Pokok Bahasan V RANCANG BANGUN BIOREAKTOR

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan bioproses. By: KUSNADI,MSI.

TIN 330 (2 3) DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN 2010

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

PROSES FERMENTASI. Iman Rusmana. Departemen Biologi FMIPA IPB

Rekayasa Bioproses. Pertemuan Ke-2. Prinsip Bioreaktor & Sistem Batch

TEKNOLOGI FERMENTASI ED. 2

TEKNOLOGI FERMENTASI DAN ENZIM

BIOTEKNOLOGI DASAR Program studi BIoteknologi. By Seprianto S.Pi, M.Si

Materi Kuliah X BIOINDUSTRI

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

Inokulum adalah bahan padat/cair yang mengandung mikrobia/spora/enzim yang ditambahkan kedalam substrat/media fermentasi

MIKROBIOLOGI INDUSTRI (BlO 423)

Kuliah ke-1. Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011

Metodologi Penelitian

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium

Pokok Bahasan III PERTUMBUHAN MIKROBIA DALAM BIOREAKTOR

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

Rekayasa Bioproses. Pertemuan Ke-4 Dasar Perancangan Bioreaktor

Biofouling Pada Industri Bir. Kelompok 1

Rekayasa Bioproses. Deskripsi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Strategi Perancangan Bioreaktor: Pertemuan Ke-6 Dasar Perancangan Bioreaktor

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

BIOTEKNOLOGI FERMENTASI

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

BAB I PENDAHULUAN. seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan permukiman, perdagangan, perkantoran, perindustrian dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kuliah ke-4 STERILISASI DALAM FERMENTASI

5 SINTESIS OBAT SECARA BIOLOGI

Bioremediasi Lahan Terkontaminasi Minyak Bumi Dengan Menggunakan Bakteri Bacillus cereus Pada Slurry Bioreaktor

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

III METODE PENELITIAN

LOGO. Oleh : Nurlaili Humaidah ( ) Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Tri Widjaja M.Eng Dr.Ir. Tontowi Ismail, MS.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

3. METODE PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan parameter..., Nita Anggreani, FT UI, 2009

PENGGANDAAN SKALA BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menggandakan skala bioproses dengan menggunakan salah satu metoda

BAB I PENDAHULUAN. 1.3.Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa dapat menentukan pengaruh variabel laju alir gas terhadap hold up gas (ε).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK FERMENTASI (FER)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

BIOPROSES 3 SKS. By: KUSNADI,MSI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sekolah Pasca Sarjana IPB PS : Bioteknologi, Teknologi Industri Pertanian,Ilmu Pangan 2006

B T A CH C H R EAC EA T C OR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

VIII. PENGENDALIAN BIOPROSES. Kompetensi: Setelah kuliah mahasiswa dapat menetapkan kendali bioproses pada rancangan bioproses

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah :

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Fluidisasi adalah proses dimana benda partikel padatan

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN DAN SIMULASI BIOREAKTOR AIRLIFT UNTUK PRODUKSI VAKSIN

BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PROSES FERMENTASI. Iman rusmana Departemen Biologi FMIPA IPB

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB I PENDAHULUAN. gugus hidrofilik pada salah satu sisinya dan gugus hidrofobik pada sisi yang

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

I. PENDAHULUAN. pengembangannya, terutama untuk meningkatkan ekspor non migas. Selain itu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Transkripsi:

Pokok Bahasan V RANCANG BANGUN BIOREAKTOR Deskripsi singkat Bioreaktor (fermentor) merupakan bejana fermentasi aseptis untuk produksi senyawa oleh mikrobia melalui fermentasi. Kendala yang timbul adalah terjadinya kontaminasi selama proses fermentasi terutama bila sistemnya berkesinambungan (kontinyu). Bioreaktor dirancang untuk proses fermentasi secara anaerob dan aerob. Apakah sistem sekali unduh berkesinambungan atau nutrien terputus. Fungsi bioreaktor adalah untuk rnenghasilkan produk oleh mikrobia baik kultur murni atau campuran, yang dikendalikan menggunakan sistem komputer dalarn mengatur faktor lingkungan dan pertumbuhan serta kebutuhan nutriennya. Rancangan dan kontroksi bioreaktor perlu diperhatikan tentang bejana harus dapat dioperasikan dalam jangka waktu lama, serasi dan agitasi memadai untuk kelangsungan proses metabolik mikrobia, sistem kontrol suhu, ph dan penambahan nutrien, bejana harus dapat dicuci dan disterilisasi fasilitas sampling harus ada konsumsi tenaga serendah mungkin, bahan kontroksi rnurah dan evaporasi diusahakan tidak terlalu besar. Macam-macam bioreaktor ada empat yaitu: Bioreaktor tangki adukan (stirred tank bioreaktor), kolum gelembung (Bubble colum bioreaktor), dengan pancaran udara (Airlift bioreaktor) dan bioreaktor terkemas padat (Packed bed bioreaktor) Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu menyelesaikan fungsi bioreaktor dan rnengetahui bentuk dan macam bioreaktor serta operasi pengendaliannya. Suatu kebutuhan untuk melangsungkan dan pengembangan proses untuk produksi hasil fermentasi yang melibatkan mikrobia adalah bejana fermentasi yang aseptis, disebut FERMENTOR atau BIOREAKTOR. Apakah FERMENTOR atau BIOREAKTOR? Bejana untuk rnelaksanakan proses industry Ukuran bervariasi: 5-10 liter untuk skala laboratorium 10-500 liter untuk skala percobaan 50-400.000 liter untuk skala industri besar

Ukuran bioreaktor tergantung pada: Proses : sekali unduh, berkesinambungan, nutrien terputus. Bagaimana proses yang dioperasikan : pancaran ke bawah (down flow) atau pancaran ke atas (up flow) Produk yang diproduksi : No. Ukuran fermentor Produk 1. 1 20.000 Ensim diagnostic, substansi biologi 2. 40 80.000 Molekuler 3. 100 150.000 Ensim dan antibiotic Penisilin, antibiotika aminoglikosida, protease, amylase,transformasi steroid 4. Lebih dari 450.000 Asam amino Asam amino, asam glutamat Proses yang berlangsung selama produksi : proses aerobik, anaerobik. Proses kultur tungal atau kultur campuran Fungsi Dasar Fermentor atau Bioreaktor Suatu tempat yang menyediakan lingkungan yang tepat dan dapat dipantau untuk pertumbuhan dan aktivitas mikrobia atau kultur campuran tertentu untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Desain dan konstruksi bioreaktor harus memperhatikan beberapa hal: a. Bejana dapat dioperasikan dalam keadaan aseptis untuk jangka waktu lama. b. Aerasi dan agitasi cukup memadai untuk kelangsungan proses metabolik mikrobia. c. Konsumsi tenaga serendah mungkin. d. Sistim kontrol temperatur, ph harus ada. e. Fasilitas untuk sampling harus ada. f. Evaporasi diusahakan tidak terlalu besar. g. Bejana harus dapat dicuci, dbersihkan dan mudah dipelihara, mempunyai geometri yang sama baik untuk laboratoriurn maupun skala industri. h. Dikonstruksi dari bahan yang murah.

Karakteristik fermenter Fermentor anaerobik memerlukan alat khusus kecuali untuk menghilangkan panas. Fermentor aerobik memerlukan alat untuk mengaduk dan mernberikan aerasi cukup. Konstruksi fermentor aerobik Terbuat dari baja anti karat. Berupa silinder besar, tertutup di bagian atas atau bawah, dilengkapi pipa-pipa (Gambar 1). Bagian fermentor terpenting: sistem aerasi berperan dalam transfer oksigen dari bentuk gas ke bentuk cair. Karena oksigen itu tidak mudah larut dalam air, maka perlu agitasi atau pengadukan atau disebut impeller dan sparger (alat untuk memecah gelembung udara yang masuk melaiuinya) Process control and monitoring meliputi: Pantauan proses : untuk memantau aktivitas mikrobia dalam fermentasi seperti yang diinginkan. Kontrol : ph, temperatur, masa sel dan konsentrasi produk Kontrol komputer proses fermentasi untuk : Memperoleh data yang menunjukkan perubahan selama fermentasi. Mengendalikan faktor lingkungan yang harus selalu dipantau Peningkatan kinerja fermentor bioreaktor (Scale-up) Beberapa aspek mikrobiologi industri adalah perpindahan dari skala laboratorium ke skala industri. Prosedur ini disebut peningkatan proses (scale-up) Mengapa scale up itu sangat penting Karena aktivitas masing-masing mikrobia pada fermentor skala laboratorium itu sama Mengapa proses mikrobia berbeda antara skala industri dengan skala laboratorium? Mengapa pengetahuan scale up sangat esensial? Pengadukan dan oksigen Iebih mudah ditangani pada fermenter kecil. Kalau ukuran fermentor ditingkatkan, Maka perbandingan antara permukaan/volum berubah.

