II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. telah ada. Setelah itu penulis meletakkan kedudukan masing-masing, sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

HUBUNGAN INTERNASIONAL

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SENGKETA INTERNASIONAL

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

: Diplomasi dan Negosiasi : Andrias Darmayadi, M.Si. Memahami Diplomasi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

Tentang: PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN MALAYSIA REPUBLIK INDONESIA MALAYSIA. PERJANJIAN PERSAHABATAN.

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

[Studi Keamanan Internasional] MEMAHAMI KONFLIK. Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Dalam sejarah perkembangan Kementerian luar negeri dapat dijelaskan bahwa: 16

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

72. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

74. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

akan senantiasa terjalin dengan baik. Tanpa prinsip tersebut dapat mengarah kepada timbulnya hubungan tidak baik antar negara. Disamping itu juga, di

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

bebrapa sistem perekonomian.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 2 -

BADAN YUDIKATIF, BADAN LEGISLATIF DAN BADAN EKSEKUTIF

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

AMBIGUITAS POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF: TERBELENGGU ATAU MERDEKA?

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka Penulis dalam kajian ini pertama-tama mengkaji terlebih dahulu penelitian yang telah ada. Setelah itu penulis meletakkan kedudukan masing-masing, sehingga jelas hal apa yang belum tersentuh oleh peneliti terlebih dahulu. Kemudian dijelaskan pengertian konsep-konsep dan istilah yang dapat membantu mengarahkan penulis dalam mengkaji pokok permasalahan utama dalam penelitian istilah dan konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji yaitu politik luar negeri dan konfrontasi dan diplomasi. A.1. Konsep Politik Luar Negeri Definisi yang standar menyatakan bahwa politik luar negeri adalah politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang ada 1. Menurut Karl Marx politik luar negeri adalah bagian dari perkembangan sistem kapitalis atau sebagai hasil dari kekuatan ekonomi dan dialektikanya 2. 1 Sufri Yusuf, Hubungan Internasional dan Politik Luar negeri, 1989, hal. 110 2 Ibid, hal. 66

10 Menurut teori Marxis, politik luar negeri adalah semata-mata berdasarkan musabab keadaan-keadaan ekonomi dan dikatakan bahwa kontradiksi antar sistem kapitalis adalah asalmulanya imperialisme 3. Politik luar negeri adalah kumpulan kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungan-hubungan luar negerinya. Ia merupakan bagian dari kebijakan nasional dan yang telah ditetapkan khususnya tujuan untuk suatu kurun waktu yang sedang dihadapi lazim disebut kepentingan nasional. Pada hakikatnya ia merupakan suatu pola sikap atau respon terhadap lingkungan ekologinya 4. Dalam pergaulan Internasional setiap bangsa melakukan Politik Luar Negeri yaitu berupa kumpulan kebijakan atau setiap yang ditetapkan oleh suatu negara untuk mengatur hubungan dengan negara lainyang diabdikan kepada kepentingan nasional negara-negaranya. 5 Ada tiga periode politik luar negeri yaitu Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin, di bawah Soekarno, dan periode kepemimpinan Soeharto. namun, Liefer juga membahas mengenai benih-benih politik luar negeri pada masa Revolusi Nasional. Pada Demokrasi Parlementer pemerintah berusaha mencerminkan citra politik luar negeri Bebas dan Aktif namun condong ke negara-negara barat. Periode Demokrasi Terpimpin mempererat hubungan dengan negara-negara komunis dengan mengorbankan hubungannya dengan negara barat. Periode Soeharto lebih beroreantasi ke Barat, khususnya Amerika Serikat. 3 Ibid, hal. 68 4 Prawira Saputra, Politik Luar Negeri Republik Indonesia, 1985, hal. 7 5 Ahmad Rustandi SH dan Zul Afdi Ardian SH, Tata Negara Jilid 2, 1988, hal.202

11 Politik luar negeri pada masa Soekarno menanggapi perselisihan internasional dengan cara desakan yang kuat dan penuh semarak tetapi tidak mengabaikan penggunaan diplomasi dan mediasi pihak ketiga. Politik luar negeri pada masa Soeharto ditandai oleh sikap Pragmatisme yang disertai sikap hati-hati tetapi juga menunjukann ambisi regional. 6 Berdasarkan pendapat di atas bahwa politik luar negeri adalah sekumpulan kebijakan yang berperan dan berpengaruh dalam hubungan suatu negara dengan negara lainnya dengan mempertimbangkan dan juga sebagai tanggapan atau respon terhadap kajadian dan masalah di lingkungan internasional A.2. Konsep Konfrontasi Indonesia-Malaysia Konfrontasi adalah perjuangan yang timbul dari suatu keyakinan bahwa kemerdekaan sejati hanya dapat dicapai dengan cara pertempuran tanpa mengenal kompromi 7. Konfrontasi dalam hubungan interrnasional adalah konflik antara dua negara atau lebih mengenai masalah yang dipertentangkan 8. Konfrontasi Malaysia adalah soal prinsip karena Malaysia adalah Projec neokolonialisme Inggris dalam rangka mengepung Indonesia setjara militer maupun politis ekonomi 9. 6 Michael Leifer, Op, Cit, hal. Xii 7 Ibid, hal. Xii 8 Harlod Crouch, Militer dan Politik Di Indonesia, 1999, hal. 118 9 Dapertemen Penerangan Republik Indonesia, Gelora Konfrontasi Menggajang Malaysia, 1964,

12 Konfrontasi militer adalah persaingan yang menimbulkan situasi perpecahan 10. Konfrontasi dapat dilihat dari tiga segi yaitu segi situasi, segi kondisi, dan segi tujuan. Sedangkan konfrontasi itu sendiri diartikan sebagai suasana dalam mana dua negara atau lebih beranggapan akan adanya kepentingan-kepentingan yang berbeda yang satu dengan yang lain tidak dapat diakomodasikan sebagai kondisi, konfrontasi berarti suatu kondisi atau perbedaan atau keadaan dimana dua negara berada dalam hubungan bemusuhan, akibat adanya perbedaan kepentingan yang saling tidak dapat diakomodasikan. Selanjutnya sebagai tujuan, konfrontasi merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan masing-masing negara 11. Jadi menurut pendapat diatas maka dapat disimpulkan konfrontasi adalah hubungan antara dua negara atau lebih yang berbeda pendapat sehingga menyebabkan negera itu menjadi berselisih atau bermusuhan bahkan sampai pada perselisihan fisik dan senjata. A.3. Konsep Diplomasi Diplomasi adalah suatu alat yang digunakan terutama untuk menjamin penyerahan kedaulatan 12. Diplomasi juga diartikan sebagai penggunaan sebagai kecerdasan dan kelincahan dalam melaksanakan hubungan resmi antara pemerintah dari negara-negara merdeka 13. 10 K.J. Holsti dan M. Tahir Azhary, politik internasional, 1988, hal. 113 11 Hidayat Mukmin, Peran serta TNI dalam Politik Luar negeri Indonesia, 1991, hal. 102-105 12 Michael Leifer, Log, Cit, hal. Xii 13 Op, Cit, hal. 118

13 Diplomatic berasal dari kata diplomacy yang berarti sarana yang sah atau legal, terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar negerinya 14. Dalam arti luas diplomasi meliputi seluruh kegiatan polotik luar negeri suatu negara dalam hubungannya dengan bangsa dan negara lain 15. Diplomasi meliputi kegiatan : 1. menentukan tujuan dengan mempergunakan semua daya dan tenaga untuk mencapai tujuan tersebut. 2. penyesuaian kepentingan dari bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan daya dan tenaga yang ada padanya. 3. menentukan apa tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan bangsa atau negara lain. 4. mempergunakan sarana dan kesempatan yang ada sebaik-baiknya. 16 Perwakilan Indonesia di luar negeri dapat berupa : 1. Perwakilan diplomatik yaitu perwakilan yang kegiatannya meliputi semua kepentingan negara Republik Indonesia dan wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara penerima atau kegitannya meliputi bidang kegiatan suatu organisasi Internasional. 2. Perwakilan konseler adalah perwakilan yang kegitannya meliputi semua kepentingan negara negara Republik Indonesia di bidang konseler dan mempunyai wilayahkerja tertentu didalam wilayah negera penerima 17. 14 Ahmad Rustandi S.H dan Zul Afdi Ardian S.H, Log Cit, hal,. 217 15 Sumarsono mestoko, indonesia dan hubungan antar bangsa, 1985, hal. 25 16 Ibid, hal. 25 17 Achmad Roestandi S. H dan Zul Afdi Ardian S.H, Op, Cit, hal. 220-221

