BAB 4 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengamati suatu kejadian terterntu pada periode tertentu. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama tahun Sedangkan sampelnya adalah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tahun yang digunakan yaitu pada tahun , yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel. manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis. Peneliti menganalisis pengaruhpraktek corporate

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan. Populasi pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rokok, sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah perusahaan industri non barang konsumsi yang

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, berupa laporan

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011.

BAB IV METODA PENELITIAN. manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Langkah selanjutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. website Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sudah tersedia (Utami, 2013). Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada pengaruh tax avoidance, corporate governance yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama periode

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

A. Jenis, Lokasi dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terhadap earnings response coefficient (ERC). Pengaruh masing masing variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

BAB III. Metode Penelitian. diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan Laporan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai pengaruh free cash flow, leverage, payout, undervalue, dan size terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing)

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode nonprobability

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

Transkripsi:

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan hipotesis. Penelitian dengan hipotesis merupakan suatu penelitian yang menjelaskan fenomena yang diamati dengan cara menguji hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba serta pengaruh manajemen laba terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur di BEI. 4.2. Populasi dan Sampling Penelitian Penelitian mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2002-2007. Data perusahaan manufaktur mengambil data laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan yang terdiri dari: kelompok industri dasar dan kimia, aneka industri dan industri barang konsumen. Perusahaan manufaktur dipilih mengingat perusahaan manufaktur menempati sekitar 30% dari total emiten di BEI dan tidak memiliki standar akuntansi yang rigid dan sistematis. Hal ini memberikan keleluasaan bagi manajemen untuk memilih dan mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang mungkin saja berdampak pada terjadinya praktik manajemen laba. Tahun 2002 dipilih sebagai tahun awal untuk mengamati terdapatnya pengaruh praktik manajemen laba terhadap kualitas laba pasca pemberlakuan aturan rotasi auditor dan KAP oleh 49

50 BAPEPAM-LK (Kep-20/PM/2002 Peraturan No VIII.A.2) yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas audit dan laporan keuangan. Dalam menghitung manajemen laba dibutuhkan laporan keuangan satu periode sebelumnya, sehingga data laporan keuangan dimulai sejak tahun 2001, sedangkan sesuai dengan model yang dikembangkan oleh CKSS (1994) dalam menentukan kualitas laba dibutuhkan nilai laba per lembar saham (EPS) dan return saham sampai dengan tahun ke-3 (t+3) dari tahun pengamatan (2002 2007), sehingga penelitian ini juga memerlukan data laporan keuangan tahun 2008 2010. Berdasarkan kodisi di atas, perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling) sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara berturutturut selama periode pengamatan 2001 2010. 2. Data laporan keuangan dipublikasikan secara lengkap dengan periode pelaporan yang berakhir 31 Desember. 3. Laporan keuangan dalam mata uang Rupiah. Dari proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria diatas diperoleh 87 perusahaan sampel dengan jumlah pengamatan sebanyak 522 data.

51 Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel No Keterangan Jumlah Perusahaan Perusahaan manufaktur di BEI 133 1 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan (27) keuangan secara berturut-turut selama periode pengamatan 2001 2010 2 Data laporan keuangan dipublikasikan tidak lengkap dengan (12) periode pelaporan yang berakhir 31 Desember 3 Laporan keuangan dalam mata uang selain Rupiah (7) Sampel penelitian 87 4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 4.3.1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian meliputi variabel independen, variabel dependen dan variabel kendali. Variabel dependen adalah kualitas laba dan manajemen laba dalam laporan keuangan. Variabel independen adalah kualitas audit dan manajemen laba. Penelitian juga ini menggunakan variabel kendali: struktur modal, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan. 4.3.2. Definisi Operasional Variabel 4.3.2.1. Kualitas Laba Kualitas laba dapat didefinisikan sebagai kemampuan laba yang secara akurat dapat merefleksikan kinerja operasional perusahaan saat ini, menjadi tolok ukur yang baik bagi kinerja perusahaan di masa yang akan datang, dan

52 menjadi alat ukur yang berguna dalam menentukan nilai perusahaan secara intrisik (Dechow dan Schrand (2004:5). Dalam penelitian ini kualitas laba akan diukur dengan perubahan harga (return) saham sebagai manifestasi ekspektasi harapan investor setelah memperoleh informasi tentang laba perusahaan. CKSS (1994) berpendapat bahwa penentuan harga saham tergantung pada kualitas informasi yang terkandung dalam laba per saham (EPS). Ekspektasi investor dibentuk oleh laba pada tahun ini (EPSt) dimana laba tersebut menjadi proksi untuk laba masa depan (EPSt+k), sedangkan laba masa lalu (EPSt-1) sebagai dasar membentuk laba tahun ini (EPSt). Investor yang memiliki persepsi bahwa informasi laba akuntansi yang diperolehnya memiliki kualitas akan berperilaku menaikkan (menurunkan) harga saham ketika laba tahun ini lebih tinggi (rendah) dibandingkan ekspektasinya, sesuai perubahan laba dari tahun t ke tahun t+k. CKSS (1994) juga berpendapat bahwa harapan investor terhadap laba masa mendatang turut membawa pengaruh terhadap return saham masa mendatang (Rt+k), sehingga bila investor mempertimbangkan dengan baik informasi laba yang dimiliki saat ini, seharusnya return saham masa depan seharusnya tidak memiliki korelasi dengan perubahan harga saham saat ini Penelitian ini mengukur kualitas laba dengan mengacu pada model CKSS (1994) yang digunakan Lundhlom dan Myers (2002) yaitu:

53 Dimana: R t : Return saham untuk tahun t EPS t-1 : Laba per saham untuk tahun t-1 EPS t : Laba per saham untuk tahun t EPS t+3 : Jumlah laba per saham pada tahun t+1 sampai dengan t + 3 R t+3 : Return saham agregat dari tahun t+1 sampai dengan t+3 dengan tingkat majemuk b 1 : Koefisien laba tahun lalu b 2 : Earnings Response Coefficient (ERC) b 3 : Future Earnings Response Coefficient (FERC) b 4 : Return masa depan Rt adalah return yang diperoleh investor dengan membeli dan menyimpan saham dalam waktu 12 bulan terhitung sejak periode yang berakhir 3 bulan setelah tahun fiskal perusahaan. (Lundholm dan Myers, 2002). EPS dasar (diperoleh dari laporan keuangan) yang tidak memasukkan pos luar biasa, dan seluruh nilai EPS itu dibagi dengan harga saham pada awal tahun t (Tucker dan Zarowin 2006). R t+3 merupakan return yang diperoleh investor dengan membeli dan menyimpan saham selama 3 tahun terhitung sejak periode yang berakhir 3 bulan setelah tahun fiskal perusahaan. Harga pasar saham yang digunakan adalah harga saham 3 bulan setelah tanggal laporan keuangan dengan pertimbangan masa 3 bulan tersebut adalah waktu yang digunakan perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan (Lundholm dan Myers, 2002).

54 4.3.2.2.Kualitas Audit (KA) Kualitas audit dapat didefinisikan sebagai penilaian oleh pasar (market-assessed) adanya kemungkinan laporan keuangan mengandung salah saji material dan auditor akan mendeteksi dan menemukan salah saji tersebut dalam laporan keuangan (DeAngelo, 1981). Karena kualitas audit bersifat unobservable maka kualitas audit dalam penelitian ini diproksikan dengan audit firm tenure (KAP Tenure). KAP tenure yaitu jumlah tahun perusahaan telah diaudit oleh suatu KAP. Pendekatan ini juga mencakup kondisi bila terjadi pergantian KAP dalam suatu tahun, maka jumlah tahun akan ditambahkan saat klien yang bersangkutan kembali diaudit oleh KAP tersebut (Myers dkk, 2003). 4.3.2.3.Manajemen Laba (DA) Manajemen laba adalah pemilihan manajer terhadap kebijakan akuntansi untuk tidak melaporkan laba akuntansi yang sebenarnya dalam jangka pendek dan menciptakan insentif bagi para manajer untuk kepentingan mereka. Manajemen laba dilakukan melalui pemilihan metode akuntansi, aplikasi metode akuntansi, dan ketepatan waktu akuisisi aktiva dan disposisi, berdasarkan alternatif perlakukan akuntansi yang diperbolehkan dalam PABU. Penelitian ini menggunakan Discretionary Accruals (DA) sebagai proksi dari adanya praktik manajemen laba. DA merupakan penyesuaian arus

55 kas oleh manajer dari serangkaian kesempatan prosedur akuntansi yang disusun oleh badan pembuat standar. Perhitungan discretionary accruals dalam penelitian ini menggunakan pedekatan performance-adjusted discretionary accruals Jones model (1991) karena memiliki standard error yang lebih rendah dibandingkan model lainnya (Dechow, Sloan dan Sweeney 1995). Penelitian ini mengikuti langkah perhitungan yang dikembangkan oleh DeFond dan Jimbalvo pada tahun 1994 dan Subramanyam pada tahun 1996 (dalam Chen dkk, 2008) dimana dalam memperoleh discretionary accruals terlebih dahulu dilakukan perhitungan total accruals: TA t = NDA t +DA t (2) TA t = Earnings before extraordinary items net cashflow from operation...(3) Total Accruals kemudian diestimasi dengan persamaan berikut: Sedangkan setelah memperoleh hasil dari persamaan diatas, dihitung discretionary accruals melalui persamaan: Baik dalam persamaan (6) maupun persamaan (7), dan, seluruhnya diskala dengan total (Chen dkk, 2008).

56 4.4.2.4. Variabel Kendali Penelitian ini menggunakan tiga variabel kendali yaitu: struktur modal (SM), ukuran perusahaan (UP) dan pertumbuhan perusahaan (PP), dimana ketiga variabel ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya praktik manajemen laba dan reaksi perubahan harga saham terhadap komponen kejutan laba yang terdapat dalam laporan keuangan (Scott, 2009: 154-158) 1. Struktur Modal (SM) Struktur modal adalah komposisi pendanaan perusahaan yang dapat bersumber dari ekuitas maupun utang (Subramanyam dan Wild 2009:547). Kontrak utang yang ketat akan mendorong manajemen memilih metode akuntansi yang dapat menghindarkan mereka dari pelanggaran terhadap kontrak tersebut. DeFond dan Jiambalvo (1994 dalam Scott, 2009; 412) menemukan bahwa perusahaan dalam kesulitan keuangan atau tekanan pembatasan hutang mungkin akan lebih termotivasi untuk melakukan manajemen laba. Perusahaan dengan struktur utang yang besar (highly leveraged) akan mempengaruhi reaksi investor atas laba. Kondisi ini disebabkan bila terjadi peningkatan laba maka pemberi kredit akan memperoleh kepastian tentang kemampuan perusahaan dalam membayar kembali utangnya, dan tentu saja hal ini akan menyebabkan ditunda / menurunnya dividen yang menjadi hak investor. Pengaruh struktur modal akan diukur menggunakan tingkat leverage (Mulyani dkk, 2007).

57 Dimana: TU i,t TA i,t = Total Utang perusahaan i pada tahun t = Total Aset perusahaan i pada tahun t 2. Ukuran Perusahaan (UP) Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang berukuran lebih besar akan membukukan akrual yang lebih besar namun lebih stabil (Myers dkk, 2003). Hal ini akan meminimalisasi terjadinya manajemen laba untuk menghindari biaya politik yang lebih besar. Variabel ini juga digunakan dengan pemikiran bahwa keakuratan sistem pelaporan keuangan dan informasi yang diberikan kemungkinan berbeda pada ukuran perusahaan. Perusahaan yang lebih besar akan memiliki pengendalian internal yang lebih canggih dibandingkan perusahaan yang kecil. Pengendalian internal yang efektif akan memberikan kontribusi pada keandalan informasi keuangan yang diungkapkan ke publik. Ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma natural dari nilai buku aset (Collins dan Kothari; 1989) UP = ln (Aset t ) Dimana: UP Aset t = Ukuran Perusahaan = Nilai buku asset pada akhir tahun t

58 3. Pertumbuhan Perusahaan (PP) Perusahaan yang tumbuh memiliki insentif untuk melakukan manajemen laba melalui discretionary accruals karena volatilitas laba akan meningkatkan persepsi risiko perusahaan. Jika laba tersebut bersifat persisten, maka laba masa depan akan meningkatkan nilai aset perusahaan, dan secara berkesinambungan akan terus menciptakan proyek-proyek sukses di masa depan. Perusahaan seperti ini akan mudah menarik modal dari pasar yang selanjutnya menjadi sumber pertumbuhan. Perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh yang lebih besar akan memiliki koefisien respon terhadap laba yang lebih tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin besar peluang pertumbuhan maka semakin tinggi kesempatan perusahaan untuk menambah laba dimasa yang akan datang. Laba tersebut kemudian akan digunakan untuk menjadi lebih berkembang dan pada gilirannya laba dan aset perusahaan. Pertumbuhan perusahaan diukur dengan Market to Book Value (MBV) ratio (Mulyani dkk 2007) dengan rumus:

59 4.4. Teknik Pengumpulan data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan dan data pasar modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Dalam pengujian hipotesis data yang akan digunakan adalah data tahun 2001 sampai dengan tahun 2007. Data tahun 2001 digunakan untuk menghitung discretionary accruals tahun 2002 yang membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1). Sedangkan data tahun 2008-2010, yang merupakan data harga saham digunakan untuk menghitung FERC. Sesuai dengan model yang dikembangkan oleh CKSS (1994) dalam menghitung membutuhkan nilai laba per lembar saham (EPS) sampai dengan tahun ke-3 (t+3) dari tahun pengamatan (2002 2007). Data tersebut diperoleh dari: a) Database laporan keuangan yang dipublikasikan di website BEI, yaitu www.idx.co.id. b) Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2002-2010. c) Harga dan return saham diperoleh dari Pusat Data dan Statistik Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 4.5. Teknik Analisis Data 4.5.1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata, minimun, maksimum dan standar deviasi dari variabel-variabel yang diteliti.

60 Analisis ini akan memberikan gambaran tentang kualitas audit, manajemen laba dan kualitas laba dari sampel yang terpilih pada perusahaan manufaktur di BEI. 4.5.2. Uji Regresi Pengujian atas hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan regresi pooled cross section dengan data time series menggunakan bantuan program Eviews versi 7.0. Data penelitian akan dianalisis dan diuji menggunakan uji regresi berganda dan dilengkapi dengan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis 1 dan 2 memiliki kriteria penerimaan hipotesa nol atau hipotesa alternatif jika H 0 :β 1 0; dan Ha:β 1 >0 dengan menggunakan α maksimum 5% (0.05). Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menganalisis data penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba. Pengujian hipotesis pertama penelitian (H 1 ) dimulai terlebih dahulu menghitung nilai discretionary accruals pada persamaan (2) sampai dengan (5). Selanjutnya H 1 diuji menggunakan persamaan (6). DA = b 0 + b 1 KA + b 2 SM+ b 3 UP+ b 4 PP+ ε (6) Dimana: DA : Discretionary Accruals KA : Kualitas Audit SM : Struktur Modal

61 UP : Ukuran Perusahaan PP : Pertumbuhan Perusahaan b 0 : Intercept b n : Koefisien ε : error Hipotesa H 1 diterima hasilnya bila memperoleh b 1 bernilai negatif dan signifikan. 2. Menguji pengaruh manajemen laba terhadap kualitas laba. Hipotesa kedua (H 2 ) pada penelitian ini diuji menggunakan persamaan (7): Dimana: R t : Return saham untuk tahun t EPS t-1 : Laba per saham untuk tahun t-1 EPS t : Laba per saham untuk tahun t EPS t+3 : Jumlah laba per saham pada tahun t+1 sampai dengan t + 3 R t+3 : Return saham agregat dari tahun t+1 sampai dengan t+3 dengan tingkat majemuk DA : Discretionary Accruals SM : Struktur Modal

62 UP : Ukuran Perusahaan PP : Pertumbuhan Perusahaan b 0 : Intercept b n : Koefisien laba ε : error Dalam persamaan (7), digunakan EPS dasar (diperoleh dari laporan keuangan) yang tidak memasukkan pos luar biasa, dan seluruh nilai EPS itu dibagi dengan harga saham pada awal tahun t (Tucker dan Zarowin 2006). Pengukuran return saham baik untuk nilai Rt dan R t+3 dihitung menggunakan harga pasar saham 3 bulan setelah tanggal laporan keuangan dengan pertimbangan masa 3 bulan tersebut adalah waktu yang digunakan perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan (Lundholm dan Myers, 2002). Investor yang memiliki persepsi bahwa laba akuntansi memiliki bersifat informatif dan berkualitas akan berperilaku menaikkan (menurunkan) harga saham ketika laba tahun ini lebih tinggi (rendah) dibandingkan ekspektasinya, sesuai perubahan laba dari tahun t ke tahun t+k. Dalam model penelitian hal ini akan ditunjukkan dengan koefisien b 5 dan koefisien b 8 bernilai positif dan signifikan. Namun terjadinya praktik manajemen laba dapat mengaburkan informasi yang sebenarnya, sehingga bila investor memahami bahwa laba akuntansi mengalami distorsi akibat manajemen laba maka investor akan berperilaku sebaliknya terhadap penentuan harga saham. Kondisi ini akan tampak pada pengujian atas persamaan (7) dimana akan

63 diperoleh koefisien b 5 dan koefisien b 8 bernilai negatif dan signifikan. Sesuai dengan H 2 yang akan diuji dalam penelitian ini, hipotesis tersebut akan diterima jika koefisien b 5 dan koefisien b 8 menunjukkan nilai negatif dan signifikan. Hal ini diinterpretasikan bahwa akibat praktik manajemen laba informasi yang diterima investor bersifat menyesatkan. 4.5.3. Uji Asumsi Klasik Dengan digunakannya metode kuadrat terkecil (least-square method) disyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik yang meliputi: uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokesdasitas (Ghozali, 2006). 1. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antar error terutama pada data time series. Implikasi dari adanya gangguan autokorelasi pada hasil estimasi adalah parameter hasil estimasi tidak lagi memiliki standar error yang minimum sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan standar error tersebut dapat memberikan hasil yang menyesatkan. Pengujian ada tidaknya gangguan autokorelasi pada model regresi dapat dilakukan dengan menghitung nilai Durbin-Watson (DW) statistik. Korelasi serial dalam residual tidak terjadi jika nilai DW berada antara nilai batas du dan 6du. 2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan variabel pengganggu dari satu observasi terhadap observasi yang lain. Jika

64 varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, jika varians berbeda maka disebut heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam model ini dilakukan dengan uji White. Kriteria yang bebas dari masalah heterokedastisitas adalah jika probabilitas Obs*R-squared > α. 3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Normalitas dapat dilakukan dengan Jarque-Bera test. Apabila p-value lebih besar daripada tingkat signifikansi yang ditentukan yaitu α < 0.05 (asym > alpha) maka data terdistribusi normal. Hipotesis akan diterima bilamana probabilitas koefisien regresinya bernilai positif signifikan pada α maksimum 0.05.