2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kita sering mendengar tentang sistem nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting keberadaanya.

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Masyarakat berasal dari sejumlah individu yang berdiam di suatu tempat tertentu dengan sistem nilai (value system) tertentu pula, mengatur pola-pola interaksi antar anggota masyarakat. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (2009, hlm. 118) yang menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Istilah masyarakat seringkali dikaitkan dengan konsep budaya, meskipun sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan yang jelas. Berkenaan dengan keterkaitan antara konsep masyarakat dengan konsep budaya Dayakisni Tri (2008, hlm. 9) menyatakan bahwa : Masyarakat adalah sebuah institusi sosial yang memiliki karakteristik struktur sosial yang jelas, tersusun atas anggota-anggota, diorganisir oleh administrator (pemerintahan), dan diatur oleh sekelompok peraturan atau sistem tertentu. Dalam suatu masyarakat, mereka menampilkan suatu gaya hidup tertentu yang kemudian dipahami sebagai budaya. Oleh karena itu, term masyarakat dianggap sangat dekat dengan term budaya. Perkembangan budaya Indonesia mengalami kenaikan bahkan penurunan. Indonesia memiliki banyak peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, akan tetapi akhir-akhir ini budaya Indonesia mengalami kemunduran sosialisasi dari generasi sebelumnya kepada generasi yang akan datang. Kini telah banyak yang melupakan budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, hal ini sangat berdampak tidak baik

bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknnya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern. Namun akhir-akhir ini Indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya Indonesia. Terbukti bahwa, masyarakat luar lebih mengenal budaya Indonesia dibandingkan masyarakat Indonesia. Ini terjadi karena adanya proses perubahan social, seperti akulturasi dan asimilasi. Akulturasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada. Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Dalam era globalisasi ini informasi dan teknologi dengan mudahnya masuk kedalam masyarakat Indonesia yang sarat dengan berbagai budaya. Globalisasi dapat memberikan dampak kemajuan dan modernisasi, namun banyak diantaranya juga memberikan dampak yang negatif bagi negara. Dengan mudahnya kita melupakan tradisi dan lebih merasa bangga dengan meniru budaya asing. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran. Dalam masyarakat sudah barang tentu norma-norma dan nilai kehidupan itu dipelajari melalui jalan pendidikan baik secara formal maupun non formal. Di samping itu pendidikan juga suatu bentuk sarana sosialisasi bagi warga masyarakat Indonesia, untuk mempelajari berbagai wawasan budaya bangsa diperlukan inventarisasi dan perekaman (dokumentasi) berbagai budaya bangsa seperti upacara tradisional yang tersebar di daerah-daerah serta di dukung oleh berbagai suku bangsa di Indonesia. Inventarisasi dan dokumentasi upacara-

upacara adat di daerah itu tidak hanya dimaksudkan sebagai pembakuan urutan dan isi upacara yang dilakukan oleh anggota masyarakat pendukung kebudayaan bersangkutan, akan tetapi dapat pula digunakan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat di luar suku bangsa yang bersangkutan (dalam bentuk publikasi) berbagai model-model upacara dengan segala pengertian dan pemahaman atas nilai-nilai serta gagasan vital yang terkandung di dalamnya. Budaya daerah memegang peranan penting bagi kelangsungan kebudayaan nasional. Oleh karena itu budaya daerah sudah seharusnya dipelihara dan dijaga agar tetap eksis dan terus dipelihara sepanjang waktu oleh masyarakat di Indonesia. Dengan mengangkat budaya daerah dan mempelajari secara mendalam, maka kebudayaan daerah tersebut dapat dikenali dan diteruskan kepada generasi berikutnya sehingga dapat menerapkan nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam setiap aspek kehidupan. Salah satu kebudayan tradisional yang terdapat di Indonesia adalah Upacara Seren Taun yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, dimana upacara ini adalah ungkapan rasa syukur dan do a masyarakat Sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Dilihat dari segi kebudayaan, upacara seren taun dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Cigugur, selain dari aspek sosial, budaya, juga ekonomi, tradisi ini dapat menguntungkan dari segi ekonomis, yakni dengan banyaknya wisatawan asing dan lokal yang datang mengunjungi upacara tersebut. Penelitian terdahulu telah dilakukam oleh saudara Pera Deniawati berupa skripsi yang berjudul Pluralisme Dalam Bingkai Budaya Lokal Untuk Meningkatkan Kerukunan Antar Umat Beragama (Studi Kasus di Kelurahan Cigugur Kabupaten Kuningan) dimana dalam penelitian yang dilakukannya dilaksanakan di tempat yang sama yaitu di Cigugur Kabupaten Kuningan, dan terdapat hal yang sama-sama terkait dengan Upacara Adat Seren Taun. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa pluralisme dalam bingkai budaya lokal secara umum mampu meningkatkan kerukunan antarumat beragama di Kelurahan Cigugur. Adanya toleransi, kerjasama, menghargai, menghormati yang tercermin