14 Diplomasi dalam ketegangan dua negara hanya sebatas ultimatum belaka. Begitu tindakan permusuhan bermula, masalah yang diambil alih oleh militer. Setelah perang atau pertikaian fisik berakhir, maka diplomasi dapat dimulai kembali. Hal ini dialami oleh Indonesia ketika memutuskan bahwa konfrontasi dengan Malaysia harus dihentikan 18. Konfrontasi dianggap membawa dampak buruk bagi Indonesia terutama dalam ekonomi, maka Indonesia memutuskan untuk mengakhiri konfrontasi. Indonesia mulai melakukkan misi diplomatiknya dengan melakukan perundingan dengan pihak Malaysia. Jadi dari pendapat diatas dapat simpulkan bahwa diplomasi adalah pelaksanaan hubungan luar negeri secara nyata yang bertujuan sebagai alat negosiasi atau perundingan antar dua negara atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan. A.4. Konsep Kerjasama Internasional Kerjasama Internasional adalah kerjasama yang dilakukan untuk mendukung perjuangan melawan segalah bentuk pelanggaran nilai-nilaikemanusiaan 19. Kerjasama internasional juga dapat mengatasi segala bentuk agresi atau ancaman kedaulatan nasional, persatuan nasional atau integrasi torotorial, dan penolakan terhadap hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri dan hak setiap orang untuk melaksanakan kedaulatan sepenuhnya atas kekayaan dan sumber daya nasional 20. 18 Yusuf Sufri. Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri. 1989. hal. 122 19 Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk. IPS Terpadu Untuk SMP dan MTS Kelas IX Semester 2, 2007, hal. 109 20 Ibid, hal. 109

15 Kerjasama internasional adalah kerjasama yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing bangsa, untuk bantu membantu, mengatur batasbatas kekuasaan suatu bangsa, tukar menukar utusan dan lain sebagainya 21. Bentuk hubungan antar bangsa atau hubungan internasional dibagi menjadi : 1. hubungan individu, seperti perdagangan, pelajar atau mahasiswa, misi agama turis. 2. hubungan antar kelompok, seperti lembaga keahlian (dokter, ahli geografi), kelompok perdagangan,lembaga kebudayaan. 3. hubungan antar bangsa 22. Menurut para ahli sejarah hubungan masyarakat internasional dapat dikelompokan menjadi 4 periode sesuai dengan urutan waktu, yaitu : 1. zaman kuno sampai berakhirnya zaman romawi. 2. zaman pertengahan sampai abad ke-16. 3. zaman antar modern yaitu zaman pertenganhan sampai abad ke-19. 4. zaman modern yaitu periode abad ke-20 23. Sebagai pelaksanaan dasar negara pancasila dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka negara dan bangsa mengadakan hubungan dan kerjasama internasional 24. 21 Gunawan, Widayat. IPS Sub Bidang Studi Geografi Dan Kependidikan Untuk Kelas 3 SMP. 1988. hal. 53 22 Ibid, hal. 54 23 Ibid, hal. 54 24 Dr. Salladien. Drs. Bahroni, Drs. Suwadi. Geografi dan Kependudukan Ilmu Bumi Dunia untuk SMA Kelas 3. 1985. hal. 183

16 Kerjasama itu meliputi hubungan diplomatik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan lain-lain. pelaksanaan kerjasama ini ada yang diorganisir oleh PBB, kerjasama antar pemarintah seperti IGGI adapula berdasarkan perjanjian antar suatu negara dengan negara lain (perjanjian bilateral) 25. Jadi kerjasama Internasional adalah kerjasama yang dilakukan oleh setiap negara untuk membangun hubungan antar negara yang bertujuan untuk saling membantu dalam segala aspek kehidupan. A.5. Kerjasama Bilateral Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara. Kerjasama bilateral ini meliputi kerjasama antara Indonesia dengan Jepang, kerjasama antara Indonesia dengan Amerika Serikat, kerjasama Indonesia dengan Jerman Barat 26. Kerjasama bilateral juga diartikan kerjasama yang dilakukan antara satu negara dengan negara tertentu. Dengan kata lain, kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dibangun oleh dua negara saja. Kerjasama bilateral tidak hanya dibangun dalam bidang ekonomi saja, tetapi kerjasama ini dibangun dalam bidang politik juga. 27 Selain melakukan kerjasama bilateral hubungan antar negara juga harus adanya suatu perjanjian internasional yang berfungsi sebagai pengatur kerjasama antar negara yang terlibat. 25 Ibid, hal. 184 26 Drs Supendi Haryadhi. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi Kependudukan SMP Kelas 3, 1990, hal. 18 27 Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk. IPS Terpadu Untuk SMP dan MTS Kelas IX Semester 2, 2007, hal. 96