Bioreaktor besar maka volume meningkat, memberikan area permukaan yang meluas. Transfer lebih oksigen sukar terjadi. Hampir semua bioreaktor pada umumnya aerobik maka transfer oksigen yang efektif sangat diperlukan. Perlu media yang kaya sehingga terjadi peningkatan biomasa yang perlu oksigen lebih besar. Scale up proses industri merupakan tanggung jawab insinyur biokimia karena mereka ahli dalam transfer oksigen, dinamika cairan, pengadukan dan termodinamika, bekerja sama dengan ahii mikrobiologi industri untuk memastikan semua parameter yang diperlukan sehingga menghasilkan proses fermentasi berlangsung dengan baik. Ahli mikrobiologi industri sangat diperlukan dalam scale-up yaitu berperan untuk meningkatkan strain mikrobia yang tepat yang diaplikasikan pada proses skala besar. Transfer proses dari laboratorium ke bioreaktor skala industri, beberapa tahapan proses yang harus diperhatikan 1. Tahap percobaan di laboratorium : menunjukkan indikasi fermentasi menarik untuk diaplikasikan ke industri. 2. Percobaan tahap awal di laboratorium untuk optimasi pertumbuhan dan aktivitas mikrobia peningkatan proses, menggunakan fermentor gelas (1-5 liter). Percobaan di laboratoirurn, meliputi menguji berbagai macam media, temperatur, ph, dan sebagainya semurah mungkin (Gambar 1). a. Bioreaktor terkemas padat: di isi dengan bahan padatan yang dapat menjaring mikrobia masuk ke dalamnya. Medium dapat dipompakan melalui mikrobia dengan arah ke atas atau ke bawah (Gambar.2)

3. Tahap percobaan lapangan (pilot plant stage) biasanya menggunakan bioreaktor 300-3.000 liter. Pada tahap ini kondisi mendekati dengan skala industri. 4. Tahap komersial atau industri, menggunakan fermentor 10.000-400..000 liter

Aerasi dan agitasi Aerasi diperlukan untuk pengadaan oksigen yang cukup demi kelangsungan hidup mikrobia yang ditumbuhkan dalam medium cair (kultur tenggelam - submerged culture) Agitasi diperlukan untuk mencampur semua isi bioreaktor sehingga diperoleh kondisi homogen Tipe sistem aerasi dan agitasi sangat tipikal tergantung pada karakteristik proses fermentatif yang diinginkan. Aerasi dapat diadakan dengan mengalirkan udara steril melalui aerator, kemudian gelembung udara dibuat sekecil mungkin, sehingga memungkinkan terjadi oksigen udara masuk ke fase cair. Gelembung udara dapat diperkecil melalui alat yang porus disebut sparger. Agitasi selain berfungsi sebagai pengaduk (agitator) juga dapat berfungsi untuk memecah gelembung yang lewat di dalam medium. Agitator atau disebut impeller ini khususnya didesign khusus yang diperlukan untuk fermentor yang digunakan untuk menumbuhkan fungi atau aktinomisetes. Komponen utama struktur fermentor yang diperlukan aerasi dan agitasi: a. Agitator (impeller) b. Pengaduk c. Sistem aerator d. Saringan halus atau penyekat (baffle) Macam-macam reaktor 1. Bioreaktor tanki adukan (stirres tank bioreactor), udara disirkulasikan melalui medium yang diaduk dengan impeller. 2. Biorekator kolum gelembung (Bubble column bioreactor): udara dialirkan melalui sparger di dasar hejana. 3. Bioreaktor dengan pancaran udara (Airlift bioreactor): terdiri dari dua kolum yang dimasukkan ke dalam kolum yang lain. Udara dipaksa masuk melewati pipa sehingga udara dapat terpancar keatas dan medium ikut terbawa. 4. Bioreaktor terkemas padat: diisi dengan bahan padatan yang dapat menjaring mikrobia masuk kedalamnya. Medium dapat dipompakan melalui mikrobia dengan arah ke atas atau ke bawah (Gambar 2).

Latihan soal: 1. Mengapa bejana fermentasi disebut dengan fermenter atau bioreactor? 2. Jelaskan perbedaan fermentor aerob dan anaerob? 3. Sebutkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang fermentasi! 4. Apakah yang dimaksud dengan : a. Scale-up b. Agitasi c. aseptis