervariasi. Variasi hubungan hukum yang terjadi menarik untuk dikaji. Atas dasar itu, maka penulis tertarik memilih skripsi dengan judul : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA ALAT ALAT MUSIK DI KOTA SALATIGA (STUDI KASUS DI STUDIO MUSIK 1316 DAN STUDIO MUSIK ERASMUZ) B. Latar Belakang Masalah Perkembangan permusikan di Salatiga yang terbilang pesat membuat para pengusaha alat musik memilih membuka usaha studio dan penyewaan alat musik, disamping menguntungkan dari sisi ekonomis juga dapat memberikan kontribusi terhadap peminat musik itu sendiri. Berdasarkan pra penelitian di Salatiga terdapat berbagai 2

jenis studio musik dengan didasarkan pada kelengkapan alat-alat yang dimiliki studio tersebut, yakni ada kriteria studio besar dan kecil, dalam penyelenggaraan usaha studio tersebut, terdapat hubungan hukum antara pengusaha studio musik dengan EO. Pengusaha studio musik adalah, orang atau badan hukum yang mengelola usaha dalam bidang musik diluar maupun di dalam studio. Sedangkan EO adalah pengelola suatu kegiatan (pengorganisir acara). Hasil penelitian penulis menemukan beberapa hubungan hukum dalam penyelenggaraan usaha studio musik, tidak hanya hubungan hukum antara pengusaha studio musik dengan EO saja, tetapi didalamnya terdapat hubungan hukum antara pengusaha studio dengan penjaga studio selaku teknisi alat-alat musik dan hubungan hukum antara EO dengan teknisi. Sebagai contoh, penyewaan alat musik yang dilakukan oleh Erik pengusaha Studio 1316. Studio 1316 termasuk studio musik besar karena memiliki peralatan musik lengkap. Penyelenggaraan usaha penyewaan alat alat musik tersebut, Erik tidak hanya menyewakan alat musiknya saja, akan tetapi juga menyediakan teknisi. Teknisi ini adalah pegawai Erik 2. Model penyewaan yang demikian tentu akan menimbulkan hubungan hukum antara Erik (selaku pengusaha alat musik) dengan EO (selaku penyewa) dan antara pemilik alat musik dengan pegawainya. 2 Wawancara dengan Eric, Pengusaha studio 1316, Tanggal 05 Agustus 2011. 3

Berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Langgeng selaku pengusaha Studio Erasmuz. Studio Erasmuz termasuk ke dalam kategori studio kecil, sehingga peralatan musiknya tergolong sedikit dan lebih sederhana. Dalam kegiatan usahanya, pengusaha Studio Erasmuz tidak menyediakan teknisi seperti yang ada pada studio besar. Pihak studio hanya menyewakan peralatan musik, sedang EO akan mencari joki teknisi. Joki teknisi adalah orang yang bertugas mengatur semua alat yang ada, mulai dari cek sound system, sampai mengatur posisi alat yang digunakan 3. Dengan demikian dalam praktik penyelenggaraan penyewaan alat musik yang terjadi di Studio Erasmuz, terjadi perjanjian yakni perjanjian antara pengusaha alat musik dengan EO dan perjanjian antara EO dengan teknisi. Dari kedua contoh di atas, jelas bahwa penyelenggaraan usaha yang dilakukan pengusaha studio musik dengan EO, terdapat berbagai jenis perjanjian. Menurut Subekti disebutkan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Hal ini merupakan satu peristiwa yang menimbulkan hubungan hukum antara orang-orang yang membuatnya, yang disebut perikatan. Menurut Subektii, Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang, yang memberi hak kepada yang satu untuk menuntut barang/jasa dari yang lainnya, 3 Wawancara mas Langgeng, Pengusaha Studio Erasmuz, Tanggal 14 Januari 2012. 4

sedangkan orang lainnya ini diwajibkan memenuhi tuntutan itu 4. Dalam setiap perjanjian ada dua hal yang selalu ada yaitu subjek perjanjian dan objek perjanjian. Subjek perjanjian adalah manusia atau badan hukum yang mendapat beban kewajiban dan mendapat hak atas pelaksanaan kewajiban itu 5. Objek perjanjian adalah hal yang diperlakukan oleh subjek dalam tujuan yang membentuk suatu perjanjian 6. Perjanjian juga berlaku asas konsensuil, yang perjanjian itu sudah lahir sejak saat tercapainya kata sepakat, meskipun kesepakatan tersebut telah dicapai secara lisan semata 7. Selain itu asas konsensus mempunyai arti yang penting, yaitu bahwa untuk melahirkan perjanjian cukup dengan mencapai kata sepakat mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian tersebut, bahwa perjanjian itu sudah dilahirkan pada saat, atau detik tercapainya konsensuil, maka pada detik tersebut perjanjian sudah mengikat 8. Jika rumusan tersebut diterapkan dalam perjanjian antara pengusaha studio dengan EO dengan disewannya alat musik oleh EO, maka pada saat itu sesuai dengan asas konsensualitas terciptalah perjanjian antara keduannya. Perikatan merupakan salah satu sumber perjanjian, dengan adanya perjanjian tersebut keduannya akan 4 Widjaya Rai, I.G, Merancang Suatu Kontrak, Kesaint Blanc, 2008, hal. 22. 5 Wirjono Prodjodikoro. R, Azas azas Hukum Perjanjian, CV Mandar Maju, Bandung, 2000, hal 13. 6 Wirjono Prodjodikoro. R, Op Cit. hal. 19. 7 Muljadi Kartini, Perikatan yang lahir dari perjanjian, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 35. 8 Subekti, Aspek-aspek Hukum Perikatan Nasional, Citra Aditya bakti, Jakarta, hal. 5. 5

memunculkan perikatan yang dilambangkan dalam bentuk hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut timbul setelah adanya kata sepakat antara EO dan pengusaha studio, EO sebagai pihak yang menyewa alat musik dari pengusaha, memiliki kewajiban memenuhi biaya penyewaan alat musik tersebut kepada pengusaha studio, hal ini tentunya menimbulkan kewajiban pengusaha sebagai pihak yang menyewakan. Pengusaha studio harus memenuhi prestasinya dengan menyediakan alat-alat yang disewa oleh EO. EO berhak mendapatkan pemenuhan prestasi dari pengusaha studio berupa seperangkat alat-alat dan teknisinya. Jika terjadi keadaan tidak dipenuhinya prestasi dari salah satu pihak maka akan terjadi wanprestasi. Jika terjadi wanprestasi maka akan ada akibat yang harus ditanggung oleh pelaku wanprestasi. sebagaimana disebutkan dalam buku Salim dimana sebagai akibat dari wanprestasi maka pihak yang melakukan wanprestasi wajib membayar ganti kerugian 9. Sewa-menyewa adalah persetujuan antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa, dimana pihak yang menyewakan menyerahkan barang yang hendak di sewa kepada pihak penyewa untuk dinikmati sepenuhnya 10. Pada penerapannya, terdapat persetujuan antara pengusaha dengan EO dimana pengusaha menyerahkan peralatan musik yang disewa kepada EO dalam jangka waktu tertentu dengan 9 Salim H. S., Hukum kontrak teori dan Teknik Penyusunan kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hal. 99. 10 Harahap M. yahya, Segi-segi hukum perjanjian, Alumni, 1982, hal. 220. 6

pembayaran sejumlah harga sewa yang tertentu pula. Jenis objek perjanjian yakni kelengkapan alat - alat musik yang disewakan akan berpengaruh pada harga sewa 11. Beberapa golongan kualitas alat. Studio 1316 Salatiga, memiliki 2 golongan alat musik yang disewakan lengkap dengan system sound dan mixer. 1. Golongan A, didalamnya terdiri dari kelengkapan alat music kelas 1, semua alat musik kualitas import lengkap dengan system pendukung, seperti sound dan mixer. 2. Golongan B, didalamnya terdiri dari kelengkapan alat music kelas menengah, semua alat musik produksi local, yang memiliki kualitas lebih rendah di banding golongan tingkat A. Selain kelengkapan serta kualitas alat musik, jangka waktu sewa juga menjadi salah satu penentu besarnya harga yang harus dibayar si penyewa. Lama jangka waktu alat yang disewa menjadikan harga sewa lebih mahal. Berdasarkan penelitian ditemukan fakta bahwa pada perjanjian yang dibuat oleh pengusaha studio musik dan EO dilakukan perjanjian secara lisan, disertai dengan bukti berupa slip kwitansi bukti sewa alat - alat musik antara pihak pengusaha dengan EO 12. 11 Wawancara dengan Black, Pegawai studio music 1316, Tanggal 11 mei 2011. 12 Wawancara dengan Eric, Pengusaha studio 1316, Tanggal 05 agustus 2011. 7