17 Dalam hal ini kerjasama bilateral juga melibatkan perjanjian bilateral. Yang dimaksud dengan perjanjian bilateral adalah perjanjian yang dibuat atau diadakan oleh dua negara. Biasanya perjanjian bilateral mengatur tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua negara saja. Artinya tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut 28. Jadi kerjasama Bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara untuk mengadakan hubungan kerjasama. A.6. Kerjasama Multilateral Kerjasama Multilateral adalah kerjasama antara dua negara atau lebih yang tidak dibatasi oleh wilayah atau kawasan tertentu dan bersifat internasional 29. Kerjasama Multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari dua negara. Kerjasama multilateral meliputi kerjasama antara Indonesia dengan negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), kerjasama Indonesia dengan Liga Arab, dan PBB 30. Dalam kerjasama multilateral terdapat perjanjian multilateral, yang dimaksud dengan perjanjian multilateral adalah perjanjian yang dibuat atau diadakan oleh lebih dari dua negara. Biasanya perjanjian multilateral ini mengatur tentang halhal yang menyangkut kepentingan umum. Artinya tidak saja mengatur kepentingan negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga menyangkut 28 Achmad Roestandi S. H dan Zul Afdi Ardian S.H, Log Cit, hal. 176 29 Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk, Log, Cit. hal.100 30 Drs Supendi Haryadh, Log, Cit. hal. 18

kepentingan negara lain yang tidak turut (bukan peserta) dalam perjanjian multilateral tersebut 31. 18 Suatu perjanjian yang dinamakan perjanjian multilateral selalu terbuka dan memberi kesempatan bagi negara lain yang tadinya tidak turut serta dalam perjanjian, karena yang diatur dalam perjanjian multilateral ini merupakan masalah-masalah umum yang menyangkut kepentingan semua anggota masyarakat internasional 32. Jadi kerjasama multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh banyak negara untuk menjain hubungan kerjasama yang dapat berbentu organisasi. B. Kerangka Pikir Kerjasama internasional merupakan suatu kerjasama yang dilakukan oleh negara untuk menjalin hubungan antar negara. Dengan melakukan kerjasama internasional maka Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dapat menjalankan politiknya terutama politik luar negeri Indonesia baik dalam bidang ekonomi maupun bidang-bidang yang lain Bentuk kerjasama internasional dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu kerjasama bilateral dan kerjasama mulilateral. Kerjasama Bilateral merupakan kerjasama yang dilakukan hanya dua negara. Kerjasama bilateral ini misalnya saja kerjasama antara Indonesia denggan Jepang, kerjasama Indonesia dengan Cina. 31 Achmad Roestandi S. H dan Zul Afdi Ardian S.H, Log Cit, hal. 176 32 Ibid, hal. 177

19 Sedangkan kerjasama Multilateral merupakan kerjasama yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang tidak dibatasi oleh wilayah atau kawasan tertentu dan bersifat internasional. Kerjasama multilateral selama konfrontasi dengan Malysia lebih kea rah ekonomi dan keamanan. Negara yang melakukan kerjasama multilateral dengan Indonesia hanya Cina, Jepang. Dari kerjasama internasional inilah Indonesia dapat menjalakan politik luar negeri dengan negara lain baik dengan negara tetangga maupun dengan negara adidaya. Selama terjadinya konfrontasi dengan Malysia Indonesia hanya melakukan hubungan Luar Negeri dengan Negara komunis seperti Cina dan Negara Jepang.

20 C. Paradigma KERJASAMA INTERNASIONAL KERJASAMA BILATERAL KERJASAMA MULTILATERAL HALUAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA Keterangan = Garis Bentuk = Garis Sebab