UPAYA PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN NON-ENGINEERED MASJID DARUSSALAM KALINYAMATAN JEPARA

dokumen-dokumen yang mirip
POLA PENURUNAN STRUKTUR PELAT LANTAI GUDANG RETAIL PADA TANAH LUNAK DI KAWASAN INDUSTRI WIJAYAKUSUMA SEMARANG (150G)

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

STRATEGI ADAPTIF REKAYASA STRUKTUR PADA GEDUNG EX-BI SEMARANG DALAM UPAYA KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH

PERBANDINGAN ANALISIS STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI USM (EMPAT LANTAI GEDUNG T) MENGGUNAKAN SNI GEMPA DENGAN SNI GEMPA

BAB 1 PENDAHULUAN. struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan

ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER Fauzan 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL ROYAL TAPAZ PONTIANAK (STRUKTUR BETON BERTULANG 12 LANTAI) TERHADAP GEMPA. Abstrak

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENILAIAN KELAYAKAN FISIK BANGUNAN PASAR DI PASAR GIANYAR KABUPATEN GIANYAR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

SIMULASI NUMERIK MODEL RUMAH TAHAN GEMPA TANPA BETON BERTULANG

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pengumpulan Data

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

KAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli

BAB I PENDAHULUAN. sering mengalami gempa bumi dikarenakan letak geografisnya. Dalam segi

Perhitungan Struktur Bab IV

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

KONSTRUKSI PONDASI TAPAK DAN SLOOF PADA STRUKTUR BAWAH RUMAH SEDERHANA SATU LANTAI (171S)

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

KAJIAN EKSPERIMENTAL PADA DINDING BATA DI LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISPLACEMENT CONTROL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

Tim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. [pic] Gambar 1 Tampak Depan Gedung Gereja.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dengan teknik konstruksi yang modern dan. ketidaknyaman pengguna bangunan.

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. struktur ini memiliki keunggulan dibanding dengan struktur dengan sistem

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

PERKUATAN TALUD BATU KALI DENGAN METODE GROUTING SEMEN PADA TANAH TIMBUNAN

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

Ach. Lailatul Qomar, As ad Munawir, Yulvi Zaika ABSTRAK Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

IDENTIFIKASI KEGAGALAN STRUKTUR DAN ALTERNATIF PERBAIKAN SERTA PERKUATAN GEDUNG BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT ABSTRAK

EVALUASI KEGAGALAN PONDASI PADA GEDUNG BERTINGKAT (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Ruko 3 Lantai Banua Anyar Banjarmasin)

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari analisa yang dilakukan pada struktur Gedung Cabang Pembantu BCA KCU

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG KANTOR KALIMANTAN SAWIT KUSUMA

PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SAP2000

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkantoran, sekolah, atau rumah sakit. Dalam hal ini saya akan mencoba. beberapa hal yang harus diperhatikan.

EVALUASI STRUKTUR GEDUNG BANK PAPUA CABANG MANOKWARI PASCA GEMPA 7 JANUARI 2008

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA MAGELANG

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Dosen Tetap Prodi Teknik Sipil Universitas Riau Kepulauan Batam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas I Teknik Pondasi Perbandingan konstruksi pondasi sarang laba-laba dengan mat/raft foundation

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL 11 LANTAI JALAN TEUKU UMAR PONTIANAK

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DESPRA JAWA TENGAH JALAN PAHLAWAN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM 3.2. METODE PENGUMPULAN DATA

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN PASAR DI MADIUN PASKA KEBAKARAN

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

T I N J A U A N P U S T A K A

Transkripsi:

UPAYA PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN NON-ENGINEERED MASJID DARUSSALAM KALINYAMATAN JEPARA Himawan Indarto 1, Ferry Hermawan 1, Hanggoro Tri Cahyo A. 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro (UNDIP) Email : himawan.indarto@gmail.com 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang (UNNES) ABSTRAK Dalam beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait dengan perkuatan struktur bangunan, seringkali dijumpai bangunan non-engineered yang dibuat ala kadarnya, dirancang sekadarnya dan dibangun menggunakan bahan-bahan yang tidak memenuhi standar teknis. Namun demikian, permasalahan teknis bangunan non-engineered ini ternyata tidak selalu berujung pada masalah finansial. Seperti yang terjadi pada bangunan Masjid Darussalam Kalinyamatan Jepara yang mulai dibangun pada tahun 2006 oleh warga Desa Bandung Rejo Dukuh Batu Beyan. Bangunan masjid yang telah menelan biaya hampir satu milyar rupiah pada tahun 2008, stuktur pondasinya tidak mampu menahan kombinasi beban hidup dan beban mati. Struktur kubah beton mengalami lendutan pasca pembongkaran perancah akibat terjadinya beda penurunan pondasi dan dimensi elemen struktur yang tidak proporsional. Upaya perkuatan telah dilakukan pada awal tahun 2007 dengan penambahan luasan pondasi, grouting semen, penambahan dimensi sloof dan kolom serta perkuatan pada balok dak beton. Untuk mengantisipasi kerjadian serupa nampakmya perlu upaya pendampingan pada saat pembangunan bangunan-bangunan publik non-engineered yang dikerjakan secara swadaya masyarakat. Pendampingan ini idealnya dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama praktisi dan akademisi sebagai bentuk pemberdayaan terhadap pemahaman tentang struktur bangunan pada pekerja bangunan lokal. Kata kunci : perkuatan bangunan, bangunan non-engineered. 1. PENDAHULUAN Masjid Darussalam Kalinyamatan Jepara (Gambar 1) mulai dibangun pada tahun 2006 oleh warga Desa Bandung Rejo Dukuh Batu Beyan secara swadaya tanpa bantuan arsitek maupun ahli struktur bangunan sehingga dapat digolongkan sebagai bangunan non-engineered (Boen, 2007). Kegagalan struktur bangunan masjid ini memang sudah terasa sejak awal yakni dengan dijumpainya beberapa retakan di beberapa bagian balok dan getarnya struktur pelat lantai maupun tangga. Puncaknya pada saat terjadinya lendutan di struktur kubah yang menyebabkan perubahan arah aliran air pada dak beton dan retak-retak di pelat tepi seperti pada Gambar 2. Gambar 1. Masjid Darussalam Kalinyamatan Jepara. S - 295

Gambar 2. Keretakan pada struktur kubah. 2. HASIL INVESTIGASI STRUKTUR Sesuai dengan bagan alir upaya perkuatan seperti pada Gambar 3, proses investigasi struktur bertujuan mengumpulkan semua data yang tidak tersedia dalam bentuk dokumen dari pihak pemborong. Kesulitan utama dari tahap ini adalah tidak tersediannya gambar perencanaan dan foto dokumentasi sehingga baik jumlah tulangan, dimensi elemen struktur dan mutu material tidak diketahui dengan baik. Rincian kegiatan pada tahap investigasi ini adalah : 1. Melakukan pengujian tanah dengan sondir untuk mendapatkan besarnya kapasitas dukung tanah. 2. Pengukuran ulang geometris dan dimensi elemen struktur untuk penggambaran model. 3. Pengujian mutu beton dengan alat Hammer Test. 4. Pemeriksaan secara visual kerusakan elemen struktur. 5. Pengukuran deformasi elemen struktur. 6. Wawancara dengan pelaksana untuk mendapatkan kronologi keretakan struktur yang pernah terjadi. 7. Simulasi untuk mengetahui respons yang ditimbulkan dan beban yang bekerja pada pondasi dengan software SAP2000. Berdasarkan atas hasil investigasi, langkah selanjutnya adalah proses penilaian apakah struktur masih layak untuk digunakan dan titik mana saja dari elemen struktur yang memerlukan perbaikan dengan cara perkuatan. Upaya perkuatan dimulai setelah terindentifikasi elemen struktur mana saja yang perlu mendapatkan perkuatan baik untuk sistem pondasi, kolom dan balok. Setelah proses pelaksanaan perkuatan diperlukan langkah evaluasi dengan instrumen seperti pengujian tanah kembali dan loading test untuk fungsi ruang sholat jamaah. Berikut disajikan hasil temuan kegiatan investigasi struktur : 1. Sloof struktur 20x30 cm tidak mengikat pada semua kolom struktur sehingga dimungkinkan perbedaan penurunan antara struktur kubah dengan pelat pada lantai dak. Untuk jarak antar kolom penyangga kubah 9 m, dimensi sloof 20x30 cm kurang dapat berfungsi sebagai pengaku guna mereduksi perbedaan penurunan pondasi. 2. Kurang proporsinya dimensi kolom persegi beton bertulang setinggi 9 meter tanpa pengaku sebesar 50x50 cm. 3. Dimensi balok induk bentang L=9 meter pada lantai dak adalah 15/45 cm. Dimensi ini kurang proporsional sehingga tidak disarankan untuk melepas bekisting hingga perkuatan dilakukan. 4. Ketebalan pelat tangga ke lantai 1 maupun 2 kurang memadahi sehingga mengakibatkan getaran pada saat ijakan kaki. S - 296

5. Kendala yang dihadapi pada saat pengukuran adalah tidak dapat diketahuinya jumlah penulangan sehingga menyulitkan pada tahap identifikasi tempat mana saja yang memerlukan perkuatan. 6. Keretakan yang terjadi pada sebagian elemen struktur juga telah diperbaiki dengan penambalan sebelum tim terjurun di lapangan. Bentuk dan lokasi keretakan sebenarnya dapat membantu tim untuk melihat jenis kerusakannya dan upaya perbaikannya. Investigasi Penyebab Keretakan Struktur Kubah Masjid Kegiatan Investigasi : Pengujian Mutu Beton dengan Hammer Test Pengukuran ulang Geometris dan Dimensi Elemen Struktur Pemeriksaan Secara Visual Kerusakan Elemen Struktur Pengukuran Deformasi Elemen Struktur Pengumpulan data-data pelaksanaan pekerjaan Permodelan Numeris Struktur Masjid dengan SAP 2000 Penilaian Kondisi Struktur Masjid dan Identifikasi Perkuatan yang Diperlukan Upaya Perbaikan dengan Perkuatan : Tahap 1 : Perkuatan Sistem Pondasi dengan Grouting dan Pengkakuan sistem pondasi Tahap 2 : Perkuatan Balok dan Kolom Penyangga Kubah Tahap 3 : Perkuatan Balok Pelaksanaan Perkuatan Sistem Pondasi dan Struktur Evaluasi Perkuatan Sistem Pondasi dan Struktur Gambar 3. Bagan alir upaya perkuatan struktur. Pengumpulan data yang tidak lengkap ini akhirnya sedikit terbantu oleh permodelan struktur dengan SAP2000 namun tetap saja tidak bisa optimal dalam pengidentifikasian karena penulangan yang terpasang tidak diketahui dengan baik. S - 297

3. HASIL ANALISIS STRUKTUR DAN PONDASI Struktur masjid dimodelkan sebagai frame 3 dimensi dengan pelat lantai dan kubah dimodelkan sebagai elemen shell seperti pada Gambar 4. Dimensi struktur disesuaikan dengan hasil pengukuran di lapangan. Pembebanan beban hidup (LL) untuk lantai dak = 50 kg/m 2, selasar = 100 kg/m 2 dan ruang sholat = 200 kg/m 2. Mutu beton hasil hammer test menunjukkan bervariasinya nilai kuat tekan beton sehingga pada permodelan digunakan mutu beton K- 175. Hasil deformasi pada pelat lantai dak yang sebelumnya teridentifikasi dimensi baloknya kurang proposional nampak terjadi lendutan yang cukup signifikan yakni lebih dari 1/500 bentang balok seperti pada Gambar 4. (a) Gambar 4. Model struktur bangunan masjid (a) undeformed (b) deformasi dengan beban DL+LL. (b) Semua pondasi pelat setempat dengan dimensi 125x125 cm akan dievaluasi terhadap kombinasi beban DL+ LL dan kapasitas dukung tanah yang ada. Nilai konus sondir (qc) rata-rata kedalaman 6 meter = 10 kg/cm 2. Berdasarkan hasil sondir diperoleh tegangan ijin tanah (q all ) = qc / 30 = 10/30 = 0,33 kg/cm 2 = 3,3 ton/m 2. Semua tegangan yang terjadi di bawah dasar pondasi telah melebihi tegangan ijin tanah. Pada kolom penyangga kubah beton dan kolom tengah tegangan di bawah dasar pondasi bervariasi antara 17-24,6 ton/m 2. Sedangkan pada kolom tepi tegangan di bawah dasar pondasi bervariasi antara 7,0-17 ton/m 2. Beberapa titik memiliki perbedaan tegangan tanah di bawah dasar pondasi yang signifikan dibandingkan dengan titik pondasi di sekelilingnya. Permasalahan penurunan yang tidak seragam antar pondasi pelat setempat merupakan pemicu terjadinya keretakan pelat dak dan pelat kubah. 4. IDENTIFIKASI MASALAH DAN UPAYA PERKUATAN Berdasarkan hasil investigasi di lapangan dan permodelan numerik kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : 1. Retaknya pelat dak dan kubah lebih disebabkan oleh penurunan pondasi pelat setempat yang tidak seragam. 2. Pada beberapa titik pondasi pelat setempat memerlukan pembesaran luasan pondasi agar tidak terjadi perbedaan penurunan. 3. Pada lantai dak untuk balok yang disimulasikan akan terjadi lendutan yang berlebihan dan dapat mengalami keruntuhan tidak diijinkan untuk pelepasan bekisting hingga upaya perkuatan selesai dilakukan. 4. Keretakan pada balok yang selama ini terjadi pada tengah bentang lebih disebabkan oleh kurangnya penulangan, sedangkan keretakan pada ujung tumpuan lebih disebabkan oleh penurunan pondasi pelat setempat yang kurang seragam. S - 298

Upaya yang diperkuatan dilakukan secara bertahap yakni : 1. 2. 3. 5. Upaya perkuatan Tahap 1. Perkuatan sistem pondasi dengan menambah kekakuan balok sloof dengan menambah balok 25x60 pada sloof kubah yang ditumpu oleh pasangan batu kali. Penggroutingan untuk mendapatkan peningkatan kapasitas dukung tanah sebelum proses pembesaran luasan pondasi pelat setempat dan menstabilkan tanah saat penggalian pondasi. Diprediksi peningkatan kapasitas dukung pada tanah lempung yang digrouting tidaklah signifikan sehingga pembesaran luasan pondasi tetap perlu dilakukan. Upaya perkuatan Tahap 2. Penambahan kolom pemikul struktur kubah agar didapatkan struktur kolom yang kaku untuk ketinggian 9 meter. Perkuatan balok penumpu kubah agar dihasilkan kubah yang cukup kaku. Upaya perkuatan Tahap 3. Pembesaran pondasi telapak sesuai hasil perhitungan untuk mendapatkan perbedaan penurunan pondasi yang kecil. Perkuatan balok dak dengan sistem penambahan tinggi balok. PELAKSANAAN PERKUATAN STRUKTUR Tanggal 15 s/d 30 Januari 2007 Pelaksanaan pemasangan kembali perancah bambu (Gambar 6) untuk menahan struktur kubah beton. Penggalian pondasi dan sloof lama di empat titik pondasi telapak penahan kubah. Pemasangan pasangan batu kali baru untuk mekanisme penyebaran beban. Sloof menderita deformasi namun belum dijumpai keretakan. Gambar 6. Pemasangan kembali perancah bambu. Tanggal 31 Januari s/d 10 Februari 2007 Pelaksanaan penggroutingan (Gambar 7) dilakukan oleh PT. Selimut Bumi Adhi Cipta Semarang. Pengroutingan dilakukan hingga kedalaman 6 meter untuk peningkatan kapasitas dukung tanah. Pada perencanaan satu titik pondasi membutuhkan 2 titik grouting, namun dilapangan tidak semua grouting S - 299

dilakukan dengan baik sehingga jumlah titik grouting bertambah untuk mengulang titik yang gagal. Grouting dengan bahan dasar semen dan air membutuhkan 9 zak semen/titik. Gambar 7. Pelaksanaan penggroutingan disekitar pondasi. S - 300

Tanggal 12 Februari 2007. Pelaksanaan pengeboran kolom untuk memasang stek tulangan D16 untuk balok sloof. Pengroutingan celah antara lubang bor dan tulangan digunakan produk HILTI HIT-RE 500. Dibutuhkan 40 titik stek sedalam 20 cm untuk pembuatan 4 sloof struktur baru. Pelaksanaan pekerjaan penulangan sloof dan pondasi baru disajikan pada Gambar 8. (a) (b) Gambar 8. Pelaksanaan pekerjaan (a) penulangan sloof dan (b) pondasi baru. Tanggal 20 Februari 2007 Pengujian tanah dengan alat sondir (Gambar 9) dilaksanakan kembali untuk titik-titik didekat pondasi yang telah diperkuat dengan grouting semen. Dari 3 titik yang diuji (Wahyudi, 2007), dalam umur grouting semen 14 hari dihasilkan peningkatan nilai qc menjadi 18 kg/cm2 dari yang semua qc=10 kg/cm2. Hal ini S - 301

sesuai dengan hasil prediksi dimana peningkatan kapasitas dukung pada tanah lempung yang digrouting tidaklah signifikan namun cukup untuk membantu menstabilkan galian saat pembuatan pondasi baru. Gambar 9. Pengujian peningkatan kapasitas dukung tanah pasca grouting semen dengan alat sondir. 6. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil upaya perkuatan struktur bangunan non-engineered Masjid Darussalam Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut, 1. Permasalahan teknis pada bangunan non-engineered ternyata tidak selalu berujung pada masalah finansial. Namun lebih pada upaya pendampingan pada saat pembangunan bangunan-bangunan publik nonengineered yang dikerjakan secara swadaya masyarakat. Pendampingan ini idealnya dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama praktisi dan akademisi sebagai bentuk pemberdayaan terhadap pemahaman tentang struktur bangunan pada pekerja bangunan lokal. 2. Pemasalahan yang diidentifikasi dalam kasus ini adalah stuktur pondasi pelat setempat 125x125 cm tidak mampu menahan kombinasi beban hidup dan beban mati. Sehingga struktur kubah beton mengalami lendutan pasca pembongkaran perancah akibat terjadinya beda penurunan pondasi dan dimensi elemen struktur yang tidak proporsional. 3. Upaya perkuatan telah dilakukan pada awal tahun 2007 dengan penambahan luasan pondasi, grouting semen, penambahan dimensi sloof dan kolom serta perkuatan pada balok dak beton. DAFTAR PUSTAKA Boen,T., 2007, Engineering Non-Engineered Buildings, from Non-Engineered to 3D Non-Linear Analysis, Performance Based Design, Seminar dan Pameran Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) 2007, Jakarta Wahyudi, M., 2007, Hasil Penyelidikan Tanah dengan Alat Sondir pada Lokasi Masjid Darussalam Kalinyamatan Jepara, Laboratorium Mekanika Tanah Program D3 FT UNDIP. S - 302