Dalam praktik, perjanjian secara lisan tersebut berpotensi menimbulkan permasalahan hukum, terutama jika terjadi kerusakankerusakan pada alat musik tersebut, sebagaimana contoh kasus dibawah ini : a. Perjanjian antara pengusaha studio 1316 dengan EO Youth krew Eric selaku pengusaha studio 1316 menyewakan alat - alat musik kepada EO Youth krew pada acara konser musik indie Melodic fest tanggal 12 Desember 2010. Pada acara tersebut terjadi kerusakan sound system yang disewa. Pihak Studio 1316 mengaku sebelumnya sudah mengecek seluruh alat musik yang akan disewa 13. Hasil wawancara terhadap Alfathoni Syahrizal selaku Ketua EO Youth krew menjelaskan bahwa kerusakan tersebut terjadi di luar dugaan, penggunakan alat tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang diatur oleh teknisi yang disediakan oleh pihak studio 14. C. Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pola perjanjian sewa menyewa alat musik antara Pengusaha studio dengan EO? 13 Wawancara dengan Eric, Pengusaha studio music 1316, Tanggal 4 Juli 2011. 14 Wawancara dengan Alfathoni Syahrizal, Ketua EO Youth krew, Tanggal 10 agustus 2011. 8

2. Masalah apa saja yang muncul berkaitan dengan pelaksanaan hubungan hukum tersebut? 3. Bagaimana penyelesaian masalah yang muncul berkaitan dengan pelaksanaan hubungan hukum tersebut? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulis untuk mengetahui : 1. Pola hubungan sewa menyewa antara pengusaha studio musik dengan EO 2. Masalah yang muncul dari pelaksanaan sewa menyewa tersebut 3. Penyelesaian masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa tersebut. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak penulis capai maka penulis menggunakan penelitian secara Yuridis sosiologis. yaitu pendekatan yang mengutamakan aturan hukum yuridis yang dipadukan dengan menelaah fakta fakta sosial yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Pendekatan Yuridis sosiologis bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai hubungan hukum yang ada dalam perjanjian yang dibuat antara pihak pengusaha alat musik dengan pihak EO, EO dengan joki teknisi, dan pengusaha dengan pegawainya, serta penyelesaian masalah berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian tersebut. 9

2. Sumber data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari hukum yang ada dalam perjanjian yang dibuat antara pihak pengusaha alat musik dengan pihak EO, EO dengan joki teknisi, dan pengusaha dengan pegawainya. Untuk memperoleh data primer, penulis menggunakan teknik Interview (wawancara). Interview (wawancara) adalah merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penelitian 15. Penulis melakukan wawancara langsung dengan pengusaha studio musik 1316 dan Erasmuz, serta teknisi alat musik dan EO. b. Data sekunder Data sekunder itu biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen 16, dan data tersebut mungkin hasil survey yang belum diperas dan analisa lanjutan dapat menghasilkan sesuatu yang berguna 17. Serta dapat dilakukan dengan cara memahami dan menganalisa pendapat para ahli hukum, artikel dan sumber tertulis lainnya. Data sekunder yang penulis ambil untuk menunjang penulisan diperoleh dari literature-literatur, brosur iklan, daftar penyewaan dan data sekunder lain. 15 Marzuki, Metodologi Riset, BPFE UII, Yogyakarta, 1989, hal. 62. 16 Sudirman Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1983, hal. 93. 17 Masri Singirimb`un dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1981, hal. 7. 10

3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis terapkan adalah dengan teknik interview (wawancara) langsung kepada pihak-pihak yang terkait yaitu dengan pengusaha studio. Ada dua kategori jenis studio berdasarkan kelengkapan alat yang ada, studio besar dan studio kecil. Di kota Salatiga, terdapat kurang lebih 5 studio yang tergolong studio besar, dan 5 studio yang tergolong studio kecil. Karena dalam prakteknya 5 studio besar dan 5 studio kecil yang hendak menjadi objek observasi penulis menerapkan sistem perjanjian yang sama, maka penulis hanya akan mengambil 1 studio besar dan 1 studio kecil untuk menjadi objek observasi dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengambil 1 studio besar, yaitu Studio 1316, dan 1 studio kecil, yaitu Studio Erasmuz. Penulis mengambil Studio 1316 dan Studio Erasmuz sebagai objek observasi karena kedua studio tersebut banyak melakukan perjanjian dibanding studio yang lain. 4. Unit Analisis Sebagai unit analisis adalah pola perjanjian sewa - menyewa yang dilakukan oleh pengusaha studio musik dengan EO 5. Unit amatan Unit amatan dalam penelitian ini adalah pengusaha studio 1316, dan Erazmus, EO. 11