dalam upacara seren taun sebagai salah satu bentuk budaya lokal, telah mewujudkan pluralisme di Kelurahan Cigugur sehingga mampu meningkatkan kerukunan antar umat beragama. Namun pada dasarnya banyak masyarakat yang kurang mengetahui nilainilai sosial yang diambil dari berbagai rangkaian yang dilakukan oleh tiap kegiatan yang dilakukan. Sebagai sebuah kepercayaan yang berkembang di masyarakat kala itu, norma dibentuk untuk membatasi tingkah laku manusia untuk berbuat positif dan menjauhi segala hal yang merugikan masing-masing individu. Mungkin karena saat ini sudah tidak bisa kita lihat antara kepercayaan dan tradisi, masyarakat mulai meninggalkan tradisi yang dianggap kuno dan sekedar mematuhi norma-norma di lingkungannya saja tanpa memahami nilai sosialnya. Begitu halnya dengan upacara adat seren taun mengalami pasang surut seperti diberitakan Harian Kompas pada tanggal 30 Juli 1989, yang memuat berita tentang Seren Taun dengan judul : Gugurnya Seren Taun di Cigugur Antara Birokrasi dan Sadar Wisata. Tulisan yang dibuat wartawan senior Kompas, Rikard Bagun ini sebagai respon atas pembekuan pagelaran Upacara Seren Taun sejak tahun 1982. Selama 17 tahun acara ini dibekukan dan baru digelar kembali tahun 1999. Jika terus seperti ini bukan tidak mungkin kita akan kehilangan kebudayaan dan tradisi masyarakat yang telah dilakukan setiap tahunnya. Tradisi yang telah lama melekat pada kepercayaan ini bisa saja punah kelak. Generasi muda yang kini berfikir realistis dan tidak percaya kepada hal-hal yang mistis dan lebih senang gaya hidup modern. Akan lebih baik jika kita memahami segala budaya yang diwariskan nenek moyang kita, agar dapat menyaring kebudayaan asing yang semakin menjarah prilaku kita. Kita bisa mengadopsi budaya dari luar negeri, namun hendaknya yang sesuai dengan karakteristik budaya bangsa kita. Karena dengan dasar budaya Indonesia yang luhur dan bernilai tinggi kita bisa menjadi bangsa yang modern namun santun dan berbudaya. Hal ini tentunya masih berpegang teguh kepada kepercayaan yang kita anut. POLA Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengangkat judul : PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM

UPACARA ADAT SEREN TAUN : (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan) B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui dalam proses pewarisan nilai-nilai sosial budaya yang terjadi di masyarakat Cigugur dalam Upacara Adat Seren Taun sebagai berikut : 1. Pasang surut yang pernah terjadi dalam upacara adat seren taun pada tanggal 30 Juli 1989, harian Kompas memuat berita tentang Seren Taun dengan judul : Gugurnya Seren Taun di Cigugur Antara Birokrasi dan Sadar Wisata. Tulisan yang dibuat wartawan senior Kompas, Rikard Bagun ini sebagai respon atas pembekuan pagelaran Upacara Seren Taun sejak tahun 1982. Hal tersebut harus dihindari karena pada zaman sekarang yang mulai dimasuki oleh era globalisasi yang semakin maju. 2. Budaya daerah memegang peranan penting bagi kelangsungan kebudayaan nasional. Oleh karena itu budaya daerah sudah seharusnya dipelihara dan dijaga agar tetap eksis dan terus berjalan sepanjang waktu pada masyarakat di Indonesia. Dengan mengangkat budaya daerah dan mempelajari secara mendalam, maka kebudayaan daerah tersebut dapat dikenali dan diteruskan kepada generasi berikutnya serta dapat menerapkan nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam setiap aspek kehidupan. C. Rumusan Masalah Penelitian Dari identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas sebagai kajian dalam skripsi ini. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah Bagaimana mewariskan nilai-nilai sosial budaya dalam Upacara Adat Seren Taun di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan kepada generasi-generasi selanjutnya?. Untuk membatasi ruang lingkup penelitian maka peneliti terfokus membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Nilai-nilai sosial dan budaya apa saja yang terkandung dalam Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan? 2. Bagaimana perkembangan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan? 3. Bagaimana proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan? 4. Bagaimana proses pewarisan nilai budaya dalam Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan kepada generasi selanjutnya? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan kepada rumusan masalah yang ditemukan di atas maka tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana proses penanaman nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung Upacara Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan sehingga dapat diteruskan kepada generasi berikutnya, serta mendukung kemungkinan kemanfaatan upacara tradisional seren taun dalam rangka mewariskan nilai-nilai sosial budaya anggota masyarakat Cigugur pada umumnya. 2. Tujuan Khusus Berdasarkan tujuan penelitian secara umum di atas penelitian ini mempunyai tujuan khusus yaitu sebagai berikut : a) Mengetahui nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung Upacara Adat Seren Taun. b) Mengetahui perkembangan yang terjadi setiap tahunnya dalam memelihara dan mempertahankan Upacara Adat Seren Taun. c) Menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan. d) Menjelaskan proses pewarisan nilai-nilai sosial dan budaya yang dilakukan kepada masyarakat generasi berikutnya di Cigugur.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis pada penelitian adalah sebagai suatu cara untuk menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan mengenai nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dalam upacara adat Seren Taun di Cigugur baik bagi peneliti atau berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung maupun tidak langsung. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian pada dasarnya dapat diperoleh setelah melalui kegiatan penelitian, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut : a. Memberikan gambaran mengenai Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan. b. Memberikan informasi maupun sumbangan pemikiran bagi pihak lain untuk mengkaji lebih lanjut mengenai Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan. c. Penelitian diharapkan dapat mendokumentasikan adat seren taun di Cigugur yang semakin tergeser oleh kebudayaan modern. d. Peneliti diharapkan dapat mengetahui bagaimana pola pewarisan nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam upacara adat seren taun. F. Struktur Organisasi Skripsi Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, pada bab ini, penulisan berusaha untuk memaparkan dan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah yang menjadi beberapa permasalahan penelitian di lapangan, guna memfokuskan kajian penelitian sesuai dengan permasalahan utama, tujuan penelitian dari penelitian yang dilakukan, serta manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini akan dijabarkan mengenai literatur yang dipergunakan yang dapat mendukung dalam penulisan terhadap permasalahan

yang dikaji. Pada bagian bab kedua, berisi mengenai suatu pengarahan dan penjelasan mengenai topik permasalahan yang penulis teliti dengan mengacu pada suatu tinjauan pustaka melalui suatu metode studi kepustakaan, sehingga penulis mengharapkan tinjauan pustaka ini bisa menjadi bahan acuan dalam penelitian yang penulis lakukan serta dapat memperjelas isi pembahasan yang kami uraikan berdasarkan data-data temuan di lapangan. Bab III Metode Penelitian, pada bab ini dijelaskan mengenai langkahlangkah penelitian yang akan dilakukan terkait dengan penulisan skripsi ini. Dimana dalam metode penelitian ini mencakup lokasi, subjek, instrumen, hingga teknik pengumpulan data. Semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir harus diuraikan secara rinci dalam bab ini. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data yang diperoleh. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini dipaparkan mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang telah diteliti oleh peneliti. Di dalamnya berisi keterangan-keterangan dari data-data temuan di lapangan. Datadata temuan tersebut penulis paparkan secara deskriptif untuk memperjelas maksud yang terkandung dalam data-data temuan tersebut, khususnya baik bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca. BAB V Simpulan dan Saran, bab terakhir ini berisi suatu kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya dan hasil analisis yang penulis lakukan merupakan kesimpulan secara menyeluruh yang menggambarkan bagaimana pewarisan nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dalam Upacara Adat Seren Taun di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan berdasarkan rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini.