POLA TANAM SRI. Januari 2010 Rev.1, Juli 2010 R. Utju Suiatna

dokumen-dokumen yang mirip
BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!

BUDIDAYA DAN KEUNGGULAN PADI ORGANIK METODE SRI (System of Rice Intensification)

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Pertanian Padi Organik Pola Tanam SRI dan Aplikasinya di Lapangan R. Utju Suiatna Praktisi Pertanian Padi Organik Ganesha Organic SRI

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Cara Menanam Cabe di Polybag

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perspesi petani padi organik maupun petani padi konvensional dilatar

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

BAB IV METODE PELAKSANAAN. A. Tahapan Program

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

III. BAHAN DAN METODE

PENANAMAN PADI A.DEFINISI

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. petani/kelompok tani/p3a/gapoktan dan kearifan lokal.

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, dan metode kualitatif. Menurut Nazir dalam Iin, 2008, metode

III. METODE PENELITIAN

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

SOSIALISASI POLA TANAM PADI SRI ORGANIK

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

3. METODE DAN PELAKSANAAN

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. MATERI DAN METODE

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Alat Tanam Padi Tebar Langsung Tipe Drum

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERSIAPAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH, RESPONDEN, DAN BUDIDAYA PADI Keadaan Umum Permasalahan Kabupaten Cianjur

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. TATA CARA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Transkripsi:

POLA TANAM SRI Januari 2010 Rev.1, Juli 2010 R. Utju Suiatna http://www.info.com

1. Produktivitas dan Pola Tanam SRI SRI bukan merupakan varietas padi baru ataupun padi hibrida, namun merupakan suatu metoda atau cara penanaman padi dan perawatannya, merupakan kependekan dari System of Rice Intensification atau le Systéme de Riziculture Intensive. Pola tanam padi SRI telah menunjukkan hasil yang menjanjikan pada semua varietas padi baik varietas lokal maupun varietas unggul baru di berbagai negara. Langkah awal yang mendasar untuk menuju kesuksesan dengan pola tanam SRI adalah untuk berfikir mengenai tanaman padi dengan pola atau jalan yang baru dan berbeda dengan yang biasanya saat ini ada dalam pemikiran petani. sri sri sri non-sri non-sri non-sri Pola tanam SRI dikembangkan oleh Fr. Henri de Laulanié, S.J. di Madagascar bersama para petani disana. Tujuan pengembangan pola tanam ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan keamanan hidup bagi semua rakyat di Madagascar yang tergantung kepada tanah untuk penghidupannya. SRI sudah membantu beratus-ratus petani di Madagascar untuk sedikitnya melipatgandakan hasil panen mereka. Dengan pola tanam SRI hasil panen padi dapat mencapai 6, 8, 10 bahkan 15 ton per hektar atau bahkan lebih dari itu. Pola tanam SRI mengubah struktur tanaman padi yaitu kerapatan serta jumlah akar dan anakan dengan merubah cara-cara dalam pengaturan tanaman padi, tanah tempat tanaman tersebut tumbuh dan air yang diterima tanaman melalui irigasi sehingga tanaman padi dapat lebih produktif. Agar tanaman padi menjadi lebih produktif, diperlukan : Lebih banyak anakan per tanaman; Lebih banyak anakan subur (malai); Lebih banyak bulir per malai, dan; Bulir padi yang lebih besar dan padat. Prinsip Penanaman SRI : Penanaman Bibit Muda; Penanaman Bibit Tunggal dan Jarak Antar Tanaman Yang Lebar; Penanaman Segera Untuk Menghindari Trauma Pada Bibit; Penanaman Dangkal; Lahan Sawah Tidak Terus Menerus Direndam Air; Penyiangan Mekanis; Menjaga Keseimbangan Biologi Tanah. 2. Tahapan Pelaksanaan Pola Tanam SRI Penyiapan Benih Benih diseleksi dengan bantuan penggunaan air garam dan telur ayam/itik/bebek. Telur yang bagus umumnya dalam air akan tenggelam, namun bila pada air ini diberi garam yang cukup dan diaduk maka telur yang bagus itu akan mengapung. Bila telur belum juga mengapung maka tambahkan lagi garamnya sampai telur ini mengapung karena berat jenisnya (BJ) menjadi lebih rendah daripada air garam. Air garam yang sudah mampu mengapungkan telur ini dapat digunakan untuk seleksi benih, langkah selanjutnya adalah sebagai berikut : - 1 -

Masukkan benih ke dalam air garam dan pilih hanya benih yang tenggelam, gabah yang mengapung dapat dimanfaatkan untuk pakan ayam atau burung; Benih yang baik kemudian dicuci dengan bersih sampai rasa asinnya hilang dari benih tersebut, juga akan lebih baik dicuci menggunakan wadah yang berlubang dan pada air yang mengalir untuk meyakinkan benih benar-benar akan terbebas dari garam; Benih yang sudah bebas dari garam direndam dalam air biasa selama sekitar 24 jam; Setelah benih direndam, kemudian lakukan pemeraman selama sekitar 36 jam yaitu benih di bungkus dengan karung goni atau kain yang basah. Penyimpanan benih yang dibungkus kain basah ini akan lebih baik ditempat yang hangat misalnya di dapur asalkan kainnya tetap dijaga basah dan lembab; Setelah berkecambah atau muncul akar pendek, benih siap disemai atau ditebar. Penyemaian Penyemaian dapat dilakukan di sawah, di ladang atau dalam wadah seperti kotak plastik atau besek/pipiti yang diberi alas plastik/daun pisang dan berada di area terbuka yang mendapatkan sinar matahari. Tanah untuk penyemaian tidak menggunakan tanah sawah tetapi menggunakan tanah darat yang gembur dicampur dengan kompos dengan perbandingan tanah:kompos sebaiknya minimal 2:1 dan akan lebih baik bila 1:1, dapat juga ditambahkan pada campuran ini abu bakar agar medianya semakin gembur sehingga nantinya benih semakin mudah diambil dari penyemaian untuk menghindari putusnya akar. Luas area yang diperlukan untuk penyemaian minimal adalah sekitar 20 m 2 untuk setiap 5 kg benih, sehingga bila penyemaian dilakukan pada wadah dapat dihitung jumlah wadah yang diperlukan menyesuaikan dengan ukuran masing-masing wadah dan tentunya akan lebih baik lagi bila tempat penyemaiannya lebih luas untuk pertumbuhan benih yang lebih sehat. Untuk penyemaian yang dilakukan di sawah atau ladang, tempat penyemaian dibuat menjadi berupa tegalan/guludan seperti untuk penanaman sayuran dengan ketinggian tanahnya sekitar 15 cm, lebar sebaiknya sekitar 125 cm dan seluruh pinggirannya ditahan dengan papan, triplek atau batang pisang untuk mencegah erosi. Benih yang sudah ditebar sebaiknya kemudian ditutup lagi dengan lapisan tipis tanah atau kompos atau abu bakar untuk mempertahankan kelembabannya kemudian ditutup lagi dengan jerami atau daun kelapa untuk menghindari dimakan burung dan gangguan dari air hujan sampai tumbuh tunas dengan tinggi sekitar 1 cm. Setelah dilakukan penyemaian benih-benih ini harus dirawat dengan melakukan penyiraman setiap pagi dan sore bila tidak turun hujan. Untuk pola tanam SRI benih siap di tanam ke sawah saat usianya belum mencapai 15 hari dan sebaiknya antara umur 8-10 hari setelah tebar yaitu saat baru memiliki dua helai daun. - 2 -

Penyiapan Lahan Penyiapan lahan sawah untuk pertanian dengan pola tanam SRI hampir sama dengan pada metoda konvensional. Proses awal pengolahan lahan adalah dengan dibajak (sunda: waluku) untuk membalikkan tanah dan memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan juga menghancurkan gulma setelah sebelumnya lahan digenangi air selama beberapa hari agar tanahnya menjadi lunak. Proses ini dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan kerbau atau sapi maupun secara modern dengan menggunakan traktor. Bila diperlukan setelah pembajakan pertama lahan sawah dibiarkan tergenang beberapa hari dan kemudian dilakukan pembajakan kedua. Kedalaman dari pelumpuran lahan turut menentukan pertumbuhan tanaman dan sebaiknya kedalaman pelumpuran tersebut setidaknya mencapai 30 cm. Pekerjaan selanjutnya adalah memperbaiki pematang sawah (sunda: mopok) agar lahan sawah tidak bocor dan tidak ditumbuhi tanaman liar untuk menghindari tikus bersarang di pematang sawah ini. Perbaikan pematang sawah dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pencangkulan untuk bagian sawah yang tidak dapat dijangkau oleh pembajakan yang biasanya berada di bagian pojok sawah (sunda: mojok). Kompos dapat ditebarkan sebelum pekerjaan penggaruan (sunda: ngangler) sehingga pada saat digaru kompos dapat bercampur dengan tanah sawah atau juga dapat ditebar setelah proses pembajakan, intinya adalah kompos dapat tercampur dengan tanah sawah secara merata dan tidak terbuang terbawa aliran air. Penggaruan selain untuk makin memperhalus butiran tanah sehingga menjadi lumpur juga sekaligus bertujuan untuk meratakan lahan. Jumlah kompos yang cukup ideal adalah sebanyak 1 kg untuk setiap 1 m 2 luas lahan. Perataan lahan merupakan proses yang sangat penting karena lahan harus benar-benar rata dan datar sehingga akan memudahkan dalam pengaturan air nantinya sesuai dengan keperluan. Selanjutnya area penanaman padi dibuat dalam barisbaris atau petakan yang dipisahkan dengan jalur pengairan dengan lebar petakan sekitar 2m agar memudahkan dan meratakan rembesan air ke seluruh area tanaman padi selain untuk lebih memudahkan saat penanaman dimana petani yang melakukan penanaman posisinya berada di saluran air di kedua sisi petakan. Pekerjaan terakhir di lahan untuk persiapan penanaman adalah pembuatan tanda lokasi penanaman bibit yang berjarak minimal 25 cm atau lebih (pencaplakan). Dengan teraturnya penanaman padi akan memudahkan dalam penyiangan secara mekanis pada waktu pemeliharaan. Penandaan titik penanaman ini selain dengan membuat garis-garis di tanah menggunakan alat yang bisa dibuat secara sederhana dari kayu atau bambu dapat juga menggunakan tali yang diberi tanda. - 3 -

Penanaman Pada pola tanam SRI benih diperlakukan dengan lembut dan hatihati. Bibit yang ditanam di persemaian sawah atau ladang tidak boleh diambil dengan cara dicabut atau ditarik tetapi dengan cara di keduk bagian bawah tanahnya sehingga tanahnya ikut terbawa. Kemudian tempatkan kumpulan bibit ini dalam suatu wadah misalkan pelepah pisang, bambu atau lainnya untuk di bawa ke tempat penanaman. Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15 menit untuk menghindari trauma dan shok. Untuk bibit yang ditanam menggunakan wadah akan lebih mudah membawanya ke tempat penanaman. Bibit dipilih yang sehat diantara cirinya adalah lebih tinggi/ besar dan daunnya lebih tegak ke atas atau daunnya tidak terlalu terkulai. Penanaman padi dilakukan secara dangkal dan hanya cukup satu sampai 3 bibit untuk satu titik. Bibit ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang lebih mudah menggunakan jari jempol dan telunjuk. Sisa dari bibit dapat ditanam tunggal dibagian terluar diantara tanaman padi lainnya dari tiap petakan sebagai cadangan bila di kemudian hari ada tanaman yang tidak baik tumbuhnya. Penyulaman dilakukan menggunakan tanaman yang disiapkan sebagai cadangan di antara tanaman utama atau mengambil dari rumpun yang sewaktu ditanam berasal dari 2 atau 3 bibit. Perawatan Tanaman padi yang terawat akan memberikan hasil panen yang jauh lebih baik daripada padi di sawah yang biarkan begitu saja. Air diatur agar hanya macak-macak atau mengalir di saluran air saja, perendaman lahan selama beberapa saat dilakukan bila lahan sawah terlihat kering dan adanya retakan halus pada tanah. Penanganan gulma dilakukan dengan penyiangan mekanis sampai gulma tersebut tercabut dari tanah untuk kemudian dibenamkan menggunakan tangan atau kaki sedalam mungkin agar tidak mampu tumbuh lagi. Dari setiap proses penyiangan mekanis ini dapat diharapkan nantinya ada penambahan hasil panen satu atau bahkan dua ton per hektarnya sehingga nilai tambah dari penyiangan ini sebenarnya cukup tinggi. Sebelum penyiangan tanah sebaiknya direndam untuk melunakkan tanah dan setelah dilakukan penyiangan air kembali dibuang dan sawah dalam keadaan macak-macak. Untuk mempercepat proses dekomposisi bahan dari gulma maka perlu dilakukan penyemprotan MOL (mikro-organisma lokal) setelah proses penyiangan. Penyemprotan MOL di arahkan ke tanah bukan ke tanaman karena maksudnya adalah penambahan jumlah bakteri pengurai ke dalam tanah untuk melakukan proses dekomposisi bahan. MOL ini dapat juga di campur dengan pupuk cair (POC) untuk memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah. Konsentrasi larutan untuk penyemprotan baik MOL, POC maupun campuran MOL dan POC jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara - 4 -

karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan pun akan terjadi bila menggunakan pupuk kandang atau daun-daunan segar secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan diluar sawah sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang sudah ada tanaman padinya. Oleh karenanya resiko penggunaan MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap ada tetapi jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia. Untuk lahan sawah yang penggunaan komposnya di bawah jumlah ideal sebaiknya pemakaian POC di tingkatkan jumlahnya. Interval penyiangan mekanis normalnya dilakukan setiap 10 hari sekali tetapi harus segera dilaksanakan bila ada indikasi pertumbuhan gulma sebelum gulma ini semakin tinggi sehingga semakin sulit dihilangkan. Penyemprotan POC kaya N dapat dilakukan pada usia padi 20 hari setelah semai (hss), 30 hss, 40 hss dan 50 hss. Namun penyemprotan POC kaya N ini dapat dilakukan kapanpun juga bila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning terutama antara 40 hss 60 hss. Gabungan POC kaya P dan K disemprotkan 2 atau 3 kali saat padi sudah memasuki usia sekitar 70 hss untuk memperbaiki kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan 10 hari. Frekuensi penyemprotan POC dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan berdasarkan pengamatan dari pertumbuhan tanaman. Penyemprotan POC atau MOL harus dilakukan dalam kondisi lahan tidak tergenang dan diusahakan pada saat padi mulai berbunga penyemprotan POC sudah dihentikan agar tidak mengganggu proses penyerbukan. Penanganan organisma pengganggu tanaman (OPT) berupa hama/penyakit dilakukan dengan penggunaan atau penyemprotan pestisida nabati/pestisida lokal (POL) yang diarahkan ke tanaman. Penyemprotan dapat dilakukan sebagai usaha preventif/pencegahan secara berkala ataupun untuk penanggulangan. Saat mulai muncul malai lahan digenangi air setinggi sekitar 1 2 cm dari permukaan tanah secara terus menerus sampai saat padi sudah mulai terisi. Aliran air kemudian dihentikan samasekali atau lahan dikeringkan seterusnya ketika bulir padi sudah terisi. Pemanenan Panen dilakukan saat padi mencapai umur panen sesuai deskripsi untuk masing-masing varietas dihitung dari saat tebar/semai di penyemaian atau sekitar 30-35 hari setelah berbunga atau ketika sekitar 90% padi sudah menguning. Hindari pemanenan pada saat udara mendung atau gerimis. - 5 -

3. Sosialisasi Pola Tanam SRI Untuk mencapai tujuan agar para petani mampu meningkatkan produktivitas hasil panennya melalui pertanian padi pola tanam SRI diperlukan program yang dijalankan secara terintegrasi meliputi pelatihan, pengelolaan demplot dan pendampingan bagi petani yang mengikuti program ini secara berkesinambungan sampai kelompok atau komunitas petani ini akhirnya terbiasa dan memahami secara utuh sistem ini. Bila program ini dapat terlaksana dengan baik setidaknya selama 3 Musim Tanam berturut-turut yang sudah diikuti oleh para petani, diharapkan para petani ini akan melanjutkan sistem ini untuk seterusnya. Pembiayaan sosialisasi ini semestinya bisa diperoleh melalui berbagai sumber pembiayaan yang ada seperti APBN, APBD, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/Corporate Social Responsibility (CSR) dari penyisihan keuntungan BUMN atau perusahaan besar lainnya dan berbagai sumber pendanaan lainnya. Beberapa pembinaan berupa pelatihan yang pernah diberikan atau melibatkan Ganesha Organic SRI, bekerjasama dengan berbagai pihak dan diantaranya dilakukan secara terintegrasi dengan pendampingan bagi petani adalah sebagai berikut : Tanggal/Bulan/Tahun Tempat Penyelenggara 20/04/08 Sapan Gedebage Kabupaten Bandung Kelompok Tani Bina Harapan Gedebage dan PKBL Pertamina 25/04/08 28/04/08 Cijambe Kab. Subang GO SRI 09/06/08 12/06/08 Purwokerto Jawa Tengah P3M dan PKBL PT. Rekayasa Industri 20/06/08 Cipanas Puncak (Bank) BRI 27/06/08 30/06/08 Banyuwangi Jawa Timur P3M dan PKBL PT. Rekayasa Industri 22/08/08 26/08/08 Semarang Jawa Tengah Dinas KUKM Jawa Tengah 15/10/08 17/10/08 Cijambe Kab. Subang GO SRI 27/11/08 30/11/08 Cijambe Kab. Subang PKBL PTPN VIII 10/01/09 Sapan Gedebage Kabupaten Bandung Kelompok Tani Bina Harapan Gedebage 14/01/09 16/01/09 Lhok Seumawe Aceh PT. PIM Utara 14/02/09 15/02/09 Banjaran Kab. Bandung GO SRI 03/04/09 04/04/09 Nganjuk Jawa Timur Ikatan Pemuda NU 21/11/09 22/11/09 Compreng Kab. Subang P3M dan PKBL PT. Rekayasa Industri 25/12/09 27/12/09 Cibaliung Kab. Pandeglang Yayasan Auliya Banten Enlightenment 13/01/10 Kertajati Majalengka FEATI 06/03/10 07/03/10 Pesantren Ar-Risalah Cijantung IV Ciamis P3M dan PKBL PT. Rekayasa Industri - 6 -

4. Daftar Rujukan -----, How To Help Rice Plants Grow Better And Produce More: Teach Yourself And Others, Association Tefy Saina, Antananarivo, Madagascar, and Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development -----, SRI Method of Paddy Cultivation, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), 2006 -----, SRI - System of Rice Intensification: An emerging alternative, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), 2006 -----, Weeders, A Reference Compendium, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), 2006 Laulanié, de, Henri, Technical Presentation Of The System Of Rice Intensification, Based On Katayama s Tillering Model, Association Tefy Saina Rabenandrasana, Justin, Revolution in rice intensification in Madagascar, Association Tefy Saina Uphoff, Norman, SRI - The System Of Rice Intensification: An Opportunity For Raising Productivity In The 21st Century, Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development, Paper for the International Year of Rice Conference, FAO, Rome, February 12-13, 2004 Uphoff, Norman and Rabenandrasana, Justin, What is the System of Rice Intensification?, Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development, and Association Tefy Saina, 2002-7 -

Lampiran Publikasi : Buku Bertani Padi Organik Pola Tanam SRI, penerbit padi, Januari 2010 (http://buku01.info.com) Buku Elektronik (E-Book), Pola Tanam SRI, Ganesha Organic SRI, Januari 2010 (http://buku02.info.com) Paper Pertanian Padi Organik Pola Tanam SRI dan Aplikasinya di Lapangan, International Conference & Exhibition : Science & Technology in Biomass Production (ICEBP) SITH ITB, 25 26 November 2009 (http://paper01.info.